Anda di halaman 1dari 57

Definisi & Istilah dalam Dana Pensiun Syariah

Konsep Dasar pembentukan Dana Pensiun


Syariah;
Perkembangan Dana Pensiun Syariah;
◦ Pertumbuhan Asset
◦ Akumulasi
◦ Market Share
◦ Kendala dan Tantangan
Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun
sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 11 Tahun
1992 tentang Dana Pensiun.
Program Pensiun adalah setiap program yang mengupayakan
manfaat pensiun bagi peserta sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
Prinsip Syariah adalah ketentuan hukum Islam berdasarkan fatwa
dan/atau pernyataan kesesuaian syariah dari Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah adalah Program
Pensiun yang diselenggarakan berdasarkan Prinsip Syariah.
Dana Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah yang selanjutnya
disebut Dana Pensiun Syariah adalah Dana Pensiun yang seluruh
kegiatannya diselenggarakan berdasarkan Prinsip Syariah
Unit Syariah adalah unit yang dibentuk DPPK untuk menyelenggarakan
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah.
Pengelola Unit Syariah adalah pengurus DPPK yang ditunjuk pendiri
sebagai penanggung jawab penyelenggaraan Unit Syariah.
Dewan Pengawas Syariah yang selanjutnya disingkat DPS adalah dewan
yang bertanggung jawab memberikan nasihat dan saran serta
mengawasi pemenuhan Prinsip Syariah dalam penyelenggaraan Program
Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia adalah lembaga Islam
dengan tugas dan fungsi untuk menetapkan fatwa dan mengawasi
penerapannya dalam rangka menumbuhkembangkan usaha bidang
keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah di Indonesia.
Paket Investasi Syariah adalah sekumpulan jenis investasi berdasarkan
Prinsip Syariah yang ditawarkan oleh DPLK.
Akad adalah ikatan/hubungan hukum antara pernyataan
i
melakukan katan (ijab) dan pernyataan menerima ikatan (qabul)
yang dibuat di antara dua pihak atau lebih, sesuai Prinsip Syariah.
Akad Hibah adalah Akad yang berupa pemberian dana
(mauhub bih) dari pemberi kerja (wahib) kepada pekerja
(mauhub lah) dalam penyelenggaraan Program Pensiun
Berdasarkan Prinsip Syariah.
Akad Hibah bi Syarth adalah Akad Hibah yang baru terjadi
(efektif) apabila syarat-syarat tertentu telah dipenuhi.
Akad Hibah Muqayyadah adalah Akad Hibah di mana
pemberi kerja (wahib) menentukan orang-orang atau
pihak-pihak yang berhak menerima manfaat pensiun
termasuk ketidakbolehan mengambil manfaat pensiun
sebelum waktunya (locking in).
Akad Wakalah adalah Akad berupa pelimpahan kuasa oleh
pemberi kuasa kepada pihak lain dalam hal-hal yang
boleh diwakilkan.
Akad Wakalah bil Ujrah adalah Akad Wakalah dengan
imbalan upah (ujrah).
Akad Mudharabah adalah Akad kerja sama usaha antara Dana
Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan
Prinsip Syariah sebagai pemilik dana (shahibul Mal) dengan pihak
lain sebagai pengelola (mudharib) dengan keuntungan yang
dibagi sesuai nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian
dibebankan kepada Dana Pensiun.
Akad Ijarah adalah Akad penyaluran dana untuk pemindahan hak
guna (manfaat) atas barang atau jasa, dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah), antara Dana Pensiun yang
menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah
sebagai penyewa (musta’jir) dengan pemberi sewa (mu’ajir)
tanpa diikuti pengalihan kepemilikan atas barang atau jasa itu
sendiri.
Dana Ta’zir adalah dana yang dibayarkan pemberi kerja kepada
Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun
Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai konsekuensi terhadap
keterlambatan pembayaran iuran oleh pemberi kerja, yang
digunakan sebagai dana sosial.
• Iuran Pemberi kerja
• Iuran Peserta
(Akad Hibah bi Syarth
dan Hibah Muqayyadah)

Biaya
Operasional
(Akad Wakalah Instrumen Investasi Syariah
Dana
bil Ujrah dan
Pensiun Akad
(Akad Wakalah Mudharabah)
bil Ujrah)

(Akad
Ijaroh)
Hasil Investasi/Bagi Hasil

Manfaat Pensiun
NO KEGIATAN KONVENSIOAL SYARIAH

1 PENERIMAAN IURAN IURAN SEBAGAI •DIBERLAKUKAN


KEWAJIBAN/ SEBAGAI HIBAH, Akad
KOMITMEN PEMBERI Hibah bi Syarth dan
KERJAKEPADA Akad Hibah
PEKERJAMELALUI Muqayyadah,
PENDANAAN DANA digunakan antara
PENSIUN DAN TIDAK pemberi kerja dan
DAPAT DI TARIK peserta dalam hal
KEMBALI pembayaran iuran.
IURANNNYA.

2 INVESTASI INSTRUMEN INSTRUMEN


INVESTASI BEBAS/ INVESTASI SYARIAH
TIDAK DI BEDAKAN SAJA DAN DI PASAR
SYARIAH ATAU TIDAK UANG DAN PASAR
BAIK PASAR UANG MODAL SYARIAH
DAN PASAR MODAL
NO KEGIATAN KONVENSIOAL SYARIAH

3 HASIL INVESTASI/ DENGAN BAGI HASIL/


PENGEMBANGAN DANA MENGUNAKAN PROFIT SYARING/
IMBAL HASIL MUDHARABAH
BERUPA BUNGA/
HASIL
PENGEMBANGA
N
4 MANFAAT PENSIUN TERGANTUNG MANFAAT
HASIL INVESTASI/ PENSIUN SESUAI
NOM SYARIAH, HASIL INVESTASI
BESAR MANFAAT SYARIAH
SESUAI HASIL
INVESTASI NON
STARIAH
Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan
Prinsip Syariah wajib menggunakan Akad:
a. Akad Hibah bi Syarth;
b. Akad Hibah Muqayyadah;
c. Akad Wakalah;
d. Akad Wakalah bil Ujrah;
e. Akad Mudharabah;
f. Akad Ijarah; dan/atau
g. Akad lain yang diterbitkan oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
• Akad Hibah bi Syarth dan Akad Hibah Muqayyadah, digunakan antara
pemberi kerja dan peserta dalam hal pembayaran iuran.

• Akad Wakalah dan Akad Wakalah bil Ujrah digunakan antara pemberi
kerja atau peserta, dan Dana Pensiun yang menyelenggarakan
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah

• Akad Wakalah bil Ujrah dan Akad Mudharabah digunakan antara Dana
Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan
Prinsip Syariah dan pihak ketiga yang menyelenggarakan kegiatan
berdasarkan pelimpahan kuasa dari Dana Pensiun yang
menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah
dengan imbal jasa/fee.

• Akad Ijarah digunakan antara Dana Pensiun yang menyelenggarakan


Program Pensiun berdasarkan Prinsip Syariah dan pihak ketiga untuk
pemindahan hak guna (manfaat) atas barang atau jasa, dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah).
Pembayaran iuran bagi penyelenggaraan Program
Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah wajib dilakukan
berdasarkan Prinsip Syariah;
Iuran pemberi kerja dan iuran peserta yang belum
disetor setelah melewati dua setengah bulan sejak
jatuh temponya dinyatakan sebagai utang pemberi
kerja dan dikenakan sanksi (ta’zir) berupa denda
yang dihitung sejak hari pertama dari bulan jatuh
tempo penyetoran iuran.
Sanksi (ta’zir) berupa denda adalah sebesar denda
yang layak per bulan dari akumulasi tunggakan iuran.
Dana Ta’zir yang tidak termasuk dalam aset Dana
Pensiun dan wajib digunakan sebagai dana sosial.
Manfaat pensiun bagi Dana Pensiun
yang menyelenggarakan Program
Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah
wajib dibayarkan sesuai dengan
Prinsip Syariah.
Menggunakan rumusan sesuai dengan
prinsip syariah (Akad-akad Dana
Pensiun Syariah)
Kekayaan Dana Pensiun yang
menyelenggarakan Program
Pensiun Berdasarkan Prinsip
Syariah wajib dikelola
berdasarkan Prinsip Syariah;
 Investasi tidak mengandung

