Anda di halaman 1dari 42

KAMI MEMAHAMI SEPENUH HATI

BUKU SAKU
AKREDITASI
2022
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
SKP SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017

1. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN


1. Pelaksanaan
a. Ucapkan salam dan perkenalkan nama petugas
PROSEDUR
b. Jelaskan tujuan pemasangan gelang dan prosedur yang akan dilakukan
identifikasi pasien
c. Lakukan identifikasi pasien dengan menanyakan dua identitas, nama dan tanggal
di RSKSM
lahir sebelum dilakukan, seperti sebelum dilakukan
1) Pemberian obat, pemberian darah/ produk darah
2) Pengambilan sample laboratorium dan pemeriksaan rontgen
3) Pemberian tindakan medis
4) Transfer intern pasien
5) Konfirmasi kematian
d. Identifikasi pasien dengan menganjurkan pasien menyebutkan nama dan tanggal
lahir dengan ucapan pertanyaan terbuka, “dengan bapak/ibu siapa?”
e. Untuk pasien tidak sadar, pasien anak / pasien yang mengalami keterbatasan
lainnya, identitas ditanyakan kepada penunggu pasien dan dicocokkan dengan
gelang pasien
f. Pasien yang tidak bisa menyebutkan nama dan tidak ada keluarga, gelang identitas
diperiksa dengan mencocokkan data rekam medis.
g. Pastikan identitas pasien dengan benar sebelum tindakan dengan ucapan :
“bapak/ibu saya akan mencocokkan identitas, bapak/ibu dengan gelang yang
bapak/ibu pakai dengan tujuan memastikan identitas dengan benar”.
1) Sebelum pemberian obat/ produk darah
KAPAN proses 2) Sebelum mengambil darah/ specimen lainnya
verifikasi
3) Sebelum pemberian pengobatan dan Tindakan /prosedur
4) Sebelum transfer pasien
identifikasi
5) Konfirmasi kematian
Bagaimana CARA
melakukan a. Verifikasi sebelum Tindakan dilakukan secara verbal (menanyakan nama dan tanggal
lahir) dan secara visual (melihat gelang identitas)
VERIFIKASI b. Bila pasien tidak dapat menyebut identitasnya dapat ditanyakan kepada
identifikasi pasien keluarga pasien/ penunggu.

WARNA PASIEN
GELANG
Gelang IDENTITAS
Merah Muda Perempuan

PASIEN yang Biru Laki-laki


digunakan
di RSKSM
Gelang berisi identitas : NAMA PASIEN, TANGGAL LAHIR, NOMOR REKAM MEDIS,
ALAMAT, UMUR
Warna KLIP yang digunakan :
Merah : ALERGI
Kuning : Resiko Jatuh
Ungu : DNR

1. Konfirmasi identitas pasien yang akan dipasangkan gelang identifikasi.


Prosedur 2. Ucapkan salam
PEMAKAIAN
3. Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan gelang identifikasi kepada pasien
Gelang
4. Lakukan verifikasi untuk mengetahui bahwa pasien dan atau keluarga paham atas
informasi tersebut.
5. Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangan tangan pasien (sesuai denga
kondisi) Informasikan kepada pasien dan atau keluarga bahwa gelang
identifikasi ini harus selalu dipakai hingga pasien diperbolehkan pulang.
6. Pasangkan gelang pasien sesuai dengan jenis kelamin pasien (laki -laki warna biru,
perempuan warna merah jambu)
7. Jika memiliki alergi diberikan klip resiko berwarna merah
8. Untuk pasien yang resiko jatuh, diberikan klip berwarna kuning.
9. Untuk pasien yang DNR, diberikan klip berwarna ungu.
10. Ucapkan terimakasih atas pengertian dan kerjasamanya.

1. Pasien yang akan dipulangkan baik itu sembuh, atas permintaan sendiri, dan meninggal
Prosedur dunia akan dilepaskan gelang identifikasi nya.
MELEPAS
2. Lakukan serah terima berkas-berkas dan obat – obatan (jika ada) kepada pasien atau
Gelang
keluarga.
3. Pastikan rekening telah selesai dengan menunjukkan bukti pembayaran.
4. Ucapkan salam
5. Sebut nama dan departemen/unit kerja anda.
6. Jelaskan maksud dan tujuan pelepasan gelang identifikasi pasien
7. Gunting gelang pasien dan buang ke tempat sampah
8. Ucapkan terimakasih
Identifikasi Pasien 1. Pasien Coma
Situasi Khusus 2. Pasien Bayi baru lahir
3. Pasien pada saat terjadi bencana

2. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Komunikasi yang tepat sasaran dan mencapai tujuan dengan mempergunakan teknik
• SBAR ( situasion – background– assesment – rekomendation )
Situasion : kondisi terkini yang terjadi pada pasien
Tekhnik
Background : informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
komunikasi Assesment : hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
Recommendation : apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.

• LaCaBuK (Lapor – Catat – Baca Ulang – Konfirmasi)


La : Lapor
Ca : Catat
BU : Baca Ulang
K : konfirmasi

“mencatat-membacakan-konfirmasi kembali, kepada pemberi instruksi misalnya


kepada DPJP.
Konfirmasi harus dilakukan saat itu juga via telpon menanyakan apakah “yang
dibacakan” sudah sesuai dengan instruksi yang diberikan DPJP.

KAPAN ?

a. Saat pelaporan pada DPJP/Dokter Jaga


b. Saat serah terima pasien transfer
c. Pelaporan hasil kritis
d. Serah terima antara operan jaga

Pelaporan Pasien rawat inap Petugas lab segera melaporkan perawat terkait, dan dokter
NILAI KRITIS jaga bangsal yang akan melaporkan ke DPJP
Pasien rawat jalan Petugas lab segera menyerahkan ke dokter
Di RSKSM

1) Antara PPA
Metode komunikasi
(misalnya, antar dokter, dari dokter ke perawat, antar perawat),
saat serah terima
menggunakan CPPT/ buku operan
2) Antara unit perawatan yang berbeda di dalam rumah sakit
(misalnya HCU- Bangsal; IGD- OK; IGD– bangsal,dll) menggunakan form transfer
internal
3) Dari bangsal ke unit layanan diagnostik
seperti radiologi, menggunakan buku bantu

Penulisan:
Nama Pengirim– Nama Penerima – Tanggal – Jam – Tanda Tangan
3. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS DIWASPADAI
a. Obat yang presentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan/eror dan
HIGH ALERT atau kejadian sentinel (sentinel event)
b. Obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
MEDICATION
outcome)
(HAM) c. Obat-obat yang tampak mirip/ ucapan mirip

Obat- obatan yang termasuk dalam golongan yang perlu diwaspadai antara lain :
1. Obat Risiko Tinggi (Obat-obatan narkotika, Sitotoksik)
2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/LASA(LookAlike Sound Alike)
3. Elektrolit pekat : KCl 7,46% dan NaCl 3%
Pengelolaan :
➢ Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan
yang jelas berupa sticker berwarna merah bertuliskan “high alert”
➢ NaCl 0,3%, KCL, MgSO4, dan D40% tidak boleh disimpan diruang perawatan
kecuali di OK,VK,HCU-ICU, dan IGD.
➢ Ruangan-ruangan tersebut harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan
di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Di
instalasi Farmasi golongan obat tersebut diletakkan di tempat tersendiri.
➢ Obat diberi penandaan/ label yang jelas:
o stiker berwarna MERAH bertuliskan “HighAlert”
o stiker berwarna KUNING bertuliskan LASA

a. Benar obat
Bagaimana b. Benar waktu
memastikan c. Benar pasien
bahwa obat yang d. Benar dosis
diberikan pada e. Benar dokumentasi
pasien sudah f. Benar indikasi
tepat ? g. Benar Cara/ rute pemberian

