Anda di halaman 1dari 2

Menuju Bali Bebas Sampah Plastik

Merujuk data tahun 2018 dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan
Pusat Statistik (BPS),  Indonesia tercatat sebagai penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di
dunia setelah Tiongkok. Di penghujung tahun 2018 kita dibuat terkejut dan perihatin dengan
berita kematian hewan laut yang berturut-turut dan semuanya diduga disebabkan oleh sampah
plastik.

Maret 2018, seorang penyelam asal Inggris membuat video yang memperlihatkan
banyaknya sampah plastik di perairan Nusa Penida, Bali. Di bulan Desember 2018, sebuah foto
hasil jepretan WNA Inggris lainnya viral di media sosial karena memperlihatkan pantai di Bali
yang penuh dengan sampah.

Komitmen pemerintah daerah Provinsi Bali dalam penanggulangan masalah sampah


khususnya sampah plastik, baru-baru ini dipertegas dengan pemberlakuan Peraturan Wali Kota
Denpasar Nomor 36 tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik dengan
pelarangan penggunaan kantong plastik di toko-toko dan pusat perbelanjaan, mulai tanggal 1
Januari 2019.

Penetapan peraturan pelarangan penggunaan kantong plastik di Kota Denpasar adalah


awal yang baik. Namun untuk Bali yang lebih bersih dan bebas sampah plastik, pelarangan
penggunaan kantong plastik di Kota Denpasar tentunya tidak cukup.

Untuk menuju Bali yang bersih dan bebas sampah plastik, ada beberapa strategi yang bisa
dilakukan dan ditingkatkan. Pertama, membuat peraturan daerah yang lebih inklusif, baik dengan
memperluas cakupan wilayah peraturan, juga dengan memperluas jenis cakupan penggunaan
plastik yang dilarang.

Kedua, mempertegas peraturan penggunaan plastik. Ketiga, kerja sama semua pihak,
pemerintah, swasta, tokoh adat/masyarakat, dan perlu ditingkatkan untuk mencapai Bali yang
bersih dan bebas sampah plastik. Keempat, yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan
karakter masyarakat yang sadar akan pentingnya kebersihan, sadar untuk membuang sampah
pada tempatnya dan mengurangi penggunaan plastik.

Sebagai contoh di Jepang, negara yang terkenal kebersihannya, membuang sampah pada
tempatnya sudah membudaya di masyarakat. Membuang sampah sembarangan merupakan
perbuatan yang memalukan sehingga tanpa disediakan tempat sampah pun, masyarakat di Jepang
akan secara sadar dan sukarela membawa sampah mereka di dalam tas terlebih dahulu sampai
menemukan tempat sampah.

Sebenarnya masyarakat Bali sudah memiliki modal konsep filosofi dan budaya yang tak
kalah dengan Jepang dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Masyarakat Bali
mengenal filosofi Tri Hita Kirana yang didalamnya termasuk menjaga hubungan yang harmonis
dengan alam sekitar, termasuk bagaimana agar manusia hidup berdampingan dengan alam,
menjaga kelestariannya serta mencegah kerusakan alam.

Maka seharusnya, jika masyarakat Bali sudah teredukasi tentang bahaya sampah plastik
untuk alam dan jika masyarakat dapat meresapi betul-betul filosofi Tri Hita Kirana, seyogianya
akan tumbuh karakter dan budaya masyarakat Bali yang sadar akan kebersihan, termasuk
kesadaran untuk mengurangi sampah plastik. Mimpi Bali bersih dan bebas sampah plastik pun
akan bukan lagi sekadar mimpi.

Anda mungkin juga menyukai