Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

BUSINESS PLAN COMPETITION


INDUSTRIAL CREATIVE FESTIVAL 2017

"COKLOVE" COKLAT LELE OVERSIZE : CAMILAN


BERKALSIUM TINGGI DAN UPAYA DIVERSIFIKASI PRODUK
PERIKANAN

Diusulkan oleh :
Muhamad H44150038 2015
Achmad Yasin C24140069 2014
Ahmad Idris Abdurrohman C24140057 2014

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR

2017
u:~lllAR rf.R\\ AT"'' OIUSINAl.f'I AS KARY A •

Judul Proposal "Coklovc" CoJ..ltu I ele OH.'1"i1lc Cam1h111 &rkalsmm 1 mggi


Dan L pa~ a D1vcr;1fila~1 Prociuk Perikanan
I\ nmaPcsen 11

ll. I 11441500)8
uhamad (.'2•1140069
2 Achmed Yasm C'241400S7
' Ahmnd ldm Ahd111'TUl11nn11
lo..11011 ynu!:( bcn1111dn1an~a11 d1ba\\ill1 1111 buhwn bc11111 prvpo..al dengan judul
t~ch111 dm1ns merupakan Ul)n onunal l..nm1 dan bchnn pernah d1p11bhkns1k11.11
dan'atau mernennngkan perlombaan SCJCOIS d1 ternpat loin

Denukian peryaraan rm kann buai dengan scbenamya, dan apabrla rerbuku


terdapa; pelanggaran d1 dalamnya, maka kanu siap untuk didrskuanfikas: dan kompensi
uu sebagar bentuk tan~unmawab kanu

Bogor 12 1\(_(us1u' 2017

Muha.mad
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii


DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
EXECUTIVE SUMMARY .................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
BAB II DESKRIPSI USAHA .............................................................................. 3
2.1 Profil Usaha ........................................................................................... 3
2.2 Jenis Usaha ............................................................................................ 5
2.3 Keunggulan Produk ............................................................................... 5
BAB 3. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ..........................................
6
3.1 Analisis SWOT ...................................................................................... 6
3.2 STP (Segmentation, Targetting, Positioning) ......................................... 8
3.3 Bauran Pemasaran ................................................................................. 8
3.4 Survei Pasar ......................................................................................... 10
3.5 Perencanaan Operasi dan Produksi...................................................... 10
3.6 Potensi Pengembangan Usaha .............................................................. 12
3.7 Keberlanjutan Usaha ............................................................................ 12
BAB 4. MANAJEMEN DAN ORGANISASI ....................................................
12
4.1 Pengelolaan Usaha ............................................................................... 12
4.2 Perencanaan SDM ............................................................................... 13
4.3 Analisis Dampak Lingkungan .............................................................. 13
BAB 5. PERENCANAAN MODAL DAN KEUANGAN .................................
14
5.1 Besaran Modal yang diperlukan ........................................................... 14
5.2 Perencanaan Keuangan ........................................................................ 14
BAB 6 DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN ...................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15
LAMPIRAN ...................................................................................................... 16
Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota ......................................................... 16
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan...................................................... 19
Lampiran 3 Analisis Usaha Produksi, Bisnis, dan Keuangan ...........................
21
Lampiran 4 Susunan Organisasi Tim Perusahaan dan Pembagian Tugas .........
24
Lampiran 5 Bagan Alur Produksi COKLOVE ................................................ 26
iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kandungan zat gizi pada 100 gram limbah tulang dan kepala ikan lele ....
1
Tabel 2 Analisis SWOT ....................................................................................... 7
Tabel 3 Rancangan Biaya................................................................................... 14
Tabel 4 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo COKLOVE................................................................................. 5


Gambar 2 Kemasan Produk Coklove ................................................................... 9
Gambar 3 Struktur Organisasi Perusahaan............................................................ 9

iv
iv

EXECUTIVE SUMMARY

COKLOVE atau coklat lele oversize adalah coklat berkalsium tinggi yang
merupakan diversifikasi produk perikanan berbahan dasar coklat, tepung tulang
dan kepala ikan lele. COKLOVE berinovasi untuk memberikan camilan coklat
yang berkalsium tinggi dengan kemasan yang praktis, unik, dan menarik. Produk
ini memiliki “Eco-Lovely value” yakni Go Green, Creative, Inovatif and
Enterpreneurical, Helpfull and lovely, Safety and Health, Good Vision in Every
Chance, Teach Your Self Daily, Team work serta Leading and Responsibility.
Target khusus usaha COKLOVE adalah membantu meningkatkan konsumsi
Kalsium dan meningkatkan nilai tambah dari biji kakao mengingat
Indonesia adalah penghasil kakao terbesar kedua di dunia tetapi baru
mengekspornya dengan harga yang rendah.
Keunikan COKLOVE yaitu coklat disajikan dengan suplementasi tepung
tulang ikan lele yang berkalsium tinggi. Peningkatan asupan Kalsium bagi
Bangsa Indonesia penting mengingat 4 dari 10 orang di Indonesia kekurangan
asupan Kalsium. Produk ini memiliki cita rasa yang khas dengan tampilan
kemasan produk yang elegan, unik, menarik, harga terjangkau dan varian rasa
dan varian kemasan. Selain itu, bahan baku dari dark chocolate memiliki potensi
tinggi untuk menurunkan resiko diabetes dan obesitas. Produk ini dapat
dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat khususnya anak-anak dan remaja.
COKLOVE memegang prinsip cinta lingkungan dan peduli akan
konsumsi Kalsium masyarakat Indonesia. Selain mendapatkan keuntungan
berupa materi, pemilik usaha juga dapat mengubah mindset masyarakat agar
mengkonsumsi perpaduan coklat dengan ikan yang bergizi tinggi. Hal ini
bertujuan untuk memenuhi Kalsium yang cukup bagi tubuh. Usaha ini memiliki
prospek yang baik mengingat proses pengolahan coklat di Indonesia masih
rendah serta tingginya Kalsium yang terkandung dalam tulang dan kepala ikan
lele yang mampu memberikan efek fungsional untuk tubuh.
Lokasi pabrik yang dekat dengan konsumen target utama yaitu di
Dramaga, Bogor. Produk ini memiliki target pasar masyarakat pendapatan
menengah dan keatas karena produk premium khas lokal ini relatif lebih mudah
dijangkau mulai dari harga Rp5,000/pcs small. Pada tahap penetrasi produk target
pasar difokuskan langsung pada konsumen di daerah kampus IPB dan
Jabodetabek serta secara pemesanan online bagi konsumen seluruh Indonesia.
Pengolahan yang aman, berkualitas dan bergizi meningkatkan daya jual dan daya
saing COKLOVE. Usaha produk COKLOVE dengan target produksi 3.200 unit
small, 450 unit big, dan 400 unit Graduation dalam lima bulan memiliki total
Pendapatan sebesar Rp40.800.000, total keuntungan sebesar Rp17.082.600,
dengan nilai R/C>1 sebesar 1,72, Rentatibiitas sebesar 0.8, dan nilai dari ROI
sebesar 72%. Jangka waktu pengembalian modal adalah sekitar 2,1 bulan.
Analisis keuangan tersebut menunjukkan kelayakan usaha COKLOVE untuk
keberlanjutan usaha dan menghasilkan keuntungan yang
maksimal.

v
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2016) menyebutkan, produksi
ikan lele di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Jawa Barat adalah
penghasil ikan lele terbesar di Indonesia (Disnakan 2016). Sentra budidaya ikan
lele di Jawa Barat antara lain kabupaten Bogor, Indramayu, Subang, Ciamis, dan
Bandung. Kabupaten Bogor menyumbang angka yang cukup tinggi pada
produksi lele di Jawa Barat dan mengalami peningkatan setiap tahunnya
bahkan mencapai
79.640,83 ton pada tahun 2014 (Disnakan 2016). Namun, ikan lele dapat
melebihi ukuran konsumsi atau dikenal dengan lele oversize. Ikan lele yang
ukurannya besar ini kurang sesuai dengan permintaan pasar sehingga masih
kurang dimanfaatkan. Hal ini karena masyarakat kurang menyukai bentuk dan
ukurannya yang besar serta baunya yang khas (Ramadhan et al. 2014). Oleh
karena itu perlu dilakukan suatu upaya pemanfaatan ikan lele oversize.
Selain kurangnya pemanfaatan ikan lele oversize, ikan lele hanya
mempunyai bagian daging yang edible sebesar 40% dari total beratnya sehingga
kegiatan pengolahan ikan lele sering menghasilkan hasil samping sebesar
60% dari total beratnya (Handayani 2012). Usaha pengolahan ikan lele hampir
selalu menghasilkan hasil samping berupa padatan (tulang dan kepala) serta
cairan yang akan memberikan dampak kurang baik terhadap lingkungan karena
menimbulkan pencemaran (Sa’adah 2013). Dilihat dari kualitas dan kuantitasnya,
hasil samping padatan ikan lele sangat potensial untuk dijadikan bahan baku
pembuatan tepung ikan yang tinggi Kalsium. Kalsium merupakan penyusun
utama bahan kering limbah tulang dan kepala lele (Tabel 1). Seratus gram
limbah tulang dan kepala lele mengandung 9350 mg Kalsium (Handayani 2012).
Oleh karena itu, tepung tulang dan kepala ikan lele dapat dijadikan sebagai
alternatif pengganti sumber kalsium (Apriyani 2014).

Tabel 1 Kandungan zat gizi pada 100 gram limbah tulang dan kepala ikan lele
Jumlah dalam 100 gram limbah tulang dan kepala
No Jenis Zat Gizi
ikan lele
1 Kalsium 9350 mg
2 Protein 6,75 g
3 Lemak 0,56 g
4 Karbohidrat 5,14 g
Sumber : Handayani (2012)

Kalsium merupakan salah satu nutrien essensial yang sangat dibutuhkan


untuk berbagai fungsi tubuh khususnya dalam pertumbuhan. Kekurangan
kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
tulang, osteoporosis, dan osteomalasia (Nieves 2005). Konsumsi kalsium masih
rendah di beberapa negara termasuk di Indonesia. Departemen Kesehatan
RI (2016)
2

memperkirakan, pada tahun 2050 hampir 38% masyarakat akan terkena


osteoporosis. Hal ini karena rendahnya asupan kalsium masyarakat
Indonesia yang hanya mengkonsumsi 254 mg kalsium per hari. Menurut
Justicia et al. (2012), anak-anak membutuhkan kalsium sebesar 600 mg per hari
sedangkan usia dewasa 800 mg hingga 1000 mg per hari. Hal ini sejalan dengan
World Health Organization (2014) yang merekomendasikan jumlah asupan
kalsium per hari untuk anak-anak dan remaja harus lebih dari 500 mg. Salah
satu masalah pemenuhan kebutuhan kalsium adalah kurangnya sumber kalsium
dari makanan alami yang terbatas hanya pada produk susu seperti ice cream,
keju, dan yoghurt. Pemanfaatan kalsium dari sumber lain masih sangat terbatas
khususnya kalsium yang terkandung dari tulang dan kepala ikan lele.
Rendahnya nilai jual ikan lele oversize dan rendahnya usaha pengolahan
limbah ikan lele, serta rendahnya pemenuhan kebutuhan kalsium di Indonesia
berbanding terbalik dengan tingginya permintaan masyarakat terhadap coklat.
Coklat merupakan hasil olahan dari biji kakao. Menurut FAOSTAT (2016),
Indonesia merupakan produsen kakao terbesar kedua di dunia pada tahun 2014.
Namun nilai jualnya baru dimanfaatkan sebesar 50% akibat kurangnya teknologi
pengolahan dan pengembangan produk (Palupi 2014). Manfaat coklat,
diantaranya adalah membangkitkan semangat, melindungi perkembangan sel-sel,
dan kaya akan antioksidan. Konsumsi coklat secara efektif juga akan
menurunkan risiko hipertensi dan kematian akibat dari penyakit
kardiovaskular (Sudibyo
2012).
Pada umumnya, coklat dijual dalam bentuk batangan dan siap
makan. Tidak semua coklat bernilai sehat. Beberapa coklat yang dijual di
pasaran mengandung bahan-bahan aditif. Sehingga menimbulkan efek
samping seperti diabetes dan obesitas (Sudibyo 2012). Berdasarkan
permasalahan tersebut, tim Program Mahasiswa Wirausaha IPB membuat inovasi
pengolahan kombinasi ikan lele oversize dengan coklat sebagai upaya
diversifikasi produk perikanan yang berkalsium tinggi dengan nama “COKLOVE
(Coklat Lele Oversize)" di Bogor. COKLOVE akan mampu bersaing dengan
coklat lain di pasaran karena dipercaya oleh semua kalangan masyarakat dengan
kualitas gizi yang lebih baik. Coklove bergerak dibidang industri makanan dan
minuman yang mulai dijalankan pada awal tahun 2017.
Pentingnya menciptakan inovasi produk yang digemari masyarakat,
namun juga tetap menjaga nilai-nilai gizi menjadi tantangan tersendiri bagi para
businessman Indonesia. Ditambah lagi, era AEC (Asean Economic Community)
yang melancarkan aliran barang dan jasa antar negara ASEAN membuat
kompetisi kualitas barang dan jasa semakin ketat di lingkungan ASEAN
(Malau
2014). Kompetisi ini sangat memicu seorang entrepreneur yang harus lebih
pintar dalam menciptakan suatu produk yang banyak digemari masyarakat
dengan memiliki karakteristik tambahan yang menguntungkan konsumen, seperti
lebih bergizi atau memiliki nilai fungsional tambahan untuk kesehatan (Indarti
2014).
3

BAB II DESKRIPSI USAHA

2.1.1 Profil Usaha


2.1.1 Nama Perusahaan
Coklovindo merupakan nama perusahan yang memproduksi produk
COKLOVE (Coklat Lele Oversize) Camilan berkalsium tinggi. COKLOVE
adalah produk pertama di Indonesia dengan memanfaatkan tepung ikan yang
berasal dari limbah tulang dan kepala ikan lele serta perpaduan coklat
yang merupakan kombinasi produk yang berkalsium tinggi dari diversifikasi
produk perikanan.
2.1.2 Alamat Perusahaan
Coklovindo merencanakan lokasi produksi di perumahan Dramaga Hijau
No.E3, Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor dipilih menjadi lokasi industri
pengolahan COKLOVE dengan alasan Kabupaten Bogor merupakan
kawasan industri dan sentra pertanian serta budidaya yang mudah dijangkau
sehingga memudahkan akses pembelian bahan baku. Selain itu, sewa bangunan
industri dikawasan tersebut relative murah yaitu 2,5 juta/m2. Kabupaten Bogor
juga merupakan daerah yang dekat dengan daerah target konsumen, yaitu
meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sehingga
dapat memudahkan proses distribusi.
Lokasi pabrik dan sentra budidaya di Bogor relatif dekat dengan
penyedia bahan lainnya yaitu tepung kepala dan tulang ikan lele dengan harga
yang lebih terjangkau bagi produsen. Selain itu, ketersediaan dan keberlanjutan
penyediaan bahan baku dari kawasan Bogor dapat dijamin. Hasil budidaya
ikan lele dan penyediaan coklat yang tinggi dikawasan Bogor sangat berprospek
dan berkelanjutan dalam menyediakan bahan baku bagi produk COKLOVE.
2.1.3 Visi dan Misi
2.1.3.1 Visi
Menjadi pioneer produk coklat berkalsium tinggi dari diversifikasi
produk perikanan sehingga dapat diterima masyarakat baik dalam negeri maupun
luar negeri.
2.1.3.1 Misi
1) Mengolah dan memanfaatkan ikan lele oversize serta hasil
samping tulang dan kepala lele menjadi produk olahan inovatif yang
menerapkan konsep pangan yang praktis, aman, bermutu dan sehat.
2) Menjalin kerjasama dengan pembudidaya ikan lele di kawasan
Bogor dan Perusahaan pengolahan tepung Tulang dan kepala lele.
3) Pengembangan dan inovasi produk khas lokal Indonesia yang
dinamis dan berkelanjutan.
4) Memberdayakan masyarakat sekitar
5) Memaksimalkan kepuasan konsumen
4

6) Melakukan branding produk, pemasaran dan produksi yang


berkelanjutan.
2.1.4 Tujuan Perusahaan
1) Mengembangkan dan menginovasi produk aman, sehat,
praktis, berkualitas dan bergizi berbasis bahan lokal potensi Indonesia
2) Memperbaiki dan menyediakan anekaragam pangan sumber gizi dan
mendukung gerakan cinta makan ikan serta pemenuhan asupan
kalsium harian masyarakat
3) Memperkenalkan produk perikanan yang sangat bermanfaat
bagi pertumbuhan tulang dan gizi bagi masyarakat terutama remaja
dan anak-anak.
4) Mengoptimalkaan sumberdaya manusia dan alam lokal
Indonesia
Selain itu, COKLOVE memperkenalkan suatu share value yaitu
“Eco- Lovely” yang berisi budaya kerja dan harus dipatuhi oleh seluruh
karyawan. Nilai- nilai dari “Eco-Lovely” diharapkan dapat menjadi motivator
bagi setiap individu, serta etika hubungan kerja antara individu dan divisi dalam
usaha, sehingga dapat tumbuh menjadi satu tim yang kompak dan individu yang
bermotivasi tinggi serta senantiasa bersikap sebagai bagian dari tim Coklovindo.
Berikut adalah Corporate value Coklovindo :
 Go Green : Selalu selaras dengan lingkungan
 Creative, inovatif and Enterpreneurical : Selalu berfikir kreatif, inovatif
dan berjiwa wirausaha
 Helpfull and lovely : Ingin selalu bermanfaat dan
disukai masyarakat
 Safety and Health : Selalu mengutamakan keamanan
dan kesehatan
 Good Vision in Every Chance : Selalu melihat peluang usaha
 Teach Your Self Daily : Belajar setiap hari
 Team work : Selalu bekerja dengan tim
 Leading and Responsibility : Memimpin dan bertanggungjawab
Nilai-nilai tersebut tercermin pula dalam logo Coklovindo. Berikut logo
Coklovindo yang bersimbol “LOVE” dimana simbol tersebut menunjukkan
kecintaan seseorang terhadap suatu produk.

Gambar 1 Logo COKLOVE


5

Logo Coklovindo yang bersimbol “hati” dimana simbol tersebut


menunjukkan kecintaan produsen kepada konsumen sehingga akan senantiasa
memberikan persembahan produk COKLOVE yang terbaik. Simbol hati tersebut
manampakan efek "melted" bermakna kelezatan COKLOVE yang meleleh
sampai kehati konsumen sehinggah diharapkan memberikan rasa nyaman.
Dibagian sisi sebelah kanan simbol hati membentuk garfik/chart yang
meningkat bermakna pelayanan dan kualitas COKLOVE akan senantiasa
meningkat. Bagian tengah simbol hati membentuk ikan lele yang berenang
kebawah. "Ikan Lele" menggambarkan bahan baku andalah COKLOVE serta
"Berenang Kebawah" bermakna bahwa walaupun Coklovindo berusaha
menjadi perusahaan yang berdaya saing tinggi tetapi tetap berusaha tawadhu
atau rendah hati dan berjuang untuk mendongkrak perekonomian petani coklat
dan pembudidaya lele lokal menjadi lebih baik. Dominasi warna hitam putih
menggambarkan kesan elegan sehingga dapat disejajarkan dengan produk
internasional lainnya.
2.2 Jenis Usaha
Jenis usaha dari COKLOVE merupakan usaha kecil menengah dengan
kriteria fast moving enterprise yakni usaha kecil menengah yang telah memiliki
jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.
COKLOVE ini juga dikatakan sebagai usaha start up yakni usaha rintisan yang
berasal dari ide brilian seseorang yang mampu melihat adanya peluang usaha.
2.3 Keunggulan Produk
COKLOVE merupakan produk makanan berupa coklat yang disajikan
dengan suplementasi tepung tulang ikan lele yang berkalsium tinggi.
Peningkatan asupan Kalsium bagi bangsa Indonesia penting mengingat 4 dari
10 orang di Indonesia kekurangan asupan Kalsium. Kekurangan kalsium dalam
jangka waktu lama bisa meningkatkan peluang patah tulang, cacat tulang hingga
kematian (Gropper dan Smith 2012). Produk ini telah memiliki dua varian rasa,
yaitu rasa lemon dan rasa Strawberry. Cita rasa yang khas dengan tampilan
kemasan produk yang elegan, unik, menarik, serta harga terjangkau. Selain itu,
bahan baku dari dark chocolate memiliki potensi tinggi untuk menurunkan
resiko diabetes dan obesitas. Produk ini dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan
masyarakat terutama generasi muda dan menciptakan bisnis yang berkelanjutan.
Beberapa keunggulan COKLOVE diantaranya:
2.3.1 Bahan baku dan kemasan
Pemilihan bahan baku meliputi coklat, tepung tulang lele, dan ikan lele
oversize segar dengan kualitas terbaik, serta bahan pendukung yang kemudian
diracik sesuai takaran yang tepat oleh tim COKLOVE sehingga memiliki rasa
yang khas. Disamping itu, kemasan yang digunakan pun sangat elagan, unik,
dan manarik.
6

2.3.2 Manfaat
Berdasarkan uji mineral dan proksimat di Laboratorium Pengujian
Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB kandungan gizi yang ada dalam
setiap kemasan COKLOVE 20 gram dengan serving size 5 gram dapat
mencukupi kebutuhan harian kalsium sebanyak 6 % dengan energi total
sebesar 120 kkal. Nilai tersebut merupakan nilai yang sangat tinggi unt
uk kandungan kalsium dan kandungan energi pada sebuah produk. Terhitung
bahwa mengkonsumsi satu kemasan small COKLOVE 20 gram setara dengan
mengkonsumsi kalsium dari segelas susu.
2.3.3 Nilai
Motivasi selain keuntungan yang besar adalah pengabdian kepada
lingkungan. Usaha ini menerapkan “Eco-Lovely value” yang berisi
budaya yang harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh karyawan. Nilai-nilai
yang terkandung pada “Eco-Lovely value” diharapkan dapat menjadi
motivator bagi setiap individu dalam etika hubungan kerja sehingga tercipta
tim kerja yang kompak dan senantiasa bersikap sebagai bagian dari tim
Coklovindo.
COKLOVE memegang prinsip cinta lingkungan dan peduli akan
konsumsi Kalsium masyarakat Indonesia. Selain mendapatkan keuntungan
berupa materi, pemilik usaha juga dapat mengubah mindset masyarakat agar
mengkonsumsi perpaduan coklat dengan ikan yang bergizi tinggi. Hal ini
bertujuan untuk memenuhi Kalsium yang baik bagi tubuh. Usaha ini memiliki
prospek yang baik mengingat proses pengolahan coklat di Indonesia masih
rendah serta tingginya Kalsium yang terkandung dalam tulang dan kepala ikan
lele yang mampu memberikan efek fungsional untuk tubuh.

BAB 3. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

3.1 Analisis SWOT


Salah satu metode yang digunakan untuk menggambarkan usaha
COKLOVE adalah dengan menggunakan analisis SWOT.
Tabel 2 Analisis SWOT
(S) Strenghts (W) Weaknesses
Faktor 1. Camilan berkalsium 1. Produk baru dan belum
Internal tinggi dengan keunikan familiar di masyarakat
perpaduan coklat dan
tepung ikan lele.
2. Harga produk lebih
Faktor ekonomis dan
Eksternal terjangkau
1. Branding product yang
menarik dan packaging
yang bagus.
7

(O) Opportunities S-O W-O

1. Kesadaran 1. Kampanye peningkatan 1. Masuk ke market untuk


masyarakat konsumsi kalsium kelas menengah ke atas
terhadap nilai terutama kalsium pada 2. Melakukan branding
gizi yang tinggi ikan produk agar konsumen
pada ikan 2. Meningkatkan lebih mengenal dan femiliar
2. Minat dan kapasitas produksi terhadap produk.
kesadaran untuk menjangkau 3. Mengoptimalkan proses
konsumen pasar potensial produksi yang lebih
terhadap trend 3. Mempromosikan produk efektif dan efisien.
back to nature secara langsung dan tidak
convenience langsung malalui
and lifestyle food berbagai media sosial dan
product yang di berbagai tempat yang
meningkat mampu menarik perhatian
3. Potensi pasar masyarakat
yang baik 4. Menjadi pionir market
karena produk khususnya untuk market
merupakan daerah bogor
inovasi olahan 5. Mempromosikan
baru dari coklat produk dengan
dan ikan lele menekankan pada
oversize. aspek inovasi dan
kandungan kalsium
yang tinggi.

(T) Threats S-T W-T

1. Produsen dengan 1. Optimalisasi kualitas 1. Memaksimalkan promosi


modal besar masuk produk untuk menjaga dan teknik produksi
ke market kepercayaan konsumen 2. Promosi melalui berbagai
COKLOVE. 2. Konsep kampanye media.
2. Dicurinya ide peningkatan konsumsi 3. Memaksimalkan upaya
oleh kompetitor kalsium dari produk promosi dan meningkatkan
lain. perikanan dan kemasan SDM serta teknologi
3. Tingkat yang menarik akan pengolahan produk yang
persaingan industri menambah daya pikat menjamin kualitas dan
kreatif yang produk ini. diminati konsumen.
semakin tinggi 3. Memberikan 4. Meningkatkan inovasi
khususnya produk pengetahuan pada produk melalui ide-ide
olahan masyarakat mengenai
8
sejenis yang ada manfaat konsumsi kreatif dari pemilik usaha
di pasaran camilan berkalsium
4. Kepedulian pada kesehatan
masyarakat 4. Membuat desain
terhadap kemasan atau
kebutuhan packaging yang lebih
kalsium masih praktis dan menarik
minim bagi konsumen

3.2 STP (Segmentation, Targetting, Positioning)


3.2.1 Segmentasi pasar dari produk COKLOVE adalah kalangan masyarakat
menengah ke atas yang sadar akan kebutuhan kalsium dan kesehatan.
3.2.2 Target produk COKLOVE adalah masyarakat usia anak-anak dan remaja.
Beberapa target khusus, terdiri dari mahasiswa IPB, siswa sekolah yang
tertarik dengan keunikan produk dari perpaduan coklat dengan ikan lele.
Target dalam jangka panjang, pemasaran akan diperluas pada daerah
Bogor dan seluruh penjuru Nusantara Indonesia serta mampu
menarik wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara
3.2.3. Positioning produk COKLOVE memiliki semboyan “Taste The
difference Chocolate!!!”, love your bones with Coklove”. Hal ini yang
menjadikan ciri khas utama dari produk COKLOVE agar mudah diingat
dan memberikan pesan bahwa produk ini baik untuk kesehatan dan
menggunakan bahan yang aman. Selain itu, positioning produk ini juga
menekankan pada branding dan kualitas produk, sebagai produk olahan
sederhana yang mengandung gizi dan zat kalsium yang dibutuhkan tubuh..
3.3 Bauran Pemasaran
3.3.1 Product
COKLOVE merupakan kepanjangan dari Coklat Lele Oversize.
COKLOVE adalah produk makanan perpaduan coklat dengan ikan lele
oversize yang berkalsium tinggi. Produk ini memiliki cita rasa yang enak
dengan tampilan dan kemasan produk yang unik serta menarik. Bahan baku
dari dark chocolate memiliki potensi tinggi akan antioksidan yang
dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif. Penambahan tepung kepala
dan tulang ikan lele membuat produk memiliki nilai kandungan kalsium
yang tinggi. Keunggulan lain dari produk ini adalah proses produksi yang
higienis, harga yang terjangkau serta produk yang mampu bertahan lebih
dari 1 bulan pada suhu 17o C. COKLOVE memiliki daya simpan yang cukup
lama karena kandungan airnya yang sangat rendah hingga dibawah 3%.
Produk dengan kadar air yang rendah cenderung lebih stabil karena tidak
tersedianya cukup air untuk mendukung pertumbuhan mikroba pembusuk
(Belitz et al. 2009). Gambar 2 memperlihatkan macam desain kemasan
produk COKLOVE.
9

Gambar 2 Kemasan produk COKLOVE

3.3.2 Price
Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha (Lampiran 2), Harga Pokok
Produk (HPP) COKLOVE adalah sebesar Rp 1.735,- untuk COKLOVE
small, Rp 8.784,- untuk COKLOVE big, dan Rp 8.476,- untuk COKLOVE
graduation. Adapun harga produk yang ditawarkan adalah sebesar
Rp.
5.000,- untuk COKLOVE small, Rp. 24.000,- untuk COKLOVE Big, dan
Rp. 30.000,- COKLOVE graduation. Harga tersebut dapat menjangkau pasar
masyarakat ekonomi menengah ke atas.
3.3.3 Place
Produksi COKLOVE dilakukan di Perumahan Dramaga Hijau No. E3
Bogor, dan dalam penyedian bahan baku berasal dari daerah sekitar
Bogor. Distribusi pemasaran COKLOVE memilih lokasi yang strategis di
wilayah Jabodetabek dan sekitarnya serta di kota-kota besar diluar
jabodetabek. Hal ini dapat tercapai karena produk dipasarkan di beberapa
market place olshop dan secara online dipasarkan memalui media sosial
serta pusat oleh-oleh sekitar Jabodetabek dengan pembeli yang merupakan
masyarakat kalangan menengah atas dan menyukai produk coklat yang unik
dan menarik. Tahapan selanjutnya dari usaha ini adalah mencapai
distribusi ke seluruh wilayah Indonesia dan mancanegara.
3.3.4 Promotion
Promosi adalah hal yg terpenting dari suatu sistem pemasaran produk,
terutama produk COKLOVE yang masih baru di pasaran. Promosi dilakukan
secara luas melalui berbagai media sosial, seperti facebook, twitter,
instagram, Line, whatsapp, dan media sosial lainya, kegiatan bazar,
serta melaui media cetak, seperti poster, brosur dan pamflet. Brosur dan
pamflet disebarkan di tempat-tempat yang dapat dilihat oleh banyak orang
serta mampu menarik perhatian orang-orang disekitar. Selain itu, media
elektronik, seperti televisi juga menjadi salah satu cara untuk
mempromosikan COKLOVE. Teknik pemasaran lainnya pun bisa diterapkan
seperti sistem konsinyasi (titip jual), direct selling, dan penggandaan agen
dalam sistem percabangan.
1

3.4 Survei Pasar


Pada umumnya, coklat dijual dalam bentuk batangan dan siap makan.
Beberapa coklat yang dijual di pasaran mengandung bahan-bahan aditif.
Sehingga menimbulkan efek samping seperti diabetes dan obesitas (Sudibyo
2012). Tidak banyak produsen yang memproduksi coklat yang unik, aman, dan
menyehatkan. Berdasarkan survei yang dilakukan juga menunjukkan
bahwa mayoritas mahasiswa maupun pekerja kantoran di Bogor menginginkan
produk coklat yang unik, aman dan menyehatkan. Maka dari itu, diperlukan
adanya pengembangan bisnis coklat yang unik, aman, dan menyehatkan, salah
satunya ialah COKLOVE dengan nilai kalsium yang sangat tinggi.
Coklat merupakan salah satu makanan yang sudah sejak lama dikenal dan
disukai oleh seluruh kalangan masyarakat. Berbagai olahan coklat, baik
makanan maupun minuman telah banyak beredar di seluruh kalangan masyarakat.
Saat ini, produk coklat dari berbagai merk telah menguasai pasar, baik pasar
domestik maupun mancanegara. Oleh karena itu, persaingan dalam bisnis
ini adalah berbagai coklat dengan merk yang telah menguasai pasar dengan
sangat luas. Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa di pusat
perbelanjaan dan toko oleh-oleh belum ditemukan coklat sehat, unik, dan
menarik yang dipadukan dengan ikan lele serta memiliki nilai kalsium yang
tinggi. Terdapat beberapa kompetitor yang berdomisili di luar Bogor dengan
memasarkan produk coklat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain,
seperti buah, sayuran, dan bahkan ikan nila yang dijual secara online. Namun,
kekurangan yang dimiliki oleh kompetitor tersebut, diantaranya ialah kemasan
yang kurang menarik dan rendahnya kandungan kalsium pada produk. Selain
itu, harga yang ditawarkan juga lebih mahal dibandingkan COKLOVE.
Peluang pasar COKLOVE sangat berprospek dalam mengetahui preferensi
masyarakat Indonesia terhadap produk camilan sangat tinggi. Selain itu, tuntutan
produk yang praktis, aman, berkualitas daan bergizi semakin tinggi dengan trend
gaya hidup masa kini dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan pangan
lokal cukup tinggi untuk mendukung program diversifikasi pangan sumber
kalsium serta menekan konsumsi poduk berbasis impor.
3.5 Perencanaan Operasi dan Produksi
3.5.1 Bahan Baku
Bahan baku utama pembuatan COKLOVE adalah coklat, ikan lele
oversize, tepung tulang dan kepala ikan lele oversize serta bahan tambahan
berupa esen. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari pembudidaya ikan lele di
sekitar Bogor, pengusaha tepung tulang dan kepala ikan lele di Bogor, dan
swalayan yang berada di sekitar Pasar Bogor.
3.5.2 Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia yang terlibat selama proses produksi
COKLOVE yakni beberapa ibu rumah tangga yang tidak bekerja serta
remaja putus sekolah yang berada disekitar Desa Babakan, Bogor. Tim
COKLOVE
1

berperan dalam pembelian bahan bahan untuk produksi. Selain itu, tim
COKLOVE juga membantu dalam proses penyortiran, pengemasan dan
penjualan produk, serta sebagai quality control untuk mengawasi
berlangsungnya proses produksi. Adapun pekerja yang dipekerjakan diberi
upah sebesar Rp 75/keping COKLOVE.
3.5.3 Proses Produksi
Tahap pertama dalam pembuatan COKLOVE adalah memilih bahan
baku coklat, tepung tulang dan kepala ikan lele serta ikan lele segar
berukuran lebih dari 30 cm. Sebelum produk COKLOVE dibuat, peralatan
dan bahan baku dibersihkan terlebih dahulu. Khusus bahan baku ikan lele
oversize, dilakukan pencucian sebanyak 3 kali ulangan untuk memastikan
bahwa ikan telah bersih dari segala kotoran. Kemudian dilakukan
penimbangan coklat dan tepung tulang lele. Adapun perbandingan antara
coklat dengan tepung tulang lele ialah 10:1. Ikan lele dikukus hingga daging
lunak kemudian dihancurkan dan dibersihkan duri-durinya. Selanjutnya,
disangrai untuk menghilangkan kadar airnya. Ketika ikan lele disangrai,
secara bersamaan dilakukan pelelehan coklat. Coklat yang telah meleleh
dicampur dengan tepung tulang lele, ikan lele sangrai, dan esen
kemudian diaduk hingga merata. Adapun takaran untuk ikan lele sangrai
ialah satu sendok makan/880 gram adonan. Takaran untuk esen ialah satu
sendok teh/880 gram adonan. Adonan yang telah dicampur, kemudian
dituangkan kedalam cetakan berbentuk hati sehingga menghasilkan kepingan
coklat dengan bobot 5 gram/keping COKLOVE. Produk didiamkan dalam
suhu ruang selama beberapa menit lalu dimasukkan ke pendingin dengan
suhu 17°C. Masing- masing produk dikemas menggunakan alumunium foil
kemudian dimasukan kedalam kemasan. COKLOVE small berisi 4 keping
coklat, COKLOVE big berisi 20 keping coklat, COKLOVE graduation berisi
12 keping coklat, dan COKLOVE gift berisi 32 keping coklat. Tahapan
terakhir dari proses pembuatan COKLOVE ialah pemeriksaan produk
COKLOVE. Hal ini bertujuan sebagai quality control untuk memeriksa
apakah terdapat cacat pada kemasan, serta memastikan jumlah kepingan
coklat sudah sesuai. (Lampiran 5) memperlihatkan diagram alir mengenai
prosedur kerja pembuatan COKLOVE
3.5.4 Pemanfaatan Teknologi
Internet menjadi salah satu teknologi yang sangat dibutuhkan dalam
proses promosi atau pemasaran produk COKLOVE. Internet membantu
untuk menyebarkan informasi kepada calon pelanggan agar menjadi tertarik
dengan produk. Adapun penggunaan internat sangat membantu di berbagai
media online secara luas website, facebook, twitter, instagram, Line,
whatsapp, dan beberapa market place online.
1

3.6 Potensi Pengembangan Usaha


Potensi pengembangan usaha COKLOVE memiliki peluang yang sangat
tinggi. Produksi COKLOVE dapat dikembangkan dalam skala besar dengan
omset mencapai puluhan juta per bulan. Selain itu, perolehan paten produk
COKLOVE sangat penting dan produk ini tentunya memiliki peluang perolehan
paten yang sangat tinggi. Hal ini karena produk makanan berupa coklat yang unik
dan sehat seperti COKLOVE pasti akan menjadi trend saat ini dan di masa yang
akan datang. Selain itu, COKLOVE memiliki kandungan kalsium yang sangat
tinggi sehingga sangat dibutuhkan untuk menjaga kondisi kesehatan masyarakat
terutama yang berhubungan dengan tulang dan gigi. Usaha ini juga berpotensi
menciptakan lapangan pekerjaan serta menambah pengetahuan masyarakat
mengenai produk perikanan yang menyehatkan.
COKLOVE berpotensi menjadi oleh-oleh khas dari kota Bogor yang
merupakan lokasi produksi COKLOVE. Bogor telah menjadi kota wisata yang
sering dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Hal ini
karena Bogor memiliki potensi wisata yang sangat tinggi dengan anugerah
alamnya yang luar biasa. COKLOVE dapat berinovasi dengan
menambahkan varian rasa baru yang khas. Produk ini dengan umur simpan
hingga enam bulan dapat dipasarkan di beberapa tempat oleh-oleh, toko
jajanan, minimarket, dan supermarket. Bahkan, berbagai macam produk coklat
telah lama digemari oleh masyarakat di seluruh dunia. Maka dari itu,
COKLOVE dengan perbaikan produk, kemasan, dan umur simpan sangat
berpotensi untuk diekspor ke negara lain, terutama Negara-negara di wilayah
ASEAN dengan telah dibukanya Asean Economy Community.
3.7 Keberlanjutan Usaha
Bisnis produk COKLOVE akan terus berlanjut seiring dengan tingkat
kebutuhan konsumen terhadap produk camilan sehat dan berkalsium tinggi.
Sehingga usaha ini memiliki target jangka panjang, yaitu dapat mencapai seluruh
pasar skala nasional dan internasional. Adapun target jangka pendek, yaitu
pemasaran di jabodetabek dan pemanfaatan media sosial untuk luar jabodetabek.

BAB 4. MANAJEMEN DAN ORGANISASI

4.1 Pengelolaan Usaha


Pembuatan produk dilakukan oleh tim COKLOVE dibantu dengan dua
pekerja. Jumlah orang dalam pembuatan produk ini berjumlah 7 orang dengan
spesifikasi pekerjaan dua orang membeli bahan baku dan bahan penunjang, satu
orang mencuci dan membersihkan ikan, dua orang melakukan pemasakan,
dan dua orang melakukan pengemasan. Standar kerja mengacu pada GMP
(Good Manufacturing Processing). Dalam proses produksi usaha COKLOVE
juga menggukan Standart Oprational Procedure (SOP) yang bertujuan
untuk
1

menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan konsisten agar terciptanya


brand awareness pada setiap konsumen.
4.2 Perencanaan SDM
4.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Staff Staff Staff Staff

Gambar 3 Struktur Organisasi Perusahaan

4.2.2 Deskripsi dan Pembagian Pekerjaan


1) Direktur bertanggung jawab untuk mengatur keseluruhan fungsi dan
kelancaran seluruh kegiatan perusahaan pada seluruh bagian,
yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan serta
mengawasi menajer dan staff yang berada dibawahnya.
2) Manager QC bertugas untuk mengadakan penelitian dan pengembangan
produk camilan sesuai dengan trend camilan dibantu oleh anggota serta
pelaksanaan teknis pengontrolan bahan baku, proses produski dan produk
dengan dibantu anggota
3) Manager produksi bertugas mengelola seluruh kegiatan produksi
mencakup pengadaan dan ketersedian bahan baku serta bahan pembantu
dalam produksi dan secara teknis dilakukan oleh anggota
4) Manager pemasaran bertugas mengelola seluruh kegiatan pemasaran
mencakup pencarian peluang pasar, bauran pemasaran, mengatur
penjualan, serta pembuatan strategi harga dan dilaksanakan oleh anggota.
5) Manajer keuangan bertugas mengatur segala pemasukan dan pengeluaran
yang berkaitan dengan
keuangan.
4.3 Analisis Dampak Lingkungan
COKLOVE memanfaatkan hasil samping ikan lele yaitu tulang dan
kepala ikan lele yang dijadikan tepung. Hal ini dapat mengurangi jumlah
limbah yang
berada di lingkungan. Namun, produk COKLOVE tetap mengeluarkan
resiko penambahan sampah di lingkungan berupa kemasannya. Oleh karenanya
kemasan
COKLOVE di desain dengan bahan kertas sehingga lebih mudah diurai
oleh lingkungan dan pada kemasannya juga tertera himbauan untuk mebuang
sampah
pada tempatnya. Selain itu, proses produksi COKLOVE juga
melibatkan kontribusi masyarakat sekitar yakni beberapa ibu rumah tangga yang
tidak bekerja
serta remaja putus sekolah yang berada disekitar Desa Babakan, Bogor.
Adapun pekerja yang dipekerjakan diberi upah sebesar Rp 75/keping COKLOVE.
1

BAB 5. PERENCANAAN MODAL DAN KEUANGAN

5.1 Besaran Modal yang diperlukan


Biaya modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha COKLOVE terdiri
dari biaya modal sebesar Rp 36.015.800. Rincian penggunaan modal
yang dibutuhkan dapat dilihat pada lampiran 2.
5.2 Perencanaan Keuangan
Tabel 3 Rancangan Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 7.156.000
2. Biaya Habis Pakai 20.614.800
3. Perjalanan 1.100.000
4. Lain-lain 7.145.000
Total Biaya 36.015.800

BAB 6 DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

Tabel 4 Jadwal Kegiatan


Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyediaan Bahan dan Alat
2. Pembuatan Kemasan
3. Produksi
4. Pemasaran
5. Evaluasi Kerja
6. Pembuatan Laporan Akhir
1

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani I. 2014. Pengaruh penambahan tepung ikan lele (Clarias sp)


dalam pembuatan cilok terhadap kadar protein dan sifat organoleptiknya.
Unnes Journal of Public Health 3(2) : 1-9.
Belitz H-D, Grosch W, Schieberle P. 2009. Food Chemistry. 4th revised
and extended Edition. Springer-Verlag: Berlin, Heidelberg.
Gropper SS dan Smith JL. 2012. Advanced nutrition and human
metabolism.
Sixth edition. Wadsworth. Cengage learning,
USA.
Handayani DIW.2012. Stik lele alternatif diversifikasi olahan lele (Clarias
sp)
tanpa limbah berkalsium tinggi. Jurnal Ilmian UNTAG 3(2) : 109-117.
Justicia A, Liviawaty E, Hamdani H. 2012. Fortifikasi tepung tulang nila
merah
sebagai sumber kalsium terhadap tingkat kesukaan roti tawar.
Jurnal
Perikanan dan Kelautan 3(4) : 17-27.
Sudibyo A. 2012. Peran cokelat sebagai produk pangan derivat kakao yang
menyehatkan. Jurnal Riset Industri 6(1) : 23-40.
Nieves JW. 2005. Osteoporosis : the role of micronutrient. The American Journal
of Clinical Nutrition 81 : 1232-1239.
Palupi E. 2014. Competitiveness of agricultural product among ASEAN
countries.
In: AEC framework.
Ramadhan W, Santoso J, Trilaksini W. 2014. Pengaruh defatting, frekuensi
pencucian dan jenis dryoprotectant terhadap mutu tepung surimi ikan
lele kering beku. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 23(1) : 47-56.
Sa’adah U. 2013. Daya terima dan komposisi proksimat tepung tulang ikan lele
yang mengalami proses perendaman dalam larutan jeruk nipis [Skripsi].
Surakarta (ID) : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tan RX, Zou WX. 2001. Endophytes : a rich source of functional metabolites.
Nat
Prod Rep 18:448-459.
Whitman WB. 2012. Bergey Manual of Systematic Bacteriology “Ed ke-2”.
Goodfellow M, Kampfer P, Busse HJ, Trujillo ME, Suzuki K,
Ludwig W, Whitman WB. Volume 5. The Actinobacteria, Part A.
London: Springer Publishing.
1

LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota


1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhamad
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya
Lingkungan
4 NIM H44150038
5 Tempat dan Tanggal Lahir Cirebon, 9 Juli 1997
6 E-mail muhamadalfahrezhy@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0881-7884-539

b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 Kaliwulu SMPN 2 Plered SMAN 1 Cisarua
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

c. Usaha/Kegiatan kewirausahaan yang pernah diikuti


No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -

d. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 PKM K di danai DIKTI 2017
2 Juara II Baca Puisi Semarak PBM PBM IPB 2016
3 Juara II Tari Kreasi Semarak PBM PBM IPB 2016
4 Juara I Business Plan PPKU IPB BEM PPKU IPB 2016
5 Juara Harapan I MSQ MTQM IPB IPB 2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah sat
u persyaratan dalam kegiatan INDUSTRIAL CREATIVE FESTIVAL 2017
Bogor, 12 Agustus 2017
Pengusul

(Muhamad)
1

2. Anggota Pelaksana 1
a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Achmad Yasin
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
4 NIM C24140069
5 Tempat dan Tanggal Lahir Cirebon, 28 November 1995
6 E-mail achmadyasin23@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0896-3272-4794

b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SMPN 2 SMAN 1
SDN 1 Kepuh
Palimanan Dukupuntang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

c. Usaha/Kegiatan kewirausahaan yang pernah diikuti


No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -

d. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 PKM K di danai DIKTI 2017
3 PKM P di danai DIKTI 2017
4 Penerima HIBAH PKM P DIKTI 2016
5 Juara 1 Pentas Seni SMAN 1 Dukupuntang 2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam kegiatan INDUSTRIAL CREATIVE FESTIVAL 2017
Bogor, 12 Agustus 2017
Pengusul

(Achmad Yasin)
1

3. Angggota Pelaksana 2
a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ahmad Idris Abdurrohman
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
4 NIM C24140057
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukabumi, 26 Agustus 1995
6 E-mail ahmad959625@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085793825263

b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 SMP N 1 SMA N 1
Bojonglopang Jampangtengah Jampangtengah
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

c. Usaha/Kegiatan kewirausahaan yang pernah diikuti


No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -
d. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya)
Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 PKMK didanai DIKTI 2017
2 Juara III Lomba MTQ SMA N 1 Jampangtengah 2011
3 Juara II Lomba TIK SMA N 1 Jampangtengah 2011

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam kegiatan INDUSTRIAL CREATIVE FESTIVAL 2017

Bogor, 12 Agustus 2017


Pengusul

(Ahmad Idris Abdurrohman)


1

Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan dan Investasi
Justifikasi Kuantitas Harga
Komponen Jumlah (Rp)
Pemakaian (Q) Satuan (Rp)
Proses
Kompor Gas pengolaha 1 buah 300.000 300.000
n produk
Tempat bahan
Tabung Gas LPG 2 buah 120.000 240.000
bakar
Untuk mencetak
Cetakan Coklat 50 buah 15.000 750.000
produk
Untuk
Baskom Besar menyimpa 2 buah 40.000 80.000
n produk
Mengaduk
Pengaduk besar 2 buah 20.000 40.000
produk
Menghitung
Timbangan
bobot 2 buah 150.000 300.000
Digital
bahan
produk
Untuk
Pendingin menyimpa 1 buah 2.000.000 2.000.000
n produk
Wadah
Wajan pemasaka 2 buah 100.000 200.000
n produk
Memotong
Pisau 3 buah 30.000 90.000
bahan-bahan
Tempat Produksi, Untuk proses
1 buah 3.000.000 3.000.000
listrik produksi
Untuk
memberikan
Trodat+tinta+Ba
keterangan masa 1 buah 120.000 120.000
k stempel Expire
produk bisa
dikonsumsi
Memotong
Gunting kemasan, 3 buah 9.000 36.000
pita, plastik
dll SUB TOTAL (Rp) 7.156.000
2

2. Biaya Operasional
Harga
Kuantitas Jumlah
Komponen Justifikasi Pemakaian Satuan
(Q) Harga (Rp)
(Rp)
Toko Packaging Perjalanan ditempuh
dengan menggunakan
10 kali 30.000 300.000
motor dari rumah ke
toko packaging
Ke tempat Perjalanan ditempuh
pembuatan dengan menggunakan
cetakan kendaraan umum dari 2 kali 150.000 300.000
rumah ke tempat
pembuatan cetakan
Pasar Bahan Survei pasar
10 kali 20.000 200.000
Baku
Pasar produsen Survei pasar
10 kali 10.000 100.000
Lele
Produsen Perjalanan ditempuh
Tepung Lele dengan menggunakan
kendaraan umum dari
10 kali 20.000 200.000
rumah ke tempat
pembuatan limbah
kepala ikan lele
SUB TOTAL (Rp) 1.100.000

3. Biaya Variabel
Harga
Justifikasi Kuantitas
Komponen Satuan Jumlah Harga (Rp)
Pemakaian (Q)
(Rp)
Coklat Hitam Bahan
119,2 kg 44.000 5.244.800
Batang utama
Untuk
Alumunium Foil 58 pack 35.000 2.030.000
kemasan
Isi ulang gas Pengolahan
40 tabung 20.000 800.000
LPG produk
Tepung Tulang Bahan
13,2 kg 50.000 6.600.000
Kepala Lele utama
Tisue Pembersih 20 pack 4.000 80.000
Pengemasan
Packaging small 3600 pcs 600 2.160.000
produk
Pengemasan
Packaging big 450 pcs 3.000 1.350.000
produk
2

Packaging Pengemasan
400 pcs 4.000 1.600.000
graduationl produk
Bahan
Ikan Lele 30 kg 25.000 750.000
penunjang
Small = 1.735
TOTAL BIAYA VARIABLE PER UNIT (Rp) Big size = 8.784
Graduation = 8.476
SUB TOTAL (Rp) 20.614.800

4. Lain-lain
Harga Jumlah
Kuantitas
Material Justifikasi Satuan Harga
(Q)
(Rp) (Rp)
X-Banner Publikasi 4 buah 70.000 280.000
Brosur Publikasi 10 lembar 2.500 25.000
Poster Publikasi 10 lembar 2.500 25.000
Uji Proximat 1 periode 550.000 550.000
Print proposal, Pemberkasan
dan buku 1 kali 50.000 50.000
laporan
Iklan & Bazar Promosi 2 kali 500.000 1.500.000
Kantong kresek 20 buah 2.000 40.000
Upah/Gaji Untuk upah produksi 5 periode 800.000 4.000.000
Pulsa Komunikasi 5 kali 35.000 175.000
Sertifikasi P-
1 periode 500.000 500.000
IRT
SUB TOTAL (Rp) 7.145.000
TOTAL BIAYA (Rp) 36.015.800

Lampiran 3 Analisis Usaha Produksi, Bisnis, dan Keuangan


1. Total Biaya
Biaya Penunjang : Rp 7.156.000,-
Biaya Biaya Habis Pakai : Rp 20.614.800,-
Biaya Perjalanan : Rp 1.100.000,-
Biaya Lain-Lain : Rp 7.145.000,- +
Rp 36.015.800,-
2

2. Jumlah Produksi : ( Produksi 3600 Pcs small, 450 pcs Big Size, dan 400
pcs Special Garduation)
 Small size : @20gram X 3600 pcs
 Big Size : @100gram X 450 pcs
 Graduation : @60gram X 400 PCS

3. Harga Pokok Produksi (HPP) dan Biaya Total Produksi (TC)


= (Biaya Penunjang + Biaya Variabel) / Kapasitas Produksi
= Rp27.320.800,- / 6600
= Rp4.139,-

Asumsi dengan berat produk 20gram (rata-rata dari berat produk


yang ditawarkan)
HPP small = (20/20) X Rp4.139,-
= Rp4.139,-
HPP Big Size = (80/20) X Rp4.139,-
= Rp 16.556,-
HPP Spesial Graduation
= (60/20) X Rp4.139,-
= Rp12.417,-
TC = (3.600 pcs X Rp4.139)+(450 pcs X Rp16.556)+(400 pcs X Rp12.417)
= Rp11.300.400 + Rp7.450.200 + Rp4.966.800
= Rp23.717.400

4. Total Pendapatan
Small Size
TR=Harga jual produk x Jumlah produksi
TR=5.000 x 3600
TR=Rp18.000.000

Big Size
TR= hargga jual X Jumlah Produksi
TR= Rp24.000,- X 450 pcs
TR=Rp10.800.000,-

Graduation Spesial
TR= harga jual X jumlah Produksi
TR= Rp30.000 X 400 pcs
TR= Rp12.000.000,-
2

Total Penerimaan = Rp18.000.000 + Rp10.800.000 + Rp12.000.000


= Rp40.800.000.-

5. Total Keuntungan Besih


π = Total Penerimaan - Total Biaya produksi
π = Rp40.800.000 – Rp23.717.400
π = Rp17.082.600,-

6. Return of Cost
R/C = Total Penerimaan / Biaya Total
Produksi
= Rp40.800.000 / Rp23.717.400
= 1,72
nilai R/C sebesar 1,72 artinya setiap Rp1.000.000 uang yang dikeluarkan
maka akan mendapat penerimaan sebesar Rp 1.720.000. Nilai R/C>1,
maka usaha dapat dikatakan layak untuk dikembangkan karena dinilai
dapat berjalan efisien (menghasilkan keuntungan).

7. Rentatibilitas
Total keuntungan
Rentatibilitas =
Biaya variable
= Rp17.082.600
Rp20.614.800
= 0,8
8. Break Event Point (BEP)

Nilai Penyusutan = Rp3.220.200

Periode = 2 tahun
Biaya Tetap
BEP =
Harga jual produk-Biaya variabel per unit
(Biaya Penyusutan + Biaya Operasional)
BEP = Harga jual produk-Biaya variabel per unit

BEP Small = RP4.320.200 / (Rp5.000-RP1.735) = 1.323 unit


BEP Big Size = RP4.320.200 / (RP24.000-Rp8.784) = 283 unit
BEP Graduation = Rp4.320.200 / ( Rp30.000-Rp8.476) = 200 unit
BEP akan tertutupi dalam waktu minimal 1 sampai 2 bulan
selama perusahaan melakukan produksi dan pemasaran.

9. Return Of Invesment (ROI)


2

Total keuntungan
ROI = X 100%
Biaya total produksi
= (Rp17.082.600/Rp23.717.400) X 100% = 72%

10. Jangka Waktu Pengembalian Modal


Nilai investment
PP =
Total keuntungan
= (Rp36.015.800./ Rp17.082.600) X 1 bulan
= 2,1 bulan
bedasarkan perhitungan payback periode diperoleh hasil sebesar 2,1 bulan,
artinya dibutuhkan waktu 2,1 bulan penjualan untuk mengembalikan
modal biaya investasi diawal periode usaha dalam masa aktif produksi dan
pemasaran.

Lampiran 4 Susunan Organisasi Tim Perusahaan dan Pembagian Tugas

Tabel Susunan Organisasi Tim Perusahaan dan Pembagian Tugas


ProgramBidang Alokasi
No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
1 Muhamad/ Ekonomi Direktur 14 Kontroling managemen
H4150038 Sumberd Utama anggota, pengambil
aya dan keputusan dan
Lingkun bertanggung jawab atas
gan segala sesuatu
yang
2 Ahmad Manaje Manajer 14 Memantau
Idris men Quality perkembangan semua
Abdurrroh Sumberd Control produk yang Diproduksi
man/ aya oleh perusahaan
C24140057 Perairan Dan Memastikan
kualitas bahan yang
3 Achmad Manaje Manajer 14 dibeli
Menjalinserta kerjasama
Yasin / men Pemasar dengan
C24140069 Sumberd An berbagai pihak untuk
aya meningkatkan pemasaran
Perairan produk
2

4 Anonim No Manajer 14 Mengatur dan mengawasi


Status Produks I pembuatan produk di rumah
produksi, dan mengatur
ketersediaan bahan baku

5 Anonim No Manajer Mengatur dan bertanggung


Status Keuang jawab atas perputaran
14
An sekaligus pengelolaan uang
2

Lampiran 5 Bagan Alur Produksi COKLOVE

Ikan Lele Oversize

Cleaning

Pengukusan ikan lele

Penyortiran
Coklat
daging lele

Pemotongan dan Penyangraian


Pelehan coklat daging lele
Abon Cruncy
Coklat leleh daging lele Tepung tulang dan
kepala lele

Pencampuran
bahan
Adonan Esen lemon
COKLOVE

Pencetakan
adonan

Pembekuan selama 30
menit pada suhu 17°C

Penormalan suhu ruang


selama 15 menit

Pembungkusan dengan
Alumunium foil

Pengemasan

COKLOVE

Gambar Diagram alir prosedur kerja pembuatan COKLOVE

Anda mungkin juga menyukai