Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN Adalah proses evaluasi dan rivew obat secara konsisten untuk

memastikan pemberian obat yang aman.


TUJUAN Untuk memastikan obat dievaluasi dan review secara konsisten.

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Utama RS Brawijaya Saharjo Nomor :


BWCH/Dir/SK/12/003 tentang KEBIJAKAN PELAYANAN
RUMAH SAKIT DI RS BRAWIJAYA SAHARJO.
2. Proses stop order otomatis ini didefinisikan sebagai berhenti keras
(Hard Stop).
1. Lakukan penghentian obat berikut secara otomatis ( stop order) oleh
petugas farmasi setelah penggunaan awal dimulai :
a. Ketorolac : setelah 5 hari pemakaian (untuk mencegah adverse
effect pada ginjal dan saluran GI).
b. Pethidin :setelah 2 hari pemakaian (untuk mencegah akumulasi
hasil metabolisme yang toksik).
c. Antiinfeksi (Oral &Parenteral) : setelah 7 hari.
d. Antiinfeksi (Topikal/Mata/Telinga) : setelah 10 hari.
PROSEDUR e. Antiviral.
2. Jangka waktu pengobatan yang diresepkan harus jelas, bukan
menggunakan perkiraan waktu (misal : “dilanjutkan hingga
pemberitahuan berikutnya” atau “dilanjutkan hingga pasien
dipulangkan”).
3. Informasikan kepada dokter dan perawat bahwa obat yang
diidentifikasi telah mencapai batas administrasi yang aman dan obat
tidak akan tersedia bila melampaui waktu stop order otomatis seperti
yang di definisikan pada No.1. Obat lanjutan boleh diberikan sesuai
instruksi dokter.
4. Identifikasi dan komunikasi dari obat berhenti keras ( Hard Stop) akan
disampaiakn 48 jam sebelum pengobatan akan berakhir.

AUTOMATIC STOP ORDER (HARD STOP)

Berdasarkan kebijakan AUTOMATIC STOP ORDER (HARD STOP),


pemesanan obat untuk pasien berikut :
5. Pemberitahuan akan ditandai dengan perhatian dokter dengan
menggunakan
Nama stiker
: AUTOMATIC STOP ORDER (HARD STOP).
Tanggal Lahir :

MRN :

Nama Obat :

Waktu :

Tanggal :
AUTOMATIC STOP ORDER

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:

SPO/Farm/0142 0 2/2

PROSEDUR

6. Dokter dan perawat akan membaca “Kebijakan Stop Order”, dimana


order obat yang telah ditentukan berakhir pada tanggal dan waktu
yang telah ditentukan.
7. Pemberitahuan ini akan disertakan pada folmulir resep rawat inap dan
diletakkan pada rekam medis pasien.
8. Tambahan order atau permintaan obat otomatis berhenti berlaku untuk
semua pasien termasuk :
a. Pasien yang menjalani operasi.
b. Pasien dipindahkan ke dalam atau keluar dari unit perawatan kritis.
c. Pasien dipindahkan ke tingkat perawatan yang berbeda.

9. Apoteker harus memantau kepatuhan terhadap kebijakan ini dan


melaporkan hasilnya kepada Komite Farmasi dan Terapi, Komite Medik,
Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai bagian dari
audit klinis yang komperhensif.
6
1. Tenaga Medis dan Keperawatan

2. KFT, Komite Medis dan Panitia PMKP

UNIT TERKAIT
Paraf :

DIBUAT OLEH :
Unit Farmasi

Anda mungkin juga menyukai