Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH DHF

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak


Dosen Pengampu : Hj. Dedeh Hamdiah, S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1

Fadliyah 8801190002 Sa’adah 8801190003

Anggriyani 8801190007 Atika Purna 8801190008

Ayu Pratama 8801190014 Ersi Arianti 8801190017

M. Hudori 8801190016

KELAS : 2A

D III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN

AGENG TIRTAYASA TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, semoga Rahmat, dan Nikmatnya tercurah kepada
kita semua. Dan shalawat serta salam tercurahkan kepada sang Nabi MUHAMMAD SAW.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “ DHF ” Harapan kami, semoga apa yang telah kami
kerjakan dengan penulisan Makalah ini, sedikit banyak dapat membantu teman-teman lainnya dan
pada umumnya dalam pengetahuan. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Anak Hj. Dedeh Hamdiah, S.Kp., M.Kep dan teman yang telah
mendukung dalam penyusunan makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian Khususnya mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ….………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI ………………….………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………. 4
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………… 5
C. TUJUAN………………………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR DHF…………………………………………. 6
1. Definisi………………………………………………………... 6
2. Anatomi Fisiologi……………………………………………. 9
3. Etiologi ……………………………………………………….. 9
4. Manifestasi Klinis……………………………………………. 10
5. Klasifikasi…………………………………………………….. 10
6. Patofisiologi…………………………………………………... 11
7. Pemeriksaan Penunjang……………………………………... 11
8. Penatalaksanaan……………………………………………... 12
9. Komplikasi……………………………………………………. 12
10. Konsep Asuhan Keperawatan Asma……………………….. 12
B. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DHF
1. Pengkajian………………………………………………….. 17
2. Pemeriksaan Fisik………………………………………….. 19
3. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan ……………………. 21
4. Data Penunjang……………………………………………… 21
5. Analisa Data………………………………………………… 23
6. Masalah Keperawatan………………………………………. 24
7. Intervensi…………………………………………………….. 28
8. Evaluasi ………………………………………………………. 38
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………. 43

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 44


BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang ditandai
dengan empat gejala klnis utama yaitu demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda
kegagalan sirkulasi sampai timbul rejatan (sindrom rejatan dengue) sebagai akibat dari
kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian(Padila, 2013).
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai
dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.
Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adal demam berdarah dengue yang
ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif & Hardhi, 2015). Dengue Hemmorhagic Fever adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah
dengan cepat menyebar di seluruh wilayah WHO dalam beberapa tahun terakhir. Virus
dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat
lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi
lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat tidak
direncanakan (WHO, 2015). Dengue adalah penyakit nyamuk yang disebabkan oleh salah
satu dari empat virus dengue yang terkait erat dengan (DENV-1, -2, -3, dan -4). Infeksi
dengan salah satu serotipe dari DENV memberikan kekebalan terhadap serotipe tersebut
untuk hidup, tapi tidak memberikan kekebalan jangka panjang untuk serotipe lainnya.
Dengan demikian, seseorang bisa terinfeksi sebanyak empat kali, sekali dengan masing-
masing serotipe. Virus dengue ditularkan dari orang ke orang oleh nyamuk Aedes (paling
sering Aedes aegypti) (Centers for Disease Control and Prevention, 2009).
2. RUMUSAN MASALAH
Apa Yang Dimaksud Dengan DHF?
Bagaimana Etilogi DHF?
Bagaimana Patofisiologi DHF ?
Bagaimana Manifestasi Klinis DHF ?
Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik DHF?
Bagaimana Klasifikasi Pada DHF ?
Bagaimana Penatalaksanaan DHF ?
Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan DHF ?

3. TUJUAN
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai konsep dasar DHF dan konsep
asuhan keperawatan DHF
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar DHF


1. Pengertian

Demam Dengue Fever ( DHF ) atau DBD adalah penyakit infeksi yang dsebabkan oleh
virus dengue manifestasi klinis demam, nyeri otot tau nyeri sendi yang dsertai leukpenia,
ruam,limfadenopati, trombosit opnia dan diathesis hemoragic. Pada DBD trjadi prembesan
lasma yang dtandai dengan homokonsentrasi (peningkatan hematocrit) atau penumpukan
cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue syoksyndrome) adalah demam
berdarah yang dtandai oleh renjatan/syok (Sudowo et al, 2009).

DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk
kdalam tbuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010). Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang ditandai dengan empat gejala
klnis utama yaitu demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda kegagalan sirkulasi
sampai timbul rejatan (sindrom rejatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang
dapat menyebabkan kematian(Padila, 2013).

Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di seluruh wilayah WHO
dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari
spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar
luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan,
suhu dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan (WHO, 2015). Dengue adalah penyakit
nyamuk yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue yang terkait erat dengan
(DENV-1, -2, -3, dan -4). Infeksi dengan salah satu serotipe dari DENV memberikan
kekebalan terhadap serotipe tersebut untuk hidup, tapi tidak memberikan kekebalan jangka
panjang untuk serotipe lainnya. Dengan demikian, seseorang bisa terinfeksi sebanyak empat
kali, sekali dengan masing-masing serotipe. Virus dengue ditularkan dari orang ke orang
oleh nyamuk Aedes (paling sering Aedes aegypti) (Centers for Disease Control and
Prevention, 2009).

