Tenaga kerja outsource ini bisa menyelesaikan berbagai permasalahan teknis yang ada di dalam
perusahaan.
Tak hanya itu, merekrut pekerja outsourcing juga dapat menjadi strategi perusahaan untuk
Kendati demikian, ada sistem kerja yang sedikit berbeda dalam merekrut tenaga kerja outsource.
pihak outsourcing.
Nah, agar lebih jelas, berikut Glints paparkan serba-serbi outsourcing, mulai dari sistem kerja
Outsourcing sendiri merupakan sebuah inisiatif yang biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk
Outsourcing pertama kali dikenal sebagai strategi bisnis pada tahun 1989 dan menjadi bagian
memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya manusia di tempat yang paling
efektif.
Outsourcing juga digadang-gadang dapat membantu menjaga ekonomi pasar bebas dalam skala
global.
Nah, saat merekrut pekerja outsource, perusahaan bisa bekerja sama dengan perusahaan yang
Perusahaan ini disebut juga sebagai, outsource, yang adalah sebuah institusi penyedia jasa dan
Meskipun tidak seterkenal sistem kerja yang kita umumnya kenal, outsourcing terus diminati di
pasar global.
Definisi dan aturan pekerjaan outsourcing adalah suatu hal yang tidak disebutkan secara spesifik
dalam UU Ketenagakerjaan.
perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara
tertulis.”
menjadi dua, yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT).
Jenis Pekerjaan Outsourcing
Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang no. 13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan menyebutkan
beberapa poin jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pekerja outsourcing, yaitu:
dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan
karyawan outsourcing adalah:
penjaga kebersihan
keamanan
petugas call center
pekerja manufaktur
Aturan Outsourcing
Seperti yang sudah Glints paparkan, outsourcing adalah sebuah alternatif perekrutan yang dapat
menguntungkan perusahaan.
Meskipun demikian, ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi perusahaan jika ingin mereka ingin
kegiatan utama atau yang tidak berhubungan dengan proses produksi kecuali kegiatan
penunjang.
Meskipun demikian, tidak diterangkan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang dilarang untuk
dilakukan pekerja outsource.
Pasal tersebut hanya menyebut pekerjaan berdasarkan pada perjanjian waktu tertentu dan tidak
tertentu.
“Hubungan kerja antara perusahaan alih daya dengan pekerja/buruh yang dipekerjakannya
Lalu, seiring berjalannya waktu, aturan mengenai outsourcing berubah dan tertera pada UU No.
Pasal tersebut memaparkan bahwa alih daya atau outsource, tidak lagi dibedakan antara
Pemborongan Pekerjaan (job supply) atau Penyediaan Jasa Pekerja (labour supply).
Mereka tidak lagi dibatasi hanya untuk pekerjaan penunjang (non core business
Jenis pekerjaan yang bisa dialihdayakan akan disesuaikan kembali sesuai kebutuhan sektor
industri.
Keuntungan Outsourcing
1. Menghemat anggaran untuk memberikan pelatihan
Seperti yang sudah Glints jelaskan, outsourcing adalah strategi perusahaan untuk memangkas
(perusahaan outsourcing).
pekerjaan teknis sehari-hari yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan inti bisnis.
Karena semuanya sudah diurus oleh tenaga kerja outsource, perusahaan tidak perlu lagi mencari
tenaga kerja khusus, mengadakan training, atau mengalokasikan rekrutmen khusus untuk posisi-
posisi tertentu.
Kekurangan Outsourcing
2. Kontrak singkat
Kontrak kerja yang relatif singkat akan cukup merepotkan bagi perusahaan.
Jika perusahaan memiliki untuk merekrut tenaga kerja dari institusi outsourcing baru, risiko yang
akan mereka rasakan adalah proses rekrutmen dan peralihan tenaga kerja yang memakan waktu
lama.
ketergantungan.
Hal ini mungkin terjadi apabila ada sistem atau cara kerja yang dirahasiakan oleh
Oleh karena itu, banyak perusahaan kini memilih untuk merekrut tenaga kerja outsource agar