69
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
1
mudharabah muthlaqah dimana pihak lain
Departemen Agama RI, Al-Quran dan
Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha dan
Diponegoro, 2006), h.85
2
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di 3
Undang-Undang No. 6 Tahun 1967 pasal 17,
Indonesia, ( Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007), http://perpus.stainpamekasan.ac.id/index.
h. 105 phph=swoh_detail, 24 November 2015
70
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
daerah bisnis.4 Adapun syaratnya adalah Harta sebagai modal dalam bermudharabah
pertama, pemilik modal wajib yang diserahkan kepada pengelola bisa
menyerahkan dana atau barang yang berbentuk uang, bangunan dan
berharga kepada pihak lain untuk kelngkapannya, mobil, hewan ternak, dan
melakukan kerja sama dalam usaha. Kedua, lain-lain. Dalam hal mudharabah pada
penerimaan modal menjalankan usaha pemeliharaan hewan ternak, maka pemilik
dalam bidang yang telah disepakati.Ketiga, hewan ternak meyerahkan hewan ternaknya
kesepakatan bidang usaha yang akan untuk dipeliahara (penggemukan atau
dilakukan ditetapkan dalam akad. pengembangbiakan) oleh pemelihara
Sedangkan rukun kerja sama dalam modal (mudharib) kemudian disepakati nisbah
dan usaha adalah pemilik modal (shahibul bagi hasilnya ketika akad kerjasama
mal), pelaku usaha (mudharib), objek usaha berlangsung. Pratiknya pada masyarakat
dan akad. 5 muslim terutama di pedesaan, kerjasama
antara pemilik hewan ternak dengan
Hasil usaha yang dilakukan oleh
pemelihara nibah bagi hasilnya tidak jelas
mudharib itu akan dibagi dengan shahibul
dan tidak ditetapkan di awal kerjasama
mal berdasarkan kesepakatan. Hasil dari
sehingga seringkali terjadi ketidakadilan
usaha yang dilakukan mudharib dalam
dalam pembagian hasil kerjasama.7
mengelolaKeuntungan mudharabah adalah
jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari Kajian Teori
modal. Keuntungan dibagi dengan nisbah A. Terminologi Mudharabah
yang disepakati. Penyedia dana Mudharabah, berasal dari kata
menanggung semua kerugian akibat dari dharb, artinya memukul atau berjalan.8
mudharabah dan pengelola tidak boleh Pengertian memukul atau berjalan ini lebih
menanggung kerugian apapun kecuali tepatnya adalah proses seseorang memukul
diakibatkan dari kesalahan disengaja, kakinya dalam menjalankan usaha. Secara
kelalaian atau pelanggaran kesepakatan.6 teknis mudharabah adalah kerjasama usaha
4 7
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Wulandari, Sistem Pelaksanaan Paroan Sapi
Lainnya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. Di Desa Bukitpeninjauan1 Kecamatan Sukaraja
185 Kabupaten Seluma Dalam Perspektif Ekonomi
5
Fauzan, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Islam, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), IAIN Bengkulu, 2016
h.71
6 8
Buchari Alma, Doni Juni Priansa, Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,
Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta, (Jakarta: Mahmud Yunus Wadzurriyah, 2010), h.
2009), h. 10 229
71
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
72
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
73
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
berlaku dalam upah-mengupah, tetapi bagi يآأَ ُّي َهب انَّ ِريٍَْ آ َيُُ ْىا َلَحَؤْ ُكهُ ْىا أَ ْي َىانَ ُك ْى
ًبَ ْيَُ ُك ْى بِب ْنبَب ِط ِم اَِلَّ أٌَْ حَ ُك ْىٌَ حِ َجب َزة
17
hasil dari apa yang diperoleh dalam usaha.
Swt yang terdapat dalam surat Al-Jumu’ah yang batil, kecuali dengan jalan
b. Hadis
17
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar
Fiqh,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010),
h.244
18
Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, 20
Departemen Agama RI, Al-Quran dan
Islamic Financial Manajement…, h.123
19
Terjemahannya ..., h. 65
Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam 21
Departemen Agama RI, Al-Quran dan
Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h.120 Terjemahannya ..., h. 38
74
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
75
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
Mudharabah diqiyaskan kepada بحتُ اَِلَّ أٌَْ يَ ُد َّل ِ َص ُم فًِ ا ْن ًُ َعب َيَل
َ َث ْا ِْلب ْ َاَْل
musyaqah (menyuruh seseorang untuk .َدنِ ْي ٌم َعهًَ ح َْح ِس ْي ًِ َهب
mengelola kebun).Selain di antara manusia,
ada yang miskin dan ada pula yang “Pada dasarnya, semua bentuk
kaya.Disatu sisi, banyak orang kaya yang muamalah boleh dilakukan kecuali ada
27
Ichwan Sam, et al., Himpunan Fatwa
25
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah: Untuk Keuangan Syariah ..., h. 80
28
UIN, STAIN, PTAIS, dan Umum, (Bandung: Pustaka Syarifuddin,Amir, Garis-Garis Besar Fiqh...,
Setia, 2001), h.226 h. 245
26 29
Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam Syarifuddin,Amir, Garis-Garis Besar Fiqh...,
Di Indonesia…, h. 121 h. 246
76
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
77
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
36
Nurul Huda, Mohamad Haekal, Lembaga
Keuangan Islam…, h.76
34 37
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Nurul Huda, Mohamad Haekal, Lembaga
Islam, (Surakarata: Erlangga, 2012), h. 106 Keuangan Islam..., h. 76
35 38
Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam
Islamic Financial Manajement…, h. 128 Di Indonesia…, h.123
78
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
39 40
Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal,
Di Indonesia…, h.124 Islamic Financial Manajement…, h. 126
79
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
ia melakukan tugas berhak menerima 4. Salah satu pelaku akad menjadi gila.
upah. Jika terdapat keuntungan, maka Mudharabah batal menurut ulama selain
keuntungan tersebut untuk pemilik Syafi’iyah dengan gilanya salah satu
modal. Jika ada kerugian, kerugian pelaku akad, jika gilanya itu permanen,
tersebutt menjadi tanggung jawab karena gila membatalkan sifat ahliyah
pemilik modal karena pengelola adalah (kelayalan/ kemampuan).42
sebagai buruh yang hanya berhak 5. Murtadnya pemilik modal. Jika pemilik
menerima upah dan tidak bertanggung modal murtad dari agama Islam atau
jawab sesuatu apapun, kecuali atas terbunuh dalam keadaan murtad, atau
kelalaiannya. bergabung dengan musuh serta telah
2. Pengelola dengan sengaja meninggalkan diputuskan oleh hakim atas
tugasnya sebagai pengelola modal atau pembelotannya, menurut Imam Abu
pengelola modal berbuat sesuatu yang Hanifah, hal itu membatalkan
bertentenagn dengan tujuan akad. Dalam mudharabah sebab bergabung dengan
keadaan seperti ini pengelola modal musuh sama saja dengan mati. Hal itu
bertanggung jawab jika terjadi kerugian menghilangkan keahlian dalam
karena dialah penyebab kerugian. kepemilikan harta, dengan dalil bahwa
3. Apabila pemilik modal meninggal dunia, harta orang murtad dibagikan di antara
mudharabah menjadi fasakh (batal). Bila para ahli warisnya.43
mudharabah telah fasakh pengelola
modal tidak berhak mengelola modal F. Ketentuan Nisbah Bagi Hasil pada
mudharabah lagi. Jika pengelola Mudharabah
bertindak menggunakan modal tersebut, Nisbah adalah : 1) Rasio atau
sedangkan ia mengetahui bahwa pemilik perbandingan; Rasio pembagian
modal telah meninggal dunia dan tanpa keuntungan (bagi hasil) antara shahibul mal
izin para ahli warisnya, maka perbuatan dan mudharib.2) Angka yang menunjukkan
seperti ini dianggap sebagai ghasab. Ia perbandingan antara satu nilai dan nilai
wajib menjaminkan lainnya secara nisbi , yang bukan
(mengembalikannya), kemudian jika perbandingan antara dua pos dalam laporan
modal itu menguntungkan, keuangan dan dapat digunakan untuk
41
keuntungannya dibagi dua. menilai kondisi perusahaan; sin. Rasio
41 42
Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam, (Jakarta: Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam…, h. 512
43
Gema Insani, 2011), h.512 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah…, h. 238
80
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
(ratio). Nisbah bagi hasil merupakan pihak ketiganya ; Rasio penyaluran dan
presentase keuntungan yang akan diperoleh penghimpunan dana.
shahibul mal dan mudharib yang ditentukan c. Nisbah fi ihtiyathi naqdi adalah rasio
berdasarkan kesepakatan antara keduanya. cadangan tunai (cash ratio); bagian dari
Jika usaha tersebut merugi akibat resiko total aktiva bank komersial yang di tahan
bisnis, bukan akibat kelalaian mudharib, dalam bentuk aktiva yang mempunyai
maka pembagian kerugiannya berdasarkan likuiditas tinggi untuk menghadapi
porsi modal yang disetor oleh masing- penarikan uang oleh nasabah dan
masing pihak. Karena seluruh modal yang kewajiban keuangan lainnya.
ditanam dalam usaha mudharib milik d. Nisbah jariyah adalah rasio lancar (quick
shahibul mal, maka kerugiannya dari usaha ratio), perbandingan antara aktiva lancar
tersebut ditanggung sepenuhnya oleh dan kewajiban jangka pendek.
shahibul mal.Oleh karena itu, nisbah bagi e. Nisbah jumlah modal adalah rasio
hasil disebut juga dengan nisbah jumlah modal (total capita/ ratio)
keuntungan. 18 f. Nisbah kas adalah rasio kas (cash ratio)
g. Nisbah laba bersih terhadap modal
G. Macam-macam nisbah
bersih adalah nisbah untuk menilai
Nisbah bagi hasil dapat dibedakan
resiko kredit, yaitu kemampuan bisnis
dengan sebutan-sebutan sebagai berikut:
(kegiatan usaha ) untuk menghasilkan
a. Nisbah aktiva tetap terhadap modal laba dalam satu periode (rate of net
bersih adalah nisbah ini digunakan profits to net worth)
untuk menentukan tingkat investasi h. Nisbah laba terhadap aktiva (ROA)
dalam aktiva tetap dengan modal yang adalah laba bersih dibagi total aktiva;
dimiliki oleh pemilik usaha bisnis, dalam ROA merupakan rasio atau nisbah utama
ketentuan bidang perbankan nisbah untuk mengukur kemampuan dan
aktiva.18 Muhammad, Teknik ,h.99 . 20 efisiensi aktiva dalam menghasilkan laba
tetap terhadap modal bersih tidak boleh (profitabilitas) (return on ossets/ ROAi)
melebihi 50% (ratio of fixed asets to net Nisbah laba terhadap modal adalah laba
worth). bersih dibagi modal sendiri merupakan
b. Nisbah at-tamwil wa al-wada’i adalah rasio atau nisbah profitabilitas yang
financing to deposit Ratio (FDR). Rasio mengukur tingkat kemampuan modal
pembiayaan bank syariah dengan dana dalam menghasilkan laba bersih (return
on equity/ ROE) 21
81
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
i. Nisbah likuiditas adalah nisbah yang n. Nisbah si’ri al sahmi ila al ribhi adalah
mengukur kemampuan bank, rasio pendapatan terhadap harga suatu
perusahaan, atau peminjam untuk saham (price earning ratio-PER)
memenuhi kewajiban jangka pendek o. Nisbah utang terhadap modal bersih
yang jatuh tempo; nisbah ini dihitung adalah nisbah ini digunakan untuk
dengan membagi aktiva lancar dengan menetapkan proporsi utang terhadap
utang lancar (liquidity ratio) modal bersih yang digunakan dalam
j. Nisbah modal primer terhadap asset kegiatan usaha (ratio of debt to
adalah modal inti dibagi rata-rata total networth)44.
aset (primary capitol toasetsratio) Karakteristik Nisbah Bagi Hasil
k. Nisbah modal sesuaian adalah rasio Menurut Karim (2004), terdapat lima
modal yang telah disesuaikan terhadap karakteristik nisbah bagi hasil yang terdiri
total aset, rasio ini digunakan dalam dari: a) Presentase Nisbah bagi hasil harus
perhitungan kecukupan modal; dinyatakan dalam persentase (%), bukan
perhitungan modal bank dilakukan dalam nominal uang tertentu (Rp). b)Bagi
dengan memperhitungkan cadangan untung dan bagi rugi Pembagian
kerugian kredit macet, cadangan keuntungan berdasarkan nisbah yang telah
kerugian/ keuntungan surat berharga disepakati, sedangkan pembagian kerugian
dikurangi dengan kredit yang berdasarkan porsi modal masing -masing
diklasifikasikan macet (adjusted capital pihak. c) Jaminan-Jaminan yang akan
ratio) diminta terkait dengan charachter risk yang
l. Nisbah modal terhadap resiko asset dimiliki oleh mudharib karena jika kerugian
adalah jumlah modal dibagi rata - rata diakibatkan oleh keburukan karakter
total aset nilai setiap aset tersebut mudharib, maka yang menanggungnya
didasarkan pada bobot resikonya (capital adalah mudharib. Akan tetapi, jika kerugian
to risk asets ratio) diakibatkan oleh business risk, maka
m. Nisbah perputaran adalah nisbah yang shahibul mal tidak diperbolehkan untuk
menunjukkan tingkat kecepatan konversi meminta jaminan pada mudharib. d)
piutang menjadi kas atau lamanya Besaran nisbah Angka besaran nisbah bagi
perputaran aset menjadi kas (turnover hasil muncul sebagai hasil tawar menawar
ratio) yang dilandasi oleh kata sepakat dari pihak
shahibul mal dan mudharib. e) Cara
44
Muhammad, Teknik, h.100-101
82
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
45
kerugian sesuatu tersebut. Oleh sebab itu,
Muhammad, Teknik, h. 102
83
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
ketika syariik (mitra, partner) adalah yang yang dirumuskan oleh pihak bank yang
menanggung kerugian ketika terjadi bersangkutan dan dipublikasikan kepada
kerugian karena suatu hal, jika ada para nasabah. Secara prinsip, hal ini bisa
keuntungan, maka semua keuntungan itu diterima jika memang nyata - nyata ada
adalah untuknya. Jika terjadi kerugian, keuntungan yang didapatkan secara riil
dirinyalah yang menanggungnya. Jika ada seperti yang akan dijelaskan di bagian
keuntungan, keuntungan itu pula menjadi mendatang. Dr. Ahmad An-Najjar
haknya seluruhnya. Karena investasi non menambahkan, dalam kasus-kasus adanya
riba adalah investasi produksi yang perubahan jumlah dana salah seorang
berpatokan pada keuntungan riil yang tidak investor di dalam waktu satu tahun, karena
bisa tercapai dengan akselerasi kecepatan terjadi penambahan atau penarikan, maka
yang biasa digunakan dalam investasi perhitungan an-Nimr dilakukan atas dasar
perbankan untuk melakukan perhitungan saldo dana investasi setelah terjadinya
bunga, maka formula penghitungan setiap perubahan, yaitu antara tanggal
perbankan ya ng dipraktikkan oleh bank- perubahan dan tanggal penghentian
bank I slam adalah dengan menggunakan investasi atau akhir tahun buku mana yang
patokan periode bulan, bukan hari. Oleh lebih dekat. Ada cara lain, yaitu mengambil
sebab itu, orang yang menyerahkan dana perbedaan antara nimr dana yang
sebesar seribu dinar misalnya untuk ditambahkan dan nimr dana yang ditarik
investasi tahunan, tentu tidak sama dengan terhitung dari tanggal penambahan dan
orang yang menyerahkan dana dengan tanggal penariakan sampai tanggal
jumlah 25 yang sama pada pertengahan penghentian investasi atau sampai akhir
tahun, yakni investasi selama waktu enam tahun buku mana yang lebih dekat. Kedua
bulan saja. Sehingga hasil investasi tahunan cara ini akan sampai kepada hasil nimr
lebih banyak dengan persentase 9% yang sama.46
misalnya, sedangkan hasil invetasi setengah Islam sebagai agama yang lengkap
tahun saja pada investasi tahunan, dan sempurna telah meletakkan kaedah-
presentase hasil investasinya adalah kaedah dasar dan aturan dalam semua sisi
separuh dari presentase hasil investasi kehidupan manusia baik dalam ibadah dan
tahunan. Dari Ahmad An-Najjar juga hubungan antar makhluk. Begitu pula
Menyebutkan, satuan periode ada kalanya saat seseorang membutuhkan pertolongan,
menggunakan hitungan hari, minggu, atau
46
bulan sesuai dengan ketentuan dan aturan Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu,
jilid VII, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 113-114.
84
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
untuk saling menutupi kebutuhan dan saling zalim dan permusuhan baik sendiri maupun
tolong menolong diantara mereka, maka berjamaah.48
Islam telah memberikan kaidah-kaidahnya.
Pernyataan akad mudharabah
Salah satunya dalam mudharabah (bagi
antara kedua belah pihak memiliki syarat-
hasil), Islam mensyariatkan dan
syarat, yaitu: Pertama,harus jelas
memperbolehkan kegiatan tersebut untuk
menunjukkan maksud untuk melakukan
memberi keringanan kepada manusia dalam
kegiatan mudharabah. Kedua, harus
memenuhi kebutuhan hidupnya. Firman
bertemu, artinya penawaran pihak pertama
Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-
sampai dan diketahui oleh pihak kedua. Ijab
Maidah ayat 2 sebagai berikut:
yang diucapkan pihak pertama harus
... َوحَ َعب َوَُىا َع َهً ا ْنبِ ِّس
diterima dan disetujui oleh pihak kedua
ٌاْل ْث ِى َوا ْن ُع ْد َوا
ِ ْ ًَ… َوانخَّ ْق َى ٰي ۖ َو ََل حَ َعب َوَُىا َعه
sebagai ungkapan kesediaan kerja sama.
Artinya: “Dan tolong menolonglah Ketiga,harus sesuai maksud pihak pertama,
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan cocok dengan keinginan pihak kedua.49
taqwa dan jangan tolong menolong dalam
Keuntungan dalam mudharabah
berbuat dan pelanggaran”.47
adalah jumlah yang didapat sebagai
Ayat di atas menjadi prinsip dasar kelebihan dari modal. Pertama, Keutungan
bagi manusia dalam menjalankan fungsinya harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak
sebagai makhluk sosial sehingga dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk
mendorong mereka untuk bekerja sama satu pihak. Kedua, bagian keuntungan
baik secara formal maupun non formal proporsional bagi setiap pihak harus
untuk saling tolong menolong dalam: diketahui dan dinyatakan pada waktu
kontrak disepakati dan harus dalam bentuk
1. Mengerjakan kebajikan demi kebajikan,
persentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai
kebaikan demi kebaikan;
kesepakatan. Ketiga, penyedia dana atau
2. Kompetisi untuk meningkatkan taqwa.
pemilik modal menanggung semua
Sebaliknya dilarang berkoalisi
kerugian akibat dari mudharabah, dan
untuk melanggar syi’ar-syi’ar Allah SWT,
pengelola tidak boleh menanggung
dilarang kerja sama untuk menciderai orang
kerugian apapun kecuali diakibatkan dari
lain, melakukan penipuan baik sendiri
kesalahan disengaja, kelalaian, atau
maupun berjamaah, berbuat dosa, batil,
48
Ali hasan, Manajemen Bisnis Syariah…, h. 240
47 49
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Veithzal Rivai, H, Islamic Financial
Terjemahannya ..., h.85 Management..., h. 126
85
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
86
Miti Yarmunida: Penetapan Nisbah bagi hasil
Sam, Ichwan, et al., Himpunan Fatwa Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di
Keuangan Syariah (Dewan Syariah Indonesia, Jakarta: Kencana
Nasional MUI), Jakarta: Erlangga, Prenada Media, 2007.
2014.
Yunus, Mahmud,Kamus Arab Indonesia,
Sugiono, Penelitian Kualitatif, Bandung: Jakarta: Mahmud Yunus
Alfabeta, 2014. Wadzurriyah, 2010.
87