Anda di halaman 1dari 49

KAJIAN KASUS

ASUHAN KEPADA Tn. A GANGGUAN SISTEM


HEMATOLOG DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) DI
RUANGAN CATHELLYA CIPUTRA HOSPITAL

Disusun

OLEH:
LIBERTUS RINALDI KELSEN

KEPERAWATAN PROFESI NERS


CIPUTRA HOSPITAL
TANGERANG
2023
KATA PENGANTAR

Saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Kasus Keperawatan Medikal Bedah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Tn. A dengan Gangguan Sistem hematologi : DHF”.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Untuk itu, saya mengharapkan adanya kritikan dan saran yang membangun guna
kesempurnaan laporan ini. Selanjutnya saya berharap dapat menambah wawasan
teman-teman dengan adanya materi ini. Akhir kata aya ucapkan terimakasih.

Penyusun, April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 2
B. Tujuan Penulisan............................................................................ 3
C. Metode Penulisan............................................................................ 3
D. Sistematika Penulisan..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................. 4
A. Definisi........................................................................................... 4
B. Anatomi dan Fisiologi.................................................................... 4
C. Etiologi........................................................................................... 8
D. Klasifikasi ...................................................................................... 9
E. Patofisiologi.................................................................................... 9
F. Pathway (terlampir) ....................................................................... 9
G. Manifestasi Klinis........................................................................... 10
H. Komplikasi...................................................................................... 11
I. Tes Diagnostik................................................................................ 11
J. Penatalaksanaan.............................................................................. 11
K. Asuhan Keperawatan...................................................................... 12
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................. 23
A. Pengkajian ...................................................................................... 23
B. Diagnosa Keperawatan................................................................... 35
C. Intervensi ....................................................................................... 36
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................... 41
BAB V PENUTUP............................................................................... 42
A. Simpulan......................................................................................... 42
B. Saran............................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit dengue hemorrhagic fever (DHF) merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitnya
cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit DHF
merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak.
Di Indonesia penyakit DHF masih merupakan masalah kesehatan
karena masih banyak daerah yang endemic. Daerah endemic DHF
pada umumnya merupakan sumber penyebaran penyakit ke wilayah
lain. Setiap kejadian luar biasa DHF umumnya dimulai dengan
peningkatan jumlah kasus di wilayah tersebut. Penyakit DHF
mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal
karena banyak pasien meninggal akibat penanganannya yang
terlambat.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan mengkaji asuhan keperawatan pada Tn. A dengan
gangguan system hematologi : DHF
2. Menarik diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan Gangguan
Sistem Hematologi pada Diagnosa Medis DHF
3. Menentukan intervensi keperawatan pada Tn. A dengan Gangguan
Sistem Hematologi pada Diagnosa Medis DHF
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
metode kasus, juga berdasarkan teori.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memahami lebih jelas makalah ini, maka materi-materi yang
terdapat pada makalah ini dikelompokan menjadi beberapa sub bab
dengan sistematika penyampain sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan
dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJUAN TEORI
Bab ini berisikan teori yang berupa konsep dasar medis seperti
pengertian yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan
penyusunan makalah, anatomi fisiologi, etologi, patofisiologi,
pathway, manifestasi klinis, tes diagnostik, komplikasi,
penatalaksanaan dan juga berisi tentang asuhan keperawatan.
3. BAB III PENGKAJIAN
Bab ini berisikan tentang kasus yang dikaji.
4. BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pembahasan mengenai perbandingan
antara teori dengan kasus.
5. BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari makalah ini
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep DHF
1. Definisi
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD adalah infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot/sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi atau
penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue adalah
demam berdarah dengue yang ditandai dengan renjatan syok (Suhendro,
2011).
Demam dengue/DF dan DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis hemarogik (Sudoyo,2010).
Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering
menajdi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan
yang terlambat. DBD disebut juga dengue hemoragic fever (DHF),
dengue fever (DF), demam dengue dan dengue shock sindrom
(Widoyono, 2008)
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengue
hemoragic fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot/sendi
yang disertai ruam/tanpa ruam
2. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi


Sistem Hematologi

Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang


mempunyai fungsi transportasi oksigen, karbohidrat dan
metabolit, mengatur keseimbangan asam dan basa, mengatur
suhu tubuh dengan cara konduksi atau hantaran, membawa
panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh, pengaturan hormon dengan
membawa dan menghantarkan dari kelenjar ke sasaran
(Syaifuddin, 2016).
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah. Warna merah ini keadaannya tidak tetap,
bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida di
dalamnya. Darah berada dalam tubuh karena adanya kerja
pompa jantung. Selama darah berada dalam pembuluh, darah
akan tetap encer. Tetapi bila berada di luar pembuluh darah
akan membeku. Fungsi darah (Syaifuddin, 2016) :
a. Sebagai sistem transpor dari tubuh, yaitu menghantarkan
bahan kimia, oksigen, dan nutrien ke seluruh tubuh.
b. Mengangkut sisa metabolit ke organ pembuangan.

1
c. Menghantarkan hormon-hormon ke organ sasaran.
d. Mengangkut enzim, zat bufer, elektrolit ke seluruh tubuh.
e. Mengatur keseimbangan suhu.
Pada orang dewasa dan anak-anak sel darah merah, sel
darah putih, dan sel pembeku darah dibentuk dalam sumsum
tulang. Sumsum seluler yang aktif dinamakan sumsum merah
dan sumsum yang tidak aktif dinamakan sumsum kuning.
Sumsum tulang merupakan salah satu organ yang terbesar
dalam tubuh, ukuran dan beratnya hampir sama dengan hati.

Darah terdiri dari dua komponen yaitu komponen padat


yang terdiri dari sel darah (sel darah merah atau eritrosit, sel
darah putih atau leukosit, dan sel pembeku darah atau
trombosit) dan komponen cair yaitu plasma darah, Sel-sel
darah ada 3 macam yaitu:
a. Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh
dan mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen.
Oleh karena di dalamnya mengandung hemoglobin yang
berfungsi mengikat oksigen, eritrosit membawa oksigen
dari paru ke jaringan dan karbon dioksida dibawa dari
jaringan ke paru untuk dikeluarkan melalui jalan
pernapasan. Sel darah merah : Kekurangan eritrosit, Hb,
dan Fe akan mengakibatkan anemia.
b. Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih : Berfungsi mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit dengan cara memakan atau fagositosis
penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit disebut juga
fagosit. Sel darah putih yang mengandung inti, banyaknya
antara 6.000-9.000/mm³.
c. Trombosit (sel pembeku darah)

2
Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang
dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat
bevariasi antara 200.000-300.000 keping/mm³. Trombosit
dibuat di sumsum tulang, paru, dan limpa dengan ukuran
kira-kira 2-4 mikron. Fungsinya memegang peranan
penting dalam proses pembekuan darah dan hemostasis
atau menghentikan aliran darah. Bila terjadi kerusakan
dinding pembuluh darah, trombosit akan berkumpul di situ
dan menutup lubang bocoran dengan cara saling
melekat, berkelompok, dan menggumpal atau hemostasis.
Selanjutnya terjadi proses bekuan darah. Struktur sel
dalam darah adalah :
a. Membran sel (selaput sel)
Membran struktur elastik yang sangat tipis, tebalnya
hanya 7,5- 10nm. Hampir seluruhnya terdiri dari keping-
keping halus gabungan protein lemak yang merupakan
lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel. Membran
ini bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima
segala untuk rangsangan yang datang.
b. Plasma
Terdiri dari beberapa komponen yaitu :
1) Air membentuk 90 % volume plasma
2) Protein plasma, berfungsi untuk menjaga volume dan
tekanan darah serta melawan bibit penyakit
(immunoglobulin).
3) Garam dan mineral plasma dan gas terdiri atas O2
dan CO2 berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik
dan pH darah sehingga fungsi normal jaringan tubuh.
4) Zat-zat makanan sebagai makanan sel.
5) Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang
berfungsi untuk membantu metabolisme.

3
6) Antibodi dan antitoksin melindungi badan dari infeksi
bakteri
3. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue yang termasuk genus flavivirus, keluarga flaviviridae.
Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30mm, terdiri dari asam
ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 3x106.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
yang semuanya dapat menyebabkan dengue atau demam berdarah
dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
merupakan serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotype
dengue dengan flavivirus lain seperti yellow fever, Japanese
encehpnalitis, dan west nile virus.
Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang,
telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 40℃. Bila
kelembapan terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari,
kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu 9 hari.
Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100
butir. (Murwani, 2011).
4. Klasifikasi
1) Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji
torniquet (+), Trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
2) Derajat II
Derajat satu ditambah perdarahan spontan pada kulit dan /atau di
tempat lain.
3) Derajat III
Renjatan ( kegagalan sirkulasi ) yang ditandai dengan nadi cepat
dan lambat, tekanan nadi menurun, ( < 20 mmHg ) atau hipotensi
disertai kulit dingin, lembab, dan gelisah.
4) Derajat IV

4
Renjatan dalam dengan nadi tak teraba dan terisi tak teratur.
5. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur
suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin,
serotinin, trombin, histamin) terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu
viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang
menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke
intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat
terjaiakibat dari penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari
antibodi melawan virus (Murwani 2018). Pada pasien dengan
trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit seperti petekia
atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan adanya
kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis
secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jika
tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue
inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus akan masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pertama tama yang terjadi
adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang
mungkin terjadi pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
atau hepatomegali (Murwani 2018). Kemudian virus bereaksi dengan
antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi. Dalam sirkulasi dan
akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan
terjadinya pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler. Pembesaran
plasma ke ruang eksta seluler mengakibatkan kekurangan volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta

5
efusi dan renjatan atau syok. Hemokonsentrasi atau peningkatan
hematokrit >20% menunjukan atau menggambarkan adanya kebocoran
atau perembesan sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk
patokan pemberian cairan intravena (Murwani 2018)
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di buktikan dengan
ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga
peritonium, pleura, dan perikardium yang pada otopsi ternyata melebihi
cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan
intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukan kebocoran plasma
telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus di kurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadi edema paru dan gagal
jantung, sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita
akan mengalami kekurangan cairan yang akan mengakibatkan kondisi
yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau
hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik
asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik
(Murwani 2018).
6. Pathway
Terlampir
7. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang paling sering muncul pada penyakit DHF berupa
demam tinggi, pendarahan, pembengkakan hari, dan beberapa kasus
yang parah terjadi kegagalan sirkulasi darah. Penderita DHF akan
mengalami demam mendadap 2-7 hari yang terjadi tanpa penyebab
yang jelas kemudia turun sampai suhu normal atau bahkan lebih rendah.
Demam yang disertai dengan lesu dan lelah, gelisah, nyeri punggung,
nyeri tulang, nyeri sendi, nyeri pada ulu hati disertai bintik – bintik,
lebab atau ruam. Kadang terjadi mimisan, muntah darah, kesadaran
menurun, dan syok.
8. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi adalah

6
1) Syok atau renjatan
Terjadi karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
terjadi terjadi syok hipovelemik.
2) Endefslopsti
Hal ini terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan
dengan pendarahan dan kemungkinan dapat disebabkan oleh
thrombosis pembuluh darah ke otak
3) Efusi Pleura
Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan
dengan tanda klien mengalami disstres pernapasan
4) Perdarahan intravaskuler secara menyeluruh.
9. Tes Diagnostik
1) Darah hasil yang didapat dari pemeriksaan darah antara lain adalah
a. Trombosit menurun, terjadi trombositopenia (100.000/ml atau
kurang).
b. HB meningkat lebih 20% hemokonsentrasi yang dapat dilihat.
c. HT meningkat lebih dari 20% meningginya nilai hematocrit
sebanyak 20% atau lebih dibandingkan nilai hematocrit pada masa
konvalesen.
d. Leukosit menurun pada hari ke dua dan ketiga
e. Protein darah rendah
f. SGOT dan SGPT mungkin meningkat : ureum PH bias meningkat
g. NA dan Cl rendah
2) Serology HI (hernaglunation inhibition test)
a. Rontgen thorax : efusi pleura
b. Uji tes tourniket (+)
10. Penatalaksanaan
1) Tirah baring
2) Pemberian makanan lunak
3) Minum banyak, dapat berupa susu, the manis, dan beri sedikit oralit

7
4) Pemberian cairan melalui infus : pemberian cairan intravena (biasanya
Rl, NaCl)
5) Pemberian obat-obatan : (antibiotic, antipiretik), antibiotic bila
terdapat kekuatiran infeksi sekunder antipiretik. Obat anti piretik
sebaiknya dari golongan asetaminopen anti konvulsi jika terjadi
kejang.
6) Monitor tanda – tanda vital (TD, S, N, RR)
7) Monitor adanya tanda – tanda renjatan
8) Monitor tanda – tanda perdarahan lebih lanjut
9) Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari
11. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas pasien : terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, status,
agama, pendidikan, alamat, dll.
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : keluhan yang paling utama dikeluhkan oleh pasien
sehingga masuk kerumah sakit adalah pasien mengeluh panas, sakit
kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
b. Riwayat penyakit saan ini : catatan tentang penyakit yang dialami
pasien saat ini, riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit
kepala, nyeri otor, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan,
lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
c. Riwayat penyakit terdahulu : catatan tentang penyakit yang pernah
dialami pasien sebelum masuk rumah sakit (tidak ada penyakit
yang diderita secara specific)
d. Riwayat penyakit keluarga : catatan tentang penyakit keluarga,
pasien yang berhubungan dengan penyakit saat ini. Adanya
penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentkan,
karena penyakit DHF adalah penyakit yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk aides aigepty.

8
e. Riwayat kesehatan lingkungan : biasanya lingkungan kurang
bersih, banyak genangan air besrsih seperti kaleng bekas, ban
bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak
mandi jarang dibersihkan.
3) Pengkajian per system
a. System pernapasan : sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan
dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada
auskultasi terdengar ronchi, krakles.
b. System persyarafan : pasien gelisah dan terjadi penurunan
kesadaran serta pada grade IV dapat terjadi DSS.
c. System cardiovaskuler : pada grade I dapat terjadi
hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositopeni, pada grade
III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi,
cyanosis sekitar mulut, difung dan jari – jari, pada grade IV nadi
tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
d. System perncernaan : selaput mukosa kering, kesulitan menelan,
nyeri tekan pada epigastrik, pembesaran limpa, pembesaran hati,
abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri
saat menelan, dapat hematemesis, melena.
e. System perkemihan : prosudksi urine menurun, kadang kurang dari
30 cc/jam, akan mengungkakpan nyeri saat kecing, kencing
berwarna merah.
f. Sistrem integument : terjadi peningkatan suhu, kulit kering, pada
grade I terdapat positif pada uji tourniket, terjadi ptekie, pada grade
III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang sering muncul pada kasus DHF yaitu:
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien mengeluh
nyeri
2) Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai
normal

9
3) Risiko pendarahan d.d koagulasi (trombositopenia)
4) Deficit nutrisi b.d factor psikologis
5) Hipovolemia b.d peningkatan permeabilitas kapiler d.d kebocoran
plasma darah\
6) Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
7) Risiko syok d.d kekurangan volume cairan

10
3. Intervensi

No. Diagnose keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


dx

1 Nyeri akut b.d agen Tujuan : pengalaman sensorik atau emosional Observasi
pencedera fisiologis d.d yangberkaitan dengan kerusakan jaringan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
pasien mengeluh nyeri actual atau fungsional, dengan onset mendadak kualitas dan intensitas nyeri
atau lambat dan berintensitas ringan hingga
2. Identifikasi skala nyeri
berat dan konstran, membaik.
3. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan
Kriteria hasil : nyeri
1) Keluhan nyeri menurun
4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
2) Meringis menurun
3) Sikap protektif menurun 5. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
4) Kelisah menurun diberikan
5) Kesulitan tidur menurun
6. Monitor efek samping penggunaan analgetik
6) Frekuensi nadi membaik
7) Mual menurun Terapeutik

7. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa


nyeri

17
8. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri

9. Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

10. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

11. Jelaskan strategi meredakan nyeri

12. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2 Hipertermia b.d proses Tujuan : pengaturan suhu tubuh agar tetap Observasi :
penyakit d.d suhu tubuh berada pada rentang normal 1. Identifikasi penyebab hipertermia
diatas normal Kriteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
1) Menggigil menurun 3. Monitor haluan urine
2) Suhu tubuh membaik Terrapeutik
3) Suhu kulit membaik 4. Sediakan lingkungan yang dingin
4) Kulit merah menurun 5. Longgarkan atau lepaskan pakaian
6. Berikan cairan oral
Edukasi
7. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu.

18
3 Risiko pendarahan d.d Tujuan : kehilangan darah baik internal Onservasi
koagulasi maupun eksternal, menurun 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
Kriteria hasil : 2. Monitor koagulasi
1) Kelembapan membrane mukosa Terapeutik
meningkat 3. Pertahankan bed rest selama perdarahan
2) Kelembapan kulit meningkat 4. Batasi tindakan invasive, jika perlu
3) Hemoptysis menurun Edukasi
4) Hematemesis menurun 5. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
5) Hematuria menurun 6. Anjurkan segera melapor jika terjadi pendarahan
6) Hemoglobin meningkat Kolaborasi
7) Hematocrit meningkat 7. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika
perlu.

5 Deficit nutrisi b.d factor Deficit nutrisi: keadekuatan asupan nutrisi Manajemen nutrisi: mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi
psikologis untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. yang seimbang.
Ekspetasi: membaik O:
Kriteria hasil: Identifikasi status nutrisi
Porsi makan yang dihabiskan Identifikasi alergi makanan
Kekuatan otot pengunyah Identifikasi makanan yang disukai
Kekuatan otot menelan Identifikasi kebutuhan
Serum albumin Identifikasi perlunya NGT
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan

19
nutrisi Monitor asupan makanan
Pengetahuan tentang pilihan mkanan yang seht Monitor berat badan
Pemgetahuan tentang pihian minuman yang Monitor hasil lab
sehat T:
Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi Lakukan oral hygiene
yang tepat Fasilitas menentukan pedoman diet
Penyiapan dan penyimpanan makanan yang Sajikan makanan secara menarik
aman Berikan makanan tinggi serat
Sikap terhadap makanan/minuman sesuai Berikan makanan tinggi kalori dan protein
dengan tujuan kesehtan Berikan makan suplemen makanan
E:
Perasaan cepat kenyang Anjurkan posisi duduk
Nyeri abdomen Ajrkan diet yang dianjurkan
Sariawan K:
Rambut rontok Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Diare Kolaborasi dengan ahli gisi

Berat badan
IMT
Frekuensi makan
Nafsu makan
Bising usus

20
Tebal lipatan kilit trisep
Membrane mukosa

6 Hipovolemia b.d Status cairan: kondisi volume cairan Manajemen hypovolemia: mengidentivikasi dan mengelola
peningkatan permeabilitas intravaskuler, intrastasial, dan intraseluler. penurunan volume cairan.
kapiler d.d kebocoran Ekspetasi: membaik O:
plasma darah Kriteria hasil: Periksa tanda dan gejala hypovolemia
Kekuatan nadi Monitor intake dan outpute cairan
Turgor kulit T:
Output cairan hitung kebutuhan cairan
Pengisian vena Berikan posisi modifield
Berikan asupan cairan oral
Ortopnea E:
Dyspnea anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
PND Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Edemea anasarka K:
Edema perifer kolaborasi pemberian cairan IV isotonic
Berat badan Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
Distensi vena jugularis Kolaborasi pemberian cairan koloid
Suara napas tambahan Kolaborasi pemberian produk darah
Kongesti paru
Perasaan lemah

21
Keluhan haus
Konsentrasi urine

Frekuensi nadi
Tekanan darah
Tekanan nadi
Membrane mukosa
JVP
Kadar Hb
Kadar Ht
CVP
Berat badan
Oliguria
Intake cairan
Suhu tubuh

10 Risiko syok d.d kekurangan Tingkat syok: ketidak cukupan aliran darah ke Pencegahan syok: mengidentifikasi dan menurunkan risiko
volume cairan jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan terjadinya ketidakmampuan tubuh menyediakan O2 dan nutrient
disfungsi seluler yang mengancam jiwa. untuk mencukupi kebutuhan jaringan.
Ekspetasi: meningkat O:
Kriteria hasil: Monitor kondisi kardiopulmonal
Kekuatan nadi Monitor status O2

22
Output nutrisi Monitor status cairan
Tingkat kesadaran Monitor tingkat kesadran dan respon pupil
Saturasi O2 Periksa riwayat alergi
Akral dingin T:
Pucat haus Beriakn O2 untuk mempertahankan saturasi O2
Konfusi Persiapkan intubasi dan ventillasi mekanis.
Letargi Pasang jalur IV
Asidosis metabolic Pasang kateter urine menilai produk urine
Lakukan skin test
MAP E:
TD sistolik Jelaskan penyebab dan faktor ridiko syoke
TD diastolic Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Tekanan nadi Anjurkan melaporkan jika memerlukan/ merasakan tanda gejala
Pengisian kapiler syok
Frekuensi nadi Anjurkan memperbanyak asupan vairan oral
Frekuensi napas Anjurkan menghindari allergen
K:
kolaborasi pemberian IV
Anjurkan pemberian transfuse darah
Kolaborasi pemberian inflamasi

23
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

PENGKAJIAN DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Jenis kelamin : Laki-Laki


PADA KLIEN Tn. A Agama : Islam
Dokter : dr. Cornel
Tanggal Masuk : 16 April Jam : 11.20 Alamat : Kp. Sempur, 009/006
Tanggal Pengkajian : 16 April Jam : 11.30 Nama Penanggung Jawab: Ny. S
Diagnosa Medis : Obs. Febris Hubungan dengan Pasien : Ibu Kandung
Nomor telepon :
No. Rekam Medis : 01-00164390 Alamat : Kp. Sempur, 009/006
Nama pasien : Tn. A
Tempat /Tanggal Lahir/ Usia : Tangerang, 15-07-1999, 23 th
Data Orang tua :

Nama Ayah : Nama Ibu : Ny. S


Usia Ayah : Usia Ibu :-
Pendidikan : Pendidikan : -
Pekerjaan : Pekerjaan :-
No. Telepon : - No. Telepon : -
Alasan Masuk Rumah Sakit (s.d saat dikaji) : Pasien mengatakan demam sejak sabtu tgl 15, disertai batuk, sesak, nyeri
ulu hati, pusing, mual dan muntah 1x
Riwayat Penyakit:
Pasien mengatakan pernah dirawat di Rumah sakit dengan gangguan sistem pencernaan
Dikirim oleh : Diantar oleh : Orang Tua Cara masuk RS : IGD Informasi didapat dari :
Pasien
Keluhan Utama: Pasien mengatakan demam dan menggigil
Objektif :
Keadaan umum :Vital
Tanda-tanda sakit ringan √sakit sedang sakit berat
Kesadaran : AVPU √ Alert Verbal Pain Unrespon
Suhu: 36,8→ 38,4C Nadi : 80 x/mnt Pernapasan 22 x/mnt TD : 99 /65 mmHg
Nyeri : Tidak ada √Ada Skala = 3 /10

Riwayat penyakit sebelumnya : Tidak ada


Klien pernah mengalami penyakit: tidak ada
Riwayat konsumsi obat: tidak ada
Riwayat kecelakaan: tidak ada
Riwayat operasi: tidak ada
Riwayat alergi : Pasien tidak ada alergi
Jenis alergen: tidak ada riwayat alergi
Pada usia: tidak ada
Reaksi alergi: tidak ada
DATA BIOLOGIS:

 Penampilan Umum
KU pasien tamoak sakit sedang, wajah tampak meringis, pucat

 TB: 167 cm BB: 47Kg

Anamnesa, Pemeriksaan Fisik, Masalah Keperawatan


a) Sistem Pernapasan
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat:

Klien mengatakan tidak ada masalah pada pernapasannya. Klien mengatakan tidak mengalami sesak
napas dan tidak ada penyakit paru-paru.

Saat dirawat: Tidak ada

(2) Pemeriksaan Fisik:


Inspeksi:

Hidung: hidung tampak simetris, terlihat bersih, tidak nampak pernapasan cuping hidung, tidak ada lesi
di daerah hidung, tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, bentuk dada normal, pergerakan dada kanan
dan kiri tampak simetris, tidak ada penggunaan otot napas tambahan.

Palpasi:

Tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada nyeri tekan pada daerah dada.

Perkusi:

Terdengar sonor

Auskultasi:

Bunyi nafas terdengar vesicular tidak ada kelainan bunyi napas.

(3) Masalah Keperawatan: Tidak ada


b) Sistem Kardiovaskuler
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat:

Tidak ada

Saat dirawat:

Klien mengatakan dulu ada riwayat penyakit jantung dan klien mengatakan tidak ada nyeri dada
sebelah kiri.

(2) Pemeriksaan Fisik:


Inspeksi: Tidak ada sianosis.

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan


Perkusi: Terdengar pekak

Auskultasi:

Irama jantung reguler, bunyi lup dup, terdapat bunyi jantung S1 dan S2, tidak ada suara jantung
abnormal, bunyi jantung normal.

(3) Masalah Keperawatan: Tidak ada


c) Sistem Pencernaan
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat:

Pasien mengatakan pernha dirawat dengan gangguan pencernaan

Saat dirawat:

Klien mengatakan nafsu makan berkurang, mual, muntah, nyeri pada area ulu hati

(2) Pemeriksaan Fisik:


Inspeksi:

Mulut: Bentuk bibir simetris, tidak ada lesi, mukosa bibir kering dan pucat,

Abdomen: bentuk abdomen tampak simetris, tidak terlihat distensi pada abdomen.

Auskultasi: Bising usus 12 x/menit,

Palpasi:

ada nyeri tekan dan nyeri lepas pada daerah abdomen.

Tidak teraba pembesaran massa di daerah abdomen.

Perkusi:

(3) Masalah Keperawatan: Nuesea


d) Sistem Perkemihan
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: Tidak ada

Saat dirawat: Tidak ada

(2) Pemeriksaan Fisik:


Inspeksi: Tida ada

Palpasi: Tidak teraba distensi pada kandung kemih

Perkusi: tidak ada

(3) Masalah Keperawatan: Tidak ada


e) Sistem Endokrin
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: Tidak ada

Saat dirawat: Tidak ada

(2) Pemeriksaan Fisik:


Inspeksi: Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening

Palpasi:
(3) Masalah Keperawatan: Tidak ada
f) Sistem Persarafan
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: Tidak ada

Saat dirawat: Tidak ada

(2) Pemeriksaan Fisik:


Orientasi terhadap orang, waktu, tempat

Tidak ada

Memori jangka panjang dan pendek:

Tidak ada

Kemampuan kalkulasi:

Tidak ada

Inspeksi:

Tingkat kesadaran: Kualitatif: Composmentis

Kuantitatif: GCS … (E= 4, M= 6, V=5 )

(3) Masalah Keperawatan: Tidak ada


g) Sistem Muskuloskeletal
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: Tidak ada

Saat dirawat: tidak ada

(2) Pemeriksaan fisik:


Inspeksi:

Ekstremitas atas Bentuk tangan kanan dan kiri simetris, ROM kanan dan kiri mampu bergerak.
Kekuatan otot 5/5. Tidak terdapat nyeri pada ekstremitas atas. Tidak ada deformitas. Refleks biceps +/+,
refleks triceps +/+.

Ekstremitas bawah

Bentuk kaki kanan dan kiri simetris, ROM kanan dan kiri mampu bergerak. Kekuatan otot 5/5. Tidak
terdapat nyeri pada ekstremitas bawah. Tidak ada deformitas. Reflek babinski dan patela normal.

(3) Masalah Keperawatan:


Tidak ada

h) Sistem Integumen
(1) Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat: Tidak ada

Saat dirawat: Klien mengatakan tidak ada masalah pada kulit.

(2) Pemeriksaan fisik:


Inspeksi:

Warna kulit tampak sawo matang, tidaktampak kelainan warna kulit, tidak tampak adanya lesi/luka,
tidak tampak adanya massa/benjolan.

Tidak ada nyeri tekan pada kulit


(3) Masalah Keperawatan: Tidak ada

Data Penunjang:
16-04-2023
HASIL LABORATORIUM
Nama Pasien : Allendoa Pangestu Ramlan F Tgl. Pemeriksaan : 16.04.2023

Alamat : Kp Sempur Rt/Rw 009/006 Registrasi : 16.04.2023 08:36:56


Tanggal Lahir : 05.07.1999 ( 23 tahun ) Sampel Diterima :0
Jenis Kelamin : Laki-Laki Hasil Selesai : 16.04.2023 09:06:38
No.MR./PID : 01-00164390 / 3603020507990010 Nama Ruangan : /Igd

No. Lab : 2304160046 Nama Dokter : Davidtuan Andartua Sihombing Dr.

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN KETERANGAN


HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.2 14.0 - 18.0 g/dl

Hematokrit 40 40 - 54 vol%

Leukosit 5990 4500 - 11500 /ul

Trombosit * 146000 150000 - 450000 /ul

Eritrosit 4.92 4.60 - 6.00 juta/ul

RDW 12.7 11.5 - 14.5 %

Nilai Eritrosit Rata Rata


MCV 81 80 - 94 fl

MCH 29 26 - 32 pg

MCHC 36 32 - 36 %

LED 8 0 - 15 mm/jam

Hitung Jenis
Basofil 0.2 0.0 - 2.0 %

Eosinofil * 0.7 1.0 - 3.0 %

Segmen * 83.4 50.0 - 70.0 %

Limfosit * 10.2 18.0 - 42.0 %

Monosit 5.5 2.0 - 11.0 %

Absolut Limfosit Count (ALC) 610 - /ul

Neutrofil Limfosit Ratio (NLR) * 8.18 <3.14

IMUNO - SEROLOGI
NS1ag Negatif

Catatan :

Tgl/Jam DiCetak : 16.04.2023 09:42:45 Penanggung jawab : dr. Sinsanta, SpPK, M.Kes
Diprint Oleh : ADMIN

HASIL LABORATORIUM
Nama Pasien : Allendoa Pangestu Ramlan F Tgl. Pemeriksaan : 16.04.2023

Alamat : Kp Sempur Rt/Rw 009/006 Registrasi : 16.04.2023 10:31:27

Tanggal Lahir : 05.07.1999 ( 23 tahun ) Sampel Diterima :0

Jenis Kelamin : Laki-Laki Hasil Selesai : 16.04.2023 11:12:21

No.MR./PID : 01-00164390 / 3603020507990010 Nama Ruangan : /Igd

No. Lab : 2304160060 Nama Dokter : Davidtuan Andartua Sihombing Dr.

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN


KIMIA

Fungsi Hati

SGOT 18 <35 U/L

SGPT 8 <45 U/L

Fungsi Ginjal

Ureum 22 13 - 43 mg/dl

Creatinin 1.0 0.6 - 1.1 mg/dl

Diabetes

Glukosa Darah Sewaktu * 217 70 - 140 mg/dl


140
DM : >=200
Bayi : 40 - 60

Catatan : Glukosa darah sudah diduplo

Tgl/Jam DiCetak : 16.04.2023 11:12:24 Penanggung jawab : dr. Sinsanta, SpPK, M.Kes
Diprint Oleh : ADMIN

HASIL LABORATORIUM
Nama Pasien : Allendoa Pangestu Ramlan F Tgl. Pemeriksaan : 17.04.2023

Alamat : Kp Sempur Rt/Rw 009/006 Registrasi : 17.04.2023 00:52:24


Tanggal Lahir : 05.07.1999 ( 23 tahun ) Sampel Diterima : 17.04.2023 06:01:03
Jenis Kelamin : Laki-Laki Hasil Selesai : 17.04.2023 06:08:56
No.MR./PID : 01-00164390 / 3603020507990010 Nama Ruangan : /Cattleya

No. Lab : 2304170014 Nama Dokter : Dr. Elyanawati, Sp.Pd

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN KETERANGAN


HEMATOLOGI

Hemoglobin 14.3 14.0 - 18.0 g/dl

Hematokrit 41 40 - 54 vol%

Leukosit * 4250 4500 - 11500 /ul


Trombosit * 144000 150000 - 450000 /ul Eritrosit 5.02 4.60 - 6.00 juta/ul

Catatan :

Tgl/Jam DiCetak : 17.04.2023 06:09:18 Penanggung jawab : dr. Sinsanta, SpPK, M.Kes
Diprint Oleh : ADMIN

HASIL LABORATORIUM
Nama Pasien : Allendoa Pangestu Ramlan F Tgl. Pemeriksaan : 17.04.2023

Alamat : Kp Sempur Rt/Rw 009/006 Registrasi : 17.04.2023 00:49:34


Tanggal Lahir : 05.07.1999 ( 23 tahun ) Sampel Diterima : 17.04.2023 06:01:12
Jenis Kelamin : Laki-Laki Hasil Selesai : 17.04.2023 06:33:03
No.MR./PID : 01-00164390 / 3603020507990010 Nama Ruangan : /Cattleya

No. Lab : 2304170013 Nama Dokter : Dr. Elyanawati, Sp.Pd

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN KETERANGAN


IMUNO - SEROLOGI

Serologi
CRP Kuantitatif * 36.6 <5 mg/L

Catatan :

Tgl/Jam DiCetak : 17.04.2023 06:33:13 Penanggung jawab : dr. Sinsanta, SpPK, M.Kes
Diprint Oleh : ADMIN

HASIL LABORATORIUM
Nama Pasien : Allendoa Pangestu Ramlan F Tgl. Pemeriksaan : 18.04.2023

Alamat : Kp Sempur Rt/Rw 009/006 Registrasi : 18.04.2023 00:17:22


Tanggal Lahir : 05.07.1999 ( 23 tahun ) Sampel Diterima : 18.04.2023 05:58:20
Jenis Kelamin : Laki-Laki Hasil Selesai : 18.04.2023 06:05:18
No.MR./PID : 01-00164390 / 3603020507990010 Nama Ruangan : /Cattleya

No. Lab : 2304180007 Nama Dokter : Dr. Elyanawati, Sp.Pd

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN


HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.5 14.0 - 18.0 g/dl

Hematokrit 42 40 - 54 vol%

Leukosit * 2940 4500 - 11500 /ul

Trombosit * 146000 150000 - 450000 /ul Eritrosit 5.08 4.60 - 6.00 juta/ul

Catatan :

Tgl/Jam DiCetak : 18.04.2023 06:05:46 Penanggung jawab : dr. Sinsanta, SpPK, M.Kes
Diprint Oleh : ADMIN

B. Pengeorganisasian Data

Data subyektif Data Obyektif


Tn. A mengatakan mual muntah pusing Pasien tampak pucat, makan 1/3 porsi
Tn. A mengatakan demam dan mengigil TTV: TD: 99/65 mmHg, N: 80x/menit,
sejak sabtu RR: 22x/menit, S:36,8C, SPO2: 98,6%
Tn. Amengatakan nyeri pada area ulu hati pasien tampak meringis kesakitan
C. Analisa Data

Data Senjang Etiologi Masalah


DS: Darah
Tn. A mengatakan demam
dan mengigil sejak sabtu Virus masuk ke dalam
DO: pembuluh darah
TTV: TD: 99/65 mmHg,
N: 80x/menit, RR: Menstimulasi sel host
22x/menit, S:36,8C, inflamsi (microfag,
38,1C SPO2: 98,6% neutrophil)

Memproduksi endogenus
perogen (IL-1, IL6)

Endothelium hypothalamus
meningkatkan produksi
Hipertermia
prostaglandin dan
neurotransmitter

Protaglamdin berikatan
dengan neuron prepiotik di
hipotalamus

Meningkatkan them ostas


“set point” pada pusat term
oregulator

Demam

Hipertermia
DS: Hepato-splemanogali Deficit nutrisi
Tn. A mengatakan mual
muntah pusing Mendesak lambung
DO:
Pasien tampak pucatn, ↑ HCL
makan habis 1/3 porsi
Mual muntah,
nafsu makan ↓

masukan nutrisi kurang


DS: Hepato-splemanogali
Tn. A mengatakan nyeri
pada area ulu hati Mendesak lambung
Neusea
DO:
Pasien tampak meringis ↑ HCL
kesakitan mual muntah

D. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermia b.d proses penyakit
2) Neusea b.d peningkatan distensi lambung
3) Deficit nutrisi b.d nafsu makan menurun
No.DK Diagnose Keperawatan Luaran Implementasi
1 Hipertermia b.d proses Termogulasi Managemen Hipertermia: Mengidentifikasi dan
penyakit Tujuan : pengaturan suhu tubuh agar tetap berada mengelola peningkatan suhun tubuh akibat
DS: pada rentang normal disfungsi termogulasi
Tn. A mengatakan demam Kriteria hasil 1x24 jam: Observasi :
dan mengigil sejak sabtu 1) Menggigil menurun 1) Identifikasi penyebab hipertermia
DO: 2) Suhu tubuh membaik 2) Monitor suhu tubuh
TTV: TD: 99/65 mmHg, N: 3) Suhu kulit membaik 3) Monitor haluan urine
80x/menit, RR: 22x/menit, 4) Kumerah menurun 4) Monitor komplikasi akibat hipertermia
S:36,8C, 5) Kadar glukosa darah membaik Terapeutik
38,1C SPO2: 98,6% 6) Tekanan darah membaik 1) Sediakan lingkungan yang dingin
7) Suhu kulit membaik 2) Longgarkan atau lepaskan pakaian
3) Berikan cairan oral
4) Ganti linen setiap hari atau lebih sering
jika mengalami hyperhidrosis
5) Lakukan pendinginan eksternal
6) Hinndari pemberian antipiretik atau
aspirin
7) Berikan oksugen, JP
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
3 Deficit nutrisi b.d nafsu Nafsu Makan: Keinginan untuk makan Manajemen nutrisi: mengidentifikasi dan
makan menurun Ekspetasi: membaik mengelola asupan nutrisi yang seimbang.
DS: Kriteria hasil: O:
Tn. A mengatakan mual 1) Keinginan makan meningkat
1) Identifikasi status nutrisi
muntah pusing 2) asupan makan meningkat
2) Identifikasi alergi makanan
DO: 3) asupan cairan meningkast
3) Identifikasi makanan yang disukai
Pasien tampak pucatn, makan 4) energy untuk makan meningkat
4) Identifikasi kebutuhan
habis 1/3 porsi 5) kemampuan untuk merasakan makanan
5) Identifikasi perlunya NGT
meningkat
6) Monitor asupan makanan
6) kemampuan untuk menikmati makanan
7) Monitor berat badan
meningkat
8) Monitor hasil lab
7) asupan nutri meningkat
8) stimulus untuk makan meningkat T:
9) kelaparan meningkat
1) Lakukan oral hygiene
2) Fasilitas menentukan pedoman diet
3) Sajikan makanan secara menarik
4) Berikan makanan tinggi serat
5) Berikan makanan tinggi kalori dan protein
6) Berikan makan suplemen makanan
E:

1) Anjurkan posisi duduk


2) Ajrkan diet yang dianjurkan

K:

1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum


makan
2) Kolaborasi dengan ahli gisi

Neusea b.d peningkatan Fungsi Gastrointertinal: Kemampuan saluran Manajemen Mual: mengidentifikasi dan
distensi lambung cerna untuk memasukan dan menverna makan srta mengelola perasaan tidak enak pada bagian
DS: menyerap nutrisi dan membuang zat sisa tenggorokan atau lambung yang dapat menyebab
Tn. A mengatakan nyeri pada Ekpetasi: Membaik kan muntah.
area ulu hati Kriteria hasil: O:
DO: 1) Toleransi terhadap makanan
1) Identifikasi pengalaman mual
Pasien tampak meringis menignkat
2) Identifikasi isyarat nonverbal
kesakitan 2) Nafsu makan meningkat
ketidaknyamanan
3) Mual menurun
3) Identifikasi dampak mula pada kualitas
4) Muntah menurun
hidup
5) Dispepsia menurun
4) Identifikasi factor penyebab mual
6) Nyeri abdomen menururun
5) Identifikasi antiemetic untuk mencegah
7) Distensi abdomen menurun
8) Regurristasi menurun mual
9) Jumlah residu cairan lambung 6) monitor musl
saat aspirasi menurun 7) monitor asupan nutrisi dan kalori
10) Darah pada feses menurun
11) Hematemesis menurun
T:
12) Frekuensi BAB membaik
13) Konsistensi feses membaik 1) Kendalikan factor lingkungan penyebab
14) Peristaltik usus membaik mual
15) jumlah feses membaik 2) kurangi atau hilamgkan penyebab mual
16) warna feses membaik 3) berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
4) berikan makanan dingin, cairan bening,
tidak berbau dan tidak berwarna, JP

E:

1) anjurkan istirahat dan tidur cukup


2) anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mula
3) amjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
lemak
4) anjurkan penggunaan teknik
norfarnakologis untuk mengatasi mual

K:
koaborasi pemberian antiemetic, JP

E. Implementasi

Implementasi Nama Jelas &


Tgl & Jam No. DK Profesi
(Tindakan Keperawatan) Ttd
Minggu, 1,3 Mengobservasi penignkatan suhu tubuh pasien Libertus Rinaldi
Ners
16-04-2023 Mengobservasi tingkat mual pasien Kelsen
Senin, 1, 2, 3 1) Mengganti cairan infus Tn. A Ners Libertus Rinaldi
17-04-2023 2) Mnegukur TTV: Kelsen
TD: 106/69 mmHg
N : 69x/menit
RR: 20x/menit
S : 36,8c
SPO2: 99%
3) Memberikan sanmol 1 gr
4) Mengobservasi mual pasien
R: pasien menngatakan mual sudah
berkurang
5) Mengobserfasi nafsu makan pasien
R: Pasien mengatakan belum bernafsu
untuk makan, lidah masih terasa pahit
Selasa, 18- 1,2,3 1) Mengobservasi suhu tubuh pasien
04-2023 H: suhu tubuh stabil 36,8C
2) Mengobservasi mual
R: pasien mengatakan masih terasa sedikit
Libertus Rinaldi
mual Ners
Kelsen
3) Mengobservasi nafsu makan
R: pasien mengatakan sudah bias makan
sedikit-sedikit, meski makanan masih
terasa hambar
Rabu, 19- 1,2,3 Mengobservasi suhu tubuh pasien
04-2023 H: suhu tubuh membaik 36,4C
Mengobservasi mual
R: pasien mengatakan mual sudah tidak ada Libertus Rinaldi
Ners
Mengobservasi nafsu makan Kelsen
R: pasien mengatakan sudah mampu
menghabiskan 1 porsi makanan, dan makanan
sudah mulai berasa
F. Evaluasi

Tanggal No. DK Evaluasi (SOAP) Nama Jelas & Ttd


Minggu, 1,2,3 S: Pasien mengatakan menggigil, pusing mual, nyeri Libertus Rinaldi
16-04- O: TD: 99/65 mmHg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, Kelsen
2023 S:36,8C→38,1C SPO2: 98,6%
A: maslah Belum teratas
P: Intervensi dilanjurkan

1) Identifikasi penyebab hipertermia


2) Monitor suhu tubuh
3) Sediakan lingkungan yang dingin
4) Longgarkan atau lepaskan pakaian
5) Anjurkan tirah baring
6) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
7) Monitor asupan makanan

9) Monitor berat badan


10) Monitor hasil lab
11) Sajikan makanan secara menarik
12) Berikan makanan tinggi serat
13) Identifikasi pengalaman mual
14) Identifikasi dampak mula pada kualitas hidup
15) Identifikasi factor penyebab mual
16) monitor musl
17) Kendalikan factor lingkungan penyebab mual
18) kurangi atau hilamgkan penyebab mual
19) berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik

senin, 1, 2, 3 S: Pasien mengatakan menggigil sudah tidak ada, mual Libertus Rinaldi
17-04- berkurang, lidah terasa pahit Kelsen
2023 O:
TD: 106/68 mmHg
N: 69x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,8 C
SPO2: 99%
A: Maslah teratasis sebagian
P: intervensi dilanjutkan
1. Lakukan pemerksaan TTV
2. Monitor perubahan suhu tubuh
3. Monitor mual
4. Monitor Nafsu makan
5. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering
6. Edukasi untuk memberitahukan jika ada jika ada
keluhan
7. Edukasi untuk melakukan aktivitas ringan ditempat
tidur
8. kolanorasi dengan dokter untuk pemberian medikasi
Selasa, 2,3 S: Pasien mengatakan menggigil sudah tidak ada, mual Libertus Rinaldi
18-04- sudah berkurang, nafsu makan meningkat Kelsen
2023 O:
TD: 109/73 mmHg
N: 72x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,8 C
SPO2: 100%
A: Maslah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjurkan
1. Lakukan pemerksaan TTV
2. Monitor mual
3. Monitor Nafsu makan
4. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering
5. Anjurkan untuk istirahat dantidur yang cukup
6. Edukasi untuk memberitahukan jika ada jika ada
keluhan
7. Edukasi untuk melakukan aktivitas ringan ditempat
tidur
8. kolanorasi dengan dokter untuk pemberian medikasi
Rabu, S: Pasien mengatakan menggigil sudah tidak ada, mual
19-04- sudah tidak ada, nafsu makan meningkat
2023 O:
TD: 110/73 mmHg
N: 75x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,4 C
Libertus Rinaldi
2,3 SPO2: 100%
Kelsen
A: Maslah teratasi
P: Intervensi dilanjurkan sampai pasien pulang
1. Lakukan pemerksaan TTV
2. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering
3. Anjurkan untuk istirahat dantidur yang cukup
4. Edukasi untuk melakukan aktivitas ringan
5. Edukasi untuk makan makanan sehat
BAB IV
PEMBAHASAN

Ditinjau dari teori bahwa gejala yang paling sering muncul pada
penyakit DHF berupa demam tinggi, pendarahan, pembengkakan hari, dan
beberapa kasus yang parah terjadi kegagalan sirkulasi darah. Dari
beberapa gejala ditemukan langsung pada Tn. A yang mana mengalami
demam tinggi, mual, nafsu makan menurun, namun beberapa gejala tidak
ditemukan karena teapatnya penanganan dalam mengatasi kondisi Tn.A.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
DHF/ DBD merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot/sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia
dan diathesis hemoragik. Virus ini diwaba dan disalurkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty.
B. Saran
Pentingya perhatian bagi kita semua untuk menjaga dan melindungi diri
sendiri dalam pencegahan terjadinya DBD. Bagi tenaga kesehatan perlu
dilakukan edukasi secara terus menerus dikarenakan masih terdapt
masyarakat yang mengira bahwa pertumbuhan dan perkebangan nyamuk
aedes aegypty pada tempat-tempat yang kotor maupun gelap, namun
sebaliknya sehingga masih terdapat masyarakat yang lalai dalam
pencegahan DBD itu sendiri.
DAFTAR ISI

PPNI, TP. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Definisi dan
Indikator Diagnosis ((cetakan II) led). Jakarta: DPP PPNI

PPNI, TP. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) led). Jakarta: DPP PPNI

PPNI, TP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) led). Jakarta: DPP PPNI

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1082/1/KTI%20TIARA%20RIZKI
%20FITRIANI.pdf

http://repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26%20TIKA%20GENESHA%20PUTRI.pdf

http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/3613/33/KARYA%20TULIS%20ILMIAH
%20NUR%20HASANAH%20fiks.pdf

Anda mungkin juga menyukai