2. Anatomi Fisiologi
a. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
1. Arteri
Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah
keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang
keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang
kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3lapisan. Asuhan
Keperawatan pada arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan
arteripulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3cm. Arteri ini mempunyai cabang-
cabang keseluruhan tubuh yang disebut arteriolayang akhirnya akan mnjadi
pembuluh darah rambut(kapiler).
2. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah
dari bagian/alat-alat tubuh masuk kedalam jantung. Tentang bentuk susunan dan
juga prnafasan pmbuluh drah yng mnguasai vena sama dengan pada arteri.
Katup- katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya
untuk mencegah darah agar tidakkembalilagi. Vena-vena yng ukrannya bsar
diantaranyaa vna kavadan venapulmonalis. Venaini juga mempunyai cabang
yang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.
3. Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pmbuluh darah yang sangat halus.
Diameternya kra-kira 0,008mm. Asuhan Keperawatan pada dindingnya terdiri
dari suatu lapisan endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu:
rambut,kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya
meliputi sel-sel jaringan. Oleh Karena itu dindingnya sangat tipis maka plasma
dan zat makanan mudah merembes kecairan jaringan antarsel.
b. Darah
Darah adalah cairan didalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi sangat penting
dalam tubuh yaitu fungsi transportasi dalam tubuh yaitu membawa nutrisi,
oksigendari sus danparu-paru umtuk kmudian diedarkann keseluruh tbuh. Darah
mempunyai 2komponen yaitu komponen padat dan komponen cair. Darah berwarna
merah, warna merah tersebut keadaannya tidak tetap, tergantung kepada banyaknya
O2danCO2 didalamnya. Apabila kandungan O2 lebih banyak maka warnanya akan
menjadi merah muda. Sedangkan Darah juga pembawa dan penghantar hormon.
Hormon dari kelenjar endokrin keorgan sasarannya. Darah mengangkut enzim,
elektrolit dan berbagai zat kimiawi untuk di distribusikan keseluruh tubuh.

Peran penting yang dilakukan darah yaitu dalam pengaturan suhu tubuh, karena
dengan cara konduksi darah membawa panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar
dan otot) untuk didistribusikan ke selruh tubuh dan permukaan tubuh yang ada
akhirnya ditur pelepasannya dalam upaya homeostasis suhu (termoregulasi). Jumlah
darah manusiaa bervariasi tergantung dari berat baadan seseorang. Rata-rata jumlah
darah adalah 70 cc/kgBB. Dalam komponeen cair atau plasma ini mempunyai fungsi
sebagai media transport, berwarna kekuningan. Sedangkan pada komponen padat
terdri dari sel-sel darah eritrosit, leukosit dan trombosit. Pada batas tertentu diatur
oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan. Bagian-bagian padat
darah terendam dalam plasma.

1) Sel-sel darah :
a. Eritrosiit
Eritrosit dibuat didalam sumsum tulang, di dalam sumsum tulang masih
berainti, inti dilepaskan sesaat sebelum dilepaskan / keluar. Pada proses
pembentukannya diperlukan Fe, Vit. B12, asam folat dan rantai globlin yang
merupkan senyawa protein. Selain itu untuk proses pematangan (maturasi)
diperlkan hormon eritropooetin yang dibuat oleh ginjal, sehingga bila
kekurangan salah satu unsur pembentkan seperti di atas (kurang gizi) atau
ginjal mengalami keruusakan, maka terjadi gangguaan eritroosit (anemia).
b. Leukosit
Fungsi utama leukosit adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara
menghncurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5 jenis leuksit
yaitu neutrofil, eosinoofil, basofil, limfosit, monosit. Jumlah nomal leukosit
5.000-9.000 /mm3. Bila jumlanya berkurang disebut leukopenia. Jika tubuh
tidak membuat lekosit sama sekali disebut agraanulasitosis.
c. Trombosit
Trombosit bukan berupa sel, tetapi berupa/berbentuk keping yang merupkan
bagian-bagian kecil dari sel besar yang membuatnya yaitu mengakaryosit, di
sumsum tulang dan lien. Ukurannya sekitar 2-4 mikron, dan umur
peredarannya sekitar 10 hari. Trombosit mempunyai kemampuan untuk
melakukan :
 daya aglutinasi (membeku dan menggumpal)
 daya adhesi (melekat)
 daya agregasi (berkelompok)
Jumlah trombosit 150.000-450.000/mm3, fungsinya seabagai
hemostasis dan pembekuan darah. Pembekuan darah proses kimiawi
yang mempunyi pola tertentu dan berjalan dalam waktu singkat.
2) Plasma
Plasma merupkan bagian cair dari darah. Plasma membntuk sektar 5% dari
berat badan tubuh. Plasma adalah sebagai media sirkulasi elemen-elemen
darah yang berbentuk (sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, trombosit).
Plasma juga berfungsi sebagai media transportasi bahan-bahan organ dan
anorganik dari satu organ atau jaringan ke organ atau jaringan lain.
Komposisi dari plasma :
 Air : 91-92%
 Protein plasma :
1. Albumin (bagian besar pembentuk plasma protein, dibentuk di
hepar).
2. Globulin (terbentuk di dalam hepar, limfosit dan sel-sel
retikuloendotelial). Immunoglobulin merupakan bentuk globulin.
3. Fibrinogen
4. Protrombin.
5. Unsur-unsur pokok anorganik : Na, K, Cl, Magnesium, zat besi,
Iodin
6. Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kreatinin, glukose,
lemak, asam amino, enzim, hormon.
 Fungsi Protein Plasma :
1. Memprtahankan tekanan osmotik plasma yang diperlukan untuk
pembentukan dan penyerapan cairan jaringan.
2. Dngan bergabung bersama asam dan alkali protein plasma
bertndak sebagai penyngga dalam mempertahnkan pH normal
tubuh.
3. Fibringen dan protrombin adlah penting untuk pembekuan darah.
4. Immunglobulin merupakan hal yang esensial dalam pertahanan
tuuh melawan infeksi.
3. Etiologi
Menurut Soedarto (2012), demam haemorrhagic fever (DHF) disebabkan oleh :
a. Virus Dengue.
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbvirus
(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virs dengue tipe 1,2,3 dan
4 keempat tipe virus dengue tersebut terdpat di Indonesia dan dapat dibedakan satu
dari yg lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam gen flavirus ini
berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baaik pada berbagai
macam kultur jaringan baik yang bersal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK
(Babby Homster Kiney) maupun sel – sel Arthrpoda misalnya sel aedes Albopictuus.
b. Vektor.
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk
aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies
lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serootipe bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya.

4. Manifestasi Klinis
Menurut Susilaningrum (2013) manifestasi klinis dari DHF adalah :
1. Demam.
Demam tinggi sampai 40 oC dan mendadak, Demam terjadi secara mendadak
berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih
rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak
spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri
kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
2. Perdarahan.
Uji tourniquet positif h. Perdarahan, petekia, epitaksis, perdarahan massif.
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi
pada kulit dan dapat berupa uji torniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada
tempat fungsi vena, petekia ( bintik-bintik merah akibat perdarahan intradermak /
submukosa ) purpura ( perdarahan di kulit ), epistaksis ( mimisan ), perdarahan gusi, .
Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga
menyebabkan haematemesis, dan melena ( tinja berwarna hitam karena adanya
perdarahan. Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang
hebat.
3. Anoreksia
4. Mual muntah
5. Nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut
6. Nyeri kepala
7. Nyeri otot dan sendi
8. Trombositopenia (< 100.000/ mm3 )
9. Hepatomegali.
Pada permulaan dari demam biasaanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang
kurng gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomgali dan hati teraba
kenyal harus di perhatikan kemuungkinan akan tejadi renjtan pada penderita.
10. Renjatan (Syok).
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai
dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung
hidung, jari tangan, jari kaki sertasianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada
masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yg buruk.
5. Klasifikasi
WHO dalam buku Nurarif (2013) membagi DBD/DHF menjadi 4 derajat, yaitu sebagai
berikut:
a. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi
perdarahan(ujitourniquiet positif).
b. Derajat II
Seperti derajat I disertai perdaarahan spontan di kulit dan perdarhan lain.
c. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dgn adanya nadi cepat dn lemah, tekanan darah
meurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotnsi disrtai kulit yang dingin dan lembab,
gelisah
d. Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur
6. Patofisiologi dan WOC
a. Patofisiologi
Menurut Huda dan Kusuma 2015 Virus dengue maasuk ke dalaam tubuh
manuusia akan menyebabkan klien mengalami viremia. Beberpa tanda dan
gejala yang muncul seperti demam, sakit kepla, mual nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem vaskuler.
Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yang umum pada sistem vaskuler
yang mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh
darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama pross perjalanan
penyakit, dari mulai demam hingga klieen mengalami renjatan berat.
Volume plasma dapat meniurun hingga 30%.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
 Trombosit menurun
 Hb Meningkat lebih 20 %
 Ht Meningkat Lebih 20 %
 Leukosit menurun pada hari ke – 2 dan ke – 3
 Protein darah rendah
 Ureum PH bias meningkat
 Na dan Cl rendah
b. Rontgen thorax Uji tourniket ( Positif )
8. Penatalaksanaan (Nursalam, 2008)
a. Keperawatan
Masalah pasien yg perlu diperhatikan ialah bahaya kegagalan sirkulasi darah, resiko
terjadi pendrahan, gangguan suhu tubuh, akibat infeksi virus dengue, ganggan rasa
amman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
 Kegagalan sirkulasi darah
Dengan adanya kebcoran plasma dari pembuluh darah ke dalam
jaringan ekstrovaskular, yang pncaknya terjadi pada saat renjatan
akan terliht pada tubh pasien mnjadi sembab (edema) dan drah
menjadi kental.
 Risiko terjadi pendarahan
Adanya thrombocytopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi merupakan faktor penyebab terjadinya
pendarahan utama pada traktus gastrointestinal.Pendarahan
grastointestinal didahului oleh adanya rasa sakit perut yang hebat atau
daerah retrosternal.
 Gangguan suhu tubuh
Gangguan suhu tubuh biasanya terjadi pada permulaan sakit atau hari
ke-2 sampai ke-7 dan tidak jarang terjadi hyperpyrexia yang dapat
menyebabkan pasien kejang.
 Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan rasa aman dan nyaman dirasakan pasien karena
penyakitnya dan akibat tindakan selama dirawat. Hanya pada pasien
DHF menderita lebih karena pemeriksaan darah Ht, trombosit, Hb
secara periodik (setiap 4 jam) dan mudah terjadi hematom, serta
ukurannya mencari vena jika sudah stadium II.
b. Medis
Pada dasarnya pengobatan pada DB bersifat simtomatis dan suportif .
 DHF tanpa renjatan
Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien
dehidrasi dan harus. Pada pasien ini perlu diberi banyak minum, yaitu
1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup,
susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara memberikan minum sedikit
demi sedikit dan orang tua yang menunggu dilibatkan dalam kegiatan
ini. Jika anak tidak mau minum sesuai yang dianjurkan tidak
dibenarkan pemasangan sonde karena merangsang resiko terjadi
perdarahan.
Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila :
a. Pasien terus-menerus muntah, tidak dapat diberikan minum
sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.
b. Hematokrit yang cenderung meningkat. Hemtokrit mencerminkan
kebocoran plasma dan biasanya mendahului munculnya secara
klinik perubahan fungsi vital (hipotensi, penurunan tekanan nadi),
sedangkan turunnya nilai trombosit biasanya mendahului naiknya
hematokrit.
 DHF disertai renjatan (DSS)
Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang infus
sebagai penganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan
yang diberikan bisanya Ringer Laktat.

