Anda di halaman 1dari 2

https://kumparan.

com/berita-update/outsourcing-adalah-penyedia-jasa-karyawan-bagaimana-
sistemnya-1vHe7dTttVg/full

Outsourcing Adalah Penyedia Jasa Karyawan,


Bagaimana Sistemnya?
Berita Update

Konten dari Pengguna


4 Maret 2021 13:07

Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
erbesar

Pengertian outsourcing. Foto: Pixabay


Outsourcing adalah sebutan bagi karyawan yang disediakan oleh
pihak ketiga, dan bukan direkrut secara langsung oleh perusahaan.
ADVERTISEMENT

Menurut Chandra Suwondo, dalam bukunya Outsourcing


Implementasi di Indonesia tahun 2003, pengertian outsourcing
adalah sebagai berikut:
Pendelegasian operasional dan manajemen harian dari
suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan
penyedia jasa pekerja/buruh).
Outsourcing Karyawan dalam Undang-undang
Outsourcing juga tercantum dalam Undang-undang Pasal 64 UU
No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu:
Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan
pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat
secara tertulis.
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
Nomor : KEP.101/MEN/VI/2004 tentang tata cara perijinan
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, Pasal 1ayat (4):
Penyedia jasa pekerja/buruh disebut dengan vendor yang
merupakan perusahaan berbadan hukum yang dalam kegiatan
usahanya menyediakan jasa pekerja/buruh untuk dipekerjakan di
perusahaan pemberi pekerjaan.
Perusahaan vendor yang menyediakan jasa outsourcing harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut sebelum bisa menyalurkan
jasa pekerja kepada perusahaan yang membutuhkan, antara lain:
ADVERTISEMENT

1. Ijin dari Dinas Ketenagakerjaan sebagai penyedia jasa tenaga


kerja.
2. Akta pendirian perusahaan badan hukum (PT/Koperasi)
3. SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)
4. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
5. Perjanjian kerjasama/service agreement antara prinsipal dengan
vendor.
6. Wajib lapor ketenagakerjaan.
7. Peraturan perusahaan yang disahkan oleh Dinas
Ketenagakerjaan.
Pada penjelasan pasal 66 ayat (1) UU No 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan menyebutkan klasifikasi tentang jenis pekerjaan
sistem tenaga kerja outsourcing yang diperbolehkan, yaitu
Kegiatan penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi dan kegiatan yang berhubungan
di luar usaha pokok (core business) suatu perusahaan.
Kegiatan tersebut antara lain : Usaha pelayanan kebersihan
(cleaning service), usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh
(catering), usaha tenaga pengaman (security/satuan pengaman),
usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, serta
usaha penyediaan angkutan pekerja/buruh.
ADVERTISEMENT

Itulah ulasan mengenai outsourcing, semoga berguna. (Adelliarosa)

Anda mungkin juga menyukai