Anda di halaman 1dari 8

DAKWAH DAN JIHAD DALAM ISLAM:

STUDI ATAS PEMIKIRAN K.H.M. HASYIM ASY’ARI

Muh Shofi Al Mubarok


Pondok Pesantren Miftahul Huda.
Jl. Wonorejo Kidul, 03/07 Tuban, Gondangrejo, Karanganyar, 57773.
Email: almubarokmushofi@yahoo.co.id

Sudarno Shobron
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102
E-Mail: ss175@ums.ac.id

Abstract: Muhammad Hasyim Asy’ari was a scholar known as scholars and Indonesian
freedom fighters. The formulation of the problem in this paper begin with a question;
how the propaganda struggle and Jihad Muhammad Hasyim Asy’ari and how the
activity and its contribution in propaganda and jihad. the goal is to understand his
thoughts in propaganda and jihad, so it can be a model for the next generation and
society in general. Methods This study uses primary data source that examines the
writings of Muhammad Hasyim Asy’ari, and the secondary source data. These two
sources are obtained using literature study (library research). Therefore, this research
includes bibliographic and qualitative research types, purely library research (library
research) with historical-philosophical approach. The data obtained will be analyzed
sequentially and interactionist which consists of three stages: 1) Reduction of data, 2)
Presentation of data, 3) Withdrawal conclusion or verification.

Keywords: propaganda; jihad; muhammad hasyim asy’ari.

Abstrak: Muhammad Hasyim Asy’ari adalah seorang ulama yang dikenal sebagai
ulama dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Adapun rumusan masalah pada
penulisan ini diawali dengan pertanyaan; bagaimana perjuangan dakwah dan jihad
Muhammad Hasyim Asy’ari dan bagaimana aktivitas dan kontribusinya dalam
dakwah dan jihad. Tujuannya adalah untuk memahami pemikiran-pemikirannya
dalam dakwah dan jihad, sehingga dapat sebagai suri tauladan bagi generasi penerus
dan masyarakat pada umumnya. Motode penelitian ini menggunakan sumber data
primer yaitu menelaah berbagai karya tulis Muhammad Hasyim Asy’ari, dan data
sumber sekunder. Kedua sumber ini diperoleh dengan menggunakan studi kepustakaan
(library research). Karena itu, penilitian ini termasuk jenis penelitian bibliografis dan
kualitatif, yang sepenuhnya bersifat library research (penelitian kepustakaan) dengan
pendekatan historis-filosofis. Data yang diperoleh akan dianalisis secara berututan dan
interaksionis yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Reduksi data, 2) Pernyajian data, 3)
Penarikan simpulan atau verifikasi.

Kata kunci: dakwah; jihad; muhammad hasyim asy’ari.

136
Dakwah dan Jihad...(Muh Shofi Al Mubarok dan Sudarno Shobron)

PENDAHULUAN Muhammad Hasyim Asy’ari melalui


dakwah dan jihad dalam Islam?.
Muhammad Hasyim Asy’ari Sedangkan tujuan penelitiannya adalah,
juga dikenal sebagai pendiri Pondok untuk menggambarkan secara detail
Pesantren Tebuireng (Jombang). pemikiran dakwah dan jihad Muhammad
Namanya juga sangat lekat dengan Hasyim Asy’ari, dan untuk mengetahui
tokoh pejuang dakwah dan jihad; Aktivitas dan kontribusi Muhammad
dakwah dalam pendidikan dan pejuang Hasyim Asy’ari melalui dakwah dan
kemerdekaan. Selain mengajarkan agama jihad. Ada dua manfaat penelitian, yaitu:
pada pesantren, ia juga mengajar para a). Manfaat Akademik dan Praktis;
santri membaca buku-buku pengetahuan Manfaat akademik untuk memenuhi
umum, berorganisasi, dan berpidato. tugas dan persyaratan, Menambah
Ia merupakan salah seorang tokoh informasi ilmiah. adapun Manfaat
besar Indonesia abad ke-20. Peranan Praktis; Mengangkat pemikiran dakwah
Muhammad Hasyim Asy’ari yang dan jihad Muhammad Hasyim Asy’ari,
kemudian dikenal dengan sebutan Hadrat Memperkaya khazanah intelektual,dan
As-Syaikh (guru besar di lingkungan Memberikan kontribusi pemikiran dalam
pesantren). Begitu pula peranannya dunia dakwah dan jihad
sangat besar dalam pembentukan kader- Beberapa kajian ilmiah mengenai
kader ulama pemimpin pesantren, Muhammad Hasyim Asy’ari yang
terutama yang berkembang di Jawa sudah ada di antaranya adalah: Karya
Timur dan Jawa Tengah. Deliar Noer, Karya Zamakhsari Dhofier,
Dalam bidang organisasi keagamaan, Achmad Farichin Chumaidi, Karya Sayyid
ia pun aktif mengorganisir perjuangan Muhammad Asad Syihab, Karya Lathiful
politik melawan kolonial untuk Khuluq Karya Achmad Muhibbin Zuhri.
menggerakkan masa, dalam upaya Karya Zuhairi Misrawi. Karya-karya
menentang dominasi politik Belanda. tersebut adalah mengenai Muhammad
Pada tanggal 25 Juli 1947, Muhammad Hasyim Asy’ari, yang membahas tentang
Hasyim Asy’ari wafat, yang merupakan keluarga, kehidupannya, pemikirannya,
hari berkabung bagi bangsa dan Negara. perjuangannya, pendidikannya, dan
Kemudian, berdasarkan keputusan lain lain. Sedangkan yang membedakan
1
Presiden No. 294/1964, ia diakui tesis ini dengan karya-karya tersebut
sebagai seorang pahlawan kemerdekaan adalah focus kajian mengenai pemikiran-
nasional, suatu bukti bahwa ia bukan pemikiran dalam bidang dakwah
saja tokoh utama agama, tetapi juga Muhammad Hasyim Asy’ari dan aktivitas
sebagai tokoh nasional sekaligus seorang jihadnya dalam pandangan Islam.
mujāhid. Naskah ini menggali pemikiran Untuk menganalisa data, diperluakan
Muhammad Hasyim Asy’ari khususnya teori yaitu tentang dakwah dan jihad
dalam bidang da’wah dan jihad, sehingga adalah; Dakwah secara bahasa (lughawi)
naskah ini berjudul Dakwah dan Jihad yaitu: da’ā, yad’ū da’watan yang berarti
Muhammad Hasyim Asy’ari. mengajak, memanggil dan menyeru.
Berdasarkan latar belakang masalah Orang yang melakukannya disebut
diatas, maka pertanyaan penelitian ini da’i. secara integral dakwah merupakan
adalah, bagaimana pemikiran dakwah suatu proses untuk mendorong orang
dan jihad Muhammad Hasyim Asy’ari? lain agar memahami dan mengamalkan
Dan bagaimana Aktivitas dan kontribusi suatu keyakinan tertentu. Rumusan
1 Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama; ini menunjukkan sebuah aktivitas
Biografi K.H. Hasyim Asy’ari, Cet. I. (Yogyakarta: dakwah yang dilakukan para da’i untuk
Penerbit LkiS, 2000), hlm. 199 menyeru kepada agama Islam. Kata
137
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 2, Desember 2015: 136-143

Jihad merupakan isim masdar (kata belakang dan individu tersebut secara
bentukan) dari kata jāhada – yujāhidu yang utuh (holistik). Orang dan perilaku ini bisa
artinya adalah mengerahkan segenap juga berupa teks yang tertulis. Sedangkan
kemampuan untuk menghadapi musuh. langkah-langkah yang digunakan adalah
Rasulullah Saw menjelaskan juga bahwa sebagai berikut: 1) Paradigma penelitian.
barang siapa yang yang berperang 2). Jenis Penelitian. 3) Pendekatan. 4).
dengan niat untuk menegakkan kalimat Sumber Data. 5). Pengumpulan Data. 6).
Allah Swt yang tinggi (Islam), itulah yang Validitas Data. 7). Analisis Data.
dinamakan (jihad) fī sabīlillah. Sumber data terdiri dari dua bagian
yaitu sumber data primer dan sekunder.
METODE PENELITIAN Pertama, sumber primer akan menelaah
berbagai karya tulis Muhammad Hasyim
Jenis penelitian ini adalah library Asy’ari, baik berupa buku-buku maupun
research, dengan menggali semua data- artikel-artikelnya. Kedua, sumber
data yang berupa dokumen yang tertulis, sekunder yaitu data-data yang bersumber
baik dalam buku-buku karya ilmiah pada buku-buku dakwah dan jihad serta
atau tulisan yang berkaitan tentang tulisan-tulisan, atau karangan orang
dakwah dan jihad Muhammad Hasyim lain yang dapat diperoleh dari: buku,
Asy’ari. Sedangkan pendekatannya jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian
menggunakan pendekatan filosofis, yaitu (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber
pendekatan untuk meneliti pemikiran lainnya yang sesuai (internet, koran dll),
tokoh dan mengungkapkan dibalik yang berhubungan dengan penelitian
hakekat segala sesuatu yang nampak tersebut. Sebagai bahan pertimbangan
dari berbagai teks tulisan dan catatan dan perbandingan untuk mengkaji
naskah-naskah yang telah diterbitkan. pemikiran dan aktivitas dakwah dan jihad
Islam dengan ke universalannya dalam Muhammad Hasyim Asy’ari, penulis
ajarannya, serat mengandung hikmah mencoba mengumpulkan, membaca, dan
bagi segenap manusia. Sedangkan memahami buku-buku yang ditulis oleh
mengungkap hikmah ajaran Islam itu ia sendiri sebagai bahan rujukan dan
merupakan kerja filsafat, dan inilah yang sumber data primer penulis.
disebut aspek esoteris agama.2 Sumber data primer yang dimaksud
Karena penelitian ini berupa teks adalah; kitab karya Muhammad Hasyim
tertulis, maka paradigma yang digunakan Asy’ari yang telah dirangkum oleh
adalah berdasarkan penelitian kualitatif.3 cucunya Muhammad Ishom Hadzik,
Penelitian kualitatif dalam penulisan ini yang berjudul “Irsyādus Sāry fī Jam’i
menitikberatkan pada proses dengan Mushonnafāti Syaikh Hāsyīm As’ary.”
metode analisis deduktif.4 Oleh karena itu, Diantaranya yang menjadi data primer
penelitian kualitatif merupakan prosedur yang berkaitan tentang dakwah dan
yang menghasilkan data deskriptif berupa jihad adalah ; 1). Al-Tibyān fi al-nahyi
teks tertulis dari orang yang perilaku ‘an muqāta’at al-arhām wa al-aqārib wa al-
atau pemikiran yang dapat diamati. akhwān. 2). Risalah Ahli Sunnah Wal Jama’ah
Pendekatan ini diarahkan pada latar fi Hadits al-Mauta wa Asyrat as-Sa’ah wa
2 Ibid, hlm. 15 Bayan Mafhum as-Sunnah wa al-Bid’ah,
3 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang 3). Adab al-‘alim wa al-muta’alim. 3). Al-
menitikberatkan pada proses dengan metode analisis
deduktif, induktif, komparatif, interpretative, analisis Tanbihāt al-wajibāt li man yasna’ al-mawlid
isi, hermeneutic dan verstehen. Lihat, Sudarno Shobron, bi al-munkarāt. 4). Al-Risalah al-jami’ah.
dkk, Pedoman Penulisan Tesis, (Surakarta, Sekolah 5). Ziyādat ta’līqāt ‘ala manzumāt al-Syaikh
Pascasarjana UMS, 2014), hlm. 11
4 Sudarno Shobron, dkk, Pedoman Penulisan Tesis…, ‘Abdullah b. Yasin al-Fasuruwani. 5). Al
hlm. 11 Qānūn al-asasi li jam’iyat Nahdat al-‘Ulama’.
138
Dakwah dan Jihad...(Muh Shofi Al Mubarok dan Sudarno Shobron)

6). Al-Mawa’iz. 7). Al-Durar al-muntathirah subyek penelitian. Kemudian dilakukan


fī al-masā’il al-tis’a ‘asharah. 8). Al-Risalah uji Confirmability dengan menguji proses
al-tawhidiyyah. 8). Al- Qalā’id fī bayān mā penelitian dan hasil penelitian.6 Penelitian
yajib min al-‘aqā’i. 5 kualitatif menggunakan analisis yang
Data sekunder yang menjadi acuan bervariasi sesuai dengan karakteristiknya.
untuk melengkapi dalam penulisan ini Adapun penelitian ini selanjutnya
adalah: 1) Karya Sayyid Muhammad disimpulkan dengan pendekatan metode
Asad Syihab, tahun 1414 H, dalam bentuk deduktif yaitu menyimpulkan kesimpulan
naskah berbahasa arab yang berjudul dari umum ke khusus. Sistem kerja
“Al-Allaamah Muhammad Hasyim Asy’ari deduktif adalah bersifat deduksi yaitu
Waadli’u Labinati Istiqlaali Indonesia, penarikan kesimpulan dari keadaan yang
kemudian naskah ini diterjemahkan umum; penyimpulan dari yang umum ke
ke dalam bahasa Indonesia oleh yang khusus.7
Ahmad Mustofa Bisri, dengan judul
“Hadlratussuaikh Muhammad Hasyim HASIL PENELITIAN DAN
Asy’arie Perintis Kemeedekaan Indonesia. PEMBAHASAN
2). Lathiful Khuluq, “Fajar Kebangunan
Ulama Biografi K.H. Hasyim Asy’ari”, Muhammad Hasyim Asy’ari
3). Samsul Ma’arif, Mutiara-mutiara memaknai dakwah dan jihad itu
Dakwah K.H. Hasyim Asy’ari, 4). Achmad sebagaimana dalam ungkapannya:
Muhibbin Zuhri, Pemikiran K.H. M. menyebarkan agama Islam berarti
Hasyim Asy’ari tentang Ahl Sunnah wa meningkatkan kualitas kehidupan
al-Jama’ah, 5). Muhammad Rifa’, K.H. manusia. Jika manusia sudah
Hasyim Asy’ari; Biografi Singkat 1871- mendapatkan kehidupan yang baik,
1947, 6). Muhammad Isham Hadzik, KH. apalagi yang harus ditingkatkan dari
Hasyim Asy’ari, Figur Ulama dan Pejuang mereka? Lagi pula menjalankan jihad
Sejati, 7). Gugun El-Guyanie, Resolusi berarti menghadapi kesulitan dan
Jihad Paling Syar’i. Pengumpulan data mau berkorban, sebagaimana yang
pada penelitian ini diperoleh melalui telah dilakukan oleh Rasulullah dalam
sumber data primer maupun sekunder, perjuangannya”.8 ”Suatu bangsa tidak
dengan jenis teknik pengumpulan data akan maju jika warganya bodoh. Hanya
yaitu dalam bentuk dokumentasi yang dengan pengetahuan, suatu bangsa akan
berupa buku-buku dan catatan mengenai menjadi baik”.9
pembahasan dalam penelitian ini. Dakwah sebagai amar ma’rūf dan
Pengukuran keabsahan data pada jihad sebagai nahi mungkarnya, maka,
penelitian kuantitatif mengacu pada materi yang akan dibahas disini dibatasi
validitas internal, validitas eksternal mengenai Ahlus Sunnah wa al-Jamā’ah,
dan reliabilitas. Tesis ini selanjutnya ijtihad dan taqlid, khurafāt, Ukhuwwah
menggunakan validitas internal. Setelah Islāmiyyah, dan menjaga tali silaturrahmi,
data diperoleh, selanjutnya diolah Sebagai bentuk materi pemikiran dakwah
dengan menggunakan ujian validitas 6 Sudarno Shobron, dkk, Pedoman Penulisan Tesis…,
data penelitian kualitatif yakni dengan hlm. 20-21
7 Dendi Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
metode Confirmability (kepastian), yaitu ke empat. (Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Indonesi
kriteria ini agar memperoleh kepastian Pusat Bahasa). hlm. 303
data yang diterima oeleh peneliti dari 8 Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran M. Hasyim
Asy’ari Tentang Ahl Al-Sunnah Wa Al Jama’ah,
5 Lihat, Muhammad Ishom Hadzik, Irsyādu As (Surabaya: Khalista, 2010), hlm. iii
syārī fī Jam’i Al Mushonnafāti As Syaikh Hasyim 9 Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren
Asy’ary, (Jombang: Maktabat Al Turath al-Islami Pandangan Hasyim Asy’ari, Cet I. (Yogyakarta:
bi Ma’had Tebuireng, 2005), hlm. ‫ب‬ ITTAQA Press. 2001), hlm. 19

139
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 2, Desember 2015: 136-143

dan jihadnya Muhammad Hasyim al-Sunnah wa al-Jamā’ah-nya, “Golongan


Asy’ari. yang selamat adalah Ahlussunnah Wal-
Masalah Ahlu Sunnah wa Al-Jamā’ah Jama’ah.” Dan mereka adalah Abu al-
telah disebutkan dalam hadits riwayatkan Hasan al-Asy’ari dan pengikutnya
dari Abu Daud, Turmudzi dan Ibn Majjah yang merupakan Ahlussunnah dan
dari Abu Hurairah Ra. Sesungguhnya pemimpin para ulama. Karena Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda: “Kaum Yahudi menjadikan para ulama Ahlussunnah
telah terpecah belah menjadi 71 golongan, Wal-Jama’ah sebagai pembawa ajaran
dan kaum Nasrani terkotak-kotak agama kepada manusia. Merekalah
menjadi 72 kelompok, dan ummatkupun yang menjadi rujukan kaum Muslimin
akan terpecah belah menjadi 73 sekte, dalam urusan agama. Mereka pula yang
semua golongan tersebut masuk neraka dimaksudkan dengan sabda Rasulullah
kecuali hanya satu golongan saja. Saw: “Sesungguhnya Allah Swt tidak
Mereka bertanya: “Siapa (satu golongan akan mengumpulkan umatku pada
yang selamat itu) Yaa Rasulullah Saw kesesatan. “Adapun Ahlussunnah Wal-
?” Rasulullah Saw. Menjawab: Mereka Jama’ah, adalah ahli tafsir, ahli hadits dan
adalah orang yang mengikuti aku dan ahli fiqih, karena mereka yang mengikuti
sahabatku. petunjuk agama dan berpegangan dengan
Ahmad Busyairi Harits, mengutip sunnah Nabi saw dan ajaran Khulafaur
sesuai hasil keputusan Bahtsul Masail Rasyidin sesudahnya. Mereka adalah
Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama di golongan yang selamat. Para ulama
Jakarta pada tanggal 25-28 Juli 2002 M., mengatakan, golongan yang selamat
Ahlu Sunnah wa Al-Jamā’ah di-ta’rif-kan dewasa ini terhimpun dalam madzhab
sebagai berikut: “Ahlu Sunnah wa Al- fiqih yang empat, yaitu madzhab Hanafi,
Jama’ah adalah orang yang memegang teguh Syafi’i, Maliki dan Hanbali. Sedangkan
Al-Qur’an dan mengikuti segala sesuatu orang yang keluar dari madzhab empat
yang telah dijalankan oleh Rasulullah Saw, ini pada zaman sekarang, maka termasuk
para sahabatnya, serta as-Salaf as-Shalih dan golongan ahli bid’ah. beliau menyebutkan
para penerusnya.10 diantaranya adalah; Golongan Wahhabi,
Menurut al-Syaikh al-‘Umdah kelompok Rafidiyah, Abahiyah, Hulul dan
Muhammad ‘Amin al-Ihsan menyatakan ittihād, Reikarnasi (tanasukh al-arwah).
bahwa Ahlu Sunnah wa Al-Jamā’ah Dalam hal pembongkaran khurafat,
adalah:“Ahlu Sunnah wa Al-Jama’ah adalah ada beberapa yang dianggap khurafāt
orang yang menetapkan diri pada jalan Oleh Muhammad Hasyim Asy’ari adalah
sunnah sebagaimana yang dilakukan oleh Tasawuf, Wali, Tarekat/Thariqah, Ma’rifat,
para sahabat Nabi Muhammad Saw sebelum Kebahagiaan, Maulid Nabi Muhammad
munculnya bid’ah seperti I’tizal, tasyayyu’, Saw., Penghinaan Abdullah Ibn Yasin al-
rafidhah dan lain sebagainya”11 sedangkan Fasuruani atas Nahdlatul Ulama.
menurut Muhammad Hasyim Asy’ari juga
menegaskan dalam kitabnya Risālah Ahl AKTIVITAS DAKWAH DAN
JIHAD MUHAMMAD HASYIM
10 Ahmad Busyairi Harist, ISLAM NU;Pengawal
ASY’ARI
Tradisi Sunni Indonesia, Surabaya: K
halista.2010), hlm. 23. Lihat, PWNU Jawa Diantara aktivitas perjuangannya
Tengah, Buku Panduan Sosialisasi Hasil Munas dalam usaha dakwah dan jihadnya
Alim Ulama dan Konbes NU kepada MWCNU, adalah sebagaimana berikut:
PCNU Se-Jawa Tengah, tanggal 9-10 Agustus, 1. Mendirikan Pesantren
(Jawa Tengah, PCNU, 2002), hlm 13
Sepulang dari tanah suci sekitar
11 Samsul Ma’arif, Mutiara-mutiara Dakwah K.H.
Hasyim Asy’ari. Jakarta: Kanza Publishing, 2010), Tahun 1313 H/1899 M, beliau memulai
hlm. 178. mengajar santri, beliau pertama kali
140
Dakwah dan Jihad...(Muh Shofi Al Mubarok dan Sudarno Shobron)

mengajar di Pesantren Ngedang yang dikenal sebagai Qānūn Asāsī Jam’iyah


diasuh oleh mediang kakeknya, sekaligus NU (undang-undang dasar jamiah NU).
tempat dimana ia dilahirkan dan yang mengembangkan faham ahli sunnah
dibesarkan. Setelah itu beliau mengajar waljamā’ah.14
di Desa Muning Mojoroto Kediri.
Kemudian setelah menikah, Muhammad 3. Menulis Karya Tulis
Hasyim Asy’ari kembali lagi ke Jombang. Muhammad Hasyim Asy’ari, selain
Ketika telah berada di Jombang beliau aktif dalam mengajar, berdakwah, dan
berencana membangun sebuah pesantren berjuang, ia juga menjadi penulis yang
yang dipilihlah sebuah tempat di Dusun produktif. Ia meluangkan waktu untuk
Tebuireng yang pada saat itu merupakan menulis pada pagi hari, antara pukul
sarang kemaksiatan dan kekacauan. 10.00 sampai menjelang dzuhur. Waktu
Pilihan itu tentu saja menuai tanda tanaya ini merupakan waktu longgar yang
besar dikalangan masyarakat, akan tetapi biasa digunakan untuk membaca kitab,
semua itu tidak dihiraukannaya. menulis, juga menerima tamu. Karya-
karya Muhammad Hasyim Asy’ari
2. Mendirikan Organisasi Keagamaan banyak yang merupakan jawaban atas
Salah satu Aktivitas Muhammad berbagai problematika masyarakat.
Hasyim Asy’ari di bidang sosial/organisasi Misalnya, ketika umat Islam banyak
massa/keagamaan adalah mendirikan yang belum faham persoalan tauhid atau
organisasi Nahdatul Ulama, bersama aqidah, Muhammad Hasyim Asy’ari
lalu menyusun kitab tentang aqidah,
dengan ulama besar di Jawa lainnya,
diantaranya Al-Qalaid fi Bayani ma Yajib
seperti Syekh Abdul Wahhab Hasbullah
min al-Aqaid, Ar-Risalah al-Tauhidiyah,
dan Syekh Bishri Syansuri.12 Dengan
Risalah Ahli Sunnah Wa al-Jama’ah, Al-
mengikuti paham Ahlus Shunnah wa Al-
Risalah fi al-Tasawwuf, dan lain sebagainya.
Jam’ah dan menggunakan pendekatan
Muhammad Hasyim Asy’ari juga
(al-madzhab), dimana dibagi dalam
sering menjadi kolumnis di majalah-
beberapa hal berikut; Pertama, di bidang
majalah, seperti Majalah Nahdhatul
aqidah; Nahlatul Ulama mengikuti Ahlus Ulama’, Panji Masyarakat, dan Swara
Shunnah wa Al-Jam’ah yang dipelopori Nahdhotoel Oelama’. Biasanya tulisan
oleh Imam Abdul Hasan Al-Asy’ari dan Muhammad Hasyim Asy’ari berisi
Imam Mansur Al-Maturidi. Kedua, Di jawaban-jawaban atas masalah-masalah
bidang fiqh, Nahdlatul Ulama mengikuti fiqhiyyah yang ditanyakan banyak orang,
jalan pendekatan (Madzhab) salah satu seperti hukum memakai dasi, hukum
madzhab Abu Hanifah, Imam Malik, mengajari tulisan kepada kaum wanita,
Imam Al-Syafi’i, dan Imam Ahmad bin hukum rokok, dll. Selain membahas
Hambal. Ketiga, di bidang Tasawuf, tentang masail fiqhiyah, Muhammad
Nahdlatul Ulama mengikuti Al-Junaid Hasyim Asy’ari juga mengeluarkan fatwa
Al-Baghdadi dan Imam Al-Ghazali, dan dan nasehat kepada kaum muslimin,
beberapa iman-iman lainnya.13 Pada seperti al-Mawaidz, doa-doa untuk
tahun 1930 dalam muktamar NU ke-3 kalangan Nahdhiyyin, keutamaan
Muhammad Hasyim Asy’ari selaku Rais bercocok tanam, anjuran menegakkan
Akbar menyampaikan pokok-pokok keadilan, dan lain-lain.15
pikiran mengenai organisasi NU. Pokok- Muhammad Hasyim Asy’ari,
pokok pikiran inilah yang kemudian sebagai seorang intelektual, ia telah
12 Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren …, hlm. 50 14 Azyumardi Azra dkk, Ensiklopedi Islam,
13 Muhammad Rifa’i, K.H. Hasyim Asy’ari; Biografi Cet. Ketujuh, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Singkat 1871-1947, Cet II. (Jogyakarta: Penerbit Hoeve.2000), hlm. 102
Garansi, 2009), hlm. 61 15 Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren …, hlm. 19

141
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 2, Desember 2015: 136-143

menyumbangkan banyak hal yang menolak melakukan seikerei. beliau


berharga bagi pengembangan peradaban, mengeluarkan fatwa bahwa seikeirai itu
diantaranya adalah sejumlah literatur haram hukumnya, Sebab hanya Allah lah
yang berhasil ditulisnya. Karya-karya yang wajib disembah, bukan manusia.
tulis Muhammad Hasyim Asy’ari yang Akibatnya, ia ditahan secara berpindah–
terkenal tersebut telah dihimpun oleh pindah, mulai dari penjara Jombang,
Muhammad Ishomuddin Hadziq (cucu kemudian Mojokerto, dan akhirnya
Muhammad Hasyim Asy’ari ) dalam ke penjara Bubutan, Surabaya. Setelah
sebuah kitab yang berjudul irsyậdu as- penahanan Hadratus Syaikh, segenap
Syậrî fî jam’i mushonnafậti as-Syaikh Hậsyim kegiatan belajar-mengajar di Pesantren
Asy’arî. Tebuireng vakum total.
Bentuk perlawanan dengan terang-
4. Aktif dalam Pergerakan Melawan terangan adalah menolak menyanyikan
Penjajah lagu wajib Jepang Kimagayo dan
Di masa penjajahan, beliau juga mulai menaikkan atau mengibarkan bendera
membentuk barisan anak-anak muda Jepang. Sementara bentuk perlawananya
untuk mendapat latihan ketentaraan secara sembunyi-sembunyi, dilakukannya
dan memanggul senjata dengan metode ketika Jepang sedang membutuhkan bala
baru. Latihan ini bertujuan untuk tentara untuk menghadapi serangan
mempersiapkan merebut kemerdekaan. sekutu. Ketika itu dibentuklah kesatuan
Sebagai hasilnya, terbentuklah beberapa militer, seperti PETA. Kemudian beliau
laskar. Pertama, laskar Hizbullah untuk mengelorakan I’dad dan Jihad kepada
para pemuda dengan membawa umat Islam, khususnya kepada para
semboyan “Ala Inna Hizbullahi Hum santri dalam kesatuan laskar Hizbullah
al_Ghalibun” (Wahai sesungguhnya yang digunakan sebagai bentuk belajar
Golongan Allah-lah Golongan yang umatnya agar mengerti kemiliteran yang
menang). Kedua, laskar Sabilillah untuk baru. Perlawanan Muhammad Hasyim
umumnya para kyai, laki-laki dan Asy’ari ini semakin terbuka dalam bentuk
wanita, dengan membawa semboyan politik di MIAI dan MASYUMI untuk
“Waman yujâhid fî sabîlillah, (Mereka yang menyatukan kekuatan kaum muslimin
berjuang di jalan Allah). Ketiga, laskar seluruh Indonesia. Inilah masa keemasan
Mujahiddin yang menyerupai pasukan Muhammad Hasyim Asy’ari. Maka, tidak
maut, yang tak takut mati dan laskar ini heran bila ia mendapatkan penghargaan
membawa semboyan “Walladzîna jâhadu dari pemerintah sebagai seorang
fînâ lanahdiyannahum subulanâ” (mereka pahlawan kemerdekaan nasional, suatu
berjuang dijalan-Ku, Aku akan tunjukkan bukti bahwa ia bukan saja tokoh utama
mereka jalan-jalan-Ku).16 agama, tetapi juga sebagai tokoh nasional.
Salah satu nasehat dan fatwa Berdasarkan keputusan Presiden No.
Muhammad Hasyim Asy’ari 249/1964,17
yang membakar api revolusi dan
mengetarkan imperialisme Belanda PENUTUP
adalah pernyataannya tentang wajibnya
jihad dengan kekuatan dan, merebut Dakwah dan jihad merupakan usaha
kemerdekaan dari kaum penjajah. untuk mengarahkan, mempengaruhi,
Jihad ini kemudian dikenal dengan merubah dan membentuk manusia ke
revolusi jihad. Pada zaman penjajahan arah yang baik. Perubahan ini mencakup
Jepang, Muhammad Hasyim Asy’ari segala aspeknya baik bidang aqidah,
16 Muhammad Rifa’i, K.H. Hasyim Asy’ari; Biografi …, 17 Muhammad Rifa’i, K.H. Hasyim Asy’ari; Biografi …,
hlm. 121 hlm. 33

142
Dakwah dan Jihad...(Muh Shofi Al Mubarok dan Sudarno Shobron)

ibadah, akhlak, muamalah, perangai dalam Islam menjadi suatu keharusan,


maupun aspek yang lain. Perjuangan tidak dipertentangkan, dan ini menjadi
dan dakwah Muhammad Hasyim kesatuan, b). Upaya memanusiakan
Asy’ari dikalangan masyarakat dan
manusia secara utuh, sehingga manusia
organisasi Islam tradisional bukan saja
sangat sentral tetapi juga menjadi tipe bisa taqwa (takut) kepada Allah Swt,
utama seorang pemimpin. Peranan- dengan benar-benar mengamalkan
nya tersebut, kemudian ia dikenal segala perintah-Nya mampu mengakkan
dengan Hadrat Asy-Syaikh (guru besar di keadilan di muka bumi, c). Pesantren
lingkungan pesantren). Selain itu, dapat dan NU adalah lambang pembelaan
disimpulkan bahwa paradigma yang
dan perjuangan terhadap Ahlussunnah
dikembangkan Muhammad Hasyim
Asy’ari dalam pemikirannya, dapat ter- wa al Jama’ah di Indonesia, d). Resolusi
refleksikan sebagai berikut: a). Dakwah Jihad adalah faktor penentu berlanjutnya
adalah kewajiban syar’i, begitu juga Jihad kemerdekaan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Azra dkk, Azyumardi. 2000. Ensiklopedi Islam, Cet. Ketujuh, Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve.
Burhanuddin, Tamyiz. 2001. Akhlak Pesantren Pandangan Hasyim Asy’ari, Cet I.
Yogyakarta: ITTAQA Press.
Harist, Ahmad Busyairi. 2010. ISLAM NU;Pengawal Tradisi Sunni Indonesia, Surabaya:
Khalista.
Jawa Tengah, PWNU. 2002. Buku Panduan Sosialisasi Hasil Munas Alim Ulama dan Konbes
NU kepada MWCNU, PCNU Se-Jawa Tengah, tanggal 9-10 Agustus. Jawa Tengah.
PCNU.
Ma’arif, Samsul. 2010. Mutiara-mutiara Dakwah K.H. Hasyim Asy’ari. Jakarta: Kanza
Publishing.
Khuluq, Lathiful. 2000. Fajar Kebangunan Ulama; Biografi K.H. Hasyim Asy’ari, Cet. I.
Yogyakarta: Penerbit LkiS.
Rifa’i, Muhammad. 2009. K.H. Hasyim Asy’ari; Biografi Singkat 1871-1947, Cet II.
Jogyakarta: Penerbit Garansi.
Zuhri, Achmad Muhibbin. 2010. Pemikiran M. Hasyim Asy’ari Tentang Ahl Al-Sunnah
Wa Al Jama’ah, Surabaya: Khalista

143

Anda mungkin juga menyukai