Anda di halaman 1dari 27

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

BAB I
DASAR TEORI
A. Bendung
Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang diartikan
dengan bendung  adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air
atau untuk mendapatkan tinggi terjun. Sehingga air dapat disadap dan dialirkan
secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Sedangkan bangunan air adalah
setiap pekerjaan sipil yang dibangun dibadan sungai untuk berbagai keperluan.
Bendung berfungsi antara lain untuk meninggikan taraf muka air, agar sungai
dapat disadap sesuai dengan kebutuhan dan untuk mengandalikan aliran, angkutan
sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara
aman,efektif,efisien, dan optimal.
Bendung sebagai pengatur tinggi muka air sebagai dapat dibedakan menjadi
bendung pelimpah dan bendung gerak.Bendung pelimpah terbuat dari pasang batu.
Bendung pelimpah yang dibangun melintang sungai, akan memberikan tinggi
minimum kepada bangunan intake untuk keperluan irigasi maupun PLTA, dan
merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan di
udik bendung.
Bendung pelimpah terdiri dari antara lain tubuh bendung dan mercu bendung.
Tubuh bendung merupakan bendung ambang tetap yang berfungsi untuk
meninggikan taraf muka air sungai. Mercu bendung berfungsi untuk mengatur tinggi
air minimum, melewatkan debit banjir dan untuk membatasi tinggi genangan yang
akan terjadi di udik bendung.

Berikut ini adalah gambaran tingkatan-tingkatan kapasitas pada tampungan


yang berlaku pada bendung.

FWL
REZKI AWALefektif
Kapasitas | 105811124417 1
NWL

MWL Hef
MSL f.
Penstock
Bed

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)


Power House PLTA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Keterangan gambar :
NWL = Normal Water Level (muka air operasi normal)
MWL = Minimum Water Level (muka air operasi minimum)
MSL = Maksimum Sediment Level (Batas Maksimum muka sedimen)
FWL = Flood Water Level (muka air banjir rencana)
Heff = Effective Head (Tinggi Jatuh Efektif)
1) Perencanaan Tubuh Bendung
Perencanaan Tubuh Bendung meliputi :
 Mercu Bendung
a) Tinggi Mercu Bendung
Tinggi mercu bendung, yaitu ketinggian antara elevasi lantai udik/
dasar sungai di udik bendung elevasi mercu. Dalam penentuan ketinggian
mercu bendung ini, belum ada rumus ketentuan yang pasti.Hanya
berdasarkan pengalaman dengan pertimbangan stabilitas bendung.
  Yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tinggi mercu bendung 
seperti:
-          Kebutuhan penyadapan untuk memperoleh debit dan tinggi tekan
-          Kebutuhan tinggi energy untuk pembilasan
-          Tinggi muka air genangan yang akan terjadi
-          Kesempurnaan aliran pada bendung.
-         Kebutuhan pengendalian angkutan sedimen yang terjadi di bendung.

REZKI AWAL | 105811124417 2


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

      Tinggi mercu bendung,p, dianjurkan tidak lebih dari 4 meter dan
minimum 0,5 H. Namun jika diketahui elevasi dasar sungai, maka dapat
digunakan rumus :
p=Elevasi mercu bendung−elevasi dasar sungai
 Lebar Bendung
Lebar bendung adalah jarak antara pangkal bendung (abutment),
sebaiknya sama dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil.Dalam
menentukan lebar bendung, faktor utama yang dapat dipakai adalah
pertimbangan lebar sungai yang ada, dengan menghubungkan antara puncak/
mercu bendung dengan dasar sungai (h ), maka akan didapat lebar sungai (b).
Lebar efektif bendung (Be) dihubungkan dengan lebar bendung yang
sebenarnya / lebar mercu bendung (B) dengan persamaan :
Be=B – 2 .(n . Kp+ Ka). He
B=b – p−t
dimana :
Be = panjang mercu efektif m
Bb = panjang mercu bruto m
∑b = jumlah lebar pembilas
∑t  = jumlah pilar-pilar pembilas
n =  jumlah pilar pembilas dan pilar jembatan
kp = koefisien kontraksi pilar
ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H = tinggi tekan total di atas mercu, yaitu h + k
h= tinggi air, k= v2/2g
            Harga koefisien kontraksi pilar dapat dipelajari dari standar
perencanaan irigasi KP-02
 Pangkal Bendung

REZKI AWAL | 105811124417 3


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Pangkal bendung (abutment) berfungsi menghubungkan bendung


dengan tanggul dan harus dapat mengalirkan air dengan tenang di sepanjang
permukaannya serta tidak menimbulkan turbulensi dan tinggi jagaan dari
pangkal bendung adalah 0,75−1,50 m.
 Kolam Olak
Suatu bangunan peredam energi yang berbentuk kolam dimana prinsip
peredam energinya yang sebagian terjadi akibat pergeseran molekul-molekul
air sehingga timbul olak-olakan di dalam kolam olak tersebut.
1.      Kolam olak USBR tipe I
Kolam olak USBR tipe 1 adalah suatu kolam olakkan yang dasar
yang datar dan terjadinya peredaman energi yang terkandung dalam
aliran dengan lenturan secara langsung aliran tersebut ke atas permukaan
dasar atas kolam.

2.      Kolam Olak USBR Tipe II


Kolam olakan datar tipe II,terjadinya peredaman energi yang
terkandung didalam aliran adalah akibat gesekan diantara molekul-
molekul air di dalam kolam dan dibantu oleh perlengkapan perlengkapan
yang dibuat berupa gigi pemencar aliran dipinggir udik dasar kolam dan
ambang bergerigi di pinggir hilirnya.
Kolam olakan type ini cocok digunakan untuk aliran dengan
tekananhidrostatis yang tinggi dan debit yang besar (q<45 m3/det/m,
tekananhidrostatis) 60 m dan bilangan Froude > 4,5). Gigi pemencar
aliran berfungsi untuk lebih meningkatkan effektkifitas peredaman
sedang ambang bergerigiberfungsi sebagai penstabilloncatan hidrolis
dalam kolam olakan tersebut.
Kolam olakan type ini sangat sesuai untuk bendungan urugan
danpenggunaannyapun cukup luas.Akan tetapi untuk bangunan pelimpah,

REZKI AWAL | 105811124417 4


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

misalnya dengan V = 18 m/detmaka akan lebih ekonomis apabila


dipergunakan kolam olakan d~tar TypeIII.
3.      Kolam Olak USBR Tipe III
Prinsip kerja kolam olak ini hampir sama dengan system kerja
kolam olak USBR Tipe II namun lebih sesuai dengan mengalirkan air
dengan tekanan hidrostatif yang rendah dengan debit yang kecil(q <
18,5m3/det/m, V < 18 m/det dan bilangan Froude > 4,5).
4.       Kolam Olak USBR Tipe IV
Tipe ini cocok dengan tekanan hidrostatif yang rendah dengan debit
besar per unit lebar yaitu untuk aliran superkritis dengan bilangan froude
antara 2,5 – 4,5
 Bangunan Pengambilan
Bangunan intake adalah suatu bangunan pada bendung yang
berfungsi sebagai penyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air dan
sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke
intake.Terletak di bagian sisi bendung, di tembok pangkal dan merupakan
satu kesatuan dengan bangunan pembilas.
              Tata letak intake diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsi
dan biasanya diatur sebagai berikut:
-          Sedekat mungkin dengan bangunan pembilas.
-          Merupakan satu kesatuan dengan pembilas.
-          Tidak menyulitkan penyadapan aliran.
-          Tidak menimbulkan pengendapan sedimen dan turbulensi aliran di
udik intake.
1.      Macam Intake
        Intake biasa, yang umumnya direncanakan yaitu intake dengan pintu
berlubang satu atau lebih dan dilengkapi dengan pintu dinding banjir dan
perlengkapan lainya. Lebar satu pintu tidak lebih dari 2,50 mdan

REZKI AWAL | 105811124417 5


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

diletakkan di bagian udik. Pengaliran melalui bawah pintu. Besarnya


debit diatur melalui tinggi bukaan pintu.
        Intake gorong,- gorong; tanpa pintu dibagian udik, pintu-pintu
diletakkan di bagian hilir gorong-gorong. Lubang intake lebih dari satu
dengan lebar masing-masing lubang kurang dari 2,5 m. pengoperasian
pintu intake dilakukan secara mekanik.
Intake frontal, intake diletakkan di tembok pangkal, jauh dari
bangunan pembilas/bendung.
Dua intake di satu sisi bendung, dimana pintu intake untuk sisi
yang lain diletakkan di pilar pembilas bendung.

2.      Arah intake, komponen dan letak bangunan


a.      Arah intake:
1.     Tegak lurus membentuk sudut 90o terhadap sumbu sungai.
2.     Menyudut membentuk sudut 45o- 60o terhadap sumbu sungai.
3.     Keadaan tertentu yang ditetapkan berdasarkan hasil uji model
hidrolik di laboratorium.
b.      Komponen utama bangunan intake:
1. Ambang/lantai dinding bangunan tembok sayap
2. Pintu dan perlengkapanya serta dinding penahan banjir.
3. Pilar penempatan pintu bila pintu lebih dari satu buah.
4. Jembatan pelayan
5. Rumah pintu
6. Saringan sampah
7. Sponeng dan sponeng cadangan, dan lain-lain.

c.       Letak intake

REZKI AWAL | 105811124417 6


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

         Harus ditata sedemikian rupa sehingga berada di tikungan luar


aliran yang membentuk aliran helicoidal.Sehingga pada keadaan
suangai banjir, angkutan sedimen dasar yang mendekat ke intake
akan terlempar ke tikungan dalam menjauhi intake.
 Bangunan Pembilas
       Bangunan pembilas adalah salah satu perlengkapan pokok bendung yang
terletak di dekat dan menjadi satu kesatuan dengan intake.Berfungsi untuk
menghindarkan angkutan muatan sedimen dasar dan mengurangi angkutan
muatan sedimen layang masuk ke intake.
Bangunan pembilas dapat dibedakan menjadi:
-          Type Bangunan pembilas konvensional, terdiri dari satu dan dua
lubang pintu. Umumnya dibangun pada bendung kecil dengan bentang
berkisar 20 m.
-          Type Bangunan undersluice dan shunt undersluice.
Bangunan pembilas konvensional banyak dijumpai pada bendung yang
dibangun sesudah tahun 1970-an untuk bentukbendung irigasi
teknis.Ditempatkan pada bentang di bagian sisi yang arahnya tegak lurus
sumbu bendung.
Bangunan pembilas shunt undersluice digunakan pada bendung di sungai
ruas hulu, untuk menghindarkan benturan batu dan benda padat lainya
terhadap bangunan.
 Bangunan Kantong Lumpur
Kantong lumpur merupakan pembesaran potongan melintang saluran
sampai panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan memberi
kesempatan kepada sedimen untuk mengendap.Untuk menampung endapan
sedimen ini, dasar bagian saluran tersebut diperdalam atau diperlebar.Untuk
pembersihan endapan sedimen ini dilakukan baik secara periodic maupun
tergantung kondisi lapangan.
REZKI AWAL | 105811124417 7
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

 Saluran Penghantar
Saluran penghantar (head race) berfungsi untuk mengalirkan air dari
intake sampai ke bak penenang. Perencanaan saluran penghantar berdasarkan
pada kriteria:
•  Nilai ekonomis yang tinggi
•  Efisiensi fungsi
•  Aman terhadap tinjauan teknis
•  Mudah pengerjaannya
•  Mudah pemetiharaannya
•  Struktur bangunan yang memadai
•  Kehilangan tinggi tekan (head losses) yang kecil

 Kolam Penenang
Perhitungan dimensi kolam penenang dilakukan dengan beberapa
kriteria, yaitu :
 Volume kolam 10 - 20 kali debit yang masuk untuk menjamin aliran
steady di pipa pesat dan mampu meredam tekanan balik pada saat
penutupan aliran di pipa pesat.
 Kolam penenang direncanakan dengan menetapkan kecepatan vertikal
partikel sedimer 0.03 m/det.
 Pipa pesat ditempatkan 15 cm di atas dasar kolam penenang untuk
menghindarkan masuknya batu atau benda-benda yang tidak diijinkan
terbawa memasuki turbin, karena berpotensi merusak runner turbin.
 Pipa pesat ditempatkan pada jarak minimum 4 x D (diameter pipa pesat)
dari muka air untuk menjamin tidak terjadi turbulensi dan pusaran yang
memungkinkan masuknya udara bersama aliran air di dalam pipa pesat .

REZKI AWAL | 105811124417 8


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

 Kolam penenang dilengkapi trash rack untuk mencegah sampah dan


benda-benda yang tidak diinginkan memasuki pipa pesat bersama aliran
air.
 Pipa penguras ditempatkan di kolam pengendap dan kolam penenang
sebagai kelengkapan untuk perawatan (pembuangan endapan sedimen).
 Kolam penenang diiengkapi pelimpas yang direncanakan untuk
membuang kelebihan debit pada saat banjir. Bangunan kolam penenang
dan saluran pembawa direncanakan terjaga ketinggian permukaan pada
saat banjir sampai maksimum 25% dari debit desain.
 Konstruksi kolam penenang dan pengendap berupa pasangan batu
diplester dengan dasar kolam berupa cor-an beton tumbuk (tanpa
tulangan) kedap air.
 Analisis Stabilitas Bendung
Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat-syarat konstruksi dari
bendung, antara lain :
1. Bendung harus stabil dan mampu menahan air pada waktu banjir
2. Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran
sungai dan aliran air yang meresap di dalam tanah
3. Bendung harus diperhitungkan terhadap daya dukung tanah di bawahnya
4. Tinggi ambang bendung atau crest level harus dapat memenuhi tinggi
muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi
Stabilitas bendung ditentukan oleh gaya-gaya yang bekerja pada bendung
seperti :
 Gaya berat
 Gaya gempa
 Tekanan lumpur
 Gaya hidrostatis
 Gaya Uplift Pressure (Gaya Angkat)

REZKI AWAL | 105811124417 9


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

B. Pengertian PLTA

PLTA adalah pembangkitlistrik yang mengandalkan energipotensial dan


kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. PLTA memanfaatkan aliran dari
air yang kemudian diubah menjadi energi listrik melalui putaran turbin dan
generator
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat
yang memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di
seluruh Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan
dampak negatif, maka air menjadi sumber yang sangat penting karena dapat
dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan
polusi. Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya air sehingga sangat berpotensial
untuk memproduksi energi listrik yang bersumber daya air. Beberapa waktu yang
lalu, masyarakat masih merasakan bahwa ketersediaan listrik mencukupi atau lebih
besar dibanding dengan permintaan.
Namun saat ini permintaan akan kebutuhan listrik semakin bertambah, hal
ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang makin tinggi,
perkembangan yang cukup pesat di sektor jasa dan industry, pembangunan sarana
pemerintahan yang semakin meningkat dan perkembangan sektor – sektor lainnya
yang membutuhkan listrik
Kelangkaan Listrik yang terjadi menuntut langkah – langkah nyata dalam
upaya penaggulangannya.Sampai dengan tahun 2006 diperlukan penambahan
kapasitas pembangkitan di Indonesia sebesar ± 14.500 MW.Untuk mengatasi
besarnya kebutuhan daya pembangkit tersebut, maka perlu segera dilakukan
pembangunan pembangkit skala kecil yang relatif cepat dan murah sehingga dapat
memberikan pasokan yang lebih cepat dalam memenuhi sebagian kebutuhan energi
listrik tersebut.

REZKI AWAL | 105811124417 10


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

C. Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air


Klasifikasi dari pembangkit listrik tenagaair perlu ditentukan terlebih
dulu untukmengetahui karakteristik tipe pembangkitlistrik, mengklasifikasikan
sistem pembangkitlistrik perlu dilakukan terkaitdengan sistem distribusi energi
listrik,apakah listrik dapat disalurkan melaluigrid terpusat ataukah grid terisolasi.
Klasifikasi pembangkit listrik dapat ditentukandari beberapa faktor
(Penche,2004) yakni:
1. Berdasarkan tinggi jatuh (head)
•Rendah (< 50 m)
•Menegah (antara 50 m dan 250 m)
•Tinggi (> 250 m)
2. Berdasarkan tipe eksploitasi
•Tengan regulasi aliran air (tipewaduk)
•Tanpa regulasi aliran air (tipe run offriver)
3. Berdasarkan sistem pembawa air
•Sistem bertekanan (pipa tekan)
•Sirkuit campuran (pipa tekan dansaluran)
4. Berdasarkan penempatan rumahpembangkit
•Rumah pembangkit pada bendungan
•Rumah pembangkit pada skemapengalihan
5. Berdasarkan metode konversi energi
• Pemakaian turbin
•Pemompaan dan pemakaian turbinterbalik
6. Berdasarkan tipe turbin
•Impulse
•Reaksi
•Reversible

REZKI AWAL | 105811124417 11


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

7. Berdasarkan kapasitas terpasang


•Mikro (< 100 kW)
•Mini (antara 100 kW dan 500 Kw)
•Kecil (antara 500 kW dan 10 MW)
8. Berdasarkan debit desain tiap turbin
•Mikro (Q < 0,4 m3/dt)
•Mini ( 0,4 m3/dt < Q < 12,8 m3/dt)
• Kecil (Q > 12,8 m3/dt)
9. Berdasarkan besarnya kapasitas energi yang dapat dibangkitkan.
•Mikro Hidro (< 99kW)
• Rendah, ( 100kW–999kW )
•Sedang , ( 1000kW–9999kW )
• Tinggi, ( >10.000kW )
Skala pengembangan masing-masing jenis klasifikasi pembangkitan energi
tenaga air didasarkan kepada kepentingan-kepentingan pengembangan wilayah,
strategi pembangunan, dan potensi tenaga air yang dimiliki.

D. Perencanaan Dasar PLTMH


 Pemilihan Lokasi dan Lay out Dasar
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada dasarnya
memanfaatkan energi potensial air (jatuhan air). Semakin tinggi jatuhan air
( head ) maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi
energi listrik. Di samping faktor geografis yang memungkinkan, tinggi jatuhan
air ( head ) dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga
permukaan air menjadi tinggi.
Secara umum lay-out sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run off
river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistern PLTMH
tersebut terdiri dari banaunan intake (penyadap) - bendungan, saluran pembavia,

REZKI AWAL | 105811124417 12


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

bak pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah pembangkit
dan saluran pembuangan. Basic lay-out pada perencanaan pengembangan
PLTMH dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan dibawa
ke turbin dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi
jatuhan ( head ) optimum dan aman dari banjir.
 Lokasi bangunan intake
Pada umumnya instalasi PLTMH merupakan pembangkit listrik tenaga
air jenis aliran sungai langsung, jarang yang merupakan jenis waduk (bendungan
besar). Konstruksi bangunan intake untuk mengambil air langsung dari sungai
dapat berupa bendungan (intake dam) yang melintang sepanjang lebar sungai
atau langsung membagi aliran air sungai tanpa dilengkapi bangunan bendungan.
Lokasi intake harus dipilih secara cermat untuk menghindarkan masalah di
kemudian hari.
 Kondisi dasar sungai
Lokasi intake harus memiliki dasar sungai yang relatif stabil, apalagi bila
bangunan intake tersebut tanpa bendungan (intake dam). Dasar sungai yang tidak
stabil inudah mengalami erosi sehingga permukaan dasar sungai lebih rendah
dibandingkan dasar bangunan intake; hal ini akan menghambat aliran air
memasuki intake.
Dasar sungai berupa lapisan/lempeng batuan merupakan tempat yang
stabil. Tempat di mana kemiringan sungainya kecil, umumnya memiliki dasar
sungai yang relatif stabil. Pada kondisi yang tidak memungkinkan diperoleh
lokasi intake dengan dasar sungai yang relatif stabil dan erosi pada dasar sungai
memungkinkan teladi, maka konstruksi bangunan intake dilengkapi dengan
bendungan untuk menjaga ketinggian dasar sungai di sekitar intake.
 Bentuk aliran sungai
Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada instalasi PLTMH
adalah kerusakan pada bangunan intake yang disebabkan oleh banjir. Hal

REZKI AWAL | 105811124417 13


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

tersebut sering terjadi pada intake yang ditempatkan pada sisi luar sungai. Pada
bagian sisi luar sungai (b) mudah erosi serta rawan terhadap banjir. Batti-batuan,
batang pohon serta berbagai material yang terbawa banjir akan mengarah pada
bagian tersebut. Sementara itu bagian sisi dalam sungai (c) merupakan tempat
terjadinya pengendapan lumpur dan sedimentasi, schingga tidak cocok untuk
lokasi intake. Lokasi intake yang baik terletak sepanjang bagian sungai yang
relatif lurus (a), di mana aliran akan terdorong memasuki intake secara alami
dengan membawa beban (bed load) yang kecil.
 Lokasi Rumah Pembangkit (Power House)
Pada dasarnya setiap pembangun an mikrohidro berusaha untuk
mendapatkan head yang maksimum. Konsekuensinya lokasi rumah pembangkit
(power house) berada pada tempat yang serendah mungkin.Karena alasan
keamanan dan 6nstruksi, lantai rumah pembangkit harus selalu lebih tinggi
dibandingkan permukaan air sungai.Data dan informasi ketinggian permukaan
sungai pada waktu banjir sangat diperlukan dalam menentukan lokasi rumah
pembangkit.
Selain lokasi rumah pembangkit berada pada ketinggian yang aman,
saluran pembuangan air ( tail race ) harus terlindung oleh kondisi alam, seperti
batu-batuan besar. Disarankan ujung saluran tail race tidak terletak pada bagian
sisi luar sungai karena akan mendapat beban yang besar pada saat banjir, serta
memungkinkan masuknya aliran air menuju ke rumah pembangkit.
 Lay-out Sistem PLTMH
Lay out sebuah sistem PLTMH merupakan rencana dasar untuk
pembangunan PLTMH. Pada lay out dasar digambarkan rencana untuk
mengalirkan air dari intake sampai ke saluran pembuangan akhir.
Air dari intake dialirkan ke turbin menggunakan saluran pembawa air berupa
kanal dan pipa pesat (penstock). Penggunaan pipa pesat memerlukan biaya yang
iebih besar dibandingkan pembuatan kanal terbuka, sehingga dalam membuat lay

REZKI AWAL | 105811124417 14


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

out perlu diusahakan agar menggunakan pipa pesat sependek mungkin. Pada
lokasi.tertentu yang tidak memungkinkan pembuatan saluran pembawa,
penggunaan pipa pesat yang panjang tidak dapat dihindari.
Pendekatan dalam membuat lay out sistem PLTMH adalah air dari intake
dialirkan melalui penstok sampai ke turbin. Jalur pemipaan mengikuti aliran air,
paralel dengan sungai (gbr 5.3, long penstock following river). Metoda ini dapat
dipilih seandainya pada medan yang ada tidak memungkinkan untuk dibuat
kanal, seperti sisi sungai berupa tebing batuan. Perlu diperhatikan bahwa
penstock harus aman terhadap banjir.

E. Perencanaan Bangunan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro)


Perencanaan bangunan PLTMH dengansistem pengalihan (diversion)
meliputi:
 Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan bisa terdiri dari:
1. Pintu pengambilan.
Pintu pengambilan direncanakan untuk mengambil air dari saluran atau
sungai asli.
2. Bendung.
Bendung digunakan untuk membendung aliran aliran air sehinggaakan
mempermudah untuk pengambilanair.
3. Penyaring (trashrack)
Trashrack digunakan untuk menyaringmuatan sampah dan sedimen
yangmasuk, umunya pernyaring direncanakandengan menggunakan jeruji
besi.
 Bangunan Tengah
Bangunan tengah meliputi perencanaan:

REZKI AWAL | 105811124417 15


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1. Bak penangkap sedimen


Bak penangkap sedimen dipergunakanuntuk mengendapkan sedimen
yangterdapat pada aliran yang menuju pipapesat.
2. Bak penenang (forebay)
Bak penenang digunakan untuk menjagakestabilan debit yang akan
masuk keturbin, aliran yang tidak stabil akanmenyebabkan kerusakan pada
governor.
3. Bangunan penguras
Bangunan penguras direncanakan berdasarkankondisi daerah studi,
jenisbangunan penguras yang dipergunakandalam studi ini adalah:
a) Saluran Penguras, digunakan untuk mengalirkan muatan sedimen dari bak
penangkap sedimen dan kelebihan air dari pelimpah samping menuju
sungai.
b) Pintu Penguras, direncanakan untuk mengalirkan debit penggelontoran
dari bak penenang atau bak pengendap menuju saluran penguras,
umumnya pintu penguras didesain lebih kecil dari pintu pengambilan
dikarenakan pitnu penguras tidak terlalu sering dipergunakan.
c) Pelimpah Samping, dipergunakan untuk menjaga elevasi muka air pada
bak penenang (forebay) pada elevasi muka air yang direncanakan,
sehingga jika terjadi peninggian muka air pada bak penenang maka secara
otomatis debit air yang berlebihan akan dilimpahkan menuju saluran
pembuang.
d) Gorong – Gorong (culvert), dipergunakan untuk penggelontoran sedimen
pada bak pengendap sedimen jika tidak memungkinkan untuk
menggunakan pintu penguras.
e) Terjunan, dipergunakan apabila terdapat perbedaan elevasi yang cukup
besar pada tubuh saluran penguras, terjunan didesain dengan pendekatan
loncatan hidrolika pada hilir terjunan.

REZKI AWAL | 105811124417 16


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

 Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa bisa berupa bangunanpembawa bertekanan (pipa
pesat) danjuga saluran terbuka.
 Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan
air dari bak penenang (forebay tank).Perencanaan pipa pesat mencakup
pemilihan material, diameter penstock, tebal dan jenis sambungan
(coordination point).Pemilihan material berdasarkan pertimbangan kondisi
operasi, aksesibility, berat, sistem penyambungan dan biaya. Diameter pipa
pesat dipilih dengan pertimbangan keamanan, kemudahan proses
pembuatan, ketersediaan material dan tingkat rugirugi (fiction losses)
seminimal mungkin. Ketebalan penstock dipilih untuk menahan tekanan
hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi.
1. Diameter pipa pesat
Diameter ekonomis pipa pesat dapatdihitung dengan persamaan
Sarkaria formula :

( )
2 0,25
Q
D=3,55 ×
2× g × H
ESHA formula:

( )
2 2 0,1875
10,3× n ×Q
D=
hf
Dimana:
D : diameter pipa (m)
n : koefisien kekasaran pipa
Q : debit pada pipa (m3/dt)
Hf : kehilangan tinggi tekan total padapipa (m)
H : tinggi jatuh (m)

REZKI AWAL | 105811124417 17


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Namun dalam penentuan diameter pipapesat perlu diperhitungkan


besarnyakehilangan tinggi dikarenakan hal iniakan memperngaruhi besarnya
daya yangakan dihasilkan dan juga perlu diperhatikankeaman terhadap
gejala pusaran air (vortex).
Young's Ultimate
modulus linear expansion tensile strength
Material n
of elasticity a (n/m QC)E6 (N/m 2 )E6
E (N/m 2 )E9
Weleded steel 206 12 400 0.012
Polyethylene 0.55 140 5 0.009
Polyvinyl chloride 2.75 54 13 3,009
(PVC)
Asbestos cenent n.a 8.1 na 0.011
Cast iron 78.5 10 140 0.014
Dutiie iron 16,7 11 340 0.015
Tabel. Koefisien Kekasaran pipa , Modulus Elastis, dan Regangan Ultimate
tergantung pada material pipa pesat.
2. Tebal pipa pesat
Tebal pipa pesat dapat dihitung denganpersamaan:
ASME (Mosonyi,1963):
t=2,5 D+1,2
USBR (Varshney,1971):
d +500
t=
400

ESHA (Penche,20004) :
REZKI AWAL | 105811124417 18
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PD
e= + es
2× σ × kf
Barlow’s Formulae (Varshney,1971):
0,002+σ × t
H=
D+ 0,002t
Dimana:
H : Tinggi tekan maksimum ( m )
: tekanan statis + tinggi tekan akibatpukulan air
σ : tegangan baja yang digunakan(ton/m2 )
D : diameter pipa pesat ( m )
t : tebal pipa pesat ( m )
P : tekan hidrostatis pipa (kN/mm2)
kf :efisiensi ketahanan0.9 untuk pengelasan dengan inspeksi x-ray, 0.8
untuk pengelasan biasa
es : tebal jagaan untuk sifat korosif (mm)
3. Kebutuhan terhadap tangki gelombang
Pipa pesat membutuhkan tangkigelombang jika L > 4H
4. Kedalaman minimum pipa pesat
Kedalaman minimum akan berpengaruhterhadap gejala vortex,
kedalaman minimumdapat dihitung dengan persamaan(Penche,2004):

Ht > s
s=c × V × √ D
Dimana:
c : 0,7245 untuk inlet asimetris
0,5434 untuk inlet simetris
V : kecepatan masuk aliran (m/dt)
D : diameter inlet pipa pesat (m)

REZKI AWAL | 105811124417 19


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Gambar 1. Skema Inlet Pipa Pesat


5.Kecepatan gelombang tekanan ( pressure wave speed )

( )
0,5
10−3 K
C=
K× D
1+
E×t
Dimana :
K = modulus bulk air, 2.1 x 10' N/m2
E = modulus elastilk material, untuk welded steel 2.1 x 11C N/m2
D = diameter pipa (mm)
t = tebal pipa (mm)
6. Sistem Pengambilan Melalui Pipa
Pesat (Inlet)Sistem pengambilan pada mulut pipapesat perlu
diperhitungkan dengan tujuanuntuk mengatur sistem regulasi debit airyang
masuk ke dalam turbin baik saatkondisi operasional maupun
kondisiperawatan ,intake pipa pesat biasanyadidesain dengan menggunakan
sistemkatup (valve), Tipe katup yang seringdiaplikasikan adalah :
a. Gate valve
b. Butterfly valve
c. Needle valve
 Bangunan Pembuang
Bangunan pembuang digunakan untukmengalirkan debit setelah melalui
turbinmeuju ke sungai, bangunan pembauang sendiri bisa rencanakan sesuai
REZKI AWAL | 105811124417 20
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

dengankondisi lapangan, umunya bangunanpembuang direncanakan dengan tipe


saluranterbuka (saluran tailrace).
Tinggi Jatuh Efektif
Tinggi jatuh efektif adalah selisih antaraelevasi muka air pada
bangunanpengambilan atau waduk (EMAW) dengantail water level (TWL)
dikurangidengan total kehilangan tinggi tekan(Ramos, 2000). Persamaan tinggi
jatuhefektif adalah:
Heff =EMAW – TWL – h l
dimana:
Heff : tinggi jatuh efektif (m)
EMAW: elevasi muka air waduk atau hulu bangunan pengambilan (m)
TWL :tail water level (m)
hl : total kehilangan tingi tekan (m)

Gambar 2. Sketsa Tinggi JatuhEffektif


Kehilangan tinggi tekan digolongkanmenjadi 2 jenis yaitu kehilangan
padasaluran terbuka dan kehilangan padasaluran tertutup.Kehilangan tinggi
tekan pada saluranterbuka biasanya terjadi pada intakepengambilan, saluran
transisi dan penyaring.

REZKI AWAL | 105811124417 21


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kehilangan tinggi pada saluran tertutupdikelompokkan menjadi 2 jenis


yaitukehilangan tinggi mayor (gesekan) dankehilangan tinggi minor.
Kehilangantinggi mayor dihitung dengan persamaandarcy wisbach
(Penche,2004):
2
L V
h f =f × ×
D 2g
sedangkan kehilangan minor dihitungdengan persamaan (Ramos, 2000):
2
V
h f =ξ ×
2g

dimana:
hf : kehilangan tinggi tekan
V : kecepatan masuk (m/dt)
g : percepatan gravitasi (m/dt2)
L : panjang saluran tertutup / pipa (m)
D : diameter pipa (m)
f : koefisien kekasaran(moody diagram)
ξ : keofisien berdasarkan jenis kontraksi
F. Perencanaan Peralatan Mekanik Dan Elektrik
Perencanaan peralatan mekanik danelektrik meliputi:
 Turbin Hidraulik
Turbin dapat diklasifikasikan berdasarkantabel berikut (Ramos,2000):
Tabel 1. Klasifikasi Jenis Turbin :

REZKI AWAL | 105811124417 22


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Dalam perencanan turbin parameter yangmendasari adalah kecepatan


spesifikturbin (Ns) dan kecepatan putar/sinkron(n) dimana kedua parameter
tersebutdihitung dengan persamaan (USBR,1976:):

Ns=n×
√P
5/4
H
120 f
n=
P
dimana:
Ns : Kecepatan spesifik turbin (mkW)
n : kecepatan putar/sinkron (rpm)
P : daya (kW)
H : tinggi jatuh effektif (m)
f : frekuensi generator (Hz)
p : jumlah kutub generator
nilai n bisa didapatkan dengan melakukannilai coba-coba dengan persamaan:
Untuk turbin francis:
2334 1553
n' = atau n' =
√H √H
Untuk Turbin propeller :
2088 2702
n' = atau n' =
√H √H
REZKI AWAL | 105811124417 23
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Setelah didapatkan nilai parametertersebut maka dapat ditentukan


parameter lain seperti:
1. Titik Pusat Dan Kavitasi Pada Turbin
Titik pusat perlu diletakkan pada titikyang aman sehingga terhindar
daribahaya kavitasi kavitasi akan terjadi bilanilai σaktual < σkritis, dimana
σdapatdihitung dengan persamaan (USBR,1976):
Ns1.64
σc=
5032
Hs=Ha – Hv – H . σ
Sedangkan titik pusat turbin dapatdihitung dengan persamaan:
Z=twl+ Hs+b
dimana:
Ns : Kecepatan spesifik turbin (mkW)
σc : koefisien thoma kritis
σ : koefisien thoma
Ha : tekanan absolut atmosfer (Pa/gρ)
Hv: tekanan uap jenuh air (Pw/gρ)
H : tinggi jatuh effektif (m)
Hs : tinggi hisap turbin (m)
Z : titik pusat tubrin
twl: elevasi tail water level
b : jarak pusat turbin dengan runner (m)

2. Dimensi turbin
Dimensi turbin reaksi meliputi:Dimensi runner turbin, dimensi
wicketgate, dimensi spiral case dan dimensidraft tube.
3. Effisiensi turbin

REZKI AWAL | 105811124417 24


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Effisiensi turbin sangat tergantungpengaruh dari debit aktual dalam


turbindengan debit desain turbin (Q/Qd),effisiensi turbin ditunjukkan pada
gambarberikut (Ramos,2009):

Gambar 2. Sketsa Tinggi JatuhEffektif


 Peralatan Elektrik
Peralatan elektrik PLTMH berfungsisebagai pengaturan kelistrikan
setelahdilakukan proses pembangkitan listrik,peralatan elektrik meliputi
generator,governor, speed increaser, transformer,switchgear dan auxiliary
equipment.Analisa Pembangkitan EnergiProduksi energi tahunan
dihitungberdasarkan tenaga andalan.
Tenaga andalandihitung berdasarkan debit andalanyang tersedia untuk
pembangkitan energy listrik yang berupa debit outflow denganperiode n harian.
(arismunandar,2005)
E=9,8 x H x Q x ηg x ηt x 24 x n
Dimana:
E : Energi tiap satu periode (kWh)
H : Tinggi jatuh efektif (m)
Q : Debit outflow (m3/dtk)
REZKI AWAL | 105811124417 25
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ηg : effisiensi generator
ηt : efisiensi turbin
n : jumlah hari dalam satu periode.
G. Analisa Perhitungan Mikro Hidro
~ Perhitungan Daya dan Energi Listrik
 Daya Poros Turbin
Pt =9,81× Q× H × nt

 Daya yang ditransmisikan ke generator


Ptrans=9,81×Q × H × nt ×n belt

 Daya yang dibangkitkan generator


P=9,81× Q× H × nt × nbelt × n gen
Dimana :
Q : Debit air (m3/dtk)
H : Tinggi Jatuh Efektif
nt : Efisiensi Turbin,
074 untuk turbin crossflor T-14, 0,75 untuk turbin propeller open flume
local
nbelt : 0,98 untuk flat belt, 0,95 untuk V belt
ngen : Efisiensi Generator
Daya yang dibangkitkan generator ini yang akan disalurkan ke pengguna.
Dalam perencanaan jumlah kebutuhan daya di pusat beban harus di bawah
kapasitas daya terbangkit, sehingga tegangan listrik stabil dan sistem menjadi
lebih handal (berumur panjang).
~ Kebutuhan listrik masyarakat
Kebutuhan listrik masyarakat, khususnya pada program pelistrikan desa
sangat dibatasi.Hal ini didasarkan ketersediaan potensi sumber daya air,

REZKI AWAL | 105811124417 26


PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

kemampuan memelihara dan membiayai penggunaan listrik, serta besaran biaya


pembangunan.
Salah satu faktor pembatas adalah. pemilihan pembatas arus terkecil di
pasaran, yaitu 0.5 A, sehingga daya yang dapat digunakan untuk setiap
sambungan instalasi rumah rata-rata sebesar 110 W. Penggunaan listrik
masyarakat perdesaan dengan PLTMH ini, khusus untuk penerangan digunakan
pada malam hari dengan pertimbangan pada siang hari sebagian besar
masyarakat bekerja

REZKI AWAL | 105811124417 27

Anda mungkin juga menyukai