Anda di halaman 1dari 22

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2


KLATEN TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Oleh:
SAFITRI EKA BUDIYATI
G 000 170 159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MATA


PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2
KLATEN TAHUN PELAJARAN 2020/2021

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Safitri Eka Budiyati


G000170159

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh

Dosen
Pembimbing

(Nurul Latifatul Inayati, S.Pd.I., M.Pd.I.)


NIDN : 0613108801

ii
HALAMAN PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MATA


PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2
KLATEN TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh:

Safitri Eka Budiyati


G000170159

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji


Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Kamis, 30 September 2021
Dan dinyatakan sudah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. (Nurul Latifatul Inayati, S.Pd.I., M.Pd.I.) (.......................................)


(Ketua Dewan Penguji)
2. (Drs. Zaenal Abidin, M.Pd.) (.......................................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. (Dr. Mohamad Ali, S.Ag., M.Pd.) (.......................................)
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Syamsyul Hidayat, M.Ag.


NIDN: 0605096402

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang dajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu

perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditu lis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya

diatas, maka saya akan mempertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 06 September 2021

Safitri Eka Budiyati


G000170159

iv
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2
KLATEN TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Abstrak

Pendemi Covid-19 membuat pelaksanaan pembelajaran tidak dapat


dilakukan seperti biasanya. Pembelajaran yang biasanya dilakukan
menggunakan metode active learning tidak bisa dilakukan secara efektif.
Guru dituntut untuk kreatif dalam melakukan inovasi pembelajaran dengan
media aplikasi daring. Terlebih pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan sebagai pembinaan kepribadian agar bertakwa kepada Allah dan
mempuyai akhlak mulia di kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, efektivitas
pembelajaran jarak jauh, dan mengindentifikasi kendala dalam proses
pembelajarann jarak jauh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMP Negeri 2 Klaten. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif,
sehingga dalam melakukan metode analisis data menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif. Adapun dalam pengumpulan data
menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari
penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dilakukan secara
daring dan sudah berjalan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar dari rumah berdasarkan surat edaran nomor 15 tahun 2020.
Kemudian pelaksanaan pembelajaran jarak jauh sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh. Efektivitas pembelajaran jarak jauh
sudah efektif karena hasil belajar peserta didik pada post test atau Ulangan
Harian melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada saat proses
pembelajaran terjalin timbal balik antara guru dan peserta didik untuk
mencapai tujuan dan hasil belajar yang baik. Pembelajaran yang dilakukan
sudah sesuai dengan syarat dan indikator pembelajaran yang efektif.
Kemudian kendala dalam pembelajaran jarak jauh yaitu: tidak semua
peserta didik memiliki smartphone, jaringan internet tidak stabil, boros
kuota internet, minat dan semangat belajar peserta didik kurang, peserta
didik kurang disiplin, guru tidak bisa memantau aktivitas peserta didik, dan
komunikasi wali murid dan sekolah yang kurang maksimal.
Kata kunci : efektivitas pembelajaran, pembelajaran jarak jauh, pendidikan
agama islam

Abstract

The Covid-19 pandemic has made the implementation of learning impossible


as usual. Learning that is usually done using the active learning method
cannot be done effectively. Teachers are required to be creative in innovating
learning with online application media. Especially in the subject of Islamic

1
Religious Education which aims to instill values of faith and piety as
personality development so that they are pious to Allah and have noble
character in everyday life. This study aims to describe the implementation of
distance learning, the effectiveness of distance learning, and identify
obstacles in the distance learning process in Islamic Religious Education
subjects at SMP Negeri 2 Klaten. This research is a type of qualitative
research, so that in conducting data analysis methods using qualitative
descriptive analysis methods. As for the data collection using interviews,
observation, and documentation. The results of the research are that the
implementation of distance learning is carried out online and has been
running in accordance with the guidelines for organizing learning from home
activities based on circular letter number 15 of 2020. Then the
implementation of distance learning is in accordance with the principles of
distance learning. The effectiveness of distance learning has been effective
because the learning outcomes of students on the post test or Daily Test
exceed the Minimum Completeness Criteria (KKM). During the learning
process, there is reciprocity between teachers and students to achieve good
learning goals and outcomes. The learning carried out is in accordance with
the terms and indicators of effective learning. Then the obstacles in distance
learning are: not all students have smartphones, the internet network is not
stable, internet quota is wasteful, students' interest and enthusiasm for
learning is lacking, students are less disciplined and cannot divide their time
on the assigned tasks, teachers cannot monitor student activities, and
communication between parents and schools that are less than optimal.
eywords: effectiveness of learning, distance learning, islamic religious
education

1. PENDAHULUAN
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan
makhluk yang lain. Akan tetapi dibalik kesempurnaan itu, manusia dianugerahi Allah
dengan potensi nafsu (fujur) dan taqwa. Firman Allah dalam Q.S. Asy Syams (91: 8).

َ ‫فَأ َ ْل َه َم َها فُ ُج‬


‫ورهَا َوت َ ْق َو ٰى َها‬

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan.”

Dari kedua potensi diatas manusia bisa menjadi pribadi yang baik atau pribadi
yang jahat karena terpengaruh pada hal yang kurang baik. Oleh karena itu, melalui
pendidikan potensi baik yang ada di dalam diri manusia dapat dikembangkan, dan
sebaliknya potensi yang tidak baik dapat ditahan agar tidak berkembang yang nantinya
akan merugikan diri manusia itu sendiri.

2
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik
dalam bentuk proses pembelajaran. Pembelajaran diartikan sebagai sebuah usaha
untuk mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau untuk
belajar sesuai dengan kamauannya sendiri. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh pendidik untuk memberikan bimbingan, bantuan,
dan pengarahan kepada peserta didik untuk mempunyai keahlian dalam belajar.
Dengan pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas,
dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Proses
pembelajaran yaitu cara bagaimana suatu individu atau kelompok, belajar dengan
menggunakan sarana yang ada, atau bagaimana sarana dan cara belajar itu efektif
digunakan.
Pembelajaran yang efektif yaitu dapat menghasilkan proses belajar yang
bermanfaat dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan
indikator-indikator yang telah dibuat. Pembelajaran yang efektif dapat dilihat dari
proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Dengan adanya proses
pembelajaran yang terstruktur maka akan tercapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dalam kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran yaitu untuk merubah perilaku
dan perbuatan yang ditandai dengan kecakapan, keterampilan, kemampuan dan sikap
sehingga diperoleh hasil belajar yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran,
umumnya terdapat interaksi tatap muka antara guru dengan peserta didik dan terjadi
timbal balik diantara keduanya yang dilakukan dalam situasi kelas yang kondusif.
Akan tetapi sejak bulan Maret 2020, dunia dilanda Corona Virus Disease
(Covid-19) dan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) menetapkan
virus ini sebagai pandemi global. Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang didalamnya
menghimbau agar pelaksanakan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring
atau belajar dari rumah. Pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka di
sekolah harus diganti dengan pembelajaran jarak jauh. Hal ini merupakan langkah
yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak
semakin luas. Diberlakukannya pembelajaran jarak jauh merupakan suatu upaya agar

3
peserta didik tetap mendapatkan hak pendidikan ditengah pandemi Covid-19. Peran
orang tua sangat dibutuhkan saat proses pembelajaran jarak jauh ini berlangsung,
dimana orang tua merupakan mitra sekolah agar pembelajaran jarak jauh dapat
terlaksana dengan baik.
Proses pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan berbagai aplikasi dan tidak
mengharuskan adanya tatap muka secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Pemanfaatan teknologi diharapkan mampu menjadi sarana untuk pembelajaran jarak
jauh, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya
saja aplikasi WhatsApp, Google for Education, hingga Google Classroom. Terdapat
pula aplikasi yang menyediakan fasilitas guru dan peserta didik dapat melakukan
interaksi melalui panggilan video dengan Google Meet, Zoom Meeting, hingga Skype.
Bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan saat pembelajaran jarak
jauh ini tetap tidak dapat menggantikan pembelajaran tatap muka, karena interaksi
pada pembelajaran konvensional masih jauh lebih efektif dibandingkan pembelajaran
jarak jauh. Kendala yang sering dijumpai saat pembelajaran jarak jauh yaitu:
keterbatasan dalam aksesibilitas internet, kurang memadainya perangkat pembelajaran
seperti smartphone atau laptop, serta biaya penggunaan aplikasi atau borosnya kuota.
Pelajaran yang seharusnya dilakukan secara tatap muka menjadi tidak bisa
berjalan dengan efektif. Materi pelajaran yang mengharuskan adanya praktik,
pembinaan, dan pemahaman secara mendalam, tentunya lebih efektif apabila
dilakukan secara langsung. Disamping itu intensitas guru dalam menyampaikan suatu
materi dinilai tidak dapat berjalan dengan maksimal. Seperti halnya pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang yang didalamnya terdapat praktik dan juga pembekalan
pengetahuan mengenai agama Islam secara mendalam.
Pelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan untuk menamankan nilai-
nilai keimanan dan ketakwaan, sebagai pembinaan kepribadiaan, dan untuk
meningkatkan keyakinan peserta didik akan agama Islam sehingga menjadi seseorang
yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan memiliki akhlak yang mulia dalam
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, ataupun bangsa. Pendidikan Agama Islam
merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan di sekolah. Hal ini sesuai
dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 12 ayat 1 yang menyatakan:

4
“Setiap peserta didik pada satuan pendidikan berhak mendapat pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan pendidik yang seagama.”
Dilihat dari kedudukannya, pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan suatu
mata pelajaran yang harus didapatkan oleh setiap peserta didik yang beragama Islam.
Sedangkan ditinjau dari tujuannya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, memiliki
urgensi yang sangat penting karena berkenaan dengan pembinaan kepribadian dan
akhlak serta pemahaman peserta didik akan nilai-nilai syariat Islam dengan wujud
praktik beribadah kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari serta menjalankan
perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya agar memperoleh kebahagiaan di
dunia maupun di akhirat.
Jika melihat praktik dari pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, hal yang perlu untuk disoroti tentunya kesiapan
guru, peserta didik, dan orang tua dalam menghadapi situasi ini. Guru dituntut untuk
mempunyai kreatifitas dan keterampilan dalam menggunakan teknologi dan membuat
model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
bermakna. Peserta didik harus memiliki kemandirian yang tinggi saat proses
pembelajaran jarak jauh ini dan orang tua diharapkan dapat memantau bagaimana
kegiatan belajar anaknya. Perubahan yang terjadi secara mendadak tentunya membuat
banyak pihak baik guru, peserta didik, atau orang tua tidak siap dalam menghadapi
pembelajaran jarak jauh.
Akibat dari adanya Covid-19 juga dirasakan oleh guru Pendidikan Agama Islam
di SMP Negeri 2 Klaten. Pembelajaran yang dilakukan di SMP Negeri 2 Klaten
biasanya menggunakan metode pembelajaran active learning agar membuat peserta
didik aktif dan tidak cepat bosan. Saat pembelajaran jarak jauh diberlakukan, para guru
merasa kesulitan dalam menerapkan pembelajaran active learning karena situasi yang
tidak memungkinkan. Kendala yang dijumpai saat pembelajaran jarak jauh, yaitu
jaringan internet tidak stabil, kurangnya sarana dan prasarana, dan peserta didik yang
tidak bisa membagi waktu dalam belajar, sehingga tak jarang mereka sering mengeluh
karena banyaknya tugas yang diberikan oleh guru.
Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten juga berusaha maksimal
dalam membuat inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang

5
ada untuk menunjang proses pembelajaran dan memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) peserta didik, agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai sesuai
dengan harapan. Proses pembelajaran yang dilakukan di SMP Negeri 2 Klaten yaitu
guru akan memberikan materi melalui aplikasi pembelajaran dan guru menjelaskan
materi dengan bantuan media audio visual. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian lebih lanjut mengenai bagaimanakah
efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada masa pendemi Covid-19, yang
berjudul “Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh pada Mata Pelajaran pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 2 Klaten Tahun Pelajaran 2020/2021”. Tujuan penelitian ini
untuk menjawab rumusan masalah yaitu: mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh, efektivitas pembelajaran jarak jauh, dan mengidentifikasi kendala dalam
proses pembelajaran jarak jauh pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Negeri 2 Klaten.
2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) karena dalam
proses pencarian data dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan dan
mengamati secara langsung di lapangan. Penelitian ini bersifat kualitatif yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu persoalan.
Penelitian yang bersifat kualitatif akan menghasilkan data deskripstif berupa tulisan
atau perkataan lisan orang lain berdasarkan perilaku yang diamati. Peneliti
menggunakan pendekatan fenomenologis untuk mengetahui pengalaman individu
terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang mendalam dalam konteks kehidupan
sehari-hari serta mengungkap fenomena pada subjek penelitian secara murni. Dengan
menggunakan pendekatan ini dapat memberikan gambaran mengenai fenomena
pembelajaran jarak jauh yang saat ini tengah dialami oleh peserta didik dan guru.
Penelitian ini dilakukan di lembaga pendidikan SMP Negeri 2 Klaten, yang
didalamnya melibatkan beberapa subyek yang memiliki peran terhadap pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh, efektivitas pembelajaran jarak jauh, dan kendala dalam
proses pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
diantaranya kepala sekolah yang berperan penting dalam memberikan perintah,
arahan, dan evaluasi terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Kemudian guru

6
Pendidikan Agama Islam sebagai pelaksana dan fasilitator kegiatan pembelajaran jarak
jauh serta pengembang kegiatan pembelajaran jarak jauh agar berjalan dengan baik.
Selanjutnya wakil kurikulum SMP Negeri 2 Klaten yang bertugas mengkoordinasi
kegiatan pembelajaran jarak jauh. Terakhir peserta didik di SMP Negeri 2 Klaten
sebagai objek dari kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini ada tiga
langkah yaitu reduksi data (menyeleksi data), display data (penyajian data), dan
verifikasi data (penarikan kesimpulan). Uji keabsahan data yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik triangulasi yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan memabandingkan hasil pengamatan,
observasi, dan dokumentasi dengan sumber data yang diperoleh dari kegiatan
wawancara. Hasil wawancara dikaitkan dengan kegiatan observasi dan hasil
dokumentasi menjadi penguat keabsahan daya yang didapatkan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi sebagaimana yang telah dijelaskan pada BAB III, selanjutnya penulis
akan melakukan analisis data pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, efektivitas
pembelajarak jarak jauh, dan kendala dalam proses pembelajara jarak jauh pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten didasarkan pada teori
yang telah dibangun pada BAB II.
3.1 Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten
3.1.1 Analisis Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di SMP Negeri 2 Klaten
Dari pemaparan teori pada BAB II dan data yang diperoleh pada BAB III, kepala
sekolah SMP Negeri 2 Klaten sudah membuat rancangan dan sistem terkait
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh berdasarkan surat edaran nomor 15 Tahun 2020
terkait pelaksanaan kegiatan belajar jarak jauh dengan memperhatikan beberapa hal,
diantaranya:.
1.1. Kepala sekolah memastikan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
guru dan peserta didik saat melakukan proses pembelajaran.

7
1.2. Kepala sekolah membuat rencana keberlanjutan dengan senantiasa mempersiapkan
sarana dan prasarana yang ada, mempersiapkan kurikulum, serta senantiasa
mengembangkan sistem pembelajaran yang paling tepat dan efektif untuk
digunakan.
1.3. Membuat program pengasuhan dengan bekerja sama dengan wali murid untuk
senantiasa memantau aktivitas anak saat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
1.4. Mengadakan pembinaan dan pemantauan terhadap kinerja guru yang dilakukan
dua kali dalam satu minggu dengan melakukan pembinaan serta monitoring dan
evaluasi.
1.5. Melakukan pelaporan kepada Dinas Pendidikan yang dilakukan melalui dua cara
yaitu online dan tertulis.
1.6. Kepala sekolah melakukan pembentukan tim siaga darurat penanganan Covid-19
di SMP Negeri 2 Klaten.
3.1.2 Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten
Berdasarkan data dari BAB III, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII menggunakan aplikasi YouTube
Streaming, WhatsApp, Google Classroom, Google Form, dan E-Mail. Berdasarkan
teori yang ada pada BAB II, guru harus menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh dengan memastikan beberapa hal. Dari data yang terdapat
pada BAB III, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten sudah membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pedoman pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh yang dikeluarkan oleh Kemendikbud berdasarkan surat edaran nomor 15
tahun 2020 dalam melakukan pembelajaran jarak jauh dengan memperhatikan
beberapa hal, diantaranya:
1.1. Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai dan tidak memaksakan
penuntasan kurikulum dengan memilah-milah materi yang sekiranya penting dan
harus disampaikan dan mana materi yang bisa disampaikan di akhir pembelajaran
yang masuk pada materi pengayaan.

8
1.2. Menyiapkan materi pembelajaran dengan membuat resume materi atau soal-soal
untuk peserta didik. Guru juga menyiapkan materi berupa PPT atau video yang
akan disampaikan saat YouTube Streaming dengan metode ceramah.
1.3. Menentukan metode dan interaksi yang dipakai saat penyampaian materi dengan
memanfaatkan jaringan internet dan menggunakan metode penugasan melalui
aplikasi WhatsApp dan Google Classroom, serta menggunakan metode ceramah
melalui YouTube Streaming
1.4. Menentukan jenis media pembelajaran dengan memanfaatkan YouTube Streaming
dan PPT atau video untuk menjelaskan materi berupa audio video, serta
menggunakan aplikasi WhatsApp dan Google Classroom untuk menyampaikan
informasi terkait pembelajaran dan menyampaikan tugas. Aplikasi Google
Classroom, WhatsApp, E-Mail dan Google Form juga digunakan untuk aspek
penilaian.
1.5. Meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan yang disediakan oleh sekolah
yaitu pelatihan IHT (In House Training). Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
pemerintah dengan memanfaatkan portal resmi pemerintah SIM PKB yang akan
mengupgrade kompetensi guru.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru di SMP Negeri 2
Klaten yaitu: 1) Guru mempersiapkan rencana pembelajaran dan materi yang akan
disampaikan dengan dibuatkan resume materi atau membuat PPT dan menyiapkan
video yang akan disampaikan kepada peserta didik, 2) Guru menginformasikan
pembelajaran yang akan berlangsung melalui grup WhatsApp koordinator kelas, 3)
Guru memberikan materi pembelajaran, apabila pembelajaran menggunakan
YouTube Streaming maka guru akan mengirimkan link, akan tetapi apabila
pembelajaran dengan penugasan maka guru akan mengirim tugas melalui grup
WhatsApp koordinar kelas atau Google Classroom, 4) Guru memberikan evaluasi
setiap akhir bab dengan Google Form atau guru membuat soal-soal sesuai dengan
materi yang harus dikumpulkan ke WhatsApp, Google Classroom, ataupun E-Mail,
sesuai ketentuan guru dan diberi batas waktu mengerjakan. Langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2

9
Klaten sudah sesuai dengan teori pada BAB II terkait prinsip-prinsip pembelajaran
jarak jauh.
3.2 Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten
Dari teori yang ada pada BAB II, pembelajaran dikatakan efektif apabila terpenuhi
beberapa syarat utama keefektifan pembelajaran diantaranya: 1) Durasi belajar
peserta didik yang tinggi saat proses pembelajaran, 2) Rata-rata peserta didik dalam
mengerjakan tugas tinggi, 3) Kesesuaian antara materi ajar dengan kemampuan
peserta didik saat pembelajaran (keberhasilan belajar), 4) Mengembangkan suasana
belajar yang akrab dan positif. Hal ini sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan
di SMP Negeri 2 Klaten yaitu: 1) Pembelajaran dilakukan dengan durasi belajar 30
Menit dengan menggunakan YouTube Streaming yang disampaikan dengan metode
ceramah, kemudian metode penugasan juga membuat peserta didik memiliki durasi
belajar yang tinggi karena mereka akan belajar secara mandiri, 2) Jumlah peserta
didik yang mengerjakan tugas tinggi, walaupun terdapat beberapa peserta didik
yang telat mengumpulkan tugas, 3) Guru memberikan materi yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik baik, 4) Guru
memperbolehkan peserta didik bertanya melalui chat WhatsApp untuk membuat
suasana belajar yang akrab dan memberikan semangat dan motivasi kepada peserta
didik.
Kemudian dari teori pada BAB II, terdapat tujuh indikator pembelajaran yang
efektif dan tujuh indikator tersebut sudah sesuai dengan data yang diperoleh pada
BAB III, terkait efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan
di SMP Negeri 2 Klaten, diantaranya:
1. Menyusun dan mengurutkan materi yang akan disampaikan secara urut mulai
dari materi esensial atau penting ke materi pengayaan.
2. Guru senantiasa menyampaikan materi dengan jelas memakai beberapa aplikasi
yang dinilai efektif untuk digunakan saat pembelajaran.
3. Guru menguasai materi ajar dengan baik dan bisa mengorganisasikan materi
dengan baik. Antusiasme peserta didik saat pengumpulan tugas juga cukup
tinggi, kemudian keaktifan peserta didik dalam mengerjakan tugas juga tinggi,

10
karena apabila terdapat peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas maka
mereka tidak akan bisa menerima raport.
4. Guru senantiasa memberi motivasi dan semangat kepada peserta didik saat
proses pembelajaran.
5. Guru selalu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik, sehingga
peserta didik mengetahui apa yang harus mereka kuasai pada saat pembelajaran
berlangsung. Kemudian guru juga memberikan penilaian dengan adil karena
antara materi yang diajarkan dan ulangan yang diberikan terdapat kesesuaian.
Guru memberikan nilai dengan adil sesuai dengan pekerjaan peserta didik.
6. Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru sudah berjalan dengan baik
dan fleksibel untuk diikuti oleh semua peserta didik, diantaranya dengan
memaksimalkan penggunaan aplikasi pembelajaran, melakukan home visit, dan
memperbolehkan peserta didik melakukan pembelajaran di sekolah apabila
sarana dan prasarananya tidak memadai.
7. Hasil belajar peserta didik didik saat Ulangan Harian (UH) atau post test
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta sudah melebihi KKM, kemudian dari
hasil tugas-tugas yang telah dikumpulkan oleh peserta didik juga menunjukkan
hasil belajar yang baik.
Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dikatakan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
yang telah diupayakan oleh guru di SMP Negeri 2 Klaten sudah berjalan efektif
karena sesuai teori yang ada pada BAB II terkait indikator pembelajaran yang
efektif. Dilihat dari hasil belajar peserta didik pada saat Ulangan Harian (UH)
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik sudah melebihi KKM. Kemudian
dengan adanya metode penugasan membuat peserta didik lebih mandiri selama
pembelajaran jarak jauh, karena akan ada proses interaksi atau timbal balik antara
guru dan peserta didik yang membuat pembelajaran jarak jauh mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten dapat berjalan dengan efektif.
Efektivitas pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam merupakan upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka
mewujudkan visi misi dari sekolah. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru

11
pendidikan agama Islam SMP Negeri 2 Klaten pada saat pembelajaran jarak jauh
bukan hanya semata-mata memberikan materi dan nilai kepada peserta didik saja,
akan tetapi juga menanamkan nilai-nilai agama Islam agar peserta didik menjadi
pribadi yang beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia melalui
materi-materi yang ada pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.3 Kendala dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten
Berdasarkan data yang diperoleh pada BAB III, beberapa kekurangan yang sering
dijumpai ketika pelaksanaan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 2 Klaten. dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kendala pada guru yaitu: 1) Memotivasi peserta didik agar meningkatkan minat
belajar saat proses pembelajaran. 2) Memantau peserta didik selama pembelajaran
Pendidikan Agama Islam karena pada pelajaran ini bukan hanya terkait
pengetahuan dan keterampilan saja akan tetapi lebih kepada sikap peserta didik dan
bagaimana mereka dapat menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari. 3) Melakukan evaluasi kepada peserta didik, karena guru masih
kesulitan saat membuat paramater penilaian apakah hasil belajar peserta didik sudah
sesuai dengan kenyataan atau belum. 4) Mendisiplinkan peserta didik saat
pengumpulan tugas, karena masih terdapat beberapa peserta didik yang telat saat
mengumpulkan tugas sehingga harus ditagih oleh guru.
2. Kendala pada peserta didik yaitu: 1) Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh peserta didik, karena masih terdapat beberapa peserta didik yang belum
memiliki handphone sendiri. 2) Kendala sinyal dan kuota internet yang tak jarang
menjadikan pembelajaran jarak jauh tidak bisa berjalan dengan maksimal. 3) Kuota
internet yang boros saat pembelajaran dengan YouTube Streaming. 4) Peserta didik
tidak bisa membagi waktu saat guru memberikan tugas karena banyaknya tugas
yang diberikan oleh guru, apalagi saat deadline pengumpulan tugas berbarengan. 5)
Kurangnya semangat atau minat belajar peserta didik karena mereka merasa bosan
saat pembelajaran jarak jauh.
3. Kendala pada sekolah yaitu komunikasi pihak sekolah dengan wali murid masih
kurang maksimal, karena terdapat beberapa wali murid yang kurang memperhatikan

12
anaknya atau terkesan acuh dan menyerahkan tanggung jawab pendidikan kepada
sekolah.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan data yang dipaparkan diatas, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMP Negeri 2 Klaten dilakukan dengan kepala sekolah membuat rancangan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, dan guru juga membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dengan memperhatikan poin-poin yang
sesuai dengan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar dari rumah berdasarkan
surat edaran nomor 15 tahun 2020. Langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di SMP Negeri 2 Klaten yaitu: 1) Guru mempersiapkan
rencana pembelajaran dan materi yang akan disampaikan dengan dibuatkan
resume materi, membuat PPT, atau menyiapkan video yang akan disampaikan
kepada peserta didik, 2) Guru menginformasikan pembelajaran yang akan
berlangsung melalui grup WhatsApp koordinator kelas, 3) Guru memberikan
materi pembelajaran, apabila pembelajaran menggunakan YouTube Streaming
maka guru akan mengirimkan link, akan tetapi apabila pembelajaran dengan
penugasan maka guru akan mengirim tugas melalui grup WhatsApp koordinar
kelas atau Google Classroom, 4) Guru memberikan evaluasi setiap akhir bab
dengan Google Form atau guru membuat soal-soal sesuai dengan materi yang
harus dikumpulkan ke WhatsApp, E-Mail, atau Google Classroom, sesuai
ketentuan guru, dan diberi batas waktu mengerjakan.
2. Efektivitas pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Negeri 2 Klaten berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini ditunjukkan
pada saat proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Pada saat proses
pembelajaran terjalin timbal balik antara guru dan peserta didik untuk mencapai
tujuan dan hasil belajar yang baik. Pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai
dengan syarat dan indikator pembelajaran yang efektif diantaranya: 1) Durasi
waktu belajar dan mengerjakan tugas yang tinggi pada peserta didik, 2) Guru

13
senantiasa menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum memulai pembelajaran,
3) Guru menyampaikan materi dengan jelas memakai aplikasi yang mendukung
pembelajaran dan menciptakan suasana belajar yang akrab dan positif dengan
memberikan motivasi dan semangat kepada peserta didik, 4) Guru menguasaikan
materi dan mengorganisasikan materi dengan baik, 5) Membuat pendekatan
belajar yang sesuai dengan keadaan peserta didik dengan memaksimalkan aplikasi
pembelajaran, melakukan home visit, dan membolehkan peserta didik melakukan
proses pembelajaran di sekolah, 6) Memberikan materi sesuai dengan kemampuan
peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik saat dilakukan Ulangan Harian
(UH) melebihi KKM. Efektivitas pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam merupakan upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam
rangka mewujudkan visi misi dari sekolah yaitu menanamkan nilai-nilai agama
Islam dan budi pekerti yang luhur agar peserta didik menjadi pribadi yang
beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia melalui materi-materi
yang ada pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Kendala dalam pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 2 Klaten yaitu: 1) Kurangnya sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh peserta didik saat pembelajaran jarak jauh, seperti handphone,
kuota, dan jaringan internet, 2) Kurangnya semangat dan minat belajar peserta
didik saat pembelajaran karena peserta didik merasa bosan dengan pembelajaran
jarak jauh, 3) Kurangnya sikap disiplin pada peserta didik, 4) Proses evaluasi
karena guru tidak bisa memantau aktivitas peserta didik saat pembelajaran jarak
jauh, 5) Peserta didik tidak bisa membagi waktu terhadap tugas yang diberikan
guru, 6) Komunikasi pihak sekolah dan wali murid yang kurang maksimal.
4.2 Saran
1. Pihak sekolah hendaknya lebih memaksimalkan komunikasi dengan wali murid
agar tidak terjadi miskomunikasi dan bisa memantau aktivitas belajar peserta
didik ketika di rumah.
2. Wali murid atau orang tua hendaknya lebih memperhatikan dan memantau
anaknya pada saat pembelajaran jarak jauh agar tidak terjadi miskomunikasi
antara guru, orang tua, dan peserta didik.

14
3. Guru diharapkan juga memperhatikan kondisi psikologis peserta didik dengan
tidak memberikan tugas yang berlebihan kepada peserta didik sehingga dapat
mengganggu kesehatan dan daya tahan peserta didik. Kemudian guru juga bisa
menggunakan aplikasi pembelajaran yang lebih bervariatif agar peserta didik
tidak mudah bosan dengan tetap memperhatikan kemampuan peserta didik.
4. Peserta didik diharapkan memiliki sikap disiplin dan semangat serta minat belajar
yang tinggi. Jika memang mendapati materi yang kurang dimengerti bisa bertanya
kepada guru melalui WhatsApp agar bisa diberikan penjelasan secara lebih
mendalam atau kalau memang malu untuk bertanya kepada guru bisa berdiskusi
atau bertanya kepada teman yang sekiranya akrab. Peserta didik juga bisa belajar
secara mandiri dengan mambaca ulang materi yang telah disampaikan atau mecari
dari sumber internet agar lebih banyak mendapat referensi dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Akhiruddin dkk. 2019. Belajar dan Pembelajaran. Gowa: CV. Cahaya Bintang
Gemerlap.
Ali, Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Ali, Mohammad dan Zaenal Abidin. 2017. Ilmu Pendidikan Islam Bernuansa
Keindonesiaan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Ali, Hery Nur. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos.
Anwar, Syaiful. 2014. Desain Pendidikan Agama Islam Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Idea Press.
Asandhimitra, dkk. 2004. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke
Arah Varian Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Daradjat, Zakiyah, dkk. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Akasara.
Depdiknas, Jendral Direktorat Pendidikan Dasar, Lanjutan pertama dan menengah.
2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Seekolah
Menengah Pertama. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Strandar Nasional. Yogyakarta: Teras.

15
Ghirardini. 2011. E-Learning Methodologies. Germany: Faderal Ministry of Food,
Agriculture and Consumer Protection.
Hawi, Akmal. 2014. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.
Herdiansyah. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika.
Hidayat, Rahmat. 2016. Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam
Indonesia. Medan: LPPPI.
Ibrahim R, dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Adi
Mahasatya.
Jauhar, Mohammad. 2011. Impelementasi Paikem dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPPM AMP YKPN.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Marsudi, Saring dkk. 2012. Landasan Pendidikan. Surakarta: FKIP-UMS.
Masruri. 2014. Analisis Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan. Padang: Akademi Permata.
Miarso, Yusuf Hadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Muhaimin, dkk. 2001. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhibin. 2009. Konsep Efektivitas Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung: Alfabeta.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nata, Abudin. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Suci, I Gede Sedana, dkk. 2020. Transformasi Digital dan Gaya Belajar. Purwokerto:
CV. Pena Persada.
Sudjana, Nana. 1990. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supardi. 2013. Sekolah Efektif, Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Press.
Surjono, Herman Dwi. 2010. Membangun Course E-Learning Berbasis Moodle.
Jogyakarta: UNY Press.
Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaodih, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

16
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM.
Jakarta: Bumi Aksara.
Usiono. 2014. Pancasila dan Kewarganegaraan. Medan: Perdana Publishing.
Zuhairini. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: UIN
Press.

Referensi Skripsi

Mawaddah, Dinda Indah. 2020. “Efektivitas Model Pembelajaran Daring pada Masa
Pendemic Covid-19 Terhadap Hasil belajar Matematika”. Skripsi. Tegal:
Universitas Pancasakti Tegal.
Syahmira, Ifrah. 2020. “Efektivitas Pembelajaran Biologi pada Masa pandemi Covid-19
di Madrasah Aliyah negeri 1 Medan”. Skripsi. Medan: Universitas Islam Negeri
Sumatra Utara.
Yolandasari, Mega Berliana. 2020. “Efektivitas Pembelajaran Daring dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II A MI Unggulan Miftahul Huda
Tumang Cepogo Boyolali Tahun Pelajaran 2019/2020”. Skripsi. Boyolali: Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.

Referensi Jurnal

Abidin, Zaenal, dkk. 2020. “Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi
Covid-19”, Research and Development Journal of Education. E-ISSN: 2657-
1056. 136.
Alisman. 2014. “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Manajemen Keuangana di Aceh
Barat”, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia. Vol. 1 No. 2, 2014. 134.
Dewantara, Jagad Aditya & T Heru Nurgianasyah. 2021. “Efektivitas Pembelajaran
Daring di Masa Pandemi Covid-19 Bagi Mahasiswa Universitas PGRI
Yogyakarta”, Jurnal Basicedu. Vol. 5 No. 1. 368.
Dwi, Briliannur C dkk. 2020. “Analisis Keefektifan Pembelajaran Online di Masa
Pandemi Covid-19”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. E-ISSN: 2721-
7957. 30.
Daulae, Tata Herawati. 2014. “Menciptakan Pembelajaran yang Efektif“, Jurnal Forum
Paedagogik. Vol. 06 No. 06. 134.
Dewantara, Jagad Aditya dan Heru Nurgiansah. 2021. “Efektivitas Pembelajaran di
Masa Pandemi Covid-19 Bagi Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta”, Jurnal
Basicedu. Vol. 5 No. 1. 2021.
Khomsiyatul, Siti dan Achmad Maulidi. 2021. “Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Masa
Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar”, Jurnal Basicedu. Vol. 1 No. 2. 870.

17
Lubis, Winaria. 2020. “Analisis Efektivitas Belajar pada Pembelajaran Jarak Jauh di
Masa Pandemi Covid-19”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol.
5 No. 1. 2020.
Mansyur, Abdul Rahim. 2020. “Dampak Covid-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran di
Indonesia”, Jurnal Education and Learning. Vol. 1 No. 2. 114.
Merry, Agustina. 2013. “Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran”,
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI). Yogyakarta. Juni 2013.
Pahrudin, Agus. 2017. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di
Madrasah. Lampung: Pustaka Media.
Rohmawati, Afifatu. 2015. “Efektivitas Pembelajaran”, Jurnal Pendidikan Usia Dini.
Vol 1 Edisi 1. 17.
Ummah, Lulu Farhatul. 2020. “Integrasi Pendidikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Bahasa dan Sastra Indonesia”, Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Vol 3 No. 2. 89.
Dzulfaroh, Ahmad Naufal. 2020. Hari Ini Dalam Sejarah: WHO Tetapkan Covid-19
sebagai Pandemi Global. https://www.kompas.com. diakses 20 Maret 2021.
Kemdikbud. 2020. Darurat Covid-19, Mendikbud: Kesehatan Pelaku Pendidikan Jadi
Prioritas Utama Pemerinta. https://www.kemdikbud.go.id. diakses 20 Maret 2021.

18

Anda mungkin juga menyukai