Unsur Gharar, Maisir dan Riba


DPS merupakan bagian dari organ Dana Pensiun
yang menyelenggarakan Program Pensiun
Berdasarkan Prinsip Syariah. (3) Masa jabatan;
Tugas DPS:
i. mengawasi penyelenggaraan Program Pensiun
Berdasarkan Prinsip Syariah terhadap kesesuaian dengan
Prinsip Syariah;
ii. memberikan nasihat terkait aspek syariah dari
penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip
Syariah; dan
iii. membuat laporan yang paling sedikit memuat kepatuhan
penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip
Syariah terhadap Prinsip Syariah.
PERKEMBANGAN DANAPENSIUN

Mengatur, Mengawasi, Melindungi


Jumlah Industri
Jumlah Dana Dana Pensiun
Pensiun
TOTA 18
L 25
DPLK 9
PPM Alasan
26 P
Bubar
25
2 PPM
19
P 45 DPL
1 ✓ Pendiri
46 PPI K
PPIP P Bubar
NOVEMBER
2015
✓ Efisiensi
Program
TOTA
L 25 TOTA (Pindah ke
26
DPL L ✓ Mengikuti
DPLK)
0
K
190
PPM
P
25 JANUARI Program
Jaminan
2016
45
PPIP
DESEMBER
9 Pensiun di
BPJS
2015 Ketenagakerjaa
n 1
1. Dana Pensiun Muhamadiyah;
2. Dana Pensiun Universitas Islam
Indonesia;
3. Dana Pensiun Bank Muamalat;
4. Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) Muamalat.
Informasi Kepesertaan
Dana
Penerima Manfaat Pensiun
Pensiun Peserta Dana Pensiun Berdasarkan
Program
Bulanan

268.042 2010 2011 2012 2013 2014


PPM 1.147.633 1.138.048 1.134.609 1.081.021 1.103.840
145.232 P
PPIP 235.108 274.779 299.251 285.147 342.169
DPL 1.435.256 1.669.881 1.911.938 2.267.477 2.479.435
40.153 11.350 2.817.997 3.082.708 3.345.798 3.633.645 3.925.444
13.313 K

(Jut Penetrasi Peserta Dana (%


Pensiun Terhadap Total )6,0
a) 67 5,85%
3% 2% Tenaga Kerja
56% 80 57 61 63 64 0
8
30% % 5,5
60 0
40 5,0
0
20- 3 3 3 4 4
4,5
2010 0
20
1 Total Peserta Dana Pensiun
Penetra
Total Tenaga si
Kerja
Berdasarkan laporan Teknis 2014
Peserta Dana 2
Aset Neto & Investasi Dana
Pensiun [Januari –
Desember 2015]

210.000,00
205.000,00
200.000,00
*
195.000,00
190.000,00
185.000,00
180.000,00
175.000,00
170.000,00

Aset Neto Investasi

* Adanya SE Relaksasi tentang Penilaian Surat Berharga


bagi Dana Pensiun

(semua disajikan dalam milyar rupiah)


3
30%
40%
50%
60%
70%
80%

20%

0%
100%

10%
90%
Jan-14
Feb-14

Mar-14

Apr-14

Mei-14

Jun-14

Jul-14

Agu-14

Sep-14

Okt-14

Nov-14

Des-14

Jan-15

Feb-15

Mar-15

Apr-15

Mei-15
Dana Pensiun

Jun-15

Jul-15

Agu-15

Sep-15
Portofolio Investasi

Okt-15

Nov-15

Des-15
4
Portofolio Investasi
Dana Pensiun
DESEMBER Reksada PASAR MODAL PASAR UANG
2015 na (60,7%) EBA (30,8%) Deposit
6,54% Tabung
Obliga dari KIK o
Suku an
si EBA Berjang
k 0,08%
22,22 0,10% ka
Saha % 0,89 Unit 29,94%Sertifik
% DoC
m Penyertaan 0,78 at
13,65 Berbentuk % Deposi
SBN % KIK 0,08% to
17,88 0,02%
%

150,51 1.554,19 59.595,82 32,91

35.600,9 27.170,7 42.921,2 1.778,16 13.014,3 202,20 150,58


LAINNYA
0 5 8 6 (8,5%)
DALAM Bangun
Tanah &
MILIAR an
RUPIAH ROI Tana
0,78%
Bangun
h an
Langsu 1,68 2,69%
Realized: 8,3% ng %
Realize + Unrealized: 4,8% 3,34%

6.648,25 3.334,69 1.546,87 5.358,29


5
Market Share Industri
23
Keuangan Non Bank (IKNB) Jumlah Aset IKNB (Rp Trilyun)
300
266 271 Industri
270 Jan 2015 Jan 2016 Growth
259 No (termasuk
250 230 (share%) (share%) (YoY)
217 Syariah)
200
1 Asuransi 578,83 (37,3%) 631,60 (37,0%) 9,12%
144 143
150
2 BPJS 213,85 (13,8%) 235,36 (13,8%) 10,06%

100 Dana
3 191,19 (12,3%) 211,93 (12,4%) 10,85%
Pensiun
50 32
24 24 Lembaga
- 2 2 4 442,58 (28,5%) 475,00 (27,8%) 7,33%
- Pembiayaan

5 LJK Khusus* 120,24 (7,7%) 148,47 (8,7%) 23,48%

Jasa
Jan 2015 Jan 2016 6 4,94 (0,3%) 6,04 (0,4%) 22,27%
Penunjang

* Data sudah termasuk IKNB Syariah yang terdiri dari 24 Full 7 LKM - - 0,16 (0,0%) -
Fledge dan 83 Unit Usaha Syariah

Total LJKNB = 960 Entitas Total Aset 1.551,63 1.708,5 9,12%

Data per 31 Januari 2016


Year on Year aset IKNB mengalami peningkatan sebesar 9,12%.
Total Aset = Rp 1.708,56 T Kenaikan aset IKNB yang signifikan terjadi pada sektor asuransi
sebesar Rp52,77 Tdan Lembaga Pembiayaan sebesar Rp32,42 T.
* LJKKhusus: LPEI,Pegadaian, SMF, dan Penjaminan

** Aset JasaPenunjang per Juni 2015


Adanya program sejenis yang bersifat wajib yaitu
Program Jaminan Pensiun yang di selenggarakan
oleh BPJSKetenagakerjaan;
Kurangnya Pemahaman Pemberi Kerja untuk
mendirikan Dana Pensiun dan beban iuran Dana
Pensiun yang dianggap cost;
Untuk Dana Pensiun Syariah masih terdapat
kendala Konversi dari Dana Pensiun Konvensional
ke Dana Pensiun Syariah dan kurangnya minat
mendirikan;
Insentif dari Pemerintah terhadap Dana Pensiun
masih kurang, khususnya terkait investasi dan
perpajakan.
Dana Pensiun Syariah bersinergi dengan program
jaminan pensiun yang di selenggarakan oleh BPJS
Ketenagakerjaan dengan cara saling mengisi segmen
sesuai bisnisnya, yaitu Jaminan Pensiun BPJSuntuk
Manfaat Dasar sedangkan Dana Pensiun Manfaat
tambahan ( top up);
Dilakukan sosialisasi tentang Dana Pensiun syariah
kepada para Pemberi Kerja untuk mendirikan Dana
Pensiun ;
Regulator ( OJK) memberikan kemudahan peraturan
untuk Dana Pensiun Syariah melakukan Konversi dari
Dana Pensiun Konvensonal menjadi Dana Pensiun
Syariah ;
Pemerintah menambah insentif bebas pajak bagi
investasi Dana Pensiun Syariah.
I. Kelembagaan Perusahaan
Perasuransian Syariah;
II. Jenis Produk Asuransi Syariah;
III. Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan
Syariah;
IV. Tantangan Pengembangan Asuransi
Syariah.

26
Topik I:
“Kelembagaan Perusahaan Asuransi
Syariah”
Jenis Perusahaan Perasuransian
Syariah

Bentuk Badan Hukum

Susunan Organisasi

Aktuaris dan Tenaga Ahli


Bentuk Badan Usaha
Perusahaan Perasuransian
Syariah

Full- Syariah

Perusahaan seluruh kegiatan usahanya


Perusahaan
dilakukan berdasarkan
Asuransi Jiwa Asuransi prinsip Syariah
Syariah Umum Syariah

Perusahaan Unit Syariah


Reasuransi
(US)
Syariah sebagian kegiatan
usahanya dilakukan
berdasarkan prinsip
Syariah
1. Perusahaan Asuransi Umum Syariah
➢ usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah guna saling menolong
dan melindungi dengan memberikan penggantian kepada peserta atau
pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti.

2. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah


➢ usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah guna saling menolong
dan melindungi dengan memberikan pembayaran yang didasarkan pada
meninggal atau hidupnya peserta, atau pembayaran lain kepada peserta
atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam
perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana.

3. Perusahaan Reasuransi Syariah


➢ usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah atas risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan syariah,
atau perusahaan reasuransi syariah lainnya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 87 Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2014 tentang Perasuransian dijelaskan bahwa
seluruh Perusahaan Perasuransian yang menjalankan
sebagian kegiatan usaha dengan prinsip Syariah diwajibkan
untuk melakukan spin off dengan ketentuan:
a. memiliki unit syariah dengan nilai Dana Tabarru' dan
dana investasi peserta telah mencapai paling sedikit 50%
(lima puluh persen) dari total nilai Dana Asuransi, Dana
Tabarru', dan dana investasi peserta pada perusahaan
induknya;
b . 10 (sepuluh) tahun sejak diundangkannya Undang-
Undang ini.
Bentuk badan hukum penyelenggara Usaha Perasuransian
adalah:
a. perseroan terbatas (Undang-Undang PT);
b. koperasi; atau
c. usaha bersama.

Perusahaan Perasuransian dalam rangka melaksanakan kegiatan


usahanya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Akta Pendirian Perseroan Terbatas (Anggaran Dasar)
2. Susunan organisasi
3. Modal Disetor
4. Dana Jaminan
5. Mempekerjakan tenaga ahli sesuai dengan bidang usahanya
6. Kepemilikan
7. Kelayakan Rencana Kerja
8. Produk yang akan dipasarkan
9. Hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha
yang sehat
RUPS
Dewan
Kom isaris
Direktur Utama

DPS

Direktur 2 Direktur 3

Tenaga
Aktuaris
Ahli …….. ……..
Perusahaan
Perusahaan
Syarat jumlah Direksi, Komisaris Independen dan DPS:
1. Direksi Minimal 3 orang

2. Komisaris Independen Minimal 50% dari jumlah komisaris:

3. DPS Minimal 1 orang dan Maksimal menjabat 3 lembaga jasa keuangan lainnya

Komisaris Independen:
▪ anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham, anggota
Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota dewan pengawas
syariah, yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham, anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota dewan pengawas syariah atau
hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.

Dewan Pengawas Syariah (DPS)


• bagian dari Organ Perusahaan Perasuransian yang menyelenggarakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah yang melakukan fungsi pengawasan atas
penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi agar sesuai dengan prinsip
syariah.
Syarat menjadi Aktuaris dan Tenaga Ahli Perusahaan
No Aktuaris Perusahaan Tenaga Ahli Perusahaan
1. Perusahaan Asuransi harus Perusahaan Asuransi harus mengangkat
mengangkat seorang aktuaris sebagai seorang tenaga ahli manajemen asuransi
aktuaris perusahaan
2. memiliki kualifikasi sebagai aktuaris memiliki kualifikasi sebagai ahli
dari Persatuan Aktuaris Indonesia manajemen asuransi jiwa dari Asosiasi Ahli
Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI)
3. memiliki pengalaman kerja dalam memiliki pengalaman kerja dalam bidang
bidang aktuaria asuransi jiwa aktuaria asuransi jiwa sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun 3 (tiga) tahun
4. mendapat rekomendasi dari Persatuan tidak sedang dalam pengenaan sanksi dari
Aktuaris Indonesia yang menyatakan asosiasi profesinya
bahwa yang bersangkutan dinilai layak
untuk bekerja pada Perusahaan
Asuransi Jiwa di Indonesia, bagi
aktuaris selain anggota Persatuan
Aktuaris Indonesia
5. yang dipekerjakan memiliki keahlian di yang dipekerjakan memiliki keahlian di
bidang asuransi dan atau ekonomi bidang asuransi dan atau ekonomi syariah
syariah
6. terdaftar sebagai aktuaris di OJK terdaftar sebagai tenaga ahli asuransi di
OJK 35
Topik II:
“Jenis Produk Asuransi Syariah”

Direktorat IKNB Syariah


37

Secara
Bahasa bahasa
Asuransi syariah dipersamakan dengan takaful (saling
menjamin), takmin (melindungi), ta’awun (saling
menolong) atau tadhamun (saling menanggung).

F atw a DS N - MU I N om o r2 1 /D SN -MU I /X /2 00 1
i h (t a’ m in, t ak af u l a tautadhamun) adalah
A su r a ns i sy a r a
usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara
sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk
aset dan / atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
38

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian


Kumpulan perjanjian yang terdiri atas perjanjian antara perusahaan
asuransi syariah dan pemegang polis, dan perjanjian diantara para
pemegang polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan
prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan cara:
memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya
suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya
peserta atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta
dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
39

No Aspek Asuransi Syariah Asuransi Konvensional


1 Akad Akad sesuai dengan syariah, Akad tidak sesuai dengan
baik akad tabarru’ ataupun akad syariah (akad jual beli namun
tijarah (wakalah, mudharabah, mengandung gharar dan
atau mudharabah musytarakah). maisir).

2 Kedudukan para ▪ Pemegang polis/ peserta ▪ Pemegang polis/


pihak dalam sebagai pemilik dana tertanggung mengalihkan
akad/ perjanjian. melakukan tolong menolong risiko (transfer of risk)
untuk menghadapi risiko (risk kepada perusaaan
sharing) melalui asuransi.
pengumpulan dana tabarru’. ▪ Perusahaan asuransi
▪ Perusahaan asuransi syariah menanggung/ menjamin
bertindak sebagai pengelola risiko yang dialihkan oleh
asuransi syariah. pemegang polis/
tertanggung.
40

Asuransi
No Aspek Asuransi Syariah
Konvensional
3 Pemisahan Kontribusi / premi asuransi syariah Premi tidak dipisahkan
Dana dialokasikan untuk: pengelolaannya karena
a. Dana tabarru’ yang merupakan seluruhnya merupakan
milik peserta secara kolektif dan milik perusahaan asuransi
digunakan untuk tolong konvensional.
menolong; dan
b. Dana perusahaan sebagai ujrah/ Khusus untuk produk
fee bagi perusahaan asuransi investment link, kontribusi
syariah. juga dialokasikan untuk
membentuk investasi
Khusus untuk produk asuransi yang pemegang polis.
dikaitkan dengan investasi
(investment linked), kontribusi juga
dialokasikan kepada dana investasi
peserta.
41

No Aspek Asuransi Syariah Asuransi Konvensional


4 Pengelolaan Investasi wajib dikelola sesuai Investasi tidak wajib sesuai
Investasi. dengan prinsip syariah. dengan prinsip syariah.

5 Pengawasan Setiap perusahaan asuransi Perusahaan asuransi


atas kesesuaian syariah wajib memiliki DPS yang konvensional tidak memiliki
dengan prinsip berfungsi mengawasi dan DPS.
syariah. memberikan saran atas
penerapan prinsip-prinsip syariah.
42
Akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari satu peserta kepada dana tabarru’ untuk
Tabarru’ tujuan tolong menolong di antara para Peserta, yang tidak bersifat dan bukan untuk tujuan
komersial.

Akad antara peserta secara kolektif atau secara individu dan perusahaan dengan tujuan
Tijarah komersial.

Wakalah bil Akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai wakil peserta untuk mengelola dana
tabarru’ dan/atau dana investasi peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan,
Ujrah dengan imbalan berupa ujrah (fee).

Akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi
dana tabarru’ dan/atau dana Investasi peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang
Mudharabah diberikan, dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati
sebelumnya.

Akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi
Mudharabah dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta, yang digabungkan dengan kekayaan
perusahaan, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa bagi
Musytarakah hasil (nisbah) yang besarnya ditentukan berdasarkan komposisi kekayaan yang
digabungkan dan telah disepakati sebelumnya.
43

Pengem bangan
Pem asaran Underwriting
Produk

Pem rosesan Penem patan Pengelolaan


Klaim Reasuransi Dana
44
Jenis Produk Asuransi Syariah
Asuransi Umum Syariah
▪ Asuransi harta benda
▪ Asuransi kendaraan
bermotor Asuransi Jiwa Syariah
▪ Asuransi pengangkutan ▪ Asuransi jiwa
▪ Asuransi rangka kapal berjangka
▪ Asuransi rangka ▪ Asuransi kesehatan
pesawat ▪ Asuransi kecelakaan
▪ Asuransi energy o n - diri
shore ▪ Asuransi investment
▪ Asuransi energy o f f - link
shore
▪ Asuransi rekayasa
▪ Asuransi tanggung
gugat
▪ Asuransi kecelakaan
diri
▪ Asuransi kesehatan
▪ Asuransi aneka
45

 Proses u n t u k menentukan:
 apakah permohonan kepesertaan dapat
diterima,
syarat-syarat polis yang sesuai, dan
besaran kontribusi yang harus dibayar
peserta.

Aplikasi Peserta Analisa Risiko Penerbitan Polis


46
Alur Alokasi Dana

Peserta

Kontribusi
Akad Wakalah Khusus untuk Produk
Akad Tabarru’ Investment Link

Kontribusi Tabarru’ Ujrah


Investasi Peserta

Akad Mudharabah
Manfaat Qardh
Hasil Investasi
Bagi Hasil Surplus
Penyisihan Teknis Underwriting
Manfaat /
Bagi Hasil Investasi Penarikan
Surplus Underwriting Investasi
Akad Mudharabah

Hasil Investasi Biaya Operasional

DANA TABARRU’ DANA PERUSAHAN DANA INVESTASI PESERTA


47

Proses untuk menentukan (i) apakah suatu


klaim yang diajukan dapat dibayar sesuai
dengan syarat-syarat dalam polis dan (ii) nilai
manfaat yang dapat dibayarkan kepada
peserta.
Pemberitahuan Survei/ Penyelesaian
Klaim Bukti Klaim klaim
Penyelidikan

Dilakukan oleh Perusahaan


Asuransi Syariah atau Pihak
Ketiga yang Ditunjuk
48

Topik III :

Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan


2016
49
50
51
52
53
54
55
56

Produk asuransi syariah belum cukup


inovatif, masih cerminan sama dengan
konventional/ belum unik;
Kurangnya SDM yang memahami asuransi
syariah;
Literasi masyarakat tentang asuransi syariah
masih kecil;
• 68,96% Perusahaan asuransi syariah
memiliki modal < Rp 50 milyar.
END OF PRESENTATION

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai