Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan Soal OSP

Astronomi
Part 1
4
[1] Ridlo W. Wibowo dan Sulistiyowati – Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2018
[2] TOASTI, 2018

Penyelesaian:
• Convection is one way to transport energy/heat in a star by
rising and falling of gas elements. The main idea is hot gas
from deeper part of a star will have less density and move
upward closer to the star’s surface, transporting its energy/heat
to the surrounding. After that, the gas cools, gets denser and
sinks downward. The gas then acquires energy from around the
center of the star and the process occurs again repetitively.[1]
• Tinjau suatu gas yang berada di suatu lokasi di dalam bintang,
misalkan sebagai Lokasi 1 dengan tekanan dan kerapatannya
adalah 𝑃1 dan 𝜌1 . Gas tersebut sedikit bergerak ke "atas"
(menjauhi pusat bintang) dan berpindah ke Lokasi 2 dengan 𝑷𝟐 , 𝝆𝟐
tekanan dan kerapatannya adalah 𝑃2 dan 𝜌2 .
• Di dalam sebuah bintang, semakin jauh dari pusat bintang
maka tekanan dan kerapatan bintang akan semakin kecil, 𝑷𝟏 , 𝝆𝟏
seperti yang dijelaskan oleh persamaan:

dengan 𝑃1 > 𝑃2 dan 𝜌1 > 𝜌2.


[1] TOASTI, 2018

• Gas yang berasal dari Lokasi 1 akan mengalami ekspansi untuk menyamakan tekanannya dengan tekanan di Lokasi
2. Karena ekspansi tersebut, kerapatan gas juga akan menurun, tapi belum tentu menjadi sama dengan kerapatan di
lingkungannya.
• Apakah gas akan kembali tenggelam ke lokasi pertamanya atau malah terus naik ke arah permukaan? Bergantung
pada kerapatannya setelah ekspansi terjadi. Misalkan kerapatan gas setelah ekspansi adalah 𝜌0 . Jika 𝜌0 > 𝜌2 maka
gas akan tenggelam kembali. Jika 𝜌0 < 𝜌2 maka gas akan terus bergerak ke arah permukaan. Lalu apa yang
menentukan kerapatannya? Gradien temperatur, 𝑑𝑇 = 𝑑𝑟, yaitu perubahan temperatur terhadap jarak dari pusat
bintang.
• Jika gradien temperatur kecil (𝑑𝑇 = 𝑑𝑟 landai) maka perbedaan antara 𝑇1 dan 𝑇2 tidaklah besar sehingga setelah
ekspansi terjadi, temperatur gas yang ditinjau (yang berpindah dari Lokasi 1 ke Lokasi 2 ) akan lebih rendah dari
pada temperatur lingkungannya (𝑇0 < 𝑇2 ). Karena temperaturnya lebih rendah, untuk mencapai tekanan yang sama
dengan 𝑃2 maka kerapatan gas yang ditinjau harus lebih besar dari pada kerapatan gas di sekitarnya. Karena
kerapatan gas setelah ekspansi menjadi lebih besar dari pada kerapatan gas di sekitarnya maka gas akan tenggelam
kembali.
• Jika gradien temperatur besar (𝑑𝑇 = 𝑑𝑟 curam) maka ada perbedaan yang besar antara 𝑇1 dan 𝑇2 sehingga setelah
ekspansi terjadi, temperatur gas yang ditinjau (yang berpindah dari Lokasi 1 ke Lokasi 2) akan tetap lebih tinggi
dari pada temperatur lingkungannya (𝑇0 > 𝑇2 ). Karena temperaturnya lebih tinggi, untuk mencapai tekanan yang
sama dengan 𝑃2 maka kerapatan gas yang ditinjau harus lebih kecil dari pada kerapatan gas di sekitarnya. Karena
kerapatan gas setelah ekspansi menjadi lebih kecil dari pada kerapatan gas di sekitarnya maka gas akan terus
bergerak ke arah permukaan.
5

Proses perubahan zat padat menjadi gas membutuhkan energi dan bukan menghasilkan energi,
sehingga tidak mungkin ada energi yang bisa diserap oleh permukaan debu antar bintang.
[1] Ridlo W. Wibowo dan Sulistiyowati – Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2018

D
6

Diketahui: Penyelesaian:
• 𝑅☆ = 𝑅⨁ = 6378 km
• 𝑀☆ = 𝑀⨀ = 1,989 × 1030 kg
• 𝐿☆ = 𝐿⨀

Ditanya:
Periode rotasi ekuator bintang (𝑃☆ ) = . . . ?
(𝑅⨀ = 6,96 × 108 m)

Anda mungkin juga menyukai