Tugas Referat Dila
Tugas Referat Dila
Oleh :
PEMBIMBING :
dr. Hj. Elya Endriani, Sp.An
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha. Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan referat yang berjudul " Efek
Penekanan Cricoid pada Pemasangan Laryngeal Mask Airway (LMA)". Referat ini
saya susun dalam rangka memenuhi tugas dalam proses mengikuti kepaniteraan
klinik di bagian Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Saya berharap
penyusunan referat ini dapat berguna dalam meningkatkan pemahaman kita semua
mengenai Efek Penekanan Cricoid pada Pemasangan Laryngeal Mask Airway
(LMA).
Saya menyadari bahwa referat ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
laporan ini. Semoga Tuhan selalu memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua di
dalam melaksanakan tugas dan menerima segala amal ibadah kita.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penekanan krikoid atau cricoid pressure merupakan salah satu Teknik yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya aspirasi saat intubasi. Teknik ini pertama
kali diperkenalkan oleh Brian Selick pada tahun 1961 sehingga dikenal dengan
Manuver Selick. Manuver ini dilakukan dengan cara melakukan penekanan
pada kartilago krikoid sehingga mengoklusi lumen esofagus dan mencegah
refluks isi lambung masuk ke dalam saluran napas pada saat intubasi.
Penekanan krikoid telah sangat digunakan oleh dokter di seluruh dunia sejak
tahun 1960an. Namun demikian dalam beberapa tahun terakhir berkembang
studi bahwa teknik penekanan krikoid ini tidak dapat mencegah aspirasi.
Penekanan krikoid juga dinilai berpotensi mengganggu aliran udara masker saat
ventilasi serta mengganggu lapangan pandang dokter pada saat melakukan
manajemen jalan napas. Meskipun data yang ada tidak mendukung, manuver
ini dilakukan oleh beberapa dokter. Hal ini menuai perdebatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme penekanan krikoid dalam mencegah aspirasi
Rapid sequence intubation (RSI) dilakukan pada pasien yang
lambungnya terisi atau dicurigai memiliki risiko aspirasi isi gaster dengan cara
pre-oksigenasi, induksi, pencegahan aspirasi, laringoskopi dan intubasi selang
endotrakeal/endotracheal tube (ETT). Penekanan krikoid dilakukan pada RSI
setelah dilakukan induksi sebagai upaya pencegahan aspirasi dan baru
dilepaskan setelah balon ETT terinflasi.[1,8] Hal ini didasarkan pada studi Sellick
yang menyatakan bahwa manuver ini dapat mencegah refluks isi gaster karena
secara anatomis krikoid berada mengelilingi esofagus, sehingga dengan
menekan kartilago krikoid, lumen esofagus akan teroklusi. Oklusi lumen
esofagus akan menghalangi refluksat dari gaster dan mencegah terjadinya
aspirasi paru.[1,8,9] Penekanan krikoid harus dilakukan dengan tepat agar oklusi
esofagus terjadi dengan baik. Posisi penenekanan harus tepat pada kartilago
krikoid, pasien harus berada dalam sniffing position, dan kekuatan penekanan
harus tepat 30-44 Newton (10 Newton setara dengan gaya yang dibutuhkan
untuk mengangkat benda seberat 1 kg melawan gravitasi). Melakukan manuver
ini dengan tepat diperkirakan akan mengoklusi lumen esofagus sebanyak
50%.[1,8,10]