Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL

1. Yang Menjalankan Tugas : Beaty Wahyuning Irianti, AMK


2. Hari : Selasa
3. Tanggal : 19 April 2022
4. Lokasi Tujuan : Aula Dinas Kabupaten Semarang
5. Keperluan : Evaluasi capaian SPM program HIV utamanya dengan
pasien TB dan Upaya untuk meringankan beban TB pada ODHA dan beban HIV pada
pasien TB
6. Laporan Hasil:
Pertemuan hari Selasa, 19 April 2022 melaporkan hasil evaluasi pelaporan SIHA (HIV)
Triwulan I pada pasien TB dengan HIV, didapatkan Puskesmas Getasan belum
melaporkan pasien TB yang belum di cek HIV ada 1, diharapkan untuk segera dilakukan
pengecekan dan melaporkan hasil.

Materi selanjutnya memaparkan tentang Kolaborasi TB-HIV, dimana pasien yang sudah
terdiagnosa TB sesegera mungkin dilakukan tindakan screening dan pemeriksaan HIV,
dan sebaliknya.
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV ini bertujuan mempermudah analisis data dan menilai
kemajuan kinerja pelaksanaan. Indikator Kegiatan kolaborasi TB-HIV terbagi menjadi:
 Indikator Utama, yang digunakan untuk evaluasi hasil atau luaran (output)
 Indikator Prioritas, untuk pemantauan pasien TB-HIV mulai dari skrining tes dan
pengobatan
 Indikator Strategi, yang digunakan untuk mengukur proses pelaksanaan kegiatan
kolaborasi, termasuk pemenuhan pelayanan TBC dan HIV terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan. Salah satu strategi mencegah koinfeksi TB-HIV adalah dengan
pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada ODHIV, digunakan untuk
menurunkan beban TBC pada ODHIV

Materi selanjutnya tentang Konseling dan Tes HIV atas Inisiasi Petugas (KTIP/TIPK) pada
layanan TB. Sesuai dengan PerMenkes N0.21/2013 : penanggulangan HIV-AIDS
bahwaTIPK harus dianjurkan sebagian dari standar pelayanan bagi pasien yang dengan
tanda, gejala atau kondisi medis yang mengindikasikan / patut diduga telah terjadi
infeksi HIV terutama dengan riwayat penyakit Tuberculosis.

7. Kesimpulan
 Segera mungkin melakukan pemeriksaan HIV dan melaporkan apabila di dapati
pasien TB
 TIPK dapat dilakukan sebagai bentuk layanan di KIA, KB, IMS, TB, Hepatitis serta
NAPZA
 Strategi pencegahan Koinfeksi TB-HIV adalah pemberian TPT untuk menurukan
beban TBC pada ODHIV

Getasan, 19 April 2022

Yang Melaporkan

Beaty Wahyuning Irianti, AMK

NIP. 198711252020122006

LAPORAN HASIL
1. Yang Menjalankan Tugas : Retno Sri Hastuti, AMd.Kep
2. Hari : Kamis
3. Tanggal : 19 Mei 2022
4. Lokasi Tujuan : Aula instalasi farmasi
5. Keperluan : Pertemuan Koordinasi dan evaluasi program surveilans
penyakit potensial KLB di Kab. Semarang
6. Laporan Hasil:
Pertemuan hari Kamis, 19 Mei 2022 koordinasi tentang penyakit potensial KLB di
Kabupaten Semarang dan evaluasi program surveilans, didapati verivikasi SKDR minggu
ke 17, sudah terkirim, nomor telepon pelaporan SKDR yang baru tidak terbaca oleh
system, sudah dilaporkan ke bagian P2P Dinas Kesehatan.
Materi selanjutnya memaparkan tentang, penyakit potensial KLB salah satunya Hepatitis
akut, Hepatitis akut ditandai dengan gejala awal : mual, muntah, diare dan di perburuk
dengan sclera berwarna kuning / kekuningan serta kulit. Hepatitis akut menjadi salah
satu penyakit yang masuk pada pelaporan SKDR.
 Jika ada temuan seperti gejala yang telah di sebutkan diatas, masuk pada data suspek
 Tindak lanjut dari suspek dilakukan pencatatan identitas oleh petugas Surveilans
 Setelah dilkukan pencatatan oleh petugas surveilans, di rujuk untuk pemeriksaan SGOT,
SGPT, Hepatitis A, B,C,D, E Jika dari salah satu pemeriksaan didapati hasil positif , maka
di kategorikan hasil positif (hepatitis positif).
 Jika dari pemeriksaan hepatitis yang sudah dilakukan tidak didapati hasil positif,
satupun maka dikategorikan probable.

7. Kesimpulan :

 Hepatitis akut, masuk dalam pelaporan SKDR dengan catatan tertentu


 Jika pada layanan kesehatan, ditemukan tanda dan gejala yang menyerupai, pasien
dimasukan dalam data surveilans dan diawasi

Getasan, 19 Mei 2022


Retno Sri Hastuti, Amd.Kep
NIP. 19970327 201902 2 001

Anda mungkin juga menyukai