Yang dapat ▪ Hubungi Dokter, Jika melalui Telepon Maka : Lakukan


dilakukan jika Tulbakon (Tulis, Baca, Konfirmasi)
terdapat tulisan ▪ Jika Obat yg disebutkan terdengan LASA atau Obat HI-Alert maka dieja
dokter yang tidak persatuan Huruf
terbaca Misal : CPZ (Charlie, Panda, Zebra) catat dikolom SBAR resep

4. MEMASTIKAN SISI YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR, PASIEN YANG BENAR PADA
PEMBEDAHAN ATAU TINDAKAN INVASIF
a. Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah dokter
yang melakukan operasi atau perawat sirkuler.
Bagaimana b. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke
Prosedur ruang dimana operasi akan dilakukan.
penandaan lokasi c. Tanda berupa “lingkaran” (O)
yang akan d. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan
dioperasi ? jika memungkinkan harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
e. Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau
penyisipan instrument harus ditandai.
f. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality). Struktur
multiple (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).

Beberapa a. Kasus organ tunggal (misalnya : operasi jantung, operasi SC)


prosedur yang b. Kasus intervensi seperti kateter jantung
tidak memerlukan c. Kasus yang melibatkan gigi
penandaan ? d. Prosedur yang melibatkan bayi premature dimana penandaan akan
menyebabkan tato permanen

Check in saat pasien sampai di area penerimaan pasien dilakukan


konfirmasi pemeriksaan identitas pasien, jenis operasi,
kelengkapan data penunjang operasi, serta surat ijin operasi,
Prosedur surat ijin anestesi dan informed consent yang sudah diisi lengkap.
checklist Sign in dilakukan dikamar operasi sesaat sebelum induksi anestesi
meliputi jenis operasi, kelengkapan data penunjang operasi, jenis
keselamatan
anestesi.
operasi Time out dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum insisi, meliputi
konfirmasi identitas pasien, penandaan area operasi, penayangan
pemeriksaan penunjang, pemberian antibiotic profilaksis bila
diperlukan, jenis operasi yang akan dilakukan.
Sign out dilakukan setelah operasi selasai dan sebelum menutup luka,
berupa konfirmasi secara verbal Tindakan yang sudah dilakukan,
kelengkapan kasa, instrument, alat tajam serta kelengkapan
specimen.
Check out serah terima dari perawat anestesi kepada perawat ruangan di
ruang pemulihan

5. PENGURANGAN RESIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN KESEHATAN

5 Momen Cuci Tangan


Prosedur Cuci • Sebelum menyentuh pasien
Tangan • Sebelum melakukan tindakan aseptic
(Hand Hygiene) • Setelah terkontaminasi cairan tubuh pasien
• Setelah menyentuh pasien
• Setelah menyentuh lingkungan pasien
2 Cara Cuci Tangan
1. Handrub – dengan antiseptik berbasis alkohol (20 – 30 detik)
2. Handwash – dengan sabun dan air mengalir (40 – 60 detik)
6. PENGURANGAN RESIKO CIDERA PASIEN AKIBAT JATUH
a.
Pasien DEWASA menggunakan Morse Fall Scale
Metode b.
Pasien ANAK menggunakan Humpty Dumpty Scale
c.
Pasien neonates menggunakan Pediatric Fall Risk Assesment
pengkajian resiko
d.
Pasien rawat jalan (poli) menggunakan UP and Go dan menggunakan pita berwarna
jatuh ? kuning
Kapan dilakukan assessment resiko jatuh?
J : saat pasien masuk rumah sakit bersamaan dengan assesmen awal.

Assesmen ulang dapat dilakukan ?


a. Sesaat transfer ke unit lain
b. Adanya perubahan kondisi pasien
c. Adanya kejadian jatuh pada pasien
d. Setelah mendapatkan obat-obat sedative, antidepresan dan narkotik.
TKRS TATA KELOLA RUMAH SAKIT
DIREKTUR RS dr. ABDUL RONI
WADIR MEDIS -
KEUANGAN Istiyani, S.Pd
KABAG YANJANGMED dr. Rachmawan Firyana
REKAM MEDIS Aelis Widyawati, AMD. MRMIK
PENUNJANG UMUM RS Sutrisno, SM
KEUANGAN Hascaryani Wahyu N, SM
KEPERAWATAN Ika Suskristiningtyas, AMk
PERSONALIA Fajrina Dewani, S.Psi,.M.Psi
AKUNTANSI Ripngaudin, SE
CASE MANAGER Mara Septiningtyas, S.Kep, Ns
KASIE LOGISTIK Badarudin, S.Ag
FRONT OFFICE Ukik Dwi Susanti, SE
PENGGAJIAN Kamila, SE
DIKLAT Roni Mufiq Ehsan
HUMAS Andreas Ardiyono, S.H
HCU-ICU Eni Widiyastuti, AMK
PERINA Dian Ratri Sagita Wardani, S.Kep
KAMAR OPERASI Danang Setyo Wibowo, AMK
KAMAR BERSALIN Emy Asriyatun, AMd.Keb
ARUM DALU Fajriyah Hasni Hidayati, S.Kep, Ns
MAMEL Linda Elisa Iin, S.Kep. Ns
ANGGREK Digna Ayu Wulandari, A.Md. Kep
REKAM MEDIS Dyah Wulan Suryani, SKM
IGD Dedi Hanifin, S.Kep, Ns
IRJA Galih Ratnawati, AMd.Kep
PENUNJANG MEDIS Ahmad Yasir Romadloni, AMF
GIZI Irma Novianty Ahmad, AMd.Gz
FARMASI Apt. Dian Shara Silviasari, S.Farm
KOMITE MEDIS

KOMITE
KEPERAWATAN

KOMITE
NAKESLA

KOMITE ETIK
DAN HUKUM
KPS KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF

URAIAN TUGAS Paparan atas semua tugas jabatan yang merupakan upaya pokok pemangku jabatan
dalam memproses bahwa kerja menjadi hasil kerja menggunakan perangkat kerja
dalam kondisi tertentu.
MELIPUTI ;
FILE 1 Data isian pelamar, surat lamaran, CV, FC KTP, KK, SKCK

KEPEGAWAIAN 2 FC ijazah, transkrip nilai, STR, verif ijazah


3 Pendidikan, Kualifikasi, Ketrampilan Dan Kompetensi Staf
4 Hasil psikotest, wawancara, surat pernyataan kesanggupan kerja,
5 Bukti Orientasi, evaluasi orientasi, SP trainning, EPK trainning,
6 PKWT, pengangkatan karyawan,
7 Uraian Tugas Staf
8 Surat ijin kerja, kredensial, penetapan PPA, urgas SPK-RKK, EPK,
rekredensial
9 Salinan Sertifikat Pelatihan Di Dalam Maupun Diluar Rumah
Sakit Yang Telah Diikuti
10 Informasi Kesehatan Yang Di Persyaratkan, Seperti
Vaksinasi/Imunisasi, Hasil Medical Check-Up
PMKP PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

1) Kepatuhan kebersihan tangan (≥ 85%)


2) Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) (100%)
Indikator Mutu
3) Kepatuhan identifikasi pasien (100%)
Nasional 4) Waktu tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergensi (≥ 80%)
5) Waktu tunggu rawat jalan (≥ 80%)
6) Penundaan operasi elektif (≤ 5 %)
(INM) 7) Kepatuhan jam visite dokter (≥ 80%)
8) Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium (100%)
9) Kepatuhan penggunaan formularium nasional (≥ 80%)
10) Kepatuhan terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway) (≥ 80%)
11) Kepatuhan upaya pencegahan resiko pasien jatuh (100%)
12) Kecepatan respon terhadap komplain (≥ 80%)
13) Kepuasan pasien dan keluarga (≥ 76,61)

1) Kepatuhan identifikasi pasien obsgyn


2) Kepatuhan petugas operasi dalam melakukan time out sebelum pembedahan SC
Indikator Mutu
3) Kepatuhan penulisan SBAR pada CPPT pasien obsgyn
Prioritas 4) Kepatuhan pemberian label obat High Alert (MGSO4) di ruang VK
Rumah Sakit 5) Kepatuhan cuci tangan bidan di ruang VK
6) Kepatuhan identifikasi pasien obsgyn
7) Kepatuhan pemakaian APD pada kegiatan pertolongan persalinan normal
(IMP RS) 8) Pengkajian ulang assessment resiko jatuh pada pasien post operasi SC
9) Kepatuhan terhadap CP obsgyn
10) Tingkat kepuasan pasien obsgyn

UNIT Indikator Standar

1. Angka pelayanan pertama penderita gawat darurat < 5” 100%


IGD
Indikator Mutu
2. Angka kematian pasien < 6 jam <5%
Prioritas Unit
1. Angka Penundaan Operasi Elektif < 5%

Kamar Operasi 2. Angka kejadian salah tindakan pada operasi 0%


(IMP Unit)
1. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Pasien Jatuh 100%
2. Assesmen awal keperawatan lengkap dalam 24 jam pada
pasien rawat inap 100%
Rawat Inap
anggrek 3. Kejadian reaksi tranfusi pada saat kegiatan tranfusi darah 0%

1. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Pasien Jatuh 100%


2. Assesmen awal keperawatan lengkap dalam 24 jam pada
pasien rawat inap 100%

mawar 3. Kejadian reaksi tranfusi pada saat kegiatan tranfusi darah 0%

1. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Pasien Jatuh 100%

melati 2. Assesmen awal keperawatan lengkap dalam 24 jam pada 100%


pasien rawat inap

3. Kejadian reaksi tranfusi pada saat kegiatan tranfusi darah 0%

1. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Pasien Jatuh 100%


2. Assesmen awal keperawatan lengkap dalam 24 jam pada
pasien rawat inap 100%

arum dalu 3. Kejadian reaksi tranfusi pada saat kegiatan tranfusi darah 0%

1. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Pasien Jatuh 100%


2. Assesmen awal keperawatan lengkap dalam 24 jam pada
pasien rawat inap 100%

teratai 3. Kejadian reaksi tranfusi pada saat kegiatan tranfusi darah 0%

1. Waktu tunggu rawat jalan > 80%

Rawat Jalan 2. Angka kejadian dokter spesialis yang tidak praktek <2%

1. Angka insiden pemeriksaan ulang foto (kegagalan foto) < 5%

Radiologi 2. Respon time tindak lanjut kerusak alat radiologi < 5%

1. Pelaporan hasil kritis laboratorium 100%

2. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium ≥80%

Laboratorium 3. Angka ketepatan jadwal pengambilan sampel PA ≥80%

Fisioterapi 1. Pasien rehabilitasi medik yang drop out ≤ 20%


1. Rata-rata pasien yang kembali ke ruang HCU dengan kasus
yang sama < 72 jam ≤ 5%

HCU 2. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Pasien Jatuh 100%


1. Kepatuhan penulisan SBAR pada CPPT pasien obsgyn di
ruang VK 100%
2. Pengkajian ulang assesment risiko jatuh pada pasien post
Kamar bersalin operasi SC 100%

1. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien ≤ 20%

Gizi 2. Ketepatan waktu pemberian makanan pada pasien ≥ 80%

1. Angka kelengkapan pengisisan catatan medik rawat inap ≥ 80%

Rekam Medis 2. Angka ketepatan pengembalian catatan medik rawat inap ≥ 80%

4. Angka insiden kesalahan penyerahan obat 0%

Farmasi 5. Angka penulisan resep sesuai dengan formularium ≥80%


1. Angka kesalahan/ketidaksesuaian antara biling pasien rawat
Keuangan inap dengan tindakan 0%

Laundry 1. Angka ketepatan waktu penyediaan linen rawat inap 100%

Ambulance 1. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance ≥80%

Perina 1. Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gram ≥60 %

Sanitasi 1. Ketepatan waktu pengambilan limbah medis ≥80%


Tb Dots 1. Penanganan pasien tubercolosis yang sesuai strategi DOTS 100%

Sdm 1. Kepatuhan penggunaan ID card bagi semua karyawan 100%

Akuntansi 1.Angka ketepatan pengiriman laporan ke bagian akutansi ≥ 80%

1. Kepuasan Pasien ≥ 76,61

Humas 2. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain ≥ 80%

1. Kejadian Tidak Cedera (KTC)


Insiden yang sudah terpapar kepada pasien tapi tidak menimbulkan cedera
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Insiden Insiden yang belum terpapar kepada pasien
3. Kondisi Potensial Cedera (KPC)
Keselamatan
Kondisi yang potensial signifikan menimbulkan cedera tapi belum terjadi insiden
Pasien 4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
(IKP)
5. Kejadian Sentinel
Suatu Kejadian tidak diinginkan yang menyebabkan kematian atau cedera serius.
a) Kematian
b) Cedera permanen : dampak yang dialami bersifat ireversibel, misal kecacatan,
tuli, kelumpuhan, kebutaan.
c) Cedera berat yang bersifat sementara/reversibel.
• Kematian atas bayi cukup bulan yang tidak diantisipasi
• Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah
• Penculikan pasien yang sedang menerima perawatan
• Pasien kabur / pulang tanpa izin dari unit perawatan
• Tindakan invasif termasuk operasi yang dilakukan pada pasien yang salah
atau dilakukan disisi yang salah atau menggunakan prosedur yang salah
(tidak disengaja)
• Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien secara tidak sengaja
setelah tidakan invasif termasuk operasi.
Bila terjadi insiden segera melapor kepada atasan di unit (Kasie) dan mengisi
formulir IKP maksimal 2x24 jam dan diserahkan ke Sub Komite Keselamatan Pasien
ALUR

PELAPORAN

INSIDEN

KESELAMATAN

PASIEN

DI RS

KOMITE PMKP
MFK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

JENIS B3 PENGELOLAAN

BAHAN a) Beracun Limbah Medis Padat Kantong Plastik Kuning


BERACUN b) Infeksius Limbah Benda Tajam Safety Box
BERBAHAYA
c) Mudah Meledak Limbah B3 Cair Jerigen
( B3 )
d) Mudah Terbakar
e) Korosif
f) Iritan

1. Amankan area tumpahan dengan memasang tanda peringatan warning sign


PENANGANAN 2. Ambil spill kit B3
TUMPAHAN 3. Gunakan alat pelindung diri
B3 4. Semprotkan desinfektan ke permukaan tumpahan B3
5. Bersihkan tumpahan B3 dengan kertas koran kemudian masukkan ke kantong plastik
kuning
6. Semprotkan kembali desinfektan ketempat tumpahan B3
7. Bersihkan tempat tumpahan dengan kain perca kemudian masukkan ke kantong plastik
kuning
8. Lepaskan seluruh APD mulai dari apron, masker dan sarung tangan kemudian
masukkan ke kantong plastik kuning
9. Buang limbah B3 yang telah dibersihkan ke TPS B3
10. Cuci dan bersihkan tangan
11. Lakukan pelaporan kepada petugas yang berwenang dengan mengisi formulir
pelaporan tumpