Anda di halaman 1dari 4

MENGANALISIS ASPEK SOSIAL PADA VARIABEL SETTING

PERILAKU DI BREADTALK NUSA DUA


Oleh: Siti Fadhilatul Salsabila1

Abstrak
BreadTalk merupakan sebua toko roti yang dikenal karena variasi rotinya yang inovatif dan suasana tokonya
yang nyaman, menjadi fokus penelitian ini. Tujuan utama artikel ini dibuat adalah untuk mengetahui
bagaimana aspek sosial memengaruhi interaksi antara pelanggan dan staf, serta interaksi antara pelanggan
satu sama lain di dalam BreadTalak. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan observasi langsung di
BreadTalk Nusa Dua. Peneliti mengamati interaksi dan perilaku pelanggan dengan staf serta pelanggan
lainnya. Hasil analisis mmenunjukkan bahwa aspek sosial menjadi peran penting dalam setting perilaku di
BreadTalk. Interaksi yang terjadi antara pelanggan dan staf ditandai dengan responsivitas dan keramahan.
Interaksi pelanggan dengan pelanggan lainnya cenderung terjadi dengan santai. Temuan ini menunjukkan
bahwa BreadTalk menciptakan lingkungan yang memfasilitasi interaksi sosial yang baik di antara pelanggan
dan staf, serta antara pelanggan yang satu dengan yang lainnya.
Kata kunci: setting perilaku, aspek sosial, interaksi sosial, BreadTalk

Pendahuluan
Di era modern ini, toko-toko makanan telah berevolusi secara signifikan menjadi lebih dari
sekadar tempat membeli makanan atau tempat makan. Mereka telah menjadi tempat yang
penting untuk berinteraksi secara social. Pada konteks ini, analisis aspek sosial pada
variable setting perilaku menjadi sangat relevan dalam memahami bagaimana manusia
berinteraksi dengan lingkungan tempat mereka berada.
Salah satu contoh menarik dari toko makanan adalah BreadTalk. BreadTalk merupakan
sebuah toko roti yang terkenal dengan variasi dan inovasi roti yang menarik, serta suasana
nyaman dan tenang yang mereka tawarkan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi
analisis aspek sosial pada variable setting perilaku di BreadTalk Nusa Dua dengan tujuan
memahami pengaruh factor-faktor social tersebut terhadap interaksi antara pelanggan dan
staf, serta interaksi antara pelanggan satu sama lain.

Kajian Pustaka
a. Definisi Setting Perilaku
Setting perilaku dikenal juga sebagai behavior setting merupakan suatu konsep yang
menggambarkan hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik. Secara
umum, setting perilaku mengacu pada “lingkungan di mana perilaku terjadi secara
konsisten dalam hal waktu dan tempat, dengan aturan perilaku yang jelas dan ekspektasi
social yang terkait.” (Barker, 1978)

1
Prodi Arsitektur, FT - Unud
Email: sitifadhilatuls@email.com
Konsep setting perilaku dikembangkam oleh seorang psikolog social Amerika yang
bernama Roger G. Barker, sebagai bagian dari penelitiannya mengenai perilaku manusia
dan konteks social. Barker mengemukakan bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi
oleh konteks lingkungan. Faktor seperti pencahayaan, suhu, tata letak ruangan, dan
dekorasi dapat memengaruhi interaksi dan perilaku manusia di dalamnya.

Dalam keseluruhan, konsep setting perilaku memberikan pemahaman yang lebih mengenai
bagaimana suatu lingkungan dapat memengaruhi perilaku manusia. Dengan memahami
setting perilaku secara lebih mendalam, kita akan dapat lebih memahami dan mengelola
perilaku dan interaksi manusia dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

b. Variabel yang Memengaruhi Setting Perilaku


Variabel yang memengaruhi setting perilaku mencakup beberapa aspek, yaitu aspek fisik,
sosial, budaya dan psikologis. Aspek-aspek ini saling berinteraksi dan berdampak satu
sama lain pada perilaku individu dalam suatu setting.
Aspek fisik mencakup seluruh lingkungan fisik yang dapat diamati dan dirasakan oleh
individu. Aspek ini meliputi warna, dekorasi, tata letak ruangan, pencahayaan, suhu, dan
akustik. Canter (1977) menjelaslan bahwa elemen-elemen fisik yang telah disebutkan
dapat memengaruhi persepsi individu terhadap ruang dan memicu perilaku tertentu.
Aspek sosial mencakup interaksi sosial antara individu di dalam suatu setting, aturan
perilaku, dan norma-norma sosial. Pada tahun 2007, Gifford mengemukakan bahwa
perilaku individu dapat dipengaruhi oleh aturan perilaku dan norma-norma sosial yang
berlaku dalam suatu setting. Interaksi sosial juga memiliki peran penting dalam
memberikan pengaruh terhadap perilaku individu.
Aspek budaya mencakup tradisi, kepercayaan, tradisi, dan praktik yang dijalankan oleh
sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Budaya dapat memberikan pengaruh terhadap
cara individu merespon dan memahami lingkungan serta membentuk perilaku mereka.
Barker (1978) menyatakan bahwa budaya memainkan peran penting dalam menentukan
aturan dan perilaku yang diterima pada suatu setting.
Aspek Psikologis mencakup faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku individu,
seperti persepsi, emosi, sikap, dan motivasi. Perilaku individu dalam suatu setting dapat
dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Selain
itu, faktor-faktor tersebut juga dapat memengaruhi tingkat kepuasan, kenyamanan, dan
pengalaman individu pada suatu setting.

Hasil dan Pembahasan


Aspek sosial pada setting perilaku mengacu pada interaksi dan dinamika sosial yang terjadi
antara individu dengan lingkungan. Hal ini mencakup aturan perilaku, norma-norma sosial,

2
dan interaksi antara individu yang berkontribusi dalam membentuk perilaku dalam setting
tersebut.
Interaksi sosial merupakan pertukaran komunikasi, perilaku, dan hubungan antara individu
pada suatu setting. Interaksi sosial dapat terjadi antara individu yang satu dengan individu
lainnya atau dalam kelompok yang lebih besar. Interaksi ini melibatkan percakapan,
pemenuhan kebutuhan sosial, kolaborasi, atau konflik. Interaksi sosial memberikan
pengaruh pada pola perilaku dalam suatu setting dan membentuk jaringan hubungan antar
individu.
Pada setting perilaku, aspek sosial berperan penting dalam membentuk perilaku individu.
Interaksi sosial memfasilitasi komunikasi, relasi sosial, pembentukan, dan keterlibatan
individu dalam aktivitas bersama. Aspek sosial pada setting perilaku dapat memengaruhi
kenyamanan, kepuasan, dan interaksi antar individu.
Interaksi sosial yang terjadi di BreadTalk adalah sebagai berikut:
a. Interaksi Pelanggan dan Staf

Salah satu aspek sosial yang penting dalam setting perilaku di BreadTalk adalah
interaksi antara pelanggan dan staf toko. Staf toko memiliki peran sebagai pemberi
layanan pelanggan. Mereka berinteraksi dengan pelanggan saat menerima pesanan,
menjawab pertanyaan pelanggan, dan saat memberikan rekomendasi kepada
pelanggan. Interaksi ini menciptakan atmosfer yang ramah dan dapat memengaruhi
pengalaman pelanggan. Staf yang komunikatif, responsif, dan ramah dapat
membuat pelanggan merasa dihargai dan diperhatikan.

Interaksi sosial antara staf dan pelanggan pada BreadTalk telah berhasil dilakukan
karena pelayanan pelanggan yang ramah dan responsif, sehingga memberikan
kepuasan dan mengundang pelanggan untuk kembali ke sana.

Gambar 1. Interaksi Pelanggan dan Staf BreadTalk di Area Kasir


Sumber: Salsabila, 2023

3
b. Interaksi Pelanggan dan Pelanggan

Selain interaksi dengan staf, pelanggan juga berinteraksi satu sama lain di
BreadTalk. Toko yang menjual banyak jenis roti ini dapat dijadikan tempat
bersantai dan berbincang oleh pelanggan. Hal ini difasilitasi oleh beberapa meja
dan kursi yang tersedia di depan area toko. BreadTalk memfasilitasi interaksi
pelanggan dengan menyediakan area yang nyaman untuk duduk dan berbincang.
Penempatan furnitur yang strategis dapat memungkinkan pelanggan untuk
berbincang dan meningkatkan suasana sosial.

Gambar 2. Fasilitas Duduk BreadTalk di Area Luar


Sumber: Salsabila, 2023

Kesimpulan
Setting Perilaku di BreadTalk melibatkan aspek sosial yang penting dalam memberikan
pengalaman pada pelanggan. Interaksi antara staf dan pelanggan, serta pelanggan dengan
pelanggan lainnya, menjadi peran penting dalam menciptakan atmosfer yang ramah,
nyaman, dan sosial di toko. Dalam Upaya mengembangkan setting perilaku, BreadTalk
dapat terus mengembangkan keterampilan interpersonal staf dan menyediakan ruang yang
nyaman untuk berinterkasi.

Daftar Pustaka

Barker, R. G. (1978). Ecological psychology: Concepts and methods for studying the
environment of human behavior. Stanford: Stanford university press.

Bitner, M. J. (1992). Servicescapes: The impact of physical surroundings on customers and


employees. Journal of Marketing, 56(2), 57. doi:10.2307/1252042

Canter, D. (1977). The psychology of Place. London: The Architectural Press.

Gifford, R. (2007). Environmental psychology: Principles and practice. Colville


(Washington): Optimal Books.

Anda mungkin juga menyukai