Anda di halaman 1dari 41

Tugas Perancangan Bejana Tekan

Perhitungan Stress Tabung Freon Refrigrant R-134a Dengan Metode


Analitis, dan Simulasi Komputer Menggunakan Aplikasi PV Elite dan
Autodesk Inventor

Disusun Oleh :
Nama : Ricky Firdaus
NIM : 2004102010084
Prodi : Teknik Mesin

Program Studi Teknik Mesin


Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 2022
Daftar Isi

BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
3.1 Latar Belakang..........................................................................................3
3.2 Tujuan........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
DASAR TEORI.......................................................................................................4
2.1 Pengertian Bejana Tekan...........................................................................4
2.2 Penggunaan Bejana Tekan Dalam Industri...............................................4
2.3 Komponen Utama Bejana Tekan..............................................................5
2.4 Jenis Bejana Tekan Berdasarkan Bentuknya.............................................7
2.5 Faktor Pertimbangan Dalam Perencanaan Bejana Tekan Dalam Industri 9
2.6 Kegagalan Dalam Bejana Tekan.............................................................10
2.7 Metode Analisis yang Digunakan Untuk Menghitung Tegangan...........12
2.8 Signifikansi Hasil....................................................................................16
2.9 Pendekatan Desain..................................................................................17
2.10 Analisis Tegangan Pada Bejana Tekan...................................................17
BAB III..................................................................................................................19
PERHITUNGAN STUDI KASUS........................................................................19
3.1 Perhitungan Menggunakan Metode Analitis...........................................19
3.2 Perhitungan menggunakan Metode Simulasi Komputer PV Elite..........24
BAB IV..................................................................................................................38
KESIMPULAN......................................................................................................38

2
BAB I
PENDAHULUAN

3.1 Latar Belakang

Bejana bertekanan merupakan equipment dengan tingkat risiko kecelakaan


yang sangat tinggi dalam industri seperti industri pembangkit, industri migas dan
industri petrochemical. Kegagalan bejana tekan dalam industri bisa menyebabkan
ledakan yang sangat besar hingga dapat menghancurkan seluruh fasilitas industri
yang berada didekatnya dan menimbulkan korban jiwa.
Maka dari itu diperlukan suatu tahapan analisis tegangan dalam perancangan
bejana tekan agar dapat mengetahui tegangan yang terjadi. Diharapkan tegangan
yang terjadi dalam batas aman atau dibawah kekuatan luluh bahan.
Terdapat tiga jenis analisis tegangan yang digunakan yaitu metode analitis,
metode eksperimental, metode simulasi komputer. Dengan metode yang ada dapat
meminimalisir kegagalan yang terjadi dalam bejana bertekanan.
Salah satu bejana bertekanan yang sering kita jumpai adalah tabung freon AC.
Tabung tersebut berfungsi untuk menampung refigerant untuk sistem AC.
Terdapat tekanan sebesar 7,1 Bar atau 0,71 MPa di dalam tabung tersebut. Maka
dari itu kita perlu mengetahui besar tegangan yang terjadi pada tekanan yang
diberikan. Tegangan yang terjadi pada dinding bajana tekan harus lebih kecil dari
tegangan yang dizinkan dari bahan tersebut.

3.2 Tujuan

Tujuan dari perhitungan stress pada tabung freon adalah untuk mengetahui
tegangan yang terjadi dan membandingkannya dengan kekuatan luluh bahan. Jika
tegangan yang terjadi lebih kecil dari kekuatan luluh bahan makan tabung
dinyatakan aman. Apabila tegangan yang terjadi melebihi kekuatan luluh bahan
maka tabung dinyatakan tidak aman.

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Bejana Tekan

Bejana tekan atau dalam istilah bahasa Inggris disebut pressure vessel
adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau pemrosesan
gas atau cairan dengan keadaan dimana tekanan di dalam bejana melebihi tekanan
atmosfir.
Bentuk bejana tekan sangat bervariasi, dari yang kecil untuk perlengkapan
rumah tangga seperti tabung LPG hingga yang besar untuk penyimpanan minyak
pada industri minyak. Adapun bejana bertekanan tinggi seperti boiler yang
digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU.
Secara garis besar pengelompokan bejana tekan adalah berdasarkan
ketebalan dinding atau shell. Dimana untuk bejana berdinding tipis dikategorikan
dengan perbandingan tebal dinding dengan diameter bejana adalah dibawah 1 :
10. Sedangkan untuk bejana tekan berdinding tebal perbandingan tebal dinding
dengan diameternya diatas 1 : 10.
Tebal dinding : diameter ≤ 1 : 10 ( bejana berdinding tipis )
Tebal dinding : diameter ≥ 1 : 10 ( bejena berdinding tebal )

2.2 Penggunaan Bejana Tekan Dalam Industri

Penggunaan bejana tekan dalam industri sangat banyak dijumpai pada


indsutri PLTU, PLTG, PLTN, industri kimia, industri minyak dan gas.
Bejana tekan digunakan sebagai tempat pemrosesan seperti pada PLTU.
Lebih spesifiknya adalah boiler yang berfungsi sebagai tempat memanaskan air
hingga menjadi uap. Boiler bekerja pada temperatur dan suhu tinggi.
Industri minyak dan gas menggunakan bejana tekan dan equipment lainnya
seperti reaktor dan heatexchanger secara signifikan untuk mengubah minyak bumi
menjadi bahan bakar fosil lainnya.Sifat umum dari fluida yang bekerja dalam
bejana tekan di industri ini adalah minyak yang bersifat korosif dimana terdapat
sulfur dan garam-garam.Untuk tekanan bejana tekan dalam fluida gas adalah
hingga 3.000 psi.
Bejana tekan pada insdustri kimia digunakan sebagai tempat terjadinya reaksi
kimia, yang mengarah pada perubahan zat kimia dalam bejana tekan.

4
2.3 Komponen Utama Bejana Tekan

2.3.1 Head
Head adalah bagian penutup dari kedua ujung silinder bejana tekan. Head
biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan shell-nya. Fabrikasi head dilakukan
dengan cara melakukan forming pada plat material head sehingga terbentuk head
sesuai yang diinginkan, setelah itu head disambungkan ke bagian shell dengan
cara di las.
Ada beberapa jenis head berdasarkan bentuknya ;
1). Hemishperical Head
2). Ellipsodial Head
3). Cone
4). Torispherical Head

Gambar 1 Bentuk Head Pada Bejana Tekan

2.3.2 Dindin Bejana atau Shell


Shell adalah bagian utama dari bejana tekan yang menerima tekanan fluida
kerja. Shell terbuat dari satu atau lebih plat yang difabrikasi dengan metode dilas
sehingga membentuk silinder atau bola

5
Gambar 2 - Shell Bejana Tekan

2.3.3 Support
Support adalah bagian dari bejana tekan yang menopang keseluruhan
bejana tekan. Support harus mampu menahan bejana tekan dari beban berat,
angin, dan gempa yang mungkin akan terjadi. Terdapat tiga jenis support untuk
bejana tekan ;
1). Saddle
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan horizontal.
Bejana tekan pada umumnya disangga menggunakan 2 buah saddle.

Gambar 3 Support Jenis Saddle Pada Bejana Tekan

6
2). Skirt
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan silindris
vertikal maupun bejana tekan bola. Skirt dilas pada bejana tekan lalu diletakan
pada tanah yang telah diberi pondasi beton.

Gambar 4 Support Jenis Skirt Pada Bejana Tekan

3). Leg
Jenis support ini biasa dipakai pada bejana tekan vertikan dan spherical.
Leg dilas pada bagian shell bejana. Kelebihan dari leg ini adalah penggunaan las
yang minimum.

Gambar 5 Support Jenis Leg Pada Bejana Tekan

2.4 Jenis Bejana Tekan Berdasarkan Bentuknya

2.4.1 Bejana Tekan Vertikal atau Vertical Cylindrical


Jenis bejana ini berbentuk silinder dengan posisi memanjang ke atas
(vertikal). Keuntungan bejana jenis ini adalah tidak membutuhkan banyak ruang

7
karna posisi memanjang ke atas. Tapi karna posisinya menjulang ke atas maka ada
pertimbangan kekuatan angin yang mempengaruhinya.

Gambar 6 Bejana Tekan Dengan Bentuk Vertikal

2.4.2 Bejana Tekan Horizontal atau Horizontal Cylindrical


Jenis bejana ini berbentuk silinder dengan posisi memanjang ke samping
(horizontal). Bejana ini membutuhkan area yang lebih luas dari jenis yang lain.
Kelebihan jenis ini adalah memiliki tekanan hidrostatis lebih kecil jika fluidanya
cair dibandingkan jenis bejana lainnya

Gambar 7 Bejana Tekan Dengan Bentuk Horizontal

2.4.3 Bejana Tekan Berbentuk Bola atau Shperical


Jenis bejana ini berbentuk bola (spherical). Meliliki tekanan yang sama
hampir disemua sisi.

8
Gambar 8 Bejana Tekan Dengan Bentuk Spherical

2.5 Faktor Pertimbangan Dalam Perencanaan Bejana Tekan Dalam


Industri

Dalam merencanakan bejana tekan yang digunakan di dalam dunia industri,


perlu diperhatikan beberapa faktor seperti fungsi dan lokasi, sifat fluida kerja,
suhu dan tekanan operasi, dan kapasitas produksi. Faktor-faktor tersebut yang
nantinya akan mempengaruhi jenis bejana tekan seperti apa yang akan digunakan.

2.5.1 Fungsi dan Lokasi


Yang dimaksud fungsi adalah kegunaaan dari bejana tekan yang akan
didesain. Fungsi umum dari bejana tekan adalah sebagai penyimpanan dan
sebagai tempat proses. Banyak lagi turunan dari setiap fungsi yang paling umum
tersebut, seperti contoh untuk tempat proses adalah boiler yang berfungsi
memanaskan air menjadi uap.
Lokasi yang dimaksud adalah tempat dimana bejana tekana tersebut akan
dioperasikan. Sebagai contoh ada bejana tekan yang dioperasikan di anjungan
lepas pantai, ada yang dioperasikan di darat. Tentu dari perbedaan tempat ini
mempunyai faktor faktor yang mempengaruhi dalam mempertimbangkan desain
bejana tekan tersebut.

2.5.2 Sifat Fluida Kerja


Fluida kerja adalah fluida yang beroperasi di dalam bejana tekan tersebut.
Secara umum fluida terbagi atas dua jenis ; fluida compressible dan
incompressible, dan ada lagi jenis turunan dari masing masing jenis umum
tersebut. Setiap fluida memiliki karakteristik yang berbeda-beda, terutama tingkat
corosifnya terhadap logam. Jadi perlu mengetahui jenis fluida apa yang akan
bekerja pada bejana tekan agar bisa menentukan bahan yang sesuai. Sebagai
contoh jenis fluida air yang memiliki tingkat corosif yang tinggi terhadap logam.
Jadi perlu memperhatikan jenis logam yang tahan karat seperti steanlis steel.

9
2.5.3 Suhu dan Tekanan Operasi
Suhu dan tekanan operasi adalah faktor pertimbangan yang sangat penting
dalam mendesain bejana tekan. Faktor inilah yang menjadi dasar perhitungan
dalam menentukan dimensi suatu bejana tekan. Umumnya suatu bejana tekan bisa
mempunyai tekanan hingga 10.000 psia dan suhu operasi hingga 470 ° C.

2.5.4 Kapasitas Produksi


Kapasitas produksi dari bejana tekan adalah kuantitas penyimpanan atau
proses operasi dalam bejana tekan. Bejanan tekan berkapasitas besar digunakan
dalam skala industri baik migas, industri kimia hingga pembangkit nuklir.
Sedangkan bejana tekan berkapasitas kecil hanya digunakan pada skala rumah
tangga, misalnya tabung LPG, kaleng cat, botol minuman soda, dan lain lain.

2.6 Kegagalan Dalam Bejana Tekan

Bejana tekan digunakan untuk menyimpan atau sebagai tempat pemrosesan


yang bertekanan lebih dari tekanan atmosfir. Analisis tegangan pada pressure
vessel dilakukan atas kemungkinan terjadinya kegagalan atau failure.
Jenis kegagalan yang terjadi adalah kegagalan belan dan kegagalan putus.
Dimana kegagalan belah terjadi karena adanya tegangan circumferential yang
bekerja pada penampang lingkaran bejana tekan. Sedangkan untuk kegagalan
putus dikarenakan terjadinya tegangan longitudinal yang bekerja searah dengan
sumbu melintang bejana tekan.

2.6.1 Kegagalan Belah


Kegagalan atau failure dari dinding shell yang membelah bejana sepanjang
sumbu longitudinal. Kegagalan belah disebabkan oleh circumferential stress yang
bekerja pada penampang lingkaran bejana.
Gaya total yang bekerja pada circumferential stress sepanjang sumbu
longitudinal adalah :
P = pressure x luas penampang
P = p x (d x l)................................................................(1)
Gaya tersebut akan mengakibatkan terjadinya tegangan pada penampang
memanjang dinding bejana, ditunjukan pada persamaan berikut :

10
P = σ x 2t x l..................................................................(2)
Subtitusi persamaan (1) dan (2) :
σ x 2t x l = p x d x l, maka
Untuk mencari tegangan yang terjadi :
pxd
σ= ..............................................................(3)
2t
Untuk mecari ketebalan dinding bejana tekan :
pxd
t= ..............................................................(4)

2.6.2 Kegagalan Putus


Kegagalan atau failure dari dinding shell yang memutus dinding bejana
pada potongan transfersal sumbu. Kegagalan ini terjadi karna longitudinal stress.
P = pressure x penampang melintang
π 2
P=px d .............................................................(5)
4
Gaya tersebut menimbulkan tegangan pada penampang melintang dinding
bejana ditunjukan pada persamaan berikut :
P = σ x πdt..............................................................(6)
Subtitusi persamaan (5) dan (6) :
π 2
px d = σ x πdt, maka
4
Untuk mencari tagangan yang terjadi :
pxd
σ= .............................................................(7)
4t
Untuk mencari tebal dinding :
pxd
t= ..............................................................(8)

Dengan asumsi semua bahan bejana tekan sama dan artinya batau kekuatan
luluh adalah sama maka tebal dinding pada kegagalan belah akan didapat lebih
besar. Jadi dalam perhitungan hanya menggunakan kemungkinan kegagalan
belah.

11
2.7 Metode Analisis yang Digunakan Untuk Menghitung Tegangan

Metode analisis yang bisa digunakan untuk menghitung tegangan pada bejana
tekan dapat dilakukan dengan metode analitis, eksperimental, dan simulasi
komputer.
2.7.1 Metode Analitis
Metode analitis melibatkan solusi matematis yang ketat berdasarkan teori
elastisitas, plastisitas, mulur, yang berlaku. Metode ini adalah pendekatan yang
paling langsung dan mudah. Ini membutuhkan solusi umum untuk persamaan
kesetimbangan yang melibatkan kekuatan material dan gaya eksternal statis yang
diterapkan.
Secara umum tegangan yang terjadi pada bejana tekan adalah :
P
σ = .............................................................(9)
A
Dapat menyebabkan regangan atau perpanjangan per satuan panjang :
δ
ε= ...........................................................(10)
L0
Persamaan matematis dapat dengan mudah ditulis dan dikembangkan dan
disesuaikan pada khasus tertentu untuk menggambarkan perilaku regangan.
Persamaan biasa yang digunakan adalah :
P
tegangan normal, σ = ..........................................................(11)
A
M
tegangan lentur, σlt = .........................................................(12)
I
Tr
tegangan geser torsional , τ = .........................................................(13)
J

2.7.2 Metode Eksperimental


Ketika komponen struktur memiliki diskontinuitas bentuk geometris,
seperti lubang internal atau perubahan penampang luar, menjadi sulit untuk
menyatakan distribusi regangan internal kontinu secara matematis dan
mendapatkan solusi khusus dari persamaan. Ketika masalahnya terlalu kompleks
dan di luar solusi analitis, atau ketika pemeriksaan atau evaluasi solusi analitis
diinginkan, cara lain harus dilakukan adalah dengan cara eksperimental. Ada 3

12
cara yang biasa dilakukan dalam analisis secara eksperimental ; strain gauge,
photoelastic, dan moire method.
 Strain Gauge
Metode ini terdiri dari pengukuran regangan permukaan pada bejana atau
struktur aktual, atau model skala, dengan pengukur regangan resistensi mekanis
atau elektrik. Pada metode mekanis terdapat dua jenis pengukuran yang paling
umum, pengukur Berry dan Huggenberber. Sedangkan secara elektrik digunakan
pengukur hambatan listrik.

Gambar 9Penggunaan Strain Gauge

Pada pengukur Berry terdiri dari kerangka yang dipasangi titik kontak
stasioner, dan titik kontak kedua yang dapat dipindahkan pada kaki pendek tuas
engkol lonceng. Kaki panjang tuas bersentuhan dengan dial indicator yang
digunakan untuk mengukur regangan. Rasio tuas biasanya satu banding lima dan
panjang pengukur adalah 2 atau 8 inci.

Gambar 10 Strain Gauge Berry

Pengukur regangan mekanis yang lebih sensitif adalah Huggenberger,


yang menggunakan sistem tuas pengali yang lebih rumit untuk memberikan
pembacaan pembagian skala hingga 0,0001 inci.

13
Gambar 11 Strain Gauge Huggenberger

Pengukur hambatan listrik memiliki keuntungan dari kasus aplikasi dan


kemampuan beradaptasi ke lokasi yang sulit, seperti sudut surp atau dinding
bagian dalam bejana tekan. Perubahan panjang dan dimensi penampang kawat
yang dihasilkan oleh tegangan menyebabkan perubahan hambatan listrik.
Perubahan hambatan listrik ini dikalibrasi dan digunakan sebagai ukuran
regangan.

Gambar 12 Strain Gauge Elektrik

 Photoelastic
Teknik lainnya yang digunakan untuk analisis tegangan eksperimental
adalah photoelastic. Dalam metode Photoelastic, pelapisan bahan fotoelastis
diterapkan langsung ke permukaan benda uji. Strain yang dihasilkan pada
permukaan spesimen di bawah beban ditransmisikan ke lapisan. Pengamatan dan
pengukuran pola fringe yang dihasilkan pada coating dilakukan dengan reflektion
polariscope.
Photoelstic memberikan gambaran keseluruhan dari distribusi tegangan
dan menunjukkan daerah tegangan tinggi, di mana perubahan kontur dapat
dilakukan untuk mengurangi konsentrasi, dan daerah tegangan rendah, di mana
material dapat dihilangkan tanpa mengurangi kekuatan umum dari struktur.

14
Gambar 13 Contoh Penggunaan Photoelastic

Gambar 14 Model photoelastic pada cincin tebal dengan beban diametris

 Metode Moire
Metode moire adalah salah satu metode pengukuran berbasis optik yang
banyak digunakan karna murah, tidak merusak, dan dapat diterapkan di seluruh
permukaan benda yang akan diukur. Pengamatan pada motode moire ditunjukan
akibat adanya deformasi plat logam.

2.7.3 Metode Simulasi Komputer


Untuk menghitung tegangan yang terjadi pada bejana tekan dengan
menggunakan software komputer bisa menggunakan aplikasi PV Elite yang telah
sesuai standart ASME Section VIII Rules for Constuction of Pressure Vessel, dan
bisa menggunakan software yang mendukung FEA seperti Ansys, Autodesk
Inventor, Solidworks, dan lain-lain.
 PV Elite
PV Elite adalah software mechanical yang lengkap untuk desain, analisis
dan evaluasi Pressure Vessel dan Heat Exchanger. PV Elite dapat mendesain
suatu peralatan/Equipment untuk penggunaan yang paling ekstrim dan dan dapat
dilakukan dengan cepat dan akurat.

15
Gambar 15 Tampilan Software PV Elite

 Autodesk Inventor
Autodesk Inventor adalah salah satu perangkat lunak CAD yang lebih
ditekankan daripada pemodelan padat. Selain untuk penggunaan desain part,
Inventor juga bisa digunakan untuk finite element analysis (FEA).

Gambar 16 Tampilan Software Autodesk Inventor untuk FEA

2.8 Signifikansi Hasil

Rumus analitis untuk evaluasi tegangan biasanya didasarkan pada teori elastis
yaitu sesuai dengan hukum Hooke. Kekuatan yang dihitung secara elastis dengan
mempertimbangkan struktur secara keseluruhan, akan sangat berkurang jika tidak

16
disertai dengan deformasi plastis pada beberapa bagian komponen struktur yang
relatif kecil di mana terjadi tegangan lokal yang tinggi.
Penentuan signifikansi membutuhkan pengetahuan tentang :
 Jenis dan Sifat Pembebanan
Misalnya, apakah pembebanan yang diterapkan bersifat mekanis atau
termal, bersifat tetap (statis) atau tidak tetap (variabel atau siklik), dan apakah
pola tegangan yang dihasilkan seragam, atau apakah memiliki nilai puncak yang
tinggi?
 Sifat Elastis dan Plastis Bahan
Misalnya, apakah sifat-sifat material sedemikian rupa sehingga pelelehan
internal atau penyesuaian ulang regangan dapat mengurangi efek konsentrasi
tegangan lokal?
 Kemampuan Meterial Beradaptasi
Misalnya, apakah sifat material cukup untuk menyerap dampak yang
diterapkan atau beban kejut? Kekuatan suatu komponen struktur tidak hanya
bergantung pada nilai tegangan atau regangan maksimum pada komponen struktur
tersebut, tetapi juga pada beban luar yang bervariasi yang dapat dilakukan oleh
komponen struktur itu sendiri untuk mempertahankan strukturnya

2.9 Pendekatan Desain

Desain sebagian besar struktur didasarkan pada rumus yang diketahui sebagai
perkiraan. Pendekatan "faktor keamanan“ telah bekerja dengan baik untuk bahan
ulet di bawah pembebanan statis dan memberikan data ukuran awal kepada
perancang, yang menghasilkan metode analitis dan eksperimental yang lebih
mendekati. Peningkatan ini akan berlanjut seiring dengan bertambahnya
pengetahuan dan kesadaran tentang desain dan parameter material yang
mempengaruhi dan digunakan untuk penggunaan teknik. ketidaktahuan kita
berkurang dengan penemuan atau pengenalan dari lebih banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku dan perhitungan yang tepat diambil dalam analisis desain.
Perbaikan besar, perluasan dan pengembangan dalam analisis tegangan analitis
dan eksperimental memungkinkan pemanfaatan lebih penuh dari sifat material
dengan keyakinan dan pembenaran. Banyak persamaan elastisitas yang
sebelumnya tidak dapat larut sekarang menghasilkan solusi yang dapat
disesuaikan dengan komputer, seperti metode elemen hingga.
Ini penting karena 80 persen dari semua kegagalan bejana tekan disebabkan
oleh tegangan lokal yang tinggi terkait dengan detail konstruksi bagian tertentu.
Oleh karena itu, konsentrasi tegangan pada bukaan nosel bejana, sambungan dan

17
las adalah sangat penting, dan metode untuk meminimalkannya melalui desain
dan analisis yang lebih baik adalah kunci untuk umur bejana tekan yang lama.
Kontrol detail konstruksi yang tepat memastikan vessel dengan desain yang
seimbang dan integritas maksimum.

2.10 Analisis Tegangan Pada Bejana Tekan

Secara umum, bejana tekan yang dirancang sesuai dengan Kode ASME,
Bagian VIII, Divisi 1, dirancang oleh aturan dan tidak memerlukan evaluasi rinci
dari semua tegangan. Sementara Kode memberikan formula untuk ketebalan dan
tegangan komponen dasar, terserah pada perancang untuk memilih prosedur
analitis yang sesuai untuk menentukan tegangan akibat beban lain.
Perencanaan tebal dinding silinder (shell) yang diatur dalam standar
ASME Section VIII Divisi 2010 ayat UG-27, untuk ketebalan berdasarkan
tekanan maksimum atau minimum yang terjadi melalui persamaan :
Untuk circumferential stress :
PR
t= ……………….…………….…(14)
SE−0,6 P
SEt
P= ……………………...………….(15)
R +0,6 t
P (R+0,6 t)
S= .................................................(16)
Et

Untuk longitudinal stress :


PR
t= ………..…………………….(17)
2 SE+0,4 P
2 SEt
P= ………………………………..(18)
R−0,4 t
P ( R+0,4 t)
S= ……………………………..(19)
2 Et
Untuk spherical shell :
PR
t= ……………………………...(20)
2 SE−0,2 P
2 SEt
P= ………………………………...(21)
R +0,2 t

18
Untuk menghitung tekanan maksimal yang dapat diterima oleh bejana tekan
dalam batas aman atau Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) dengan
persamaan :
σ max Et
MAWP = .........................................(22)
R+0,6 t

Lebih lengkapnya persamaan diambil dari Pressure Vessel Design Manual hal.
16. Dennis Moss.

19
BAB III
PERHITUNGAN STUDI KASUS

Pada tugas perancangan bejana tekan, akan dianalisis stress atau tegangan
yang terjadi pada tabung Freon AC. Tebung Freon AC adalah komponen
penyimpanan gas Freon yang dimana tekanan di dalam melebihi tekana atmosfer.
Adapun parameter dari tabung freon AC yang akan dianalisis adalah :

No Parameter Nilai
1 Tekanan kerja (P) 0,717055 MPa
2 Temperatur kerja (T) 54° C
3 Corotion Allowance (CA) 0 mm
4 Tebal Shell (t) 4 mm
5 Diamater Dinding (D) 352 mm
6 Joint Efisiensi (E) 1
7 Material : SA-515 60 σmax = 220,6 MPa
8 Jenis Fluida Freon

3.1 Perhitungan Menggunakan Metode Analitis

Dalam perhitungan tegangan atau stress (S) yang terjadi pada bejana tekan
menggunakan metode analitis kita memerlukan parameter tekanan yang bekerja
(P), radius dinding (R), dan ketebalan dinding (t). Dimana persamaannya adalah :
Untuk Circumferential Stress:
P ( R+0,6 t)
S=
Et
Untuk Longtudinal Stress :
P ( R+0,4 t)
S=
2 Et
Terdapat juga perhitungan untuk menghitung tekanan maksimal yang dapat
diterima oleh bejana tekan dalam batas aman atau Maximum Allowable Working
Pressure (MAWP) dengan persamaan :
σ max Et
MAWP =
R+0,6 t

20
Diagram Alir Perhitungan Stress (S)

21
Diagram Alir Perhitungan MAWP

22
3.1.1 Perhitungan Stress (S)
Dari paramater tersebut diketahui :

23
1) Bahan SA-515 dengan kekuatan luluh (σmax) = 220,6 MPa
2) Tekanan kerja (P) = 0,717055 MPa
3) Radius shell (R) = 176 mm
4) Tebal shell (t) = 4 mm
5) Joint Efisiensi (E) =1

 Untuk perhitungan circumferential stress (S) yang terjadi pada bejana tekan
adalah:
P ( R+0,6 t)
 S=
Et
(0,717055 MPa)(176 mm+ ( 0,6 x 4 mm ))
 S=
(1)(4)
 S = 31,98 MPa

Perbandingan hasil perhitungan circumferential stress (S) dengan kekuatan luluh


bahan (σmax) :
S < σmax
31,98 MPa < 220,6 MPa

 Untuk perhitungan longitudinal stress (S) yang terjadi pada bejana tekan
adalah:
P ( R+0,4 t)
 S=
2 Et
(0,717055 MPa)(176 mm+ ( 0,4 x 4 mm ))
 S=
(2)(1)(4)
 S = 15,9 MPa

Perbandingan hasil perhitungan longitudinal stress (S) dengan kekuatan luluh


bahan (σmax) :
S < σmax
15,9 MPa < 220,6 MPa

Dari hasil perbandingan tegangan circumferential dan longitudinal yang


terjadi pada shell bejana tekan dengan kekuatan luluh material didapatkan
tegangan yang terjadi dibawah kekuatan luluh bahan. Maka bejana tekan
dinyatakan aman.

24
3.1.2 Perhitungan Tekanan Maksimum yang Dapat Diterima atau Maximum
Allowable Working Pressure (MAWP)
Dari parameter tersebut diketahui :
1) Bahan SA-515 60 dengan kekuatan luluh (σmax) = 220,6 MPa
2) Joint Efisiensi (E) =1
3) Tebal shell (t) = 4 mm
4) Radius shell (R) = 172 mm
Maka perhitungan MAWP :
σ max Et
 MAWP = R+0,6 t
( 220,6 ) ( 1 ) (4 mm)
 MAWP = (172 mm)+(20,6( 4 mm))
 MAWP = 2,13 MPa
Tekanan maksimum yang bisa diterima bejana tekan tersebut adalah 2,13 Mpa.

25
3.2 Perhitungan menggunakan Metode Simulasi Komputer PV Elite

Diagram Alir Metode Simulasi Komputer PV Elite

26
Langkah-langkah perhitungan menggunakan software PV Elite :
1. Buka Aplikasi PV Elite

2. Pilih Metric Standart lalu klik OK

3. Input Element head dan shell

27
4. Input Material. Dilipih SA-515 60

5. Input Thickness. Dipilih 4 mm

6. Input Inside Diameter. Dipilih 352 mm

28
7. Input Corrossion Allowance. Dipilih 0 mm

8. Input Internal Pressure. Tekanan yang bekerja adalah 0,717055 MPa

9. Input Internal Temperature. Temperatur Maksimal yang bekerja adalah


54°C

10. Input Hydrotest Type. Dipilih No Hydro.

29
11. Input Construction Type. Dipilih Welded.

12. Input Service Type. Dipilih Air/Water/Steam.

13. Analisis dengan klik ikon Analyze.

14. Tunggu Proses Analisis

30
15. Tampilan Output Report

16. Pilih Internal Pressure Calculation untuk melihat perhitungan.

17. Hasil perhitungan Stress pada Head bejana tekan. Dalam report yang
dikeluarkan terdapat perhitungan Required Thikcness, Maximum
Allowable Working Pressure, dan Actual Stress.

31
18. Perhitungan Stress pada Shell bejana tekan. Dalam report yang
dikeluarkan terdapat perhitungan Required Thikcness, Maximum
Allowable Working Pressure, dan Actual Stress.

19. Kesimpulan Analisis.

Dari hasil analisis menggunakan software Pv Elite bisa dilihat tegangan


maksimum terdapat pada Cylindrical Shell yaitu 31,98 MPa. Dari sini dapat kita
bandingkan dengan kekuatan luluh material SA-515 60 yaitu 220,6 MPa. Bahwa
tegangan yang terjadi masih lebih kecil dari kekuatan luluh material.
S < σmax
31,98 MPA < 220,6 MPa
Maka dari itu bejana tekan dinyatakan aman.

32
3.1 Perhitungan menggunakan Metode Simulasi Komputer Autodesk Inventor
Diagram alir analisis menggunakan Autodesk Inventor

33
Langkah-langkah analisis menggunakan sofware Autodesk Inventor :
1) Input Model CAD

2) Dari menu Environments pilih Stress Analysis.

34
3) Jendela Create New Study akan muncul, lalu klik OK.

4) Klik ikon Assign Material, pada jendela Assign Materials klik Materials

35
5) Pilih Steel Alloy, lalu edit Physical Property yang sesuai dengan material.
Pada kasus analisa tabung Freon material yang akan dianlisis adalah SA
515 60. Lalu klik OK.

6) Tentukan Fixed Constraint dengan klil ikon Fixed Constrain, lalu pilih
bagian bawah (support) tabung, lalu klik OK.

36
7) Tentukan load jenis pressure dengan klik ikon Pressure. Pilih area yang
ingin dihitung tegangannya. Masukan input pressure sebesar 0,717055
MPa. Lalu klik OK.

8) Klik Mesh View untuk melihat jumlah Nodes dan Element dengan klik.

37
9) Klik Simulate untuk memulai Analisis. Jika tidak ada warning maka
model siap dianalisis lalu klik Run.

10) Model telah dianalisis. Pada bagian ini kita bisa melihat tegangan yang
terjadi pada model bejana tekan yang dianalisis.

38
Hasil dari analisis menggunakan Autodesk Inventor memperlihatkan
tegangan yang terjadi pada head adalah 38,22 MPa dan pada shell adalah 35,19
MPa. Jika dibandingkan dengan kekuatan luluh material sebesar 220,6 MPa, maka
tegangan yang terjadi masih dalam batas aman.

Perbandingan hasil tegangan :

Metode simulasi
Metode simulasi
komputer
komputer
Tegangan Metode Analitis menggunakan
menggunakan
software Autodesk
software PV Elite
Inventor
Tegangan
31,98 MPa 31,98 MPa 35,19 MPa
pada shell
Tegangan
- 31,62 MPa 38,22 MPa
pada head
Kekuatah
220,6 MPa 220,6 MPa 220,6 MPA
luluh bahan

Perbandingan tekanan maksimum yang dapat diterima (MAWP) oleh tabung


freon :

Perhitungan MAWP dengan metode


2,13 MPa
analitis
Perhitungan MAWP dengan
2,63 MPa
software PV Elite

39
BAB IV
KESIMPULAN

Bejana tekan atau dalam istilah bahasa Inggris disebut pressure vessel
adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau pemrosesan
gas atau cairan dengan keadaan dimana tekanan di dalam bejana melebihi tekanan
atmosfir. Kompunen utama yang terdapat pada bejana tekan adalah head, shell,
dan support. Pengelompokan bejana tekan berdasarkan bentuknya yaitu, vertikal
silindrical, horizontal silindrical, dan spherical.
Dalam merencanakan bejana tekan di industri perlu memperhatikan
beberapa pertimbangan teknis seperti fungsi dan lokasi, sifat fluida kerja, suhu
dan tekanan operasi, dan kapasitas produksi.
Terdapat dua jenis kegagalan yang paling umum dalam bejana tekan yaitu
kegagalan belah dan kegagalan putus. Kegagalan belah disebabkan oleh
circumferential stress. Sedangkan kegagalan putus disebabkan longitudinal stress.
Dalam menganalisis tegangan dalam bejana tekan terdapat tiga metode
yaitu metode analitis, metode eksperimental dan metode simulasi komputer.
Tegangan maksimal yang terjadi dengan menggunakan metode analitis
adalah 31,98 MPa. Tegangan maksimal yang terjadi dengan menggunaka software
PV Elite adalah 31,98 MPa. Tegangan maksimal yang terjadi dengan
menggunakan software Autodesk Inventor adalah 38,22 MPa. Dapat dipastikan
bahwa untuk tegangan yang terjadi masih dibawah kondisi aman karna dibawah
kekuatan luluh material SA-515 60 yaitu 220,6 MPa.
Tekanan maksimum yang dapat diterima oleh tabung freon jika dihitung
menggunakan metode analitis adalah 2,13 MPa, sedangkan jika dihitung
menggunakan sofware PV Elite adalah 2,63 MPa.

40
41

Anda mungkin juga menyukai