Anda di halaman 1dari 5

Kelompok BLOSSOM

Tema: Noble Life


Genre: Fiksi Ilmiah

PUTRI UTARA

Ariane Louise, seorang putri tunggal dari Kerajaan Utara. Kerajaan yang dikenal dengan
ciri khasnya; sihir tanaman. Tak heran, wilayahnya sangat subur dan makmur. Putri Ariane
merupakan pribadi yang manis, ramah, dan sopan. Hampir semua orang di penjuru kerajaan
mengagumi dan menghormatinya. Usia Ariane kini menginjak 17 tahun, kata orang-orang sudah
tiba masanya dia menikah.

Akan tetapi, dari sekian ratus surat lamaran yang datang untuk mempersunting, tidak ada
satu pun yang diterima. Alasan di balik penolakan adalah sama; Ariane masih menunggu. Iya,
menunggu sosok cinta pertamanya.

"Ariane, kau menolak lamaran kali ini juga?" tanya sang ayah tidak habis pikir.

"Maaf, Ayahanda ...."

****

Seorang gadis dengan gaun berwarna gelap tiba-tiba muncul di hadapan Putri Ariane.
"Yang Mulia Putri, mengapa wajah Anda kusut begitu?" Sang putri yang semula murung, sontak
terkejut melihat sosok di hadapannya. "Ah, Helena. Sudah kubilang berhenti berbicara formal
ketika berdua denganku, kita teman, 'kan?" ucap Ariane sedikit kesal.

"Baiklah, mohon maaf, Putri Ariane." Helena kemudian duduk di samping Ariane,
menemani putri yang terlihat lesu itu. "Jadi, katakan. Apa gerangan yang membuatmu menjadi
lesu begini?"

"Surat lamaran terus berdatangan. Akan tetapi, tidak kutemukan satu pun dari Kenric.
Apa dia sudah tergoda wanita lain?" Putri mulai bercerita dengan mimik wajah kecewa. Wajar
saja dia merasa demikian, Kenric berjanji akan menikahinya sejak Ariane berusia 10 tahun.
Helena yang mendengarkan tertawa kecil. Teman sepermainannya ini kelewat
menggemaskan. "Putri, Pangeran Kenric baru saja naik tahta beberapa waktu lalu. Beliau raja
muda, pasti sangat sibuk. Saat waktunya tiba, beliau pasti melamarmu," ujar Helena
menanggapi. 

Lalu keesokan harinya, Putri Ariane jatuh sakit. Sang ayah Raja Louise tak tinggal diam,
dia segera memanggil seluruh tabib terbaik di penjuru negeri untuk menyembuhkan putri
kesayangannya itu.

Namun aneh, kali ini tak ada satu pun yang mampu menyembuhkannya.

"Maaf Yang Mulia saya menyerah mengobati tuan putri di karenakan saya juga baru
pertama kali melihat penyakit seperti ini." Itulah sekiranya yang di katakan para tabib.

Lalu, Raja Kenric Hitler dari Kerajaan Selatan yang tak lain adalah sahabat putri sejak
kecil, datang menjenguk setelah mendengar kabar itu. Dia menatap iba pada Putri Ariane yang
kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di ranjang.

"Maaf aku baru menjengukmu, aku sibuk mengurus pelantikanku sebagai raja baru. Lalu
semoga ini bisa menyembuhkanmu," ujar Kenric sambil memberikan batu berwarna putih susu
tersebut. Tiba-tiba hal anehpun terjadi, batu itu berubah menjadi hitam pekat yang artinya sang
Putri terkena sihir terlarang.

Melihat itu semua orang yang berada di sana segera mencari tahu, siapa pengirim sihir
tersebut. Tetapi sudah berapa waktu berlalu, pelaku dari kejadian tersebut tidak kunjung
ditemukan dan selama itu pula Kenric selalu berkunjung memberi batu penyembuh pada Ariane.
Sampai ia pun sembuh total.

*****

Raja Louise selaku Raja kerajaan Utara senang dan sangat berterimakasih akan hal itu,
hingga ia pun menikahkan mereka. Hari pernikahan pun terlaksana, semua orang begitu bahagia.
Terutama Putri Ariane karena pada akhirnya Kenric menepati janji untuk menikahinya.

*****
Beda hal dengan Helena yang kini menatap sinis pada Ariane. "Lihat apa yang akan
terjadi nanti sahabatku," ucapnya sambil meninggalkan Aula Pesta.

Putri Ariane--sekarang bisa kita sebut dengan Ratu Ariane--dan Raja kenric duduk
berdampingan. Gaun putih menjuntai menambah keindahan dari paras Ratu Ariane. Ariane
tersenyum bahagia, semua sesuai harapannya, walaupun dia harus melewati sakit yang panjang
dan menyakitkan. Itu sepadan. Sekarang dia bersama cintanya. Apa yang akan ia takutkan?

****

"Ratuku," panggil kenric. Dia tiba di kamar pengantin mereka. Mereka masih berada di
Kerajaan Utara, menginap beberapa malam sebelum nantinya akan pamit menuju Kerajaan
Selatan. Ariane duduk di tepi ranjang mewah yang sudah dihias banyak kelopak mawar. Kenric
mendekat, tersenyum pada Ratunya. Dengan menggenggam tangannya. Ariane hanya tersenyum
malu-malu.

"Istriku, sebentar lagi malam, aku harus menghadap ayahandamu untuk membicarakan
sesuatu. Kamu bersiaplah istirahat, jangan keluar kamarmu sampai aku tiba, mengerti?" kendric
menatap tulus mata istrinya.

"Baik, suamiku." Kenric pun pergi.

****

Hampir tengah malam, tapi kenric belum juga kembali. Ariane khawatir terjadi sesuatu.
Anehnya, kediamannya sunyi sekali.

Brak!

Pintu terbuka menampilkan Helena memegang pedang berdiri di daun pintu. Menatap tajam
kearah Ariane. "Helena? Kenapa kau memegang pedang? Apa terjadi sesuatu? Apa kau melihat
Kenric?" ucap Ariane.

Dengan cepat Helena mengunci pergerakan Ariane dan menodongkan pedang ke arah
Ariane. "Ariane, apa kau belum bisa membaca situasi kediaman ini?"
Ariane tercekat. Dia masih belum mengerti. "Ckckck, kau tau? Aku membencimu Ariane. Aku
selalu dibandingkan denganmu. Bahkan kau mengambil cintaku, Kenric. Apa kau tau? Akulah
yang mengirim sihir hitam itu padamu."

Ariane panik. "Tolong. Pengawal, siapapun Tolong aku." Dia tidak menyangka teman
dekatnya akan berbuat seperti ini hanya karena seorang lelaki. Dia tidak mengetahui kalau
Helena juga menyukai Kenric.

Saat ini keadaan kerajaan sangat hening bahkan tidak ada suara apapun yang dapat
Ariane dengar. Ia terus berteriak meminta pertolongan.
“Pengawal!”
“Siapapun tolong aku!”
Dia mundur perlahan untuk menghindari Helena. Tapi, perbedaan diantara nya membuat
Ariane lemah. Helena adalah salah satu anak penyihir agung kerajaan yang hebat menguasai
pedang.
“Helena, tolonglah … kita teman.”
“Teman? bahkan kau tidak tahu banyak tentangku!”
Lalu, Helena menodongkan pedangnya ke arah Ariane. Sebelum ia menebas leher Ariane,
tak terduga datanglah di saat yang tepat Kenric mendorong Helena. Helena tersimpuh jatuh.
“Apa kau sudah gila Helena? sungguh kau sejahat itu?”
“Kenric … aku menyayangimu.” ucap Helena
Ariane melihat keadaan itu, sungguh hatinya bak malaikat. Ia tidak membiarkan Kenric
membunuh Helena. Bagaimanapun ia menemani nya sejak kecil.
“Kenric, biarkan dia pergi!”
Namun, Kenric yang sudah bersimbah darah itu tetap menodongkan pedangnya ke arah Helena.
Syaat!
“Tidak, Kenric!”
Helena pun tepat mati di tangan Kenric, seseorang yang ia sayangi. Kini tersisa mereka
berdua, Kenric dan Ariane. Malam ini harusnya indah dan dipenuhi asmara bak pasangan baru
menikah yang lain tapi, tidak dengan mereka.
“Kenric … bagaimana ini? kediaman ini menjadi kacau.”
Kenric menatap Ariane lalu menghampirinya.
“Ariane ... kau sangat cantik.”
Lalu Kenric menodongkan pedangnya ke leher Ariane.
“AAAA! Kenric, ada apa?”
“Ada apa kau bilang?”
“Tidak Kenric, pasti ada salah paham di sini. Mengapa kau menodongkan pedangmu?
Tolong lepaskan, Sayang.”
Suara Ariane yang lembut itu terdengar jelas di telinga Kenric, tapi apa daya Kenric yang telah
dipenuhi ambisi.
“Sayang? Ariane, sungguh kau sangat lembut, lugu dan bodoh. Kau tahu? Ayah ku
meninggal dan kerajaan diserang.”
“Kenric ....”
Pedang itu mengenai Ariane, perlahan darah menetes dari lehernya.
“Dan kau tahu? sihir gelap yang membuat mu sakit adalah kiriman ku dan pernikahan
pun itu rencanaku. Aku hanya bisa tertawa kenapa kau sangat bodoh?”
Ariane yang mendengar semua penjelasan dari Kenric pun meneteskan air matanya.
“Sungguh … kau jahat, Sayang,” ucap Ariane.

THE END

Keterangan:
Abu : Salsa
Hijau : Amel
Coklat : Ima
Biru : Ama

Anda mungkin juga menyukai