PANDUAN MANAJEMEN RISIKO Klinik UMP Tambaksari
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO Klinik UMP Tambaksari
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAAN....................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................2
B. TUJUAN.........................................................................................................................................2
C. BATASAN OPERASIONAL.....................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................4
RUANG LINGKUP....................................................................................................................................4
A. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RESIKO..............................................................................4
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN RESIKO..........................................................................4
BAB III........................................................................................................................................................6
TATA LAKSANA.......................................................................................................................................6
A. TETAPKAN KONTEKS................................................................................................................6
B. IDENTIFIKASI RESIKO...............................................................................................................7
C. ANALISIS RISIKO...................................................................................................................16
D. EVALUASI RISIKO.................................................................................................................16
E. KELOLA RESIKO.......................................................................................................................17
BAB IV......................................................................................................................................................32
PELAPORAN..........................................................................................................................................32
A. MEKANISME PELAPORAN.....................................................................................................32
B. BENTUK PELAPORAN..............................................................................................................32
BAB V.......................................................................................................................................................33
PENUTUP................................................................................................................................................33
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan
pasien di Klinik. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan pasien di klinik
yaitu keselamatan pasien itu sendiri, keselamatan petugas kesehatannya, keselamatan
bangunan dan peralatan yang bisa berdampak kepada keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak kepada pencemaran lingkungan,
serta Keselamatan keberlangsungan kemajuan klinik itu sendiri. Kelima aspek inilah
yang nantinya menjadi penentu dalam peningkatan mutu klinik khususnya dalam
penanganan manajemen risiko di klinik.
B. TUJUAN
1. Memberikan panduan sistem manajemen risiko yang berlaku di Klinik UMP
Tambaksari
2. Memastikan sistem manajemen risiko berjalan dengan baik agar proses
indentifikasi, analisa dan pengelolaan risiko dapat memberi manfaat bagi
peningkatan mutu dan keselamatan pasein di klinik .
3. Membangun sistem monitoring dan komunikasi yang efektif diantara petugas
sehingga pencapaian tujuan dan penerapannya berjalan berkesinambungan.
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Risiko : peluang / probabilitas timbulnya suatu insiden (menurut WHO), yang
akan berdampakmerugikan bagi pencapaian sasaran-sasaran keselamatan
pasien dan menurunkan mutu pelayanan.
2. Manajemen Risiko adalah upaya mengidentifikasi dan mengelompokkan risiko
(grading) dan mengendalikan / mengelola risiko tersebut baik secara proaktif
risiko yangmungkin terjadi maupun reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi
agar memberikan dampak negative seminimal mungkin bagi keselamatan
pasien dan mutu.
3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yangmengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien.
IKP terdiri dari KejadianTidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Kejadian Tidak Cedera (KTC), danKejadian Potensial Cedera (KPC).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cidera
pada pasien.
3
.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
A. TETAPKAN KONTEKS
Tujuan, sasaran, strategi,ruang lingkup,kegiatan pada tahap ini harus disusun dalam
bentuk pedoman manjemen resiko Puskesmas.
7
B. IDENTIFIKASI RESIKO
Risiko pontensial dapat diidentifikasi dari berbagai sumber, misalnya:
Informasi dari internal yang didapat dari laporan masing-masing unit/poli
Informasi external yang didapat dari pedoman pemerintah, organisai atau
lembaga penelitian
Pemeriksaan atau audit eksternal
1. Area lingkungan
NO RESIKO
1 Sarana - Kerusakan bangunan atau
sarana dan prasaran
- Fasilitas sanitasi seperti
wastafel buntu, air tidak lancar,
sampah medis tidak tersedia,
toilet rusak
2 Keamanan lingkungan - Tersengat listrik
- Terpapar dengan bahan
berbahaya
- Tertimpa benda jatuh
- Tersiram air panas
- Terpeleset
- Pencurian
- Terjadi bencana gempa bumi
- Terjadi kebakaran
3 Limbah - Sistem pembuangan limbah
yang belum standar
- Paparan limbah pada
lingkungan
- Kesalahan diagnosa
- Kesalahan mengidentifikasi
pasein
- Alat kompresor tiba-tiba rusak
sehingga tindakan ditunda
Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya (grading)
dengan memperhatikan:
1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence)
10
Identifikasi risiko juga dapat dikategorikan berdasarkan dampak sesuai dengan jenis-
jenis insiden keselamatan pasien sebagaimana dicontohkan dalam tabel berikut:
11
C. ANALISIS RISIKO
Analisis dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk
menentukan prioritaspenanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab
untuk mengelola / mengendalikanrisiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru /
hijau / kuning / merah.
.
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden
dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana
sedangkan untuk kategori kuning dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam
dengan metode RCA (root causeanalysis – reaktif / responsive) atau HFMEA
(healthcare failure mode effect analysis – proaktif)
D. EVALUASI RISIKO
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan
grading yang didapat dalam analisis.
E. KELOLA RESIKO
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
pengelolaan risiko insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko hingga ke
level terendah (risiko sisa) dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari
insiden yang sudah terjadi.
13
1. Identifikasi Insiden: Root cause analysis digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi
IKP pada derajat kuning dan merah.
2. Tentukan tim investigator yang mewakili berbagai komponen:
1) Ketua PMKP
2) Tim penilai resiko ( penanggung jawab unit / poli)
3) Tim audit internal
4) Notulen ( Sekretaris PMKP)
Dalam hal insiden sentinel maka tim investigator harus terdiri dari:
1) Expert insiden dan analis expert external (misal yang tidak berlatar belakang medis)
2) Senior management expert (misal direktur medis)
3) Senior clinical expert (misal konsultan senior)
4) Orang yang mengetahui unit kerja / bagian terkait dengan baik namun tidak terlibat
langsungdalam insiden tersebut .
3. Pengumpulan data dan informasi dilakukan di lapangan dengan berbagai cara:
a. Observasi
Observasi langsung kepada praktek di lapangan dan tempat kejadian
b. Telaah Dokumentasi
Meliputi penelusuran kepada rekam medik pasien dan seluruh pedoman / panduan
/ SPO terkait dengan insiden untuk korelasi keduanya
c. Wawancara
Dilakukan dalam sesi tertutup kepada setiap personil terkait secara
terpisahtermasukkepada pihak yang dirugikan / pasien dalam insiden tersebut.
16
6. Analisa Informasi
a. Tehnik 5 Whys (atau tehnik why – why)
17
b. Analisis perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada prosedur yang
seharusnya.
c. Analisis Barrier
d. Analisis Fish Bone
Kemudian uraikan modus kegagalan (dalam sub proses) dari masing-masing tahapan dalam
alurproses tersebut.
21
22
Bila dari analisa Pohon Keputusan berakhir pada STOP, maka tidak perlu lagi
meneruskanpencarian akar masalah untuk hazard ini karena berarti hazard tersebut tidak
26
prioritas. Sedangkanhazard yang berakhir pada titik hijau sebagaimana gambar di atas, perlu
ditindaklanjuti sebagailangkah ke-5.
BAB IV
PELAPORAN
A. MEKANISME PELAPORAN
Pengelolaan
Resiko
Insiden
Direktur Klinik
B. BENTUK PELAPORAN
Terlampir
28
BAB V
PENUTUP