Contoh Bahan Ajar Biologi
Contoh Bahan Ajar Biologi
PENDIDIKAN BIOLOGI
BAHAN AJAR
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
HEWAN VERTEBRATA
Oleh: Sukiya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA I
PENGANTAR ...................................................................
DAFTAR iii
GAMBAR .....................................................................
PENDAHULUAN ..................................................................... 1
...
BAB 1. SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN
A. Habitat dan Sistem Pencernaan 3
Ikan ..................... 6
B. Sistem Pencernaan pada Ikan Tombro (Ciprinus carpio). 9
C. Soal untuk
Latihan ...................................................
BAB 2. SISTEM PENCERNAAN PADA AMPHIBIA
A. Habitat dan Sistem Pencernaan 10
Amphibia ..............
B. Sistem Pencernaan pada Katak Sawah (Rana 11
cancrifora) .............................................................. 15
..
C. Soal untuk
Latihan ...................................................
BAB 3. SISTEM PENCERNAAN PADA REPTILIA
A. Habitat dan Sistem Pencernaan 17
Reptilia .................. 21
B. Sistem Pencernaan pada Kadal (Mabouya multifasciata) 24
C. Soal untuk
Latihan ...................................................
BAB 4. SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA AVES
A. Habitat dan Sistem Pencernaan Aves 25
B. Sistem Pencernaan pada Burung Merpati (Columba 33
livia) 37
C. Soal untuk Latihan
BAB 5. SISTEM PENCERNAAN PADA MAMMALIA
A. Habitat dan Sistem Pencernaan 38
Mammalia ............. 46
B. Sistem Pencernaan pada Marmut (Cavia cobaya) ........ 51
C. Soal untuk
Latihan ....................................................
DAFTAR 52
PUSTAKA ....................................................................
----- 0 -----
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ikan remora atau suckerfishes (Remilegia australis,
familia Echeneidae), panjang tubuh mencapai 53 5
cm .....
Gambar 2. Struktur tubuh ikan tombro, ditunjukkan alat-alat tubuh
bagian dalam (alat visceral) meliputi sistem pencernaan,
sistem respira-si, sistem sirkulasi, sistem urogenitalis,
otot, vertebra dan duri 8
sirip ..........................................
Gambar 3. Mulut katak yang sedang terbuka dan bagian-bagian 11
penyusunnya ..............................................................
..
Gambar 4. Topografi alat-alat visceral pada katak sawah,
ditunjukkan posisi organ-organ penyusun sistem
pencernaan makanan terhadap organ 12
lain ...................
Gambar 5. Seekor katak yang sedang menjulurkan lidah untuk
menangkap 13
mangsa...........................................................
Gambar 6. Organ penyusun sistem pencernaan pada katak sawah 14
PENDAHULUAN
1
2
Setelah mempelajari bahan ajar ini mahasiswa PPG Biologi diharapkan:
1. memahami cara mencari makan dari berbagai hewan Vertebrata yang
berkaitan dengan habitat hidupnya masing-masing.
2. memahami berbagai adaptasi struktur organ pencernaan makanan dan
adaptasi perilaku makan dari hewan Vertebrata.
3. dapat menyebutkan secara urut organ penyusun sistem pencernaan
makanan pada hewan Vertebrata tertunjuk dari masing-masing kelas,
mulai dari bagian anterior sampai posterior.
4. dapat menyusun tabel yang menunjukkan persamaan dan perbedaan
struktur organ penyusun sistem pencernaan makanan pada hewan
Vertebrata.
5. dapat menjelaskan mengapa berbeda perilaku makan antara hewan
Vertebrata yang bersifat ektotermik dan endotermik.
6. dapat menunjukkan ciri utama organ penyusun sistem pencernaan
makanan untuk masing-masing kelas dari hewan Vertebrata.
7. dapat menggambarkan struktur organ dari sistem pencernaan
makanan ikan tombro, katak sawah, kadal, merpati, dan marmut
secara proporsional.
8. dapat menjelaskan fungsi masing-masing organ dari sistem
pencernaan makanan pada hewan Vertebrata tertunjuk.
----- 0 -----
BAB 1. SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN
3
4
Gigi seperti lempengan berbentuk kerucut ini berguna untuk menghancurkan
molusca dan organisme bercangkang yang hidup di dasar laut. Lempengan
analog juga ditemukan pada Dipnoi. Letak gigi pada ikan yang lebih maju agak
ke arah palatum dan ke arah farink.
Oleh sebab ikan hidup di air maka tidak memerlukan banyak kelenjar di
mulut untuk membasahi makanannya, namun masih ada beberapa kelenjar
lendir (mukosa). Esofagus ikan biasanya sangat pendek. Usus Elasmobranchii,
dibedakan menjadi usus besar dan usus kecil, ditandai adanya katup spiral
untuk mempertinggi absorpsi. Permukaan ini akan hilang bila permukaan
absorpsi dinaikkan dengan cara pemanjangan usus.
Ikan oleh karena hidup di perairan, perkembangan kemoreseptor sangat
baik untuk mendeteksi rasa dan bau. Lokasi organ perasa pada ikan boleh jadi
tidak hanya terletak di kepala atau di mulut, mungkin diperluas di beberapa
bagian permukaan tubuh termasuk juga di bagian sirip.
Sebagian besar ikan, organ olfaktori (pencium) berupa sepasang lubang
bergaris dengan lipatan berupa epitel sensori. Organ olfaktori pada Dipnoi
serupa dengan Vertebrata tinggi, mempunyai saluran nasal yang terbuka yang
dinamakan choanae masuk ke dalam farink, saluran nasal ini terbuka pada
bagian internal maupun eksternalnya dan di lapisi epitel olfaktori berupa lipatan
epitel berlekuk-lekuk. Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran,
produknya langsung masuk ke dalam sistem peredaran darah. Produk tersebut
disebut hormon, yang merupakan regulator kimia tubuh. Fungsi pokoknya
adalah sebagai agen katalis dengan cara merangsang kelenjar lain, mengatur
pertumbuhan, mengontrol metabolisme dan menjaga keseimbangan kimiawi
tubuh, tanpa mengalami perubahan pada kelenjar itu sendiri.
Sebagian besar kelenjar yang ada pada hewan Mammalia, ditemukan
pada ikan kecuali kelenjar paratiroid (berperan dalam mengatur metabolisme
kalsium pada Vertebrata yang lebih tinggi). Pankreas berupa kelenjar bersaluran
(eksokrin) dan tidak bersaluran (endokrin). Pankreas tidak ditemukan pada
Cyclostomata, tetapi ditemukan pada ikan tulang rawan dan tulang keras serta
memiliki pulau Langerhan yang berfungsi untuk memproduksi insulin.
5
Kelenjar adrenalin ikan berbeda dengan Vertebrata lain yang lebih tinggi,
karena pada kelenjar ini korteks dan medulla bersatu sedangkan pada
Mammalia terpisah satu sama lain.
Modifikasi sirip ditemukan pada ikan remora atau suckerfishes (Remilegia
australis, familia Echeneidae). Spina sirip dorsal bagian anterior ikan ini, terbagi
dua berjajar horisontal membentuk lipatan transversal (dengan garis melintang)
sebagai cakram pengisap di atas kepala (Gambar 1).
6
Ditemukan ada beberapa jenis ikan yang beracun. Ahli ichthyosarcotoxism
(penjinak racun ikan) berpendapat bahwa apabila ada jenis ikan tertentu
menjadi beracun bahwa sifat demikian itu diperoleh dari makanannya. Mungkin
juga sumber racun tersebut adalah berasal dari tumbuhan air yang dimakan.
7
Saluran pencernaan ikan tombro (Gambar 2) dibangun oleh mulut dan
kelenjar-kelenjar yang bermuara padanya, farink, esofagus, lambung, usus, dan
berakhir pada kloaka. Mulut ikan tombro dibatasi oleh rahang atas (maksila) dan
rahang bawah (mandibula) yang padanya terdapat gigi-gigi kecil runcing dan
seragam. Di dasar mulut terdapat lidah yang pendek dan tidak dapat
digerakkan.
Lidah ikan tidak homolog dengan lidah pada Vertebrata lain. Lidah ini
merupakan lipatan dari lapisan dasar mulut, sehingga tidak memiliki fungsi
sebagai organ pengecap ataupun tidak sebagai alat bantu dalam menelan
makanan. Kelenjar-kelenjar yang bermuara pada rongga mulut hanya berupa
kelenjar-kelenjar lendir dan tidak mengandung enzim pencernaan. Kelenjar
lendir pada hewan Vertebrata yang lebih tinggi derajadnya yaitu dari Kelas
Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia, menghasilkan lendir yang
mengandung enzim pencernaan.
Farink merupakan pangkal dari esofagus yang terletak pada ujung bagian
arah proksimal dari rongga mulut. Esofagus dari ikan tombro sangat pendek.
Ada saluran halus yang keluar dari esofagus ini, dan saluran tersebut menuju
ke gelembung udara (saccus pneumaticus).
Lambung merupakan kelanjutan dari esofagus yang membesar. Usus
merupakan kelanjutan dari lambung yang di bagian luarnya diliputi oleh kelenjar
pencernaan, dan usus ini berakhir sebagai kloaka. Disebut kloaka oleh karena
lubang akhir ini tidak hanya berperan sebagai lubang pelepasan sisa makanan
(porus digestivus), tetapi juga berperan sebagai lubang pelepasan kencing
(porus ekskretorius) dan lubang pelepasan sperma atau telur (porus genitalis).
Kelenjar pencernaan pada ikan tombro hanya satu yang disebut kelenjar
hepatopankreas dibangun oleh sel-sel kelenjar hati dan sel-sel kelenjar
pankreas yang sudah membaur, tampak meliputi hampir di semua bagian usus.
Saluran pelepasan dari kelenjar hepatopankreas ini sangat halus seperti
benang, terdapat berderet sepanjang usus bagian anterior, disebut saluran
hepatopankreas. Kandung empedu (vesica felea) merupakan bagian dari organ
pencernaan pada ikan tombro, berupa kantung yang berfungsi sebagai
tempat
Gambar 2. Struktur tubuh ikan tombro, ditunjukkan alat-alat tubuh bagian dalam (alat visceral) meliputi sistem pencernaan,
sistem respirasi, sistem sirkulsi, sistem urogenitalis, otot, vertebra dan duri sirip
9
menyimpan getah empedu yang dihasil kerja dari sel-sel hati dan dari sel-sel
kelenjar hepatopankreas. Saluran pelepasannya disebut buluh empedu (duktus
koledokus) yang bermuara pada usus bagian anterior.Limpa (lien) bukan
merupakan bagian dari sistem pencernaan, berbentuk gepeng, dan berwarna
merah tua, letaknya agak tertutup oleh kelenjar hepatopankreas. Limpa adalah
organ yang berfungsi dalam perombakan sel-sel darah merah yang sudah tua
dan rusak, jadi membantu kerja hepatopankreas.
Sebagian besar Amphibia terdiri atas katak dan kodok. Katak digunakan
sebagai terminologi untuk genus Rana (katak air), sedangkan kodok untuk
terminologi dari genus Bufo (katak darat). Terminologi “amphibia” diterapkan
pada anggota kelas ini karena sebagian besar hewan Amphibia menghabiskan
tahap awal siklus kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva berupa
kecebong yang bernafas dengan insang luar kemudian larva mengalami
metamorfosis menjadi anak katak dan umumnya hidup di darat dengan alat
pernafasan berupa paru-paru. Kehidupan demikian ini tidak mutlak untuk
semua Amphibia, sebab ada beberapa yang tidak pernah meninggalkan air
selama hidupnya, dan ada yang tidak pernah masuk ke dalam air pada tahap
tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga Salamander yang tidak punya paru-
paru sampai dewasa dan bernafas dengan insang luar.
Katak air butuh sedikit kelenjar oral, karena makanan mereka berada di air
sehingga tidak memerlukan banyak kelenjar mukus di mulut. Kelenjar-kelenjar
ini banyak terdapat pada katak (frog) dan kodok (toad) darat, khususnya pada
lidahnya, yang digunakan untuk menangkap mangsa. Gigi ada pada
premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental. Ada
beberapa Amphibia yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang
bawah mereduksi.
Amphibia darat juga memiliki kelenjar intermaksilaris pada dinding
mulutnya. Ada beberapa Amphibia yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi
sebagian besar mempunyai lidah yang dapat dijulurkan ke luar (protrusible
tongue), serta pada katak dan kodok lidah digulung ke belakang bila tidak
digunakan. Esofagus pendek dapat dibedakan dari lambung. Usus
menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil
dan tidak dibedakan antara usus halus dan usus besar, pada katak dan kodok
terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka ke kloaka.
10
11
Gambar 3. Mulut katak yang sedang terbuka dan bagian-bagian penyusunnya
Rongga mulut pada katak sawah apabila dikuakkan akan tampak bagian-
bagian sebagai berikut (Gambar 3). Lidah katak berlekuk atau bercabang di
ujungnya dan berpangkal di ujung rahang bawah. Lidah katak sawah dalam
kondisi biasa dan tidak sedang digunakan dilipat ke arah proksimal (Gambar 5).
Rahang atas bergigi, dan terdapat pula gigi kerucut (gigi vomer, yang akan
terasa bergerigi jika diraba dengan ujung jari), yang digunakan unruk
mencengkeram mangsa sedangkan rahang bawah tidak bergerigi.. Ujung
rongga mulut di arah posterior disebut farink, dan pada farink tersebut terdapat
lubang esophagus sebagai jalan untuk memasukkan makanan ke dalam
esophagus yang pendek menuju ke lambung.
12
Gambar 4. Topografi alat-alat visceral pada katak sawah, ditunjukkan posisi letak organ-
organ penyusun sistem pencernaan makanan terhadap organ lain
13
Pembedahan untuk mengamati organ penyusun sistem pencernaan
makanan katak, dimulai dengan menggunting kulit di antara kedua lipat paha,
ke arah kranial menyusur garis tengah tubuh bagian ventral sampai di tengah
mandibula.
Gambar 5. Seekor katak yang sedang menjulurkan lidah untuk menangkap mangsa
14
Jaringan ikat dan jaringan otot yang terdapat di antara kulit dan otot di
daerah sternum, lipat paha, dan bagian lateral tubuh digunting juga, hingga
rongga tubuh terbuka. Segera setelah terbuka akan dapat diamati organ
visceralnya (Gambar 4).
15
Lambung katak sawah berdinding tebal, berwarna putih, terletak di rongga
perut sebelah kiri. Pilorus merupakan daerah penyempitan di ujung kaudal
lambung. Pilorus ini dapat melebar ataupun menyempit sesuai dengan keadaan
asam-basa dari cairan yang terdapat dalam lambung, serta adanya perbedaan
tekanan antara lambung dan usus.
Usus halus katak sawah walaupun dapat dibedakan menjadi duodenum
(usus duabelas jari), yeyenum, dan ileum, akan tetapi batas pasti antara
ketiganya sulit dikenali. Rektum atau usus besar merupakan muara dari ileum,
dan berakhir sebagai kloaka (Gambar 6).
Hati yang menghasilkan cairan empedu, dan cairan ini dialirkan lewat
saluran hepatikus ditampung di kandung empedu. Cairan empedu keluar dari
kandung empedu lewat saluran sistikus dan saluran koledokus yang bermuara
pada duodenum. Letak pankreas meliputi (menutupi) saluran koledokus,
mempunyai saluran pelepasan yang disebut saluran pankreatikus, dan saluran
ini bermuara pada saluran koledokus. Enzim-enzim yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas adalah lipase, amilase, dan enterokinase. Limpa tidak
termasuk dalam sistem pencernaan, berbentuk bulat kecil, berwarna merah,
terletak di dekat rektum, dan terikat oleh mesenterium (jaringan penggantung
usus).
16
5. Buatlah tabel tentang perbedaan antara sistem pencernaan makanan
pada katak sawah (Rana cancrivora) dan ikan tombro (Cyprinus carpio).
6. Sebutkan secara urut perjalanan getah empedu dari hati, dan enzim-enzim
pencernaan yang dihasilkan pankreas, sampai ke duodenum.
7. Limpa adalah satu di antara organ visceral pada katak, tetapi tidak
termasuk dalam sistem pencernaan makanan. Jelaskan mengapa
demikian?
8. Jelaskan mengapa kelenjar oral pada katak sawak relatif sedikit jika
dibandingkan dengan sebangsanya yang hidup di darat?
----- 0 -----
Anggota Reptilia hanya ditemukan pada bagian bumi yang hangat, karena
hewan ini tidak memiliki mekanisme pengaturan panas tubuh atau tidak memliki
termoregulator. Sebagai makhluk ektoterm, maka Reptila lebih banyak
tergantung pada lingkungan eksternal untuk menjaga panas tubuhnya, oleh
karena itu hewan ini tidak mampu hidup pada lingkungan yang temperaturnya
rendah. Selama beraktivitas, Reptilia mampu mengatur temperatur tubuhnya
dengan menggunakan radiasi sinar matahari dan radiasi panas dari tanah
dengan cara mengendalikan periode penempatan dirinya pada beberapa
sumber panas tersebut, sehingga temperatur tubuh dapat dijaga secara
konstan. Reptilia telah kehilangan spesialisasinya untuk hidup di perairan, di
antaranya insang, pasangan organ lateral dan kelenjar mukosa eksternal.
Perkembangan awal dari palatum sekunder, dari nares internal ke bagian
belakang rongga mulut melintas di sepanjang garis nasal ditemukan pada kura-
kura dan sebangsanya. Palatum sekunder berkembang baik pada buaya.
Rahang atas dan bawah pada ular dan kadal dapat bergerak dengan baik,
karena ada engsel yang dilengkapi dengan ligamentum. Ligamentum adalah
jaringan ikat yang berfungsi untuk menghubungkan tulang satu dengan tulang
lainnya. Ligamentum ini merupakan penyambung kedua rahang (rahang atas
dan bawah), sedangkan rahang bawah kanan dan rahang bawah kiri juga
dihubungkan oleh ligamentum elastis. Oleh karena itu rahang ular mampu
bergerak kuadratik dan memungkinkan menelan mangsa yang relatif lebih besar
dari ukuran kepalanya. Kemampuan ular untuk menelan mangsa lebih besar ini
juga dibantu oleh karena tidak adanya tulang dada (stermum). Gigi pada kura-
kura tidak ada tetapi digantikan oleh lembaran bertanduk. Gigi Reptilia terdapat
pada bagian premaksila dan maksila. Gigi tersusun atas bagian palatin, vomer
dan pterigoid. Sistem pencernaan pada Reptilia disesuaikan dengan kebiasaan
makan. Reptilia umumnya herbivora, hanya sedikit yang karnivora.
17
18
Reptilia karnivor kecil makanan pokoknya serangga dan avertebrata lain,
sedangkan karnivora yang lebih besar mangsa pokoknya adalah vertebrata lain
mulai dari ikan sampai Mammalia. Reptilia darat umumnya mempunyai kelenjar
pencernaan di mulut yang berkembang baik. Hal ini dihubungkan dengan
keperluan untuk pelumasan makanan yang kering agar mengurangi gesekan
saat ditelan. Kelenjar-kelenjar ini antara lain di daerah fasial, lingual dan
sublingual. Kelenjar racun pada Reptilia berasal dari beberapa kelenjar mulut
tersebut, dan kelenjar racun pada kadal beracun merupakan modifikasi dari
kelenjar sublingual.
19
Lidah kadal dan ular berkembang baik. Lidah dapat dijulurkan untuk
menangkap mangsa, ujungnya dipertebal dan lengket sehingga mangsa dapat
menempel. Ujung lidah ular bercabang dan dapat dijulurkan, berfungsi sebagai
alat untuk menyalurkan rangsangan kimia dari lingkungan luar. Lidah kura-kura
dan buaya tidak dapat dijulurkan.
Esofagus mudah dibedakan dengan ventrikulus. Ventrikulus buaya serupa
dengan burung dan sebagian darinya membentuk bangunan seperti empedal
yang dilapisi otot yang kuat (Gambar 7). Usus halus umumnya bergelung-
gelung untuk memperbesar permukaan penyerapan. Sekum terletak pada titik
persimpangan antara usus halus dan usus besar, tetapi tidak semua reptil
memiliki.
Kajian terbaru telah menunjukkan bahwa sejumlah Reptilia mempunyai
kelenjar ekskresi garam di kepala, berfungsi untuk mengeliminasi garam lebih
cepat. Ekskresi garam disalurkan menuju rongga hidung. Kelenjar-kelenjar ini
sangat berkembang pada Iguana laut Galaphagos (Amblyrhyncus cristatus),
yang hidup bergantung pada alga laut. Setelah makan, hewan ini ke pantai
untuk istirahat di atas karang. Garam yang terbawa saat makan, secara berkala
dikeluarkan lewat hidung berbentuk uap selama hewan bernafas. Kadal padang
pasir (Dipsosaurus dorsalis) mengurangi kadar garam darah serupa dengan
Iguana laut akibat dari urin yang sangat pekat. Kehidupan di gurun berkaitan
dengan efisiensi pemanfaatan air, maka air pada urin diserap kembali.
Reabsorbsi air ini terjadi di kloaka.
Kuncup perasa pada kebanyakan Reptilia hanya sebatas di daerah
faringeal disebut organ Jacobson, terletak di antara lintasan nasal. Organ
Jacobson ini mencapai pengembangan sempurna pada ular dan kadal.
Gigi sama sekali tidak ada pada kura-kura dan penyu, tetapi diganti
dengan lapisan tanduk baik di rahang atas maupun bawah seperti layaknya
paruh burung. Reptilia kelompok lain umumnya mempunyai gigi dan
berkembang baik. Gigi segera diganti jika tanggal. Gigi-gigi Crocodilia agak
seragam, berbentuk kerucut, kelengkapan giginya mengarah pada gigi tipe
thecodont.
20
Sebagian besar kadal memiliki gigi seragam atau homodont (Gambar 8).
Ada (sedikit) Reptilia yang memiliki gigi seri, taring dan geraham, sehingga
pertumbuhan gigi ini mengarah ke tipe heterodont. Sebagian kecil kadal
memiliki gigi yang tumbuh pada langit-langit mulut, tetapi umunya melekat pada
rahang. Ada tipe gigi yang hanya melekat pada rahang sehingga tidak terletak
pada lubang rahang, disebut tipe acrodont. Tipe gigi pleurodont yaitu gigi
berada dan melekat pada sisi dalam rahang. Gigi bawah pada genus
Holoderma (kadal berbisa) adalah pleurodont. Racun yang disekresikan oleh
kelenjar labial pada rahang bawah Holoderma tidak melewati lubang taring
tetapi mengalir melalui luka akibat tusukan gigi.
21
Taring ular berbisa opistoglifi adalah gigi bisa yang terletak pada rahang
atas bagian posterior, sedangkan gigi bisa yang terletak pada rahang atas
bagian anterior dan dapat dilipat (bisa digerakkan) karena ada engsel disebut
gigi solemoglifi. Gigi bisa pada ular kobra dan ular mamba taringnya terletak
pada rahang atas bagian anterior dan gigi bisa ini tidak dapat digerakkan
disebut tipe gigi taring proteroglifi.
22
Gambar 9. Topografi organ visceral pada kadal, menunjukkan posisi organ dari sistem
pencernaan terhadap organ lain
23
Gambar 10. Sistem pencernaan makanan pada kadal dari sisi ventral
Bagian saluran pencernaan kadal yang lain adalah usus halus yang
pendek tidak terlalu berbelit-belit, dan usus besar yang berfungsi sebagai
rektum yang bermuara pada kloaka. Usus buntu pada kadal sangat pendek
terletak di antara batas usus halus dan usus besar(Gambar 10).
Kelenjar pencernaan terdiri atas hati dan pankreas. Hati kadal terdiri atas
dua belahan (gelambir = lobus) kanan dan kiri berwarna coklat kemerahan,
sedangkan pankreas terletak di antara lambung dan duodenum berbentuk pipih
kekuningan.
24
Kandung empedu merupakan tempat untuk menampung empedu yang
dihasilkan oleh hati, terletak di antara kedua belah hati. Saluran empedu
bermuara pada usus halus bagian anterior. Limpa terletak di dekat pankreas,
merupakan organ hemopoietik (organ pembuat sel darah) dan juga merombak
sel-sel darah yang sudah tua atau rusak, berbentuk oval atau bulat.
28
Aksi kelenjar tersebut dirangsang oleh hormon prolaktin dari kelenjar pituitaria di
pangkal inferior otak (kelenjar ini berada pada kelenjar hipofisa), selama masa
reproduksi.
Gambar 12. Sistem pencernaan pada burung granivora
30
Burung hantu gudang mampu mengenali tikus dalam kegelapan total. Hal
ini menunjukkan bahwa pendengarannya sangat kuat. Suara-suara akan
terdengar dengan frekuensi berbeda untuk masing-masing telinga, tetapi
kepekaan terbesar adalah sepanjang garis visi. Ketika burung menggerakkan
kepalanya bermaksud untuk mendengar suara terkeras dari mangsa yang
bergerak, maka burung akan menghadap langsung ke arah mangsa
potensialnya.
Meskipun warna burung adalah genetis, namun dapat berubah oleh
faktor-faktor internal dan eksternal. Menurut ahli aviculturist, banyak spesies
burung memiliki bulu warna merah tetapi warna merah ini cenderung berganti
kuning setelah beberapa tahun di dalam kurungan. Bahkan jarang ditemukan
kutilang rumahan (Carpodacus mexicanus) dengan bulu-bulu kekuningan atau
oranye di kepala selain merah. Burung yang dikurung, perubahan ini dianggap
berasal dari makanan. Hormon juga berperan sangat penting dalam kendali
warna bulu. Oksidasi dan abrasi/gesekan merupakan faktor eksternal yang
berpengaruh pada perubahann warna bulu burung. Terutama karotin,
merupakan subyek pokok pemudaran sinar matahari, dan bulu-bulu yang
dimiliki selama setahun mungkin berbeda-beda warnanya.
Anggota Pelecaniformes misalnya pelikan dan sebangsanya, memiliki
kantung atau kantung gular di bawah dagu. Kantung ini digunakan untuk
menyimpan ikan sementara dan membantu dalam memproses penelanan.
Kantung ini juga berperan dalam pemberian makan burung muda dengan cara
memuntahkan makanan dari tembolok ke dalam kantung. Anggota kelompok
burung lain, kantung gular nampak lebih signifikan untuk menunjukkan jenis
kelamin. Selama musim bercumbu, burung jantan membusungkan kantung ini
hingga nampak seperti sebuah balon.
Tarsometatarsus pada burung hantu berbulu, sedangkan pada burung
elang tidak berbulu. Mayoritas pangkal kaki pada burung tidak berbulu,
tarsometatarsus tertutup sisik bertanduk, sisik tersebut imbricate (saling
menutup satu sama lain secara teratur). Jenis tarsometatarsus ini disebut
scultellate, dijumpai pada burung pipit dan kutilang.
31
Burung kelompok lain, misalnya murai, sisik penutup bertanduknya halus dan
tampak tidak terpisah-pisah, disebut kaki penendang.
Gambar 13. Berbagai bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makananya
33
memperluas permukaan kaki. Burung pelikan, 4 jarinya disatukan oleh jaringan
selaput hingga ujung jari, disebut kaki palmate.
Kaki pada burung heron memiliki 3 jari kaki yang disatukan dan hanya
sebagian jaringan selaput ini memanjang ke ujung-ujung jari, disebut
semipalate. Jari kaki burung grebes memiliki cuping jari datar dan lebar
berfungsi seperti jaringan selaput ketika berenang, demikian juga pada itik
penyelam memiliki struktur yang sama. Anggota familia burung belibis sisi-sisi
jari kakinya memiliki lingkaran pinggir disebut kaki pectinated.
Kuku kaki burung juga menunjukkan variasi fungsi dalam mencari makan.
Umumnya kuku cenderung tertekan secara lateral, melengkung dan runcing.
Bentuk kuku melengkung pada burung layang-layang lebih kentara dan
mungkin untuk menempel pada permukaan vertikal. Kuku burung elang dan
burung hantu berukuran lebih panjang karena digunakan untuk menangkap dan
menahan mangsa. Ada juga bentuk kuku burung yang hampir lurus bahkan
datar mirip pada manusia. Ada pula kelompok burung yang pada sisi bagian
dalam kuku jari tengah bergerigi tajam. Pectinasi atau kuku sisir ini ditemukan
pada heron, elang malam dan burung hantu gudang.
34
ketiak. Bagian dada yang sudah terpisah dikuak ke luar menjauhi tubuh,
selanjutnya bagian-bagian yang masih melekat dipotong hingga bagian dada
ini terlepas, dan akan segera tampak organ visceral termasuk sistem
pencernaan (Gambar 15).
Gambar 15. Topografi organ visceral pada merpati, menunjukkan posisi organ dari
sistem pencernaan terhadap organ lain
35
Mulut pada merpati mempunyai paruh yang dibangun dari zat tanduk.
Esofagus bagian anterior berbentuk saluran memanjang, sedangkan di bagian
pangkal leher melebar membentuk kantong yang disebut tembolok (ingluvies).
Baik untuk merpati jantan maupun betina, dinding tembolok sebelah
dalam bersifat sebagai kelenjar, dan epitel pembangunnya dapat
berdegenerasi. Sel-sel epitel yang terlepas tersebut bersifat seperti zat lemak,
dan jika sudah tercampur dengan zat-zat makanan yang sudah tercerna akan
membentuk substansi yang disebut susu merpati (pigeon milk).
Induk merpati pada saat menyuapi makan pada anak-anaknya yang
masih muda itu, bahwa susu merpati itulah yang disuapkan bersamaan dengan
makanan yang lain dari dalam tembolok induk. Esofagus posterior merupakan
kelanjutan dari tembolok dan bermuara pada lambung.
Lambung pada merpati terdiri atas dua bagian yaitu lambung kelenjar
(proventrikulus) dan lambung otot (ventrikulus = gizzard = empedal). Lambung
kelenjar pada dinding sebelah dalam banyak mengandung kelenjar yang
menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
Lambung otot berdinding tebal tersusun oleh jaringan otot yang kuat
berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanis. Pilorus merupakan daerah
penyempitan antara lambung otot dan duodenum (usus duabelas jari) yang
tampak membentuk huruf U, kemudian berlanjut ke yeyenum, dan ileum. Batas
antara yeyenum dan ileum tidak tampak terlalu jelas.
Akhir dari ileum, saluran pencernaan ini berbatasan langsung dengan
rektum, terdapat dua buah tonjolan bulat kecil yaitu usus buntu
(sekum=caecum) yang tidak baik pertumbuhannya. Rektum sebagai bagian
akhir dari usus yang bermuara pada bagian kloaka. Kelenjar pencernaan pada
merpati terdiri atas hati dan pankreas. Hati pada merpati ukurannya relatif
besar, padat, berwana merah tua, dan terdiri atas dua belahan yang tidak sama
besarnya.
Belahan hati sebelah kanan ukurannya lebih besar daripada yang kiri. Merpati
tidak memiliki kandung empedu, oleh karena itu empedu yang dihasilkan oleh
hati langsung dialirkan melalui dua buah saluran yang masing-masing bermuara
pada duodenum bagian anterior dan posterior.
36
Kelenjar yang lain adalah pankreas terletak pada lekukan duodenum, berwarna
kemerahan, menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang disalurkan melewati
tiga buah saluran pankreatikus ke duodenum bagian posterior.
Gambar 16. Organ penyusun sistem pencernaan pada merpati
37
38
39
Gambar 17. Bagian-bagian penyusun kepala marmut
Kadang-kadang gigi susu sangat spesifik misalnya pada kelelawar, gigi kecil ini
berkurva seperti membentuk kait yang digunakan untuk menempelkan diri pada
nipple induknya.
Gigi-gigi pada Mammalia dibagi dalam 4 kelompok mulai dari anterior ke
posterior rahang yaitu gigi seri (inisisivus = I), gigi taring (caninus = C), gigi
geraham depan (premolar = P)), dan gigi geraham belakang (molar = M).
Jumlah gigi-gigi tersebut berbeda-beda untuk setiap spesies, kecuali untuk gigi
taring tidak lebih dari 1 pada setiap sisi rahang. Untuk menunjukkan jumlah gigi
pada spesies tertentu, para ahli Mammalia sering menggunakan dentist formula
(rumus gigi) untuk identifikasi spesies. Misalnya rumus gigi untuk coyote (Canis
latrans) I3/3, C1/1, Pm4/4, M2/3 atau 21 gigi. Dengan cara menggandakan jumlah ini
dapat diketahui bahwa jumlah total gigi coyote tadi adalah 42 buah. Inisial-
inisial tersebut digunakan untuk mengindikasi tipe gigi yang ada.
40
Gigi seri terletak di bagian depan mulut, digunakan untuk memotong,
merenggut atau menggerogoti, dengan demikian gigi seri tersebut berkembang
baik pada binatang herbivora. Gigi seri pada sebagian besar herbivora rata
seperti mata pisau. Pada Cervidae dan Bovidae, gigi seri atas tidak ada,
fungsinya diambil alih oleh bibir dan lidah sehingga pemotongan vegetasi
dilakukan gigi seri bawah. Gigi seri atas ke2 pada gajah (Proboscidea)
berkembang menjadi gading yang besar. Hal semacam juga ditemukan pada
Mastodon dan Mammoth. Gigi seri umumnya 6 pasang, tetapi pada tikus
pengerat hanya 2 pasang dan mempunyai bentuk sangat khusus seperti pahat
dan tumbuh terus sepanjang hidup. Dengan demikian tikus pengerat
menggunakan gigi seri ini menjadi sangat penting untuk menjaga agar tidak
menjadi panjang. Lagomorpha berbeda dengan Rodentia karena pasangan
kedua gigi seri yang terletak di rahang atas sangat kecil.
Gigi taring tampak sangat berkembang pada Mammalia karnivora. Gigi ini
relatif lebar dan runcing. Gigi taring berguna untuk menangkap dan membunuh
mangsa serta menyobek daging. Gigi taring atas dari Walrus menjadi lebih lebar
membentuk taring (tusk) digunakan untuk menarik dirinya di atas es serta untuk
mengeluarkan kerang-kerangan dari dasar laut.
Gigi taring kelelawar insektivora menanjang sehingga cocok untuk
memangsa, tetapi gigi taring atas pada vampire mirip gigi seri seperti mata
pisau untuk menusuk-nusuk kulit korbannya. Gigi taring Artiodactyla ada yang
panjang seperti gading, misalnya pada babi hutan, tetapi tidak ada atau tidak
sempurna ditemukan pada rusa. Gigi taring tidak ditemukan pada Rodentia dan
Lagomorpha. Dua kelompok hewan ini di setiap sisi rahang terdapat diastema
yaitu jarak antara gigi seri dan gigi geraham.
Perbedaan bentuk gigi geraham depan dan geraham belakang pada
Mammalia tergantung pada tingkah laku atau kebiasaan makannya. Geraham
depan biasanya diawali oleh munculnya gigi yang rontok sedangkan geraham
belakang tidak. Geraham depan terkadang mirip bahkan sama bentuk dengan
geraham belakang, sehingga seringkali dianggap gigi geraham belakang.
41
Kemiripan bentuk gigi geraham yang demikian ini disebut molariform.
Adanya gigi seri, taring, geraham depan, dan geraham belakang (gigi
heterodont) adalah menjadi karakteristik gigi untuk hewan Mammalia, tetapi
seperti apa yang telah disampaikan sebelumnya ada Mammalia tertentu
kehilangan gigi tertentu.
Dolphin memiliki gigi homodont, sehingga gigi tampak seperti pasak pada
rahangnya. Fungsi gigi hilang pada paus baleen diganti tambalan panjang
dinamakan baleen. Masing-masing tambalan di pinggir sisi dalam itu, berfungsi
untuk penapis organisme planktonik dari air laut untuk makanan.
Kelenjar oral (mulut) khususnya berhubungan dengan sekresi atau
pengeluaran mukosa. Oleh karena umumnya Mammalia hidup terestrial maka
kelenjar oral ini berfungsi untuk menjaga kelembaban mulut, kelembaban tunas
rasa (indra pengecap) di lidah dan membantu menelan makanan.
Beberapa kelenjar yang ada di oral antara lain kelenjar parotis,
submaksilaris dan kelenjar sublingualis, dikhususkan sebagai kelenjar saliva (air
ludah). Kelenjar saliva pada beberapa spesies mampu memproduksi enzim
amilase yang kemudian diaktifkan oleh asam klorida untuk mengubah pati
menjadi gula saat makanan di dalam mulut.
Beberapa jenis Mammalial yang frekuensi nafasnya pendek atau bernafas
cepat biasanya dengan mulut terbuka untuk membantu mengatur temperatur
tubuh. Pengaturan temperatur tubuh ini sebagai hasil dari evaporasi saliva dan
juga evaporasi dari dalam paru-paru. Evaporasi saliva cenderung membantu
mendinginkan tubuh. Penggunaan dari kelenjar saliva secara ekstrim sebagai
pengatur panas dapat dijumpai pada tupai tanah. Spesies gurun seperti Citellus
tereticaudus secara teratur mengeluarkan air ludah atau liur dan menggosok-
gosokkan air ludah di tubuh mereka ketika kepanasan. Lidah pada sebagian
besar Mammalia, kecuali paus, berkembang sangat baik dan bisa bergerak
menjulur dan retraksi (ditarik kembali) karena adanya sejumlah otot intrinsik.
Bagian permukaan lidah terdapat beberapa tipe papilae yang terhubung dengan
tunas rasa.
42
Esofagus mudah dibedakan dari lambung kelenjar dan panjangnya tergantung
pada panjang leher suatu spesies Mammalia.
Lambung Mammalia menunjukkan berbagai macan bentuk dan ukuran
yang sangat variatif berhubungan dengan kebiasaan makan, yaitu dari yang
relatif sederhana hanya berupa struktur yang terdiri atas sekelompok ruangan
dan ada yang sangat kompleks. Vampire bat (Demodus rotundus) yang
makanannya darah segar dari korbannya, mempunyai ukuran lambung yang
luas untuk penyimpanan. Spesialisasi lambung ditemukan pada tikus
grasshoppe (Onychomys), yang merupakan hewan pengerat kecil. Hewan ini
hidupnya tergantung dari serangga dan dengan demikian harus mampu
memproses kitin dalam sistem pencernaannya. Kelenjar pencernaan pada tikus
Onychomys, terkonsentrasi di bagian fundus, sedangkan pada bagian kardia
dan pilorus dilindungi epitelium yang mampu bertahan dari efek abrasi kitin.
Lambung sangat kompleks ditemukan pada Ruminantia (pemamah biak),
dan Sirenian (paus, dugong-dugong, pesut/lumba-lumba). Lambung hewan
pemamah biak (Gambar 18a) ada 4 bagian, yaitu pertama ruangan
penyimpanan temporer dari makanan (rumput) yang telah ditelan dinamakan
rumen (perut depan). Di rumen ini terjadi pencernaan awal secara kimiawi oleh
enzim selulase yang dihasilkan oleh sejenis bakteri yang hidup bersimbiosis
dalam rumen. Mammalia padang pasir seperti Unta mememiliki diverticulum dari
rumen yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan (reservoar) air, dan
memperluas permukaan membran labung untuk memperbesar proses absorbsi.
Adanya diverticulum menyebabkaan hewan ini tahan berjalan jauh walaupun
tanpa berhenti untuk minum.
Makanan di dalam rumen setelah dibasahi cairan yang mengandung
enzim selulase tersebut diaduk sampai berkali-kali kemudian dari sini masuk
perut kedua yang disebut retikulum (perut jala). Disebut demikian karena
dinding permukaan dalam dari retikulum membentuk lipatan-lipatan seperti
anyaman jala (segi enam). Mmakanan yang ada di dalam ruen akan dibentuk
menjadi gumpalan-gumpalan bola yang akan dimuntahkan lagi ke rongga mulut
untuk dikunyah lagi.
Ganbar 18. Sistem pencernaan Mammalia. Kiri (a) bagian-bagian penyusun lambung ruminansia (rusa)
Kanan (b) bagian-bagian penyusun saluran pencernanan pada kuda
44
Kunyahan kedua ini dilakukan ketika binatang itu sedang istirahat,
kemudian ditelan kedua kalinya dan masuk ke dalam lambung ketiga yaitu
omasum atau psalterium (perut kitab). Disebut perut kitab karena dinding
permukaan dalam dari omasum membentuk lipatan-lipatan yang sangat dalam
sehingga menyerupai lembaran-lembaran kitab. Di sini pengadukan dilanjutkan
sebagai akibat dari gerak peristaltik dinding lambung sehingga memperbesar
campurnya enzim pencernaan dengan makanan, untuk selanjutnya makanan
masuk ke ruangan keempat disebut abomasum (perut asam). Abomasum
adalah merupakan lambung yang sebenarnya, dinding bagian dalamnya
membentuk lipatan-lipatan longitudinal disebut rugae seperti halnya yang
ditemukan pada lambung mammalia lainnya, juga menghasilkan enzim untuk
pencernaan secara kimiawi lebih lanjut. Abomasum juga tersusun atas bagian
kardia, fundus, dan pilorus. Ada dugaan bahwa rumen, retikulum, dan omasum
merupakan modifikaksi dari esofagus yang analog dengan tembolok pada
hewan Aves granivora.
Makanan yang sudah tercampur dengan sekresi dari kelenjar
pencernanan pada dinding abomasum, kemudian masuk ke dalam duodenum
atau bagian anterior usus halus. Perhatikan dan bandingkan bentuk, ukuran
(diameter dan panjangnya) antara organ-organ penyusun sistem pencernaan
hewan Mammalia herbivora ruminan dan nonruminan (Gambar 18a dan 18b).
Usus halus Mammalia secara proporsional panjang dan bergulung-
gulung, panjangnya berhubungan dengan kebiasaan makan dari hewan yang
bersangkutan. Usus halus hewan herbivora cenderung lebih panjang daripada
insektivora ataupun karnivora.
Ada sekum (usus buntu) pada sambungan antara kolon dan usus halus.
Sekum umumnya kecil pada hewan karnivora, tetapi cukup panjang pada
hewan herbivora. Hewan Monotremata masih mempunyai kloaka, tetapi
bangunan ini tidak ditemukan lagi pada Mammalia yang lebih tinggi.
Puncak perkembangan kelenjar endokrin terjadi pada hewan Mammalia.
Sejumlah hormon dihasilkan oleh berbagai bagian dari kelenjar ini.
45
Salah satu kelenjar yang sangat penting bagi Mammalia dan
bertanggungjawab untuk keberlangsungan hidup keturunannya adalah kelenjar
susu. Untuk beberapa kasus, kelenjar susu terbentuk dari gabungan kelenjar
keringat dan kelenjar minyak yang keduanya berkembang dari derivat
epidermis. Secara embriologis kelenjar susu muncul dari penebalan epidermis
yang meluas pada sisi tubuh yang berbentuk garis. Pada titik tertentu sepanjang
garis susu ini akan muncul kelenjar susu. Kelenjar susu akan tampak
berkembang dan ini akan menjadi pertanda seks sekunder, tetapi secara normal
hanya pada hewan betina yang fungsional. Perkembangan kelenjar susu ini di
bawah kontrol hormonal.
Letak kelenjar susu bermacam-macam pada spesies yang berbeda, ada
yang pektoral, abdominal atau inguinal. Sebagian besar Mammalia bangun
kelenjar ini dinamakan nipple atau mammae (puting susu). Kelompok
Monotremata tidak ada nipple sehingga saluran terbuka pada permukaan kulit,
dan anak-anaknya pada waktu masih muda menjilati susu yang keluar pada
permukaan ventral tubuh induknya. Hewan Marsupialia dan Plasentalia, saluran
dari kelenjar susu tersebut terbuka pada nipple yang umumnya terletak lebih
kranial. Kelenjar susu pada kelompok Primata saluran ini membuka pada ujung
nipple, sedangkan pada Artiodactyla ada nipple palsu dan saluran tersebut
membuka pada pangkal saluran susu. Jumlah mammae pada Mammalia
bermacam-macam tergantung spesies, tetapi umumnya antara 1 – 13 pasang
dan jumlah ini tergantung jumlah anak yang dilahirkan. Mammalia yang
melahirkan 1 atau 2 anak mempunyai sepasang mammae, seperti pada paus,
primata dan kelelawar tertentu. Spesies yang lebih prolifik (subur) mempunyai
banyak mammae untuk menyusui anak-anaknya.
Telah dinyatakan sebelumnya bahwa air susu pada monotrema,
memancar dari kelenjar, tetapi air susu pada sebagian besar Mammalia tidak
memancar ke luar tetapi dihisap anaknya. Pengecualian pada paus, dimana
otot-otot khusus mampu mengeluarkan air susu dari nipple ke dalam mulut
anaknya. Adaptasi ini mencegah hilangnya meteri makanan (gizi) oleh karena
paus sepanjang hidupnya dihabiskan di air dan tidak mempunyai bibir untuk
menghisap karena telah mereduksi.
46
B. Sistem Pencernaan pada Marmut (Cavia cobaya)
47
Gambar 19. Topografi organ visceral pada marmut, menunjukkan posisi organ dari
sistem pencernaan terhadap organ lain
48
Berdasarkan macam dan jumlah giginya, maka rumus gigi dari marmut adalah:
M3 P1 C0 I1 : I1 C0 P1 M3
_____________________________
M3 P1 C0 I1 : I1 C0 P1 M3
49
Gambar 20. Organ-organ penyusun sistem pencernaan pada marmut
50
Setelah bahan makanan melewati pilorus masuk ke duodenum.
Duodenum merupakan bagian paling anterior dari usus halus, kemudian diikuti
oleh yeyenum dan ileum dimana penyerapan sari-sari makanan terjadi. Secara
morfologik batas antara ketiga bagian usus tersebut tidak begitu jelas. Sekum
(usus buntu) pada marmut mengalami perluasan dan pemanjangan yang luar
biasa, sehingga tampak mendominasi terhadap organ lain dari saluran
pencernaan. Perkembangan yang sangat baik ini sebagai tempat untuk
kelanjutan proses pencernaan bahan makanan yang dibantu oleh bakteri.
Keberadaan sekum tersebut juga diduga berfungsi untuk memperluas saluran
pencernaan, sebagai reservoar bahan makanan dan tempat fermentasi, serta
untuk pemekatan vitamin.
Bagian sekum pada marmut yang menggelembung ke arah distal
berbentuk kantung-kantung disebut haustra, dan pengerutan-pengerutan yang
mengarah proksimal di antara haustra disebut insisura. Jaringan ikat yang
tampak seperti pita memanjang dari ujung ke ujung sekum disebut taenia.
Usus besar yang terdiri atas kolon dan rektum merupakan kelanjutan dari
sekum berdekatan dengan muara ileum pada sekum. Rektum (usus akhir)
tampak merupakan tempat untaian dari feses yang berbentuk butiran-butiran
keras, dan saluran ini berakhir sebagai anus. Kenyataan ini menunjukkan
bahwa penyerapan air masih terjadi di lumen rektum.
Pankreas pada marmut adalah kelenjar yang enghasilkan enzim dan
hormon, berarti pankreas merupakan campuran antara kelenjar eksokrin yang
menghasilkan enzim, dengan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon.
Enzim yang dihasilkan oleh pankreas berperan dalam pencernaan makanan
secara enzimatis, disalurkan ke lumen duodenum.
Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar, dan fungsi utamanya
adalah menghasilkan getah empedu, tempat terjadinya sintesis protein, tempat
detoksifikasi, tempat deaminasi membentuk urea, dan sebagai tempat untuk
penyimpanan metabolit sekunder misalnya vitamin dan hormon. Kandung
empedu (vesica felea) merupakan tempat penyimpanan sementara getah
empedu yang dihasilkan oleh hati.
51
Getah empedu dialirkan dari hati ke dalam kandung empedu melewati saluran
hepatikus, selanjutnya dialirkan ke dudodenum lewat saluran sistikus dan
saluran koledokus.
C. Soal untuk Latihan
1. Kelas Mammalia memiliki karakteristik tertentu yang
membedakan dengan anggota Vertebrata lain. Apa ciri daimaksud?
2. Gigi pada Mammalia secara struktural tersususn atas bagian-
bagian apa saja, sebutkan dan berikan penjelasan seperlunya.
3. Sebutkan dan jelaskan seperlunya, apa tipe gigi pada hewan
Arthyodactyla.
4. Buatlah diagram yang menunjukkan rumus gigi pada marmut
(Cavia cobaya).
5. Seekor kambing yang sedang merumput di lapangan, setiap kali
menelan rumput yang dimakannya, walaupun belum lumat betul.
Sebutkan perjalanan rumput itu dalam traktus digestivus kambing tadi
mulai dari rongga mulut hingga duodenum, dan berikan penjelasan
seperlunya.
6. Secara struktural apa yang membedakan antara organ penyusun
traktus digestivus pada rusa dan zebra, walaupun keduanya adalah
herbivora.
7. Sekum adalah satu di antara organ penyusun traktus digestivus
pada marmut yang mengalami perkembangan sangat baik. Jelaskan
maksud dari pernyataan tersebut, gambarkan dan apa saja fungsi dari
sekum kaitannya dengan proses pencernaan makanan.
8. Walaupun makanan marmut adalah rumput, tetapi hewan ini
dimasukkan dalam satu kelompok yang sama dengan tikus, yaitu dalam
kelompok Rodentia. Apa yang menjadi dasar pengelompokannya?
Jelaskan.
----- 0 -----
DAFTAR PUSTAKA
CAMPBELL, N.A.; L.G. Mitchell, J.B. Reece. 2000. Biology: Concepts and
Connections. Third Edition. Sanfrancisco: Addison Wesley Longman Inc.
HICMAN, C.P.; L.S. Roberts and A. Larson. 1998. Biology of Animals. Boston:
The McGraw-Hill Companies, Inc.
LAN, T.S. 1980. Tiga Ekosistem (Lingkungan Hidup Pohon Beringin, Lingkungan
Hidup Sungai Kecil di Hutan, dan Lingkungan Hidup Pohon Bakau).
Bogor: Yayasan Indonesia Hijau.
McFARLAND, W.N.; F.H. Pough; T.J. Cade and J.B. Heiser. 1985. Vertebrate
Life. Second Edition. New York: Macmillan Pub. Co.
MILLER, S.A. and J.B. Harley. 1999. Zoology. Fourth Edition. Boston: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
STORER, T.I.; R.L. Usinger; R.C. Stebbins and J.W. Nybakken. 1983. General
Zoology. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
----- 0 -----
52