Usaji Maulana
1
SMAN 1 Batu Hampar, Rokan Hilir, Riau, Indonesia
Email: usajimaulana.geo@gmail.com
ABSTRAK
Kata Kunci: merdeka belajar; studi lapangan; pembelajaran geografi; video studi
lapangan
PENDAHULUAN
Merdeka Belajar merupakan program kebijakan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Kebijakan merdeka belajar bukan tanpa
alasan, dengan gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi
literasi, numerasi, dan survei karakter. Literasi merupakan kemampuan
menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep di baliknya. Kemampuan
numerasi berupa penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata. Satu aspek sisanya, yakni
survei karakter tentang penerapan nilai-nilai budi pekerti, agama, dan pancasila
yang telah dipraktekkan oleh peserta didik.
Esensi kemerdekaan berpikir, guru sebagai orang pertama yang paham
terhadap kurikulum dan pembelajaran. Sistem pengajaran juga akan berubah
dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa
pembelajaran akan lebih nyaman, karena peserta didik dapat berdiskusi lebih
dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan
penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani,
mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya
mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan
anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan
kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para
peserta didik yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan
masyarakat. Konsep merdeka belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena
keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan
pencapaian skor atau nilai tertentu. Peserta didik secara bebas
mengeksplorasikan kemampuan dan potensinya. Peserta didik harus bebas dan
berkembang secara natural, pengalaman langsung adalah rangsangan terbaik
dalam pembelajaran, guru disini sebagai fasilitator dan lembaga pendidikan
sebagai laboratorium pendidikan untuk perubahan peseerta didik, aktivitas
dilembaga pendidikan dan dirumah harus dikooperasikan. Peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan berliterasi dan mengembangkan kemampuan di
era digital.
Berdasarkan konsep merdeka belajar maka penulis perlu melakukan praktik
baik untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran geografi
secara bebas, kreatif, mandiri dan berkompetensi. Berdasarkan data capaian
belajar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) peserta didik kelas XI-IPS SMA
Negeri 1 Batu Hampar dalam pembelajaran geografi masih terdapat peserta didik
yang nilainya dibawah KKM. Peserta didik yang nilainya dibawah KKM berjumlah
50 dari 84. Pembelajaran geografi pada Kompetensi Dasar (KD) menganalisis
ketahanan pangan nasional terdapat permasalahan yaitu pembelajaran hanya
sebatas belajar di dalam kelas sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang
mengekplorasi kemampuannya dengan bebas berekspresi sehingga perlu adanya
metode pembelajaran studi lapangan untuk melihat objek geografi secara
langsung, memperoleh ilmu dan pengetahuan tentang potensi alam yang ada di
sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Video studi lapangan sebagai sumber
belajar ini membantu peserta didik dalam pembelajaran geografi khususnya kelas
XI-IPS SMA Negeri 1 Batu Hampar. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut
maka penulis merumuskan “bagaimana pelaksanaan praktik baik tentang konsep
merdeka belajar geografi dengan mengenal potensi alam melalui video studi
lapangan?”.
KAJIAN PUSTAKA
a. Merdeka Belajar
Pengertian merdeka belajar menurut (Roger, 1983) adalah sebagai
berikut:
“We have set forth openly the risks, the difficulties of adopting such an
approach and the obstacles society places in its way. To be fully human,
to trust in persons, to grant freedom with responsibility – these are not
easy to achieve. The way we have presented is a challenge. It involves
change in our thinking, in our way of being, in our relationships with our
students. It involves a difficult commitment to a democratic ideal.”
METODE PENULISAN
Metode penulisan adalah praktik baik, hasil dari praktik ini berbentuk
project based learning yaitu video studi lapangan pembelajaran geografi. Subyek
terdiri dari 84 peserta didik kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Batu Hampar,
Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Teknik pengumpulan data meliputi:
wawancara digunakan untuk mencari informasi terkait pelaku yang terlibat
dilapangan. Observasi dilakukan oleh guru pembimbing dengan
mempertimbangkan keterkaitan materi dengan objek lapangan yang akan
dipelajari oleh peserta didik. Langkah-langkah studi Lapangan meliputi persiapan
kelas, pemilihan tempat, dinamika kelompok, mengelola peralatan, bekerja
dilapangan dan membuat laporan.
SARAN
Untuk penyempurnaan video pembelajaran, guru dan peserta didik dalam
praktiknya perlu diperbaiki langkah-langkah secara detail dalam pembuatan video
studi lapangan agar informasi lebih mendalam dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai seluruhnya. Uji Laboraturium untuk sampel tanah dapat dilakukan
secara sederhana dengan berkoloborasi dengan guru kimia dan fisika.
DAFTAR PUSTAKA
Alfandi Widoyo. (2001). Epistemologi Geografi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Dasein, B. (2018). Freedom to learn for the 21st century (Education as if people
mattered). May, 61–111.