9. Komplikasi
Menuruut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai berikut:
a. Gagal ginjal.
b. Efusi pleura.
c. Hepatomegali.
d. Gagal jantung

10. Konsep Asuhan Keperawatan DHF


A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang
dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit
adalah panas tinggi dan anak lemah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 sampai
ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk,
pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta
adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau
hematesis.
4. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa mengalami serangan
ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.
5. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit apa saja yang pernah di derita sama keluarga klien
6. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindari
7. Riwayat gizi Status gizi
Anak menderita DHF dapat bervariasi.Semua anak dengan status gizi baik
maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya keluhan
mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak
disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak akan mengalami
penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
8. Kondisi lingkungan

Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih
(seperti air yang mengenang dan gantungan baju di kamar).

9. Pola kebiasaan
a. Nutrisi dan metabolisme :
frekuensi, jenis, pentangan, nafsu makan berkurang, dan nafsu makan
menurun.
b. Eliminasi alvi (buang air besar).
Kadang-kadang anak mengalami diar/konstipasi. Sementara DHF pada Grade
III-IV bisa terjadi melena.
c. Eliminasi urine (buang air kecil)
perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF
grade IV sering terjadi hematuria.
d. Tidur dan istirahat.
Anak sering mrngalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan
persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun istirahat kurang.
e. Kebersihan upaya keluarga untuk menjaga kebersihan
diri dan lingkungan cenderung terutama untuk membersihkan tempat sarang
nyamuk aedes aegypti.

10. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung
rambut sampai jung kaki. Pemeriksaan fisik

secara umum:
1) Grade I : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan
nadi lemah.

Grade II : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan


petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.

Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan
tidak teratur, serta tensi menurun.

Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital nadi tidak teraba, tensi tidak terukur,
pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit.

2) Tanda-tanda vital (TTV) Tekanan nadi lemah dan kecil (gradeIII), nadi tidak
teraba (grade IV), tekanan darah menurun (sistolik menurun sampai 80mmHg atau
kurang), suhu tinggi (diatas 37,5oC)

3) Kepala : kepala bersih, ada pembengkakan atau tidak, Kepala terasa nyeri, muka
tampak kemerahan karena demam.

4) Mata Konjungtiva anemis

5) Hidung : Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada gradeII,III,IV.

6) Telinga tidak ada perdarahan pada telinga, simetris, bersih tidak ada serumen,
tidak ada gangguan pendengaran.

7) Mulut : Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan
gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokkan hyperemia pharing.

8) Leher : Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak mengalami pembesaran

9) Dada / thorak

Inspeksi : Bentuk simetris, kadang-kadang tampak sesak.

Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kanan tidak sama

Perkusi : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang tertimbun


pada paru

Auskultasi : Adanya bunyi ronchi yang biasanya terdapat pada grade III,
dan IV.

10) Abdomen

Inspeksi : Abdomen tampak simetris dan adanya asites.

Palpasi :Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)

Perkusi : Terdengar redup


Auskultasi : Adanya penurunan bising usus

11) Sistem integument

Adanya petekia pada kulit spontan dan dengan melakukan uji tourniquet.
Turgor kuit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab. Pemeriksaan
uji tourniket dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tekanan darah
anak. Selanjutnya diberikan 24 tekanan antara sistolik dan diastolic pada alat
ukur yang dipasang pada tangan. Setelah dilakukan tekanan selama 5 menit,
perhatikan timbulnya petekie di bagian volarlenga bawah (Soedarmo,2008).

12) Genitalia Biasanya tidak ada masalah

13) Ekstremitas

Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada kuku
sianosis/tida

14) Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

 Hb dan PCV meningkat (> dari 20 %).

 Trobositopenia (< dari 100.000/ml).

 Leucopenia (mungkin normal atau lekositosis).

 Ig. D. dengue positif.

 Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan :

hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.

 Urium dan pH darah mungkin meningkat.

 Asidosis metabolik : pCO2< 35 – 40 mmHg dan HCO3

rendah.

 SGOT / SGPT mungkin meningkat.

10. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul pada pasien DHF


a) Kekurangan volume cairan (Hipovolemia) berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir kering
b) Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk makan)
makanan ditandai dengan berat badan menurun
c) Kurang Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif ditandai
dengan kurang informasi
d) Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi (penurunan
trombosit) ditandai dengan trombositopenia
e) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai dengan
suhu tubuh diatas nilai normal
f) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
mengeluh lelah
B. ASUHAN KEPERAWATAN DHF

KASUS

Seorang keluarga datang ke UGD mengatakan bahwa anaknya mengalami demam sejak 4
hari yang disertai mimisan, lalu mengalami kesulitan BAB sejak 3 hari yang lalu dan
disertai mual muntah, nafsu makan pasien berkurang, setelah dilakukan pengkajian
didapatkan TD 100/70mmHg N 64x/menit RR 20x/menit S 36,50C sengan dx medis DHF

A. Pengkajian
Tanggal Pengambilan Data : 21 Juni 2021
MRS : 20 Juni 2021
Ruang : Inap anak
Reg : 522707

1. Identitas Pasien
Nama : An.D
Tempat / Tanggal Lahir : Serang / 29 Februari 2009
Umur : 12 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah / Ibu : Dalimin / Sariyus Mahera
Pekerjaan Ayah : Petani
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga ( IRT )
Alamat : Tunjung Teja
Suku Bangsa : Minang
Agama : Islam
Biaya Ditanggung Oleh : BPJS
2. Alasan Masuk
Klien datang ke IGD tanggal 20 Juni 2021 jam 12.30 dengan keluhan demam
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, mimisan satu jam sebelum dibawa ke
rumah sakit, muntah 2 kali, dan BAB susah.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, ibu mengatakan suhu
tubuh turun naik, ibu klien mengatakan klien buang air besar tidak ada sejak
hari minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan terasa pusing saat
duduk dan berdiri, klien mengatakan badan terasa letih,ibu klien mengatakan
nafsu makan menurun, minum kurang, ibu klien mengatakan trombosit klien
menurun.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan klien pernah di rawat pada umur 4 tahun di RSUD
Achmad Mochtar dengan penyakit sama.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang memiliki penyakit
keturunan.
6. Riyawat Kehamilan dan Kelahiran
1) Prenatal
Ibu klien mengatakan saat hamil klien rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 x 1 bulan ke bidan. Ibu klien tidak ada mengkonsumsi obat-
obatan saat hamil.
2) Natal
Ibu klien melahirkan klien secara normal di RS. Achmad Mochtar, usia
kehamilan saat lahir 9 bulan 15 hari. Berat Badan 4 Kg, Panjang Badan 47
cm.
3) Post Natal
Keadaan ibu saat pasca melahirkan tidak ada mengalami perdarahan, ASI
ibu dapat keluar dan banyak.
7. Riwayat Sosial
1) Yang mengasuh : klien tinggal di kos bersama kakaknya, kakaknya saying
dengan adiknya. Dan orang tua klien sering ke kosan klien dan orang tua
klien sangat saying dengan klien
2) Hubungan dengan keluarga : saat di rumah sakit ibu dan ayah klien selalu
nemanin klien dan anggota keluarga yang lain bergntian untuk menjaga
klien seperti adik dari ibunya klien.
3) Hubungan dengan teman sebaya : baik
4) Pembawaan secara umum : pada saat komunikasi dengan perawat klien
tampakk malu tapi klien sangat kooperatif dan mudah akeab
5) Lingkungan rumah : Bersih, aman dan nyaman
8. Kebutuhan Dasar
1) Makanan yang disukai / tidak disukai
Klien mengatakan suka makan ayam, ikan, nasi goring, manga, pisang, dan
makanan yang tidak disukai klien nenas.
2) Pola Tidur
Klien mengatakan tidur siang hanya 4 jam semenjak sakit dan tidur malam
hanya 6 jam.
3) Mandi
Klien saat sehat rajin mandi,klien mandi 2 kali sehari tetapi semenjak sakit
klien tidak ada mandi atau hanya di lap dengan waslap basah.
4) Aktivitas Bermain
Klien waktu sehat sering bermain dengan teman sebayanya, tapi saat sakit
sekarang klien tidak ada bermain.
5) Eliminasi
BAB : Klien belum ada BAB semenjak sakit ini.
BAK : buang air kecil klien lancar, frekuensi 4x sehari, bau pesing,warna
kuning, konsistensi cair dan tidak ada kesulitan dalam BAK.
B. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M6V5 = 15
BB / TB : 45 Kg / 130 Cm
Tanda Vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 64 x/m
P : 20 x/m
S : 36,5 ˚C
a) Kepala
 Rambut
I : Rambut klien tampak hitam, rambut klien berminyak dan lepek, tidak
ada ketombe, tidak ada kutu
P : Tidak ada terdapat udem dan pembengkakan pada kepala
 Mata
Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri dan kanan, Pupil isokor, sclera
tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak ada gangguan penglihatan.
 Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada
gangguan pendengaran.
 Hidung
Bersih, bentuk simetris, tidak ada sekresi, tidak ada polip, tidak ada
gangguan penciuman.
 Mulut dan Gigi
Bersih, mukosa bibir kering, , gigi rapi, bibir simetris kiri dan kanan, tidak
ada kelainan.
b) Leher
Tidak ada terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tida ada kelainan pada leher.
c) Thorak
 Paru – Paru
I : Pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada menggunakan otot
bantu pernafasan.
P : Pergerakan dinding dada teratur, traktil fremitus sama, tidak ada oedem
P : Sonor
A : Irama pernafasan vesikuler
 Jantung
I : simetris kiri dan kanan, Ictus cordis Terlihat, tidak ada palpitasi
P : Ictus Cordis
P : Suara jantung vesikuler
A : Suara jantung terdengar S1 S2, lup dup
d) Abdomen
I : Perut klien tampak simetris, Tidak ada bekas operasi, tidak ada lesi
A : Bising usus 12 x/menit
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem atau masa, pembesaran hepar
tidak ada
P : Tympani
e) Punggung : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada kelainan pada
punggung
f) Esktremitas
Atas : CRT < 2 detik, Klien terpasang infus RL 30 tts/m ditangan sebelah kiri.
Bawah : Klien tidak terpasang kateter
Kekuatan otot :
5 5
5 5

g) Genetalia
Tampak bersih, tidak ada kelainan pada genetalia
h) Integument
Warna kulit sawo matang, kulit ada bintik-bintik merah, turgor kulit jelek.
C. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
a) Kemandian dan Bergaul
Klien sangat mandiri saat bermain, klien sudah mampu mandi atau memakai
pakaian sendiri dan berinteraksi dengan keluarga secara baik.
b) Motorik Halus
Klien mampu membaca,menggambar dan belajar sendiri
c) Motorik Kasar
Klien mampu berjalan mundur dan melangkah, klien mampu bermain aktif saat
sehat dan tidak ada kendala saat berjalan dan bermain
d) Kognitif dan Bahasa \
Klien mampu menjawab dengan benar dan berbahasa Indonesia atau bahasa
minang dengan benar. Klien mampu mengucapkan kata-kata lebih dari 2 kata atau
mengucapkan dengan baik.
D. Data Penunjang
1. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 21 Juni 2021 Jam 09.51 wib
Laboratorium
No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal

1. HGB 14.6 [g/dL] 13.0 – 16.1


2. RBC 4.90 [10^6/uL] 4.5 – 5.5
3. HCT 41.2 [%] 40.0 – 48.0
4. WBC 2.95 [10^3/uL] 5.0 – 10.0
5. EO% 1.7 [10^3/uL] 1–3
6. BASO% 0.3 [10^3/uL] 0–1
7. NEUT 24.1 [10^3/uL] 50 – 70
8. LYMPH 65.1 [10^3/uL] 20 – 40
9. MONO% 8.8 [10^3/uL] 2–8
10. PLT 19* [10^3/uL] 150 - 400

Laboratorium tanggal 21 Juni 2021 jam 16.57 WIB


No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal
1. HGB 14.4 [g/dL] 13.0 – 16.1
2. RBC 4.74 [10^6/uL] 4.5 – 5.5
3. HCT 40.7 [%] 40.0 – 48.0
4. WBC 3.44 [10^3/uL] 5.0 – 10.0
5. EO% 2.3 [10^3/uL] 1–3
6. BASO% 0.3 [10^3/uL] 0–1
7. NEUT 22.1* [10^3/uL] 50 – 70
8. LYMPH 66.9* [10^3/uL] 20 – 40
9. MONO% 8.4* [10^3/uL] 2–8
10. PLT 16* [10^3/uL] 150 - 400

Laboratorium tanggal 22 Juni 2021


No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal
1. HGB 14.6 [g/dL] 13.0 – 16.1
2. RBC 4.92 [10^6/uL] 4.5 – 5.5
3. HCT 42.4 [%] 40.0 – 48.0
4. WBC 3.69 [10^3/uL] 5.0 – 10.0
5. EO% 2.3 [10^3/uL] 1–3
6. BASO% 0.8 [10^3/uL] 0–1
7. NEUT 23.3* [10^3/uL] 50 – 70
8. LYMPH 64.5* [10^3/uL] 20 – 40
9. MONO% 9.5* [10^3/uL] 2–8
10. PLT 12* [10^3/uL] 150 - 400

Laboratorium tanggal 23 Juni 2021


No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal
1. HGB 13.7 [g/dL] 13.0 – 16.1
2. RBC 4.65 [10^6/uL] 4.5 – 5.5
3. HCT 40.4 [%] 40.0 – 48.0
4. WBC 4.67 [10^3/uL] 5.0 – 10.0
5. PLT 23* [10^3/uL] 150 - 400

I. Data Pengobatan
a.Paracetamol tablet 3x500 mg
b.Infus RL 30 tts/menit

E. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Hipovolemia Hipovolemia
Peningkatan
- Ibu klien mengatakan
permeabilitas
klien kurang minum
kapiler
- Ibu klien mengatakan
klien letih
- Ibu klien mengatakan
klien tadi siang muntah 2x
- Ibu klien mengatakan
suhu tubuh klien turun naik
DO :

- Klien tampak letih

- Klien tampak ada


bintik- bintik merah di
tangan klien
- TD : 100/70 P : 24
x/m N : 64 x/m S: 36,5
˚C
- Pteke pada tangan (
+ ) Input : 1170 cc
Output : urine : 1300 cc
IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam
=

110,8 cc

Balance Cairan : - 240,8 cc


2. DS : Psikologis Defisit
(keengganan Nutrisi
- Ibu klien mengatakan
untuk makan)
nafsu makan klien
berkurang.
- Klien mengatakan pusing
saat berdiri dan duduk
Ibu klien mengatakan
klien tadi siang muntah

- Ibu klien mengatakan klien


sudah 3 hari tidak BAB
DO :

- Klien tampak tidak nafsu


makan
- Klien hanya menghabiskan
3 sendok dari porsi yang
diberikan
- Mukosa bibir klien tampak
pucat
- TD : 100/70 mmHg

N : 64
x/m P :
24 x/m S
: 36,5 °C
BB : 38 Kg TB :
130 cm
IMT : BB / TB²
- 38 / (144)² = 18,3
2. DS : Psikologis Defisit
(keengganan Nutrisi
- Ibu klien mengatakan
untuk makan)
nafsu makan klien
berkurang.
- Klien mengatakan pusing
saat berdiri dan duduk
Ibu klien mengatakan
klien tadi siang muntah

- Ibu klien mengatakan klien


sudah 3 hari tidak BAB
DO :

- Klien tampak tidak nafsu


makan
- Klien hanya menghabiskan
3 sendok dari porsi yang
diberikan
- Mukosa bibir klien tampak
pucat
- TD : 100/70 mmHg

N : 64
x/m P :
24 x/m S
: 36,5 °C
BB : 38 Kg TB :
130 cm
IMT : BB / TB²
- 38 / (144)² = 18,3
3 DS : Gangguan Defisit
fungsi Pengetahuan
- Ibu klien mengatakan
kognitif
kurang pengatuhuan
tentang penyakitnya
- Ibu tampak mengatakan
kurang informasi tentang
penyakit anaknya
DO :

- Ibu klien tampak bingung

- Ibu klien tampak


sering

- Bertanya tentang penyakit


anaknya

F. MASALAH KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan ( Hipovolemia ) berhubungan dengan peningkatan


permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir kering

2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk makan)


makanan ditandai dengan berat badan menurun
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif ditandai
dengan kurang informasi
G. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


SLKI SIKI
1. Hipovolemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Manajemen hipovolemia
dengan Peningkatan keperawatan 3 x 24 jam Observasi :
permeabilitas kapiler ditandai diharapkan hipovolemia - Periksa tanda dan
dengan mukosa bibir kering membaik. gejala hipovolemik (
Kriteria tekanan darah menurun,
Hasil : membrane mukosa
Status kering, hematocrit
Cairan meningkat )
 Turgor kulit membaik - Monitor intake dan
output cairan Terapeutik :
 Perasaan lemah menurun
- Berikan asupan
 Intake cairan membaik cairan oral Edukasi :
 Suhu tubuh membaik - Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
( misalnya : RL )
 Pemantauan
cairan Observasi
:
- Monitor berat badan

- Monitor hasil
pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :

- Berikan cairan
intravena Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretik
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakuan tindakan  Manajemen
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan nutrisi
berhubungan dengan psikologis ketidakseimbangan nutrisi kurang Observasi :
(keengganan untuk makan) dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi alergi
ditandai dengan berat badan Kriteria Hasil :
- Identifikasi makanan yang
menurun
Status Nutrisi disukai Terapeutik :
 Frekuensi makan meningkat - Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk
jika mampu
 Nafsu makan cukup membaik Kolaborasi :

 Mermban mukosa membaik - kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
 Pemantauan
nutrisi
Observasi :
- Identifikasi kelainan pada kulit

- Identintifikasi kelainan
eliminasi

- Monitor mual dan


muntah Terapeutik :
- Timbang berat
badan Edukasi :
- Jelaskan tujuan
prosedur pemantauan
Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan ahli gizi


3. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan  Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan
29
fungsi kognitif
Observasi :
ditandai

30
dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat. - Identifikasi kesiapan dan
Kriteria Hasil : kemampuan menerima informasi
Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
- Kemampuan menjelaskan
motivasi perilaku hidup bersih dan
pengetahuan tentang suatu
sehat
topik meningkat
Terapeutik :
- Pertanyaan tentang masal;ah
yang dihadapi meningkat - Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup sehat

31
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI

1 21 Juni 2021 Hipovolemia 08.00  Memanajemen Hipovolemia


Observasi :
berhubungan dengan
1. Memperiks tanda dan gejala
Peningkatan
hipovolemik ( tekanan darah
permeabilitas kapiler
100/70 mmHg, membran mukosa
ditandai dengan
bibir klien kering, bibir pecah-
mukosa bibir kering
pecah, lidah klien putih,
hematocrit meningkat, dari hasil
laboratorium klien hematokrit
klien tidak meningkat 41.2 [%] )

2. Memonitor intake dan output


cairan
Intake: 1170 cc
Output : urine : 1300 cc
Terapeutik :
3. Memberikan asupan cairan oral,
sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-
14.00, 1200 cc
Edukasi :
4. Menganjurkan memperbanyak

32
asupan cairan oral, dengan cara
memberi tahu kepada keluarga
atau klien untuk memperbanyak
minum sesuai kebutuhan tubuh
sekitar 2400 cc / 24 jam

Kolaborasi :

5. Memantau pemberian cairan IV


isotonis ( RL 30 tts/m )

 Memantauan cairan

Observasi :
1. Memonitor berat badan (BB
sebelum sakit 45 Kg)
2. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium ( hematokrit 41.2 [%]
)
Terapeutik :
3. Berikan asupan cairan oral
sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-
14.00, 1200 cc
4. Memberikan cairan intravena ( RL

33
30 tts/m )
Kolaborasi :
5. Melakukan Kolaborasi pemberian
diuretic tidak dilakukan, karena
tidak sesuai dengan kondisi klien.
Klien urine nya lancar tidak
memakai kateter.

2 21 Juni 2021 Defisit Nutrisi 10.00  Manajemen nutrisi

berhubungan dengan Observasi :

psikologis 1. Mengidentifikasi alergi, klien

(keengganan untuk tidak ada alergi terhadap obat

makan) ditandai maupun makanan.

dengan berat badan 2. Mengidentifikasi makanan yang

menurun disukai, makanan yang disukai


klien. Makanan yang disukai klien
ayam, ikan, nasi goring, mangga,
pisang dan makanan yang tidak
disukai klien nanas. Terapeutik :
3. Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi (
pepaya )
Edukasi :

34
4. Menganjurkan posisi duduk jika
mampu, agar klien tidak merasa
letih dan lemah.
Kolaborasi :
5. Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
 Memantau nutrisi
Observasi :
1. Mengidentifikasi kelainan pada
kulit, ( pada kulit klien terdapat
bintik-bintik merah di tangan klien
).
2. Mengidentintifikasi kelainan
eliminasi, BAK klien lancar,
sedangkan BAB klien susah
3. Memonitor mual dan muntah
( klien merasakan mual dan
muntah )
Terapeutik :

4. Menimbang berat badan, berat


35
badan klien 42 kg

Edukasi :

5. Menjelaskan tujuan prosedur


pemantauan (tujuan pemantauan
nutrisi agar nutrisi klien
terpenuhi)

3 21 Juni 2021 Defisit pengetahuan 12.00  Edukasi Kesehatan

berhubungan dengan Observasi :

gangguan fungsi 1. Mengidentifikasi faktor- faktor

kognitif ditandai yang dapat meningkatkan dan

dengan kurang menurunkan motivasi perilaku

informasi hidup bersih dan sehat (yang dapat


meningkatkan hidup bersih dan
sehat dengan cara mencuci tangan
setiap sebelum atau sesudah
melakukan aktivitas, membersihkan
rumah. Yang dapat menurunkan
motivasi prilaku hidup bersih dan
sehat yaitu kurangnya partisipasi
keluarga dalam membersihkan
lingkungan rungan dan keluarga

36
tidak mengajarkan hidup bersih dan
sehat kepada anak )
Terapeutik :
2. Memberikan kesempatan bertanya
( keluarga klien menanyakan
bagaimana cara menaikan
trombosit anaknya yang turun )
Edukasi :
3. Menjelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan (faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatatan yaitu
lingkungan, bak mandi, genangan
air jernih banyak jentik-jentik
nyamuk yang mengakinatkan
demam berdarah)
4. Mengajarkan perilaku hidup
sehat (mengajarkan cara cuci
tangan yang benar, dan
membuang sampah pada
tempatnya)

37
I. EVALUASI

N TANGGAL DIAGNOSA JAM EVALUASI


O

1 21 Juni 2021 Hipovolemia 13.00 S:


 Ibu klien mengatakan klien
berhubungan
kurang minum
dengan
 Ibu klien mengatakan klien letih
Peningkatan  Ibu klien mengatakan klien tadi
permeabilitas siang muntah
kapiler  Ibu klien mengatakan suhu
ditandai tubuh klien turun naik
dengan O:
mukosa bibir  Klien tampak letih
 Klien tampak ada bintik-
kering
bintik merah di tangan klien,
Pteke pada tangan ( + )
TD : 100/70 P : 24 x/m N :
64 x/m S: 36,5 ˚C
Intake : 1170 cc
Output : urine : 1300 cc
IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =
110,8 cc
38
Balance Cairan : - 20,8
cc A : Hipovolekimi
P : Intervensi dilanjutkan
 Memanajemen hipovolemia no
1,2,3, dan 5
 Memantau cairan no 2, 3 dan
4

2 21 Juni 2021 Defisit Nutrisi 13.30 S:


 Ibu klien mengatakan
berhubungan
nafsu makan klien
dengan
menurun.
psikologis
 Klien mengatakan pusing
(keengganan
saat berdiri dan duduk
untuk makan)
 Ibu klien mengatakan klien
ditandai
tadi siang muntah
dengan berat
 Ibu klien mengatakan
badan menurun
klien sudah 3 hari tidak
BAB
O:
 Klien tampak tidak nafsu makan
 Klien hanya menghabiskan 3
sendok dari porsi yang
diberikan
 Mukosa bibir klien
39
tampak pucat
 TD : 100/70
mmHg N : 64 x/m
P : 24 x/m
S : 36,5 ˚C
BB : 38 Kg TB : 1
cm IMT : BB / TB²
38 / (1)² = 18,3
A : Defisit nutrisi
P : Intervensi dilanjutkan
 Memanajemen Nutrisi no 3,4
dan 5
 Pemantauan Nutrisi NO 1,2,3
dan 4

2 21 Juni 2021 Defisit Nutrisi 13.30 S:


 Ibu klien mengatakan
berhubungan
nafsu makan klien
dengan
menurun.
psikologis
 Klien mengatakan pusing
(keengganan
saat berdiri dan duduk
untuk makan)
 Ibu klien mengatakan klien
ditandai
tadi siang muntah
dengan berat
 Ibu klien mengatakan
badan menurun
klien sudah 3 hari tidak
40
BAB
O:
 Klien tampak tidak nafsu
makan
 Klien hanya menghabiskan
3 sendok dari porsi yang
diberikan
 Mukosa bibir
klien tampak
pucat
 TD : 100/70
mmHg N : 64
x/m
P : 24
x/m S :
36,5 ˚C
BB : 38 Kg TB :
1 cm IMT : BB /
TB²
38 / (1)² = 18,3
A : Defisit nutrisi
P : Intervensi dilanjutkan
 Memanajemen Nutrisi no
3,4 dan 5

41
 Pemantauan Nutrisi NO
1,2,3 dan 4

3 21 Juni 2021 Defisit 14.00 S:

pengetahuan  Ibu klien mengatakan

berhubungan kurang pengatuhuan

dengan tengtang penyakitnya

gangguan  Ibu mengatakan

fungsi kognitif kurang informasi

ditandai tentang penyakit

dengan kurang anaknya

informasi O:
 Ibu klien tampak bingung
 Ibu klien tampak sering
bertanya tentang penyakit
anaknya
TD : 100/70 mmHg N : 64
x/m P : 24 x/m S : 36,5 ˚
A : Masalah defisit Pengetahuan
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Edukasi
Kesehatan

42
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang ditandai dengan empat gejala klnis utama yaitu
demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda kegagalan sirkulasi sampai timbul rejatan (sindrom rejatan dengue)
sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian(Padila, 2013).
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif & Hardhi, 2015).

43
DAFTAR PUSTAKA

PPNI,siki.2018.Definisi dan tindakan keperawatan.Jakarta: dewan pengurus pusat dan persatuan perawat nasional indonesia diaskes
pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 20.00 wib

PPNI,slki.2018.Definisi dan kriteria hasil keperawatan.Jakarta: dewan pengurus pusat dan persatuan perawat nasional indonesia
diaskes pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 21.00 wib

PPNI,sdki.2016.Definisi dan indikator diagnostik.Jakarta: dewan pengurus pusat dan persatuan perawat nasional indonesia diaskes
pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 00.00 wib

http://repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26%20TIKA%20GENESHA%20PUTRI.pdf Diakses pada tanggal 22 maret 2021 pukul 17.00

44

Anda mungkin juga menyukai