Anda di halaman 1dari 9

Arti Outsourcing: Memahami Apa Itu

Outsourcing Dalam Dunia Kerja

Kata outsourcing (alih daya) sangat berhubungan dengan dunia kerja dan


merupakan salah satu istilah yang cukup populer di kalangan profesional dan
pebisnis. Namun, meskipun istilah ini sangat sering digunakan, ternyata cukup
banyak orang yang belum mengetahui apa itu outsourcing.

Di artikel ini saya akan menjelaskan secara lengkap seputar outsourcing, terutama


kaitannya dalam dunia kerja dan bisnis. Setelah membaca artikel ini, kamu akan
mengetahui beberapa hal berikut ini:

 Pertama, kamu akan memahami apa arti outsourcing, baik pengertiannya


secara umum maupun menurut pendapat beberapa ahli.
 Kedua, kamu akan mengetahui jenis-jenis pekerjaan outsourcing  dan
contoh pekerjaannya.
 Ketiga, kamu akan mengetahui apa manfaat dan
tujuan outsourcing diberlakukan.
 Keempat kamu akan mengetahui apa kelebihan dan kekurangan sistem
kerja outsourcing.
Lalu, outsourcing itu apa sih? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Outsourcing
Daftar isi
Secara umum, pengertian outsourcing adalah suatu praktek menjalankan fungsi-
fungsi pekerjaan tertentu dengan menggunakan tenaga kerja dari pihak ketiga di
luar perusahaan. Alih-alih memiliki departemen atau karyawan internal, fungsi
pekerjaan tersebut dialihdayakan ke perusahaan lain atau perorangan.

Perusahaan outsourcing adalah perusahan yang menyediakan jasa dan tenaga kerja


dengan keahlian tertentu untuk disalurkan ke perusahaan lain yang
membutuhkannya. Sedangkan tenaga kerja outsourcing merupakan tenaga kerja
yang dikontrak dari perusahaan lain (perusahaan outsource) untuk melakukan
pekerjaan tertentu.

Berikut ini penjelasan mengenai arti outsourcing menurut  pendapat beberapa ahli:

1. Pengertian outsourcing adalah pemanfaatan tenaga kerja untuk


memproduksi atau melaksanakan suatu pekerjaan oleh suatu
perusahaan, melalui perusahaan penyedia/ pengerah tenaga kerja (Lalu
Husni, 2003;177).
2. Pengertian outsourcing adalah bentuk penyerahan pekerjaan tertentu
suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengurangi beban perusahaan tersebut (Libertus Jehani, 2008:1).
3. Outsourcing adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian dari
suatu proses bisnis kepada pihak luar, yaitu perusahaan jasa Outsourcing
(Chandra Soewondo, 2003).
4. Definisi outsourcing adalah memborongkan satu bagian atau beberapa
bagian dari kegiatan perusahaan yang tadinya dikelola sendiri kepada
perusahaan lain (Muzni Tambusai, 2004).
Lalu, apa alasan suatu perusahaan menggunakan outsourcing?

Alasan utama mengapa suatu perusahaan melakukan outsourcing adalah untuk


meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya, dan pada saat yang sama dapat
memberikan percepatan bagi bisnis mereka.
Biasanya, suatu perusahaan melakukan outsourcing untuk pekerjaan-pekerjaan
yang membutuhkan keahlian tertentu yang bukan merupakan pekerjaan inti dari
bisnis perusahaan tersebut.

Dengan menggunakan jasa dari pihak ketiga yang fokus pada bidang tertentu,
maka pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih
murah ketimbang dilakukan sendiri oleh perusahaan.

Namun, beberapa perusahaan melakukan outsourcing karena alasan lain, misalnya:

 Perusahaan tidak dapat mempekerjakan tenaga kerja internal dengan


keterampilan khusus dan berpengalaman untuk melakukan pekerjaan
tertentu.
 Sebagai cara perusahaan untuk mengalihkan pemenuhan persyaratan
atau kewajiban peraturan kepada pihak outsource.
 Sebagai pusat inovasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Jenis-Jenis Pekerjaan Outsourcing


Setelah mengetahui apa itu outsourcing, selanjutnya akan dibahas mengenai jenis-
jenis pekerjaan yang dapat dialihdayakan. Dalam pelaksanaannya, sistem
kerja outsourcing (alih daya) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

 Memanfaatkan jasa pekerja/ buruh dari perusahaan alih daya.


 Memberikan pekerjaan secara borongan kepada perusahaan alih daya.
Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 64, menjelaskan pengaturan
menyerahkan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain, atau pekerja/ buruh
oleh perusahaan lain dengan ketentuan bahwa pekerja/ buruh tidak dirugikan
akibat dari setiap sistem penyerahan kerja kepada pihak luar yang dlakukan oleh
perusahaan utama.

Berikut ini adalah beberapa jenis pekerjaan yang dapat diserahkan kepada pihak
luar dengan sistem kerja outsourcing:

1. Pekerjaan yang dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama.


2. Pekerjaan yang dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung
oleh pemberi pekerjaan.
3. Pekerjaan yang merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara
keseluruhan.
4. Pekerjaan yang tidak menghambat proses produksi secara langsung.

Contoh Pekerjaan Outsourcing


Dari penjelasan poin-poin jenis pekerjaan outsourcing dapat disimpulkan bahwa
tenaga kerja alih daya hanya dapat direkrut untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
di luar pekerjaan inti perusahaan pengguna jasa.

Berikut ini adalah beberapa contoh pekerjaan yang dapat dialihdayakan:

 Jasa keamanan (security)


 Jasa kebersihan (cleaning service)
 Petugas call center
 Jasa transportasi (Kurir atau supir)
 Penyedia makanan (catering)
 Jasa informasi dan teknologi (IT)
 Pemborongan pertambangan
Baca juga: Pengertian Buruh

Tujuan dan Manfaat Sistem Outsourcing

Pada dasarnya sistem kerja outsourcing ini lebih banyak menguntungkan pihak
perusahaan. Menurut Amawan dkk, berikut ini adalah tujuan perusahaan
melakukan outsourcing:

1. Fokus Pada Kompentensi Jalur Bisnis Utama


Perusahaan seharusnya fokus pada bisnis utama (core business) mereka sehingga
dapat melakukan percepatan dengan lebih baik. Perusahaan akan dapat fokus
dengan bisnis utamanya dengan mengalihkan pekerjaan-pekerjaan penunjang di
luar bisnis utamanya kepada perusahaan outsourcing.

2. Efisiensi Biaya Operasional


Seperti disebutkan di atas, salah satu tujuan utama perusahaan melakukan
outsourcing adalah untuk efisiensi biaya operasional. Dengan menggunakan jasa
outsourcing maka perusahaan akan lebih efisien dalam melakukan manajemen
sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan tersebut.

3. Memanfaatkan Kompentensi Vendor Outsourcing


Perusahaan outsourcing pada umumnya memiliki sumber daya dan kemampuan
yang baik sesuai bidangnya. Dengan begitu, perusahaan dapat memanfaatkan
keahlian dan kemampuan tersebut untuk menunjang percepatan pergerakan
bisnis utamanya.

4. Perusahaan Menjadi Lebih Ramping dan Gesit


Pada umumnya, semakin besar perusahaan maka akan membutuhkan sumber
daya yang lebih besar. Dengan melakukan outsourcing, perusahaan akan
mendapatkan sumber daya yang cukup untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang sifatnya non-core tanpa harus mengelola sendiri semua sumber daya
tersebut.

Dengan begitu, perusahaan dapat fokus pada pekerjaan-pekerjaan utama untuk


meningkatkan kepuasan konsumen mereka, meningkatakan pendapatan dan
keuntungan.

5. Mengurangi Risiko
Setiap bisnis tentu harus mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian bisnisnya di
masa depan. Dengan melakukan outsourcing, perusahaan hanya akan memiliki
sedikit karyawan inti dan lebih mudah untuk dikelola sendiri.

6. Efisiensi dan Perbaikan Pada Pekerjaan Non-Core


Business
Perusahaan bisa saja mengelola sendiri suatu fungsi pekerjaan yang bukan core-
business mereka. Namun, tentu saja ini akan menambah beban kerja dan
membutuhkan biaya yang lebih besar. Misalnya, kegiatan merekrut, mengontrak
karyawan, menghitung dan membayar gaji, memberikan pelatihan, dan berbagai
hal lainnya.

Dengan melakukan outsourcing maka perusahaan akan meningkatkan efisiensi


dan perbaikan pada berbagai pekerjaan yang bersifat non-core business.

Baca juga: Arti Freelance

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Outsourcing


Kelebihan dan kekurangan outsourcing ini harus dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi
perusahaan dan dari sisi karyawan. Berikut ini penjelasan singkat mengenai
kelebihan dan kekurangan sistem kerja outsourcing, baik dari sisi perusahaan
maupun karyawan.

1. Kelebihan Sistem Outsourcing


 Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih besar untuk proses
rekrutmen dan manajemen sumber daya manusia.
 Perusahaan akan menghemat biaya untuk pelatihan karyawan baru.
 Perusahaan dapat lebih fokus pada pekerjaan inti bisnis mereka.
 Fresh graduate akan memiliki peluang kerja lebih besar karena akan
penerimaan pada perusahaan outsourcing cenderung mudah.
 Perusahaan outsourcing biasanya melakukan berbagai pelatihan secara
berkala sehingga menambah pengetahuan dan kemampuan karyawan.
 Pegawai ousourcing dapat mengembangkan diri lebih fleksibel karena
pekerjaannya tidak terikat dengan perusahaan.

2. Kekurangan Sistem Outsourcing


 Kontrak kerja bersifat singkat sehingga perusahaan harus sering
memperbaharui kontrak atau bekerjasama dengan outsource lain. Hal ini
dapat mengganggu kinerja perusahaan secara keseluruhan, terutama jika
kehilangan pegawai yang handal dan berpengalaman.
 Beberapa pekerjaan yang bersifat rahasia akan rentan bocor dimana
rahasia perusahaan bisa dijual kepada pihak kompetitor.
 Secara umum, perusahaan akan ketergantungan pada tenaga kerja
outsource.
 Perusahaan berpotensi kehilangan keterampilan lintas fungsional karena
adanya penugasan kepada pihak perusahan lain.
 Perusahaan berpotensi kehilangan keterampilan kritikal atau mungkin
malah mengembangkan keterampilan yang tidak sesuai dengan
kompetensi inti.
 Beberapa karyawan mungkin akan memiliki masa kerja yang tidak jelas
dan juga rentan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
 Karyawan outsourcing biasanya tidak mendapatkan tunjangan
kesejahteraan dari perusahaan pemberi kerja.
 Biasanya karyawan outsourcing akan mengalami pemotongan
penghasilan oleh perusahaan outsourcing. Pemotongan penghasilan
tersebut akan semakin memberatkan, terutama ketika gaji pegawai
ternyata kecil.
Baca juga: Pengertian Kinerja

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa outsourcing adalah suatu
aktivitas pemanfaatan tenaga kerja atau jasa dari pihak ketiga atau
perusahaan outsourcing untuk melakukan pekerjaan tertentu.

Dalam aktivitas outsourcing terdapat tiga unsur penting, yaitu:

1. Terjadi pendelegasian tugas/ tanggungjawab dari perusahaan pemberi


tugas kepada perusahaan outsource.
2. Terjadi pemindahan fungsi pengawasan terhadap tugas/ tanggungjawab
yang dikerjakan.
3. Perusahaan pemberi kerja fokus pada hasil/ output yang ingin dicapai.
Demikianlah penjelasan ringkas apa itu outsourcing, mulai dari pengertiannya,
jenis-jenis pekerjaannya, manfaat dan tujuannya, serta kelebihan dan kekurangan
sistem kerja outsourcing. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka

 http://en.wikipedia.org/wiki/Outsourcing
 Undang Undang no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 Tambusai, Muzni. 2004. Pelaksanaan Outsourcing Ditinjau dari Aspek Hukum
Ketenagakerjaan Tidak Mengaburkan Hubungan Industrial.
 Soewondo, Chandra. 2003. Outsourcing Implementasi di Indonesia. Jakarta:
Elex MediaKomputindo.
 Husni, Lalu. 2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
 Jehani, Libertus. 2008. Hak-Hak Karyawan Kontrak. Jakarta: Forum Sahabat.

Anda mungkin juga menyukai