Anda di halaman 1dari 7

Di era modern ini, 

outsourcing adalah solusi bagi banyak perusahaan terkait masalah kurangnya

sumber daya manusia di kantor mereka.

Tenaga kerja outsource ini bisa menyelesaikan berbagai permasalahan teknis yang ada di dalam

perusahaan.

Tak hanya itu, merekrut pekerja outsourcing juga dapat menjadi strategi perusahaan untuk

mengurangi biaya operasional mereka.

Kendati demikian, ada sistem kerja yang sedikit berbeda dalam merekrut tenaga kerja outsource.

Bahkan, bukan hanya pekerja full-time yang bisa perusahaan jadikan karyawan dari

pihak outsourcing.

Nah, agar lebih jelas, berikut Glints paparkan serba-serbi outsourcing, mulai dari sistem kerja

hingga kelebihan dan kekurangannya khusus untuk kamu. Yuk, disimak!

Apa Itu Outsourcing?

Mungkin kamu bertanya-tanya, apa, sih, yang sebenarnya dimaksud dengan outsourcing itu?

Menurut Investopedia, outsourcing adalah penggunaan tenaga kerja dari pihak ketiga untuk

menyelesaikan pekerjaan tertentu di dalam perusahaan.

Outsourcing sendiri merupakan sebuah inisiatif yang biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk

memangkas biaya operasional mereka.

Dengan demikian, karyawan yang direkrut dari oursource harus mampu melakukan berbagai

pekerjaan, mulai dari customer service, pekerja manufaktur, hingga Administrasi Perkantoran.

Outsourcing pertama kali dikenal sebagai strategi bisnis pada tahun 1989 dan menjadi bagian

integral dari ekonomi bisnis sepanjang tahun 1990-an.

Strategi outsourcing kian berkembang tiap tahunnya.


Sebab, para ahli ekonomi berpendapat bahwa outsourcing menciptakan insentif bagi bisnis dan

memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya manusia di tempat yang paling

efektif.

Outsourcing juga digadang-gadang dapat membantu menjaga ekonomi pasar bebas dalam skala

global.

Nah, saat merekrut pekerja outsource, perusahaan bisa bekerja sama dengan perusahaan yang

menyediakan sumber daya manusia tersebut.

Perusahaan ini disebut juga sebagai, outsource, yang adalah sebuah institusi penyedia jasa dan

tenaga kerja dengan keahlian tertentu untuk perusahaan-perusahaan yang membutuhkannya.

Meskipun tidak seterkenal sistem kerja yang kita umumnya kenal, outsourcing terus diminati di

pasar global.

Ini dia statistiknya.

Bagaimana Sistem Kerja Outsourcing?

Definisi dan aturan pekerjaan outsourcing adalah suatu hal yang tidak disebutkan secara spesifik

dalam UU Ketenagakerjaan.

Namun, menurut Merdeka, pasal 64 UU Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa “Perusahaan

dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui

perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara

tertulis.”

Perekrutan karyawan outsourcing dilakukan oleh perusahaan outsource.

Nantinya, karyawan outsourcing bekerja untuk perusahaan melalui sistem kontrak yang dibagi

menjadi dua, yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak

Tertentu (PKWTT).
Jenis Pekerjaan Outsourcing

Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang no. 13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan menyebutkan

beberapa poin jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pekerja outsourcing, yaitu:

 dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama

 dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan

 merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan

 tidak menghambat proses produksi secara langsung


Intinya, karyawan outsourcing hanya bisa direkrut untuk mengerjakan pekerjaan di luar

pekerjaan inti perusahaan pengguna jasa.

Menurut Nearshore Technology, beberapa contoh pekerjaan yang bisa dilakukan oleh

karyawan outsourcing adalah:

 penjaga kebersihan

 keamanan

 penyedia makanan (catering)

 petugas call center

 pekerja manufaktur

 kurir atau pengemudi

 petugas manajemen fasilitas (facility management)

Aturan Outsourcing

Seperti yang sudah Glints paparkan, outsourcing adalah sebuah alternatif perekrutan yang dapat

menguntungkan perusahaan.

Meskipun demikian, ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi perusahaan jika ingin mereka ingin

merekrut pekerja dari badan outsourcing.


Sebelumnya, salah satu regulasi tersebut adalah Pasal 66 UU Nomor 13 Tahun 2003 yang

mengatur pekerjaan alih daya atau oursource.

Di dalamnya, diterangkan bahwa pekerjaan outsourcing dibatasi hanya untuk pekerjaan di luar

kegiatan utama atau yang tidak berhubungan dengan proses produksi kecuali kegiatan

penunjang.

Meskipun demikian, tidak diterangkan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang dilarang untuk

dilakukan pekerja outsource.

Pasal tersebut hanya menyebut pekerjaan berdasarkan pada perjanjian waktu tertentu dan tidak

tertentu.

Adapun bunyi Pasal 66 UU tersebut adalah seperti demikian:

“Hubungan kerja antara perusahaan alih daya dengan pekerja/buruh yang dipekerjakannya

berdasarkan perjanjian waktu tertentu atau perjanjian tidak tertentu.

Lalu, seiring berjalannya waktu, aturan mengenai outsourcing berubah dan tertera pada UU No.

11 Tahun 2020 jo PP No. 35 Tahun 2021.

Pasal tersebut memaparkan bahwa alih daya atau outsource, tidak lagi dibedakan antara

Pemborongan Pekerjaan (job supply) atau Penyediaan Jasa Pekerja (labour supply).

Mereka tidak lagi dibatasi hanya untuk pekerjaan penunjang (non core business

process). Hasilnya, tidak ada lagi pembatasan jenis pekerjaan yang dapat dialihdayakan.

Jenis pekerjaan yang bisa dialihdayakan akan disesuaikan kembali sesuai kebutuhan sektor

industri.

Keuntungan Outsourcing
1. Menghemat anggaran untuk memberikan pelatihan
Seperti yang sudah Glints jelaskan, outsourcing adalah strategi perusahaan untuk memangkas

biaya operasional mereka.

Mengapa demikian? Sebab, karyawan outsourcing sudah memiliki keahlian spesifik yang

dibutuhkan perusahaan, seperti keahlian membersihkan atau mengelola inventaris.

Hasilnya, dengan menggunakan jasa karyawan outsourcing, perusahaan bisa menghemat

anggaran untuk memberikan pelatihan.

2. Mengurangi beban rekrutmen


Semua urusan seleksi karyawan outsourcing dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa

(perusahaan outsourcing).

Sementara, perusahaan yang membutuhkan jasa outsource sudah bisa mendapatkan karyawan-

karyawan outsource terpilih dari perusahaan outsourcing.

3. Fokus mengurus kegiatan inti bisnis


Ketika menggunakan tenaga kerja outsource, perusahaan tidak perlu lagi khawatir mengenai

pekerjaan teknis sehari-hari yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan inti bisnis.

Karena semuanya sudah diurus oleh tenaga kerja outsource, perusahaan tidak perlu lagi mencari

tenaga kerja khusus, mengadakan training, atau mengalokasikan rekrutmen khusus untuk posisi-

posisi tertentu.

Kekurangan Outsourcing

1. Informasi perusahaan rentan bocor


Menurut laman The Balance SMB,  tenaga kerja outsourcing sebenarnya adalah untuk mengisi

posisi pekerjaan teknis di perusahaan.


Maka dari itu, tidak disarankan bagi perusahaan untuk mempekerjakan pekerja outsource pada

kegiatan utama bisnis.

Mengapa demikian? Sebab, mempekerjakan pekerja outsource pada kegiatan utama bisnis bisa

meningkatkan peluang bocornya rahasia perusahaan.

Informasi bisa dijual ke pihak lain atau bahkan disebar ke kompetitor.

2. Kontrak singkat
Kontrak kerja yang relatif singkat akan cukup merepotkan bagi perusahaan.

Pasalnya, perusahaan jadi harus sering memperbarui kontrak atau mencari

perusahaan outsource lain untuk menyediakan tenaga kerja baru.

Jika perusahaan memiliki untuk merekrut tenaga kerja dari institusi outsourcing baru, risiko yang

akan mereka rasakan adalah proses rekrutmen dan peralihan tenaga kerja yang memakan waktu

lama.

3. Ketergantungan pada tenaga kerja outsource


Perusahaan yang menggunakan tenaga kerja outsourcing berpotensi untuk mengalami

ketergantungan.

Hal ini mungkin terjadi apabila ada sistem atau cara kerja yang dirahasiakan oleh

perusahaan outsource, sehingga perusahaan yang menggunakan jasa outsource tidak bisa asal

mengetahui hal tersebut.

Tenaga kerja outsource bisa menjadi solusi di kala perusahaan membutuhkan sumber daya

manusia tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.

Oleh karena itu, banyak perusahaan kini memilih untuk merekrut tenaga kerja outsource agar

lebih mudah dan praktis.

Berdasarkan penjelasan di atas, kamu sudah paham apa itu outsourcing, bukan?


Ya, kesimpulannya, outsourcing adalah penggunaan tenaga kerja dari pihak ketiga untuk

menyelesaikan pekerjaan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai