Anda di halaman 1dari 13

THE EFFECT OF LIGHT and COLOR ON CAFÉ and RESTAURANT

CONDITION

PENGARUH CAHAYA dan WARNA PADA KONDISI KAFE DAN


RESTORAN

Alanna Putri Zahira


Email: alanna.putri.abs21@polban.ac.id
D3-Administrasi Bisnis/Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Bandung

Abstract

Zaman sekarang kafe bukan hanya dikunjungi untuk kebutuhan primer seperti makan, tetapi juga
sudah berubah tempat untuk bercengkerama dan bersosialisasi bagi kalangan remaja. Berdasarkan
ini, stake holder kafe biasanya mengolah bisnisnya menjadi senyaman dan sebagus mungkin.
Dengan itu terdapat beberapa elemen yang harus diwujudkan.(Ayu et al., 2021)
Cahaya sangat penting dalam membangun tempat usaha bisnis khususnya kafe dan restoran, dengan
pencahayaan yang tepat kafe dan restoran akan lebih diminati pelanggan begitu pun sebaliknya jika
suatu kafe atau restoran menggunakan pencahayaan yang buruk akan berdampak buruk juga
terhadap kafe tersebut.
Cahaya memiliki kegunaan yang berbeda-beda berdasarkan warna dan tingkat keterangannya,
dibutuhkan cahaya yang banyak di ruangan yang membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi, dan
untuk membuat suatu kafe diperlukan pengenalan lebih dalam terhadap kafe dan restoran yang ingin
dibuat, jika menginginkan kafe atau restoran untuk tempat belajar buatlah pencahayaan yang terang,
jika ingin membuat kafe atau restoran yang digunakan untuk bercengkerama dibutuhkan
pencahayaan yang hangat.

Sama pentingnya dengan cahaya warna pun berdampak besar bagi kafe dan restoran dalam
memberikan kesan mereka terhadap pelanggan, dengan pemilihan warna yang tepat terciptanya
kesan dari pelanggan yang ingin dicipta, jika ingin membuat kafe atau restoran yang cocok untuk
tempat berbincang maka akan tepat jika memakai warna kuning, dan jika ingin membuat kafe atau
restoran untuk tempat belajar akan tepat jika memakai warna biru.
Pemilihan warna dan cahaya begitu penting untuk menciptakan kondisi yang ingin tercipta, maka
dari itu dengan adanya jurnal ini membantu para pengusaha atau pebisnis yang berkeinginan atau
akan membangun suatu bisnis kecil seperti kafe atau restoran dengan brand dan kondisi yang khas
agar mampu menentukan dan menempatkan cahaya dan warna yang tepat, untuk membuat jurnal ini
dibutuhkan beberapa metode agar data yang telah ditulis dalam jurnal benar adanya.
dengan metode pendekatan studi pustaka dari beberapa literatur yang ada serta observasi dari
berbagai kafe dan restoran maka terciptalah jurnal ‘Pengaruh Cahaya dan warna Terhadap Kondisi
Kafe dan restoran’ dengan harapan dapat bermanfaat bagi orang-orang sekitar yang berkeinginan
membangun kafe dan restoran sehingga dapat menentukan dan mengelola pencahayaan dan
pewarnaan yang tepat untuk kafenya sehingga dapat terciptanya kondisi yang ingin tercipta.

Kata kunci: tata letak, cahaya, warna, kafe, restoran.

Nowadays cafes are not only visited for primary needs such as eating, but have also become a place
for chatting and socializing for teenagers. Based on this, cafe stake holders usually manage their
business to be as comfortable and good as possible. With that there are several elements that must
be realized. (Ayu et al., 2021)
Light is very important in building business premises, especially cafes and restaurants, with the right
lighting cafes and restaurants will be more attractive to customers and vice versa if a cafe or
restaurant uses bad lighting it will also have a bad impact on the cafe.
Light has different uses based on color and brightness level, it takes a lot of light in a room that
requires a high level of concentration, and to make a cafe requires a deeper understanding of the
cafe and restaurant you want to make, if you want a cafe or restaurant for a place learn to make
bright lighting, if you want to make a cafe or restaurant used for chatting you need warm lighting.

As important as color light, it has a big impact on cafes and restaurants in giving their impressions
to customers, choosing the right color creates the impression of the customer you want to create, if
you want to make a cafe or restaurant suitable for conversation, it will be right to use yellow. and if
you want to make a cafe or restaurant for a place of study it would be appropriate to use blue.
The choice of color and light is very important to create the conditions you want to create, therefore
this journal helps entrepreneurs or business people who wish or will build a small business such as
a cafe or restaurant with a unique brand and conditions to be able to determine and place light and
lighting. the right color, to make this journal requires several methods so that the data that has been
written in the journal is correct.
using a literature study approach from several existing literature and observations from various cafes
and restaurants, the journal 'The Effect of Light and Color on the Conditions of Cafes and
Restaurants' is created with the hope that it will be useful for local people who wish to build cafes
and restaurants so that they can determine and managing the right lighting and coloring for the cafe
so it can create the conditions it wants to create.

Keyword: Layout, cahaya, warna, kafe, restoran.


BAB 1
PENDAHULUAN
Bisnis ialah kegiatan berusaha mampu dilakukan secara personal ataupun
interpersonal yang menjualkan produk atau jasa agar mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya. Dalam dunia bisnis umumnya para pengusaha menghiasi
tempat mereka melakukan penjualan secantik mungkin, sama halnya dengan kafe
untuk membuat kafe yang unik dan memberikan kesan yang berbeda kepada
konsumen diperlukannya layout, warna, dan cahaya yang mendukung.
Menurut Marsum (2005) kafe adalah tempat pemenuhan kebutuhan primer
secara sederhana yang menampilkan suasana non-formal. Kafe dan restoran di
pasaran bersaing ketat agar dapat menarik perhatian pelanggan dengan berbagai
cara, seperti dengan mengembangkan bisnisnya mengikuti perkembangan zaman.
Dalam proses tersebut agar dapat menarik banyak pengunjung kafe harus
mengembangkan tidak hanya fisik bangunan, namun juga interior dalamnya
(Savitri, 2007).(Ayu et al., 2021)
Warna dan cahaya yang tepat sangatlah penting untuk membangun kafe,
banyak sekali orang-orang yang membangun kafe namun tidak memiliki ilmu yang
kuat dalam pemilihan warna, dan cahaya kafe, sedangkan konsumen sendiri akan
lebih tertarik untuk berkunjung ke tempat yang memiliki layout yang unik dan baik
serta warna dan cahaya yang tepat sehingga akan terasa nyaman saat berkunjung.
Menerapkan pencahayaan yang tepat sangatlah penting untuk membentuk
suatu kenyamanan. Pencahayaan yang tepat dapat memaksimalkan kinerja orang
untuk bekerja lebih cepat dan meminimalisir energi yang dikeluarkan, kafe dan
restoran yang memiliki pencahayaan yang baik akan membuat karyawan dan
pengunjung nyaman dan mencapai produktivitas terbaik.
Warna dalam Desain interior termasuk unsur yang perlu diperhatikan bagi
sebuah ruangan, seperti yang telah disebutkan Kusumowidagdo (2005) bahwa
pengolahan desain yang tepat dapat berfungsi sebagai citra tempat terkait sekaligus
memberikan suasana yang tepat untuk menginfokan image tersirat yang diinginkan
pada kelompok bagian khusus yang ditargetkan serta mampu menerima respons
yang diimpikan dari kelompok tersebut. Desain yang tepat mampu berfungsi
sebagai faktor yang dapat memanipulasi secara psikologi orang-orang tertentu yang
dapat berdampak pada respons kelakuan.(Warna et al., n.d.)

BAB II
Tinjauan Teoritis

1.1 Teori warna


Warna merupakan suatu elemen yang harus diperhatikan dalam sebuah
desain, sebab dengan adanya warna suatu seni desain akan mempunyai arti dan
value yang lebih, dari guna seni tersebut. Warna juga berperan dalam
mempengaruhi mood dan emosional yang ada. Pemilihan warna juga harus
diperhatikan agar tidak salah pengertian dalam komunikasi visual.(Teori
Warna, n.d.)
Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur mengenai
warna sebagai berikut, warna bukanlah suatu indikasi yang hanya dapat dibidik
saja, warna juga berperan dalam mempengaruhi sikap, warna juga memegang
berkedudukan penting dalam penilaian artistik dan turut menentukan
penilaiannya terhadap suatu benda. Dari interpretasi diatas mampu diartikan
bahwasanya warna selain guna dilihat dengan indra penglihatan ternyata dapat
mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi pertimbangan artistik dan
turut membuktikan penilaian seseorang pada suatu benda.(Teori Warna, n.d.)
Telah diuraikan oleh Joe Hallock, warna dasar diibaratkan warna maskulin
atau daya tarik yang paling pekat atau lebih berkorelasi dengan pria bisa
menjadi pertimbangan yang baik untuk jalannya komunikasi pemasaran, situs
web, dan desain redaktur yang menargetkan pria. Penelitian mengenai warna
yang di teliti selama ini memberikan arti bahwa warna kesuakaan pria dan
wanita berbanding terbalik. seperti perbedaan warna favorit ini dapat dikaitkan
dengan penggunaan warna dan pengkondisian budaya.(Teori Warna, n.d.)

1.2 Teori cahaya

Cahaya sangatlah penting untuk membantu penglihatan manusia dalam melihat


suatu objek. Cahaya juga menghasilkan ketentraman kasatmata saat terdapat
pencahayaan yang tepat. Jika iluminasi yang digunakan kurang atau mencolok
maka akan mengurangi kenyamanan pandangan. Yang berdampak pada kesehatan
terutama pada Indera penglihatan (mata).(Widiyantoro et al., n.d.)
terciptanya kenyamanan dari pelanggan akan memberikan image baik kafe atau
restoran, Dalam rangka membentuk image yang positif di mata pelanggan restoran
dan kafe melalui pencahayaan non-alami dalam interior restoran dan cafe, hal yang
perlu lebih ditekankan dalam aspek pengolahannya adalah faktor emosi, yaitu
suasana dan kenyamanan hati konsumen ketika mengunjungi restoran tersebut.
Mood atau emosi yang terdapat pada pelanggan, dalam konstruksi dapat disamakan
dengan ‘sense of place’ atau biasa disebut ‘keterasaan sebuah ruangan’ dan
“ambience” dalam interior. Perilaku dapat dibentuk oleh pencahayaan, telah diteliti
oleh Flynn, ia menyatakan “Pencahayaan menyediakan beberapa nilai pembentuk
yang digunakan oleh orang untuk menginterpretasikan atau membuat sebuah
“sense of place”.
Pencahayaan ialah salah satu bagian penataan ruang dalam maupun ruang luar
yang penting, baik secara konstruksi ruangan maupun interior. Bentuk dan ukuran
ruangan, bahan materi dan detail dalam ruangan sangat dipengaruhi oleh
kemunculan cahaya alami. Cahaya tidak selalu diterapkan kepada inovasi
struktural, tetapi struktur yang dikembangkan itulah untuk menciptakan
kemungkinan pencahayaan yang diinginkan dan untuk efek keruangan (spatial
effect) (Lam1977).
Luigina de Grands menyatakan, berdasarkan asal cahayanya, asal cahaya buatan
diaktegorikan menjadi 3 lampu yaitu cahaya lampu pijar, cahaya listrik neon dan
cahaya yang mengandung fosfor (de Grands 1986).
berdasarkan intensitasnya, cahaya buatan terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu
penyinaran penuh, penyinaran sedang, dan penyinaran rendah atau temaram.
berlandaskan penempatannya, pencahayaan buatan terbagi menjadi lima, yaitu
pada langit-langit, bergantung dari langit-langit, menghinggap pada dinding, di atas
meja dan berdiri dengan kaki.
berlandaskan arah cahaya, pencahayaan buatan terbagi menjadi tiga, yaitu
cahaya yang tertuju ke atas, cahaya yang mengarah ke bawah dan sorot.
berlandaskan fungsi atau kebutuhannya, pencahayaan buatan dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu pencahayaan umum, pencahayaan khusus dan pencahayaan aksen.
berlandaskan penampilannya, pencahayaan buatan terbagi menjadi dua, yaitu
pencahayaan langsung dan pencahayaan tidak langsung.(Citra et al., n.d.)

1.3 Warna dalam pandangan psikolog


terdapat 8 warna sederhana yang disebutkan oleh C.S Jones yang
mengkomunikasikan rasa dan emosi seperti, warna merah, oranye, kuning, biru,
hijau, hitam, putih, coklat. Warna-warna dasar inilah yang memiliki makna
tersendiri. Pada artikel ini saya akan menjelaskan pengertian dan peran warna-
warna tersebut, penjelasannya seperti berikut:
1. Warna Merah
Warna merah ialah warna yang energi yang kuat, mengartikan arti
gairah dan produktif. Dalam segi psikologi warna merah memberi arti
sebuah ikon keberanian serta melambangkan kegembiraan. Namun
terdapat sisi kekurangan dari warna merah yaitu serupa dengan
kekerasan. Namun terdapat solusi untuk memberikan keseimbangan
warna merah jika dipadukan dengan warna biru muda akan memberikan
sifaat netral.
2. Warna Oranye
Oranye ialah percampuran antara warna merah dan kuning. Warna
oranye memberi kesan hangat dan bersemangat serta merupakan ikon
dari petualangan, optimisme, percaya diri dan kemampuan dalam
bersosialisasi. Oranye merupakan warna kedamaian yang berkorelasi
dengan kehangatan sebuah hubungan yang cocok untuk
menggambarkan kekeluargaan. Warna yang hangat ini punya kualitas
tersendiri. Seperti alasan kenapa orang sering memakai warna kuning
dan oranye untuk mengingat sebuah kenangan manis.
3. Arti Warna kuning
Warna kuning mengartikan keharmonisan dan rasa yang seakan-akan
memberikan energi lebih. Dapat diartikan juga bahwa warna kuning
memberikan keoptimisan, semangat dan ceria. Secara psikis, warna
kuning adalah warna yang bermakna mencolok dan berkaitan dengan
kepribadian yang ekstrovert. Warna ini sering digunakan untuk orang
yang mencari perhatian lebih dari orang lain. Warna kuning juga biasa
disebut sebagai warna alami dikarenakan selaras dengan warna
matahari. Eksistensi warna kuning mampu mengikat atau menarik
aktivitas pikiran dan batin. Aura yang ada pada warna kuning sangat
baik digunakan untuk membantu daya pikir secara logis dan tersusun.
Serta individu yang bijaksana dan cerdas dalam sisi akademis biasanya
menyukai warna kuning.
4. Arti Warna Biru
Secara umum warna biri dapat memberikan efek penenang dan juga
mengatasi insomnia, kecemasan, tekanan darah tinggi dan migraine.
Dikarenakan warna biru sering digunakan dalam dunia bisnis karena
itulah warna biru biasa disebut warna corporate. Bukannya tidak ada
sebab warna biru mampu memberikan kesan professional bagi para
penggunanya. Biru diyakini bisa mengikat kemampuan percakapan,
ungkapan artistic dan juga sebagai ikon kekuatan. Menurut pandangan
psikologi mengartikan bahwa warna biru tua dapat mengikat pemikiran
yang murni dan biru muda membantu menenangkan pikiran dan
meningkatkan meditasi. Dalam aspek kepribadian, warna biru selaras
denga orang yang murung. Dalam ruangan jika memakai warna biru
dengan cahaya yang minim dapat memberikan vibes yang tenang.
Apabila cahayanya dimaksimalkan menjadi seperi warna dingin atau es,
mampu digunakan untuk menciptakan perasaan kesedihan, kesendirian
atau juga beristirahat dan perenungann sabuah keheningan.
5. Arti Warna Hijau
Warna hijau ialah warna yang selaras dengan alam dan dapat
menciptakan nuansa yang menenangkan dan santai. menurut ilmu
psikologi warna hijau berpotensi membantu individu yang berada dalam
keadaan stress dan tertekan agar dapat menyeimbangkan emosi dan
memudahkan keterbukaan dalam bersosialisasiwarna hijau juga
dikayikin mampu memberikan efek rileksasi dan santai yang terkandung
dalam warna ini. Dalam aspek interior warna hijau memiliki
kelebihannta tersendiri dikarenakann mampu memberikan nuansa segar
dan membumi apalagi jika dikolaborasikan dengan warna coklat gelap.
Warna hijau dkategorikan untuk individu yang memiliki watak
bertemperamen lamban, yaitu kedamaian yang menguasai di dalam diri
individu tersebut. Warna hijau dunilai warna yang paling seimbang bagi
orang-orang. Dan fakta terkait warna hijau terang mampu fokus secara
langsung pada ujung saraf yang peka terhadap rangsangan pancaindra
mata. Warna hijau juga memiliki makna yang berfokus pada sesuatu
yang menenangkan, karena sebagai warna yang mendominasi
tumbuhan.
6. Warna Hitam
Selanjutnya kita akan membahas terkait warna hitam, warna hitam
sendiri ialah warna yang akan menciptakan kesan kelam, gelap dan
mengerikan namun juga memberikan kesan yang elegan. Karena itu
objek apapun jika dikolaborasikan dengan warna hitam akan terlihat
menarik dan unik . Hitam memiliki arti tersendiri yang melambangkan
keayuan (elegance), kekayaan (wealth) dan kemajuan (sopiscated), juga
merupakan warna yang independent dan penuh misteri. Banyak sekali
kalangan remaja yang memilih warna hitam sebagai warna
kesukaannya, karena jiwa muda ialah jiwa yang dipenuhi kemisteria
dalam menemukan jati diri mereka.
teori warna hitam memiliki makna yang positif seperti
1. ikon dalam keberanian
2. sumber perhatian (terutama lawan jenis)
3. Ketenangan dan otoritas
4. akidah, kegairahan, keperkasaan dan akidah hati
5. penyuka suatu yang alami dari pada kepalsuan.
Jika individu suka dengan warna hitam, ia ialah orang yang tidak
peduli dengan lingkungan dan tidak mudah berfikir secara berlebihan.
Baginya kenyamanan adalah yang utama dalam melakukan kegiatan
mereka. Warna hitam juga adalah ikon keamanan, sesuatu yang buruk,
mengikat, energi, formalitas, rahasia, perasaan yang dalam, kesuraman,
emosi yang berlebih. Warna ini sangat sering digunakan untuk
mengkomunikasikan suatu kekuatan dan ketegasan seseorang.
7. Arti Warna Putih
Selanjutnya ialah warna putih, warna putih memiliki kelebihan dan
kemampuan dalam mengurangi rasa sakit. Sebabnya dikarenakan warna
putih memberikan efek keterbukaan dan kebebasan. Warna putih juga
memiliki kekurangan yaitu mampu memberi rasa sakit kepala dan mata
lelah jika penerapan warnanya terlalu berlebihan. Untuk dalam
pekerjaan warna putih memberi kesan bersih. Putih menjadi warna yang
murni dan tidak memakai kombinasi apapun yang akhirnya memberikan
arti yang suci dan bersih. Untuk interior yang minimalis atau kecil
pemilihan warna putih adalah pilihan yang sangat tepat karena
memberikan efek yang luas.
8. Arti Warna Coklat
Selanjutnya terdapat warna coklat, warna coklah merupakan salah satu
warna yang memuat elemen bumi. Jika memakai warna ini akan
memberi kesan hangat, nyaman dan aman. Dalam ilmu psikologis warna
coklat dapat menciptakan kesan yang kuat dan mampu diandalkan.
Warna ini menjadi ikon sebuah dasar dan kekuatan hidup. Terdapat
keleihan lainnya yang dimiliki warna cokat yaitu warna ini dapat
menciptakan kesan yang canggih, modern dan mewah karena
keeratannya dengan warna emas. kebanyakan perumahan mewah
memakai warna-warna bernuansa coklat, hal ini dapat menciptakan
kesan ketenangan jiwa tersendiri bagi pemiliknya. jangan langsung
mengkobinakasikan warna coklat dengan warna yang asal, seperti ungu
dan biru.

1.4 . Jenis-jenis pencahayaan


Menurut Darmasetiawan dan Christian terkait pengklasifikasian
pencahayaan terdapat di bukunya berjudul Teknik Pencahayaan dan Tata Letak
Lampu Jilid 1 Pengetahuan Dasar mereka menyalurkan mengenai
pengklasfikasian pencahayaan sebagai berikut :(Nurintan & Rostika, n.d.;
Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan atau iluminasi alami ialah akar pencahayaan yang berpokok
dari sinar matahari. Sinar alami memiliki banyak manfaar, selain mampu
menghemat energi listrik yang tercipta juga mampu memberikan Kesehatan
dalam tubuh manusia. agar mendapatkan pencahayaan alami pada suatu
tempat suatu ruang membutuhkan jendela atau kaca transparan m inimal
luasnya 1/6 dari luas lantai. Terdapat komponen yang perlu diamati untuk
mendapatkan pencahayaan alami yang baik seperti jenis atau tipe intensitas
cahaya matahari, penyaluran dari terangnya cahaya, efek dari lokasi,
refleksi cahaya, celah antar bangunan, letak geografis, dan fungsi bangunan.
(Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan ialah pencahayaan yang didapatkan selain dari
pencahayaan matahari yang dibuat sengaja oleh manusia dengan tujuan
tertentu. Pencahayaan buatan sangat dibutuhkan jika letak ruangan minim
pencahayaan alami atau pencahayaan alami yang tidak mencukupi.
tugas pokok pencahayaan buatan baik yang diaplikasikan secara tersendiri
maupun yang dicampurkan dengan pencahayaan alami adalah sebagai
berikut: (Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
a. membuat lingkungan yang memungkinkan individu agar dapat melihat
secara detail serta terbentuk tugas serta kegiatan konkret secara mudah dan
tepat (Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
b. dapat memberikan peluang bagi individu berkegiatan dengan mudah dan
aman
c. Tidak menciptakan suhu dingin di ruangan tertentu
d. mencipkatan pencahayaan dengan ketajaman yang tetap menyebar secara
merata, dan tidak menimbulkan bayang-bayang di ruangan tertentu.
e. meningkatkan ruangan yang nyaman dipakai agar suatu individu dapat
lebih berprestasi.
f. seberapa banyak pencahayaan buatan dibutuhkan untuk menunjang dan
menggantikan pencahayaan alami di ruangan tertentu.
g. ukuran iluminasi yang dibutuhkan, baik dalam kebutuhkan tempat kerja
atau khalayak umum.
h. Warna yang akan digunakan di tempat tertentu dan efek warna dari
Penerapan pencahayaan buatan yang mampu di bedakan menjadi 3 macam
sebagai berikut:
(1) pemakaian iluminasi secara merata kepada penggunakan
peneranggan iluminasi menyebar dengan cara merata di semua tempat.
pemakaian iluminasi sangat tepat dalam wilayah yang tidak dimanfaatkan
untuk kebutuhan pekerjaan konkret khusus. Gaya memakai sejumlah
kumparan diposisikan secara tertib pada semua langi-langit ruangan.
(2) penggunaan iluminasi terpaku kepada cara ini semua tempat
mendapatkan iluminasi suatu target tertentu. Cara inilah akan tepat dalam
pameran yang dilaksanakan dikarenakan pencahayaannya yang cukup
banyak sehingga memudahkan dalam melihat objek. Kelebihan lain dari
system ini, iluminasi terarah yang menilik satu objek tersebut bertindak
menjadi sumber iluminasi sekunder dalam suatu ruangan, yakni melalui
metode refleksi cahaya. cara ini mampu dikombinasikan menggunakan
aplikasi iluminasi yang merata karena berguna untuk meminimalisir
dampak jenuh yang mungkin diciptakan oleh pencahayaan yang merata.
(3) penggunaan iluminasi terfokus terhadap cahaya yan ditunjukkan
kepada beberapa benda atau tempat tertentu seperti tempat untuk melakukan
perkerjaan yang membuuhkan tugas konkret.(Citra et al., n.d.)
1.5 . kategori interior kafe
Untuk membuat suatu kafe dan restoran pentingnya mengetahui kategori kafe
atau restoran yang akan dibuat, berikut ialah beberapa kategori interior kafe yang
menciptakan kesan atau image sebuah kafe dan restoran.(Ayu et al., 2021; Thojib
& Satya Adhitama, n.d.)
a. Eksklusif/glamor, kategori glamor memiliki ciri-ciri seperti formal dan
menggunakan persediaan yang mahal, mengambil beberapa komponen bentuk
khusus, memiliki efek kilau pada beberapa komponen untuk menciptakan nuansa
yang mewah dan megah, lantai yang digunakan granit atau marmer, dengan
memakai latar belakang yang bersuasana gelap, pengaturan meja sangat lengkap
dan bergaya (stylish). (Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
b. Nyaman (cozy), memakai suasana yang formal, cenderung sederhana,
komponen yang digunakan murah, kategori ini mengutamakan kenyamanan
pelanggan, komponen yang dipakai umum, dominan sederhana, suasana yang ada
hangat nyaman karena adanya iluminasi yang berwarna kuning, penerapan warna
interior yang menghasilkan kesan hangat, penambahan tempat duduk yang empuk
untuk menunjang kenyamanan pelanggan, bahan-bahan alas sederhana,
perlengkapan furnitur meja yang digunakan mencukupi ruangan, pilihan makanan
yang disediakan biasanya makanan ringan.(Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
c. sejuk/ceria, biasanya memiliki pangsa pasar keluarga, serta menetapkan
bahan-bahan yang mampu mengekspor warna dengan baik dan cepat dibersihkan,
gaya yang diterapkan tidak resmi dan meriah, bersifat ‘bermain’, menerapkan
iluminasi umum sehingga seluruh wilayah restoran terkena cahaya, dan membuka
peluang penggunaan iluminasi lain seperti lampu sorot, lampu dinding, dan lain-
lain, kategori ini memakai warna yang terkesan berani, tidak hitam putih
,mendominasi dengan warna yang cerah, perangkat meja yang digunakan tidak
perlu banyak-banyak, serta memakai perlengkapan yang menunjang penggunaan
untuk dibawah umur, pilihan makanan yang disajikan untuk pelanggan cukup
lengkap untuk memenuhi selera keluarga.(Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
d. Bersih dan terang, bernuansa non formal, menggunakan komponen yang
mudah dihilangkan kotorannya, penggunaan iluminasi putih (fluoroscent) umum
(general lighting), alas yang diterapkan terang atau cerah, tidak memakai furniture
meja atau biasa disebut lesehan, pilihan makanan yang disajikan ialah makanan
cepat saji (fast food), dan tidak memakai tempat duduk yang empuk, karena tidak
terlalu mengutamakan kenyamanan pelanggan.(Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
e. Elegan atau sopan, memiliki nuansa kombinasi formal dan non-formal, untuk
pemilihan yang pilih-pilih dan tidak asal, mahal serta mempunyai keunikan jadi
terkesan megah, warna yang dipakai hitam putih atau monokrom dan tidak
mencolok contohnya hijau tua, krem, abu-abu, kuning tua kecokelatan, merah tua,
coklat, khaki dan kehitaman. sehingga dapat menciptakan efek santai dan ‘dewasa’,
iluminasi yang tidak banyak dan lebih seperti sayup-sayup dengan warna kuning,
alas yang dipakai dibalut contohnya permadani atau menggunakan lantai mahal
seperti granit, pilihan makanan yang disajikan ialah kebutuhan primer yang lengkap
dengan mengutamakan kenyamanan pelanggan, perlengkapan meja yang
diterapkan lengkap, furniture seperti kursi empuk lebih baik diaplikasikan agar
menciptakan euphoria tempat yang hangat, imae yang di ciptakan bermacam-
macam dari antik hingga modern.(Thojib & Satya Adhitama, n.d.)
f. Akrab, memiliki ketentuan yang bernuansa kombinasi antara formal dan non
formal, penggunaan furnitru meja yang digunakan tidak rapat yang memberikan
peluang bagi pelanggan untuk berinteraksi, pemilihan komponen dan material yang
lebih sederhana, iluminasi yang dipakai mencukup dan pengunjung dapat melihat
objek di ruangan, pilihan makanan dan minuman yang disajikan tidak perlu lengkap
namun harus mengutamakan kenyamanan pelanggan.(Thojib & Satya Adhitama,
n.d.)
g. Eksotis, memiliki nuansa yang sederhana, serta mengandung nilai-nilai yang
oriental, seperti menerapkan kultur budaya tertentu dengan cara duduk atau proses
penyajian makanan yang khas, menggunakan perlengkapang berbasis alam seperti
kayu dan penerapan kain yang dominan, penerapan iluminasi tidak langsung atau
indirect lighting, refleksi cahaya atau redup, penerapan warna bermacam-macam
mulai dari netral hingga penggunaan warna yang pekat dan berani, latar yang
digunakan bermacam-macam mulai dengan karpet hingga aksesoris pasir untuk
mendominasi kan image oriental.(Thojib & Satya Adhitama, n.d.)

BAB III
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang diambil dari studi pustaka
yang berasal dari literatur dan jurnal yang ada dan studi lapangan dengan
mengobservasi ke beberapa restoran atau kafe yang ada di Cimahi.
BAB IV
DISKUSI
Dari apa yang telah dibahas terkait efek cahaya dan warna yang digunakan
terhadap citra restoran dan kafe, benar adanya bahwasanya agar dapat menarik
pengunjung atau pelanggan maka kafe atau restoran harus mengamati bukan hanya
fisik dari infrastruktur, tetapi tetapi juga perlengkapan atau komponen yang
mendukung interior. elemen berharga perlu diutamakan dalam membuat interior
kafe atau restoran ialah pencahayaan. Itu karena iluminasi berkorelasi terhadap
penampilan objek disekitarnya. (Nugraha, dan Widia, 2014).
Dari teori-teori yang telah tersaji warna yang diterapkan di suatu tempat
makan akan berpengaruh terhadap suasana emosi pelanggan dan ini telah
diutarakan menurut J.Linschoten mengenai pengaruh warna ialah, warna bukanlah
petunjuk yang hanya bisa dilihat saja, warna juga dapat mengubah watak seseorang,
warna memegang kontribusi utama dalam penilaian keindahan dan turut andil
dalam menerapkan selera individu akan bermacam-macam materi.
Sama halnya dengan warna, pencahayaan yang ada dalam restoran dan kafe
akan berpengaruh, jika iluminasi minim ataupun berlebihan maka akan
mengganggu mata pelanggan dan mengakibatkan ketidaknyamanan.
Cahaya yang biasa dipakai oleh restoran dan kafe biasanya berjenis buatan
dikarenakan sulitnya terjangkau dari cahaya alami (matahari) namun ada beberapa
kafe yang berlayout terbuka dengan memasangkan kaca sebagai pengganti dinding
dengan begitu cahaya alami dapat dengan mudah masuk kedalam ruangan.
Cahaya buatan bisanya dipakai ke tempat yang tidak terjangkau cahaya
alami seperti dapur, kamar mandi, atau ruangan yang tertutup, dengan begitu dapat
membantu penglihatan karyawan dan pelanggan.
Proses pembuatan citra restoran dan kafe bermula dari konsep yang akan
dibuat, seperti jika ingin membuat kafe yang nyaman digunakan untuk kalangan
remaja saat mengerjakan tugas disana, maka kafe tersebut perlu membuat dekorasi
yang berkategori kenyamanan (cozy), yang memiliki ciri-ciri bernuansa formal, dan
bercondong kearah yang sederhana, perlengkapan yang diterapkan tidak selalu
mewah, dikarenakan menekankan kenyamanan pelanggan, komponen dan
perlengkapan tidak khusus, cenderung sederhana, nuansa diubah menjadi
menenangkan dapat diberikan pencahayaan yang putih agar remaja dapat lebih
berkonsentrasi, pemilihan warna yang menenangkan pikiran seperti biru dan hijau,
penambahan furnitur sofa agar pelanggan dapat duduk dengan nyaman, serta
perlengkapan lantai tidak perlu mewah, peralatan meja yang sejajar dengan perut
saat duduk, pilihan yang disajikan tidak harus makanan berat dan tidak diutamakan
makanan dan minuman yang beragam.
Dari studi lapang dengan melakukan observasi ke berbagai kafe, kafe dahari
memiliki nuansa bebatuan dan hijau rumput yang kebanyakan pelanggan kafe ini
ialah keluarga dan kalangan remaja yang ingin bercengkerama dan bersenang-
senang, untuk pemilihan cahayanya tidak cukup banyak namun tidak mengganggu
penglihatan pelanggan, dan memakai warna putih sebagai dindingnya.
Terdapat juga kafe kupu-kupu yang berada di Kawasan gunung yang
memakai pencahayaan campuran yaitu kuning dan putih, dengan berwarna dinding
woody, hitam, coklat, dan hijau, dengan lantai rumput bercampur dengan kayu yang
diselimuti karpet. Menurut saya kafe ini tepat digunakan untuk kategori Elegan
dengan bernuansa di antara formal dan tidak formal, jadi untuk materi yang
digunakan harus memilih dengan selektif atau tidak asal-asal, megah dan memiliki
keutamaan tersendiri, serta pemilihan warna yang berdominasi hitam-putih dan
tidak pekat contohnya terdapat warna krem, abu-abu, hijau tua, coklat, hitam.
Sehingga memberi kesan tenang dan ‘dewasa’ dan dikarenakan kafe ini berada di
kawasan atas yang dikelilingi oleh pepohonan makan akan sangat tepat jika
memakai warna tersebut, iluminasi yang dipilih tidak banyak tetapi lembut dan
cenderung remang-remang seperti warna kuning, lantai yang digunakan
ditambahkan balutan seperti karpet atau menerapkan kayu mewah, jenis pilihan
makanan yang disajikan ialah dengan menghidangkan makanan dengan kualitas
tinggi dan mengutamakan pelayanan pada pelanggan, menggunakan perlengkapan
yang menunjang interior, dan furnitru lain seperti sofa yang nyaman agar
menciptakan suasana yang hangat di ruangan, suasana yang digunakan klasik
dikombinasikan modern atau canggih.

BAB V
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
kafe dan restoran adalah suatu tempat yang biasa digunakan dalam
memenuhi kebutuhan primer individu dapat dilakukan secara siap saji dan ‘fine
dining’, biasanya menerapkan nuansa resmi dan non formal, biasanya
pembisnis bersaing agar dapat menarik perhatian pelanggan dengan berbagai
sistem, seperti pada awalnya kafe atau restoran hanya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan primer seperti makanan dan minuman namun kini kafe
dan restoran juga menjadi tempat untuk bercengkrama atau berkumpul dengan
teman ataupun keluarga.
Untuk menarik perhatian pelanggan yang banyak pembisnis perlu menyadari
interior apa yang tepat untuk diterapkan di kafe atau restorannya, Interior
tersebut tersusun dari cahaya, warna, layout, dan perlengkapan liannya.
Cahaya dan warna sangatlah berperan penting untuk menarik perhatian
pengunjung, dikarenakan dengan elemen tersebut dapat memengaruhi
emosional pengunjung dan membangun citra yang ingin dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, D., Annisa, N., & Lestari, K. K. (2021). PENGARUH PEMILIHAN JENIS
DAN WARNA PENCAHAYAAN PADA SUASANA RUANG SERTA
KESAN PENGUNJUNG KAFE. In Jurnal Arsitektur (Vol. 18, Issue 1).
http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika
Citra, D., Komersial, R., & Savitri, M. A. (n.d.). Peran Pencahayaan Buatan
dalam Pembentukan Suasana The Role of Artificial Lighting in Creating
Commercial Space Atmosphere and Image (Case Study on Thematic
Restaurants in Bandung).
Nurintan, M., & Rostika, E. (n.d.). Penerapan Pencahayaan Interior pada
Restoran Brussels Springs di Bandung: Studi Kasus pada Brussels Spring
Resto & Cafe Jalan Sumatra Bandung.
teori warna. (n.d.).
Thojib, J., & Satya Adhitama, M. (n.d.). REKAYASA TATA CAHAYA ALAMI
PADA RUANG LABORATORIUM (Studi Kasus: Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya).
Warna, P., Produktivitas, T., Kantor, K., Alkathiri, A. T. B., & Sari, Y. (n.d.).
PENGARUH WARNA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN
KANTOR.
Widiyantoro, H., Pencahayaan, A., Kenyamanan, T., Pada, V., Kantor, P., Kantor,
P. P., Muladi, E., & Vidiyanti, C. (n.d.). Analisis Pencahayaan Terhadap
Kenyamanan Visual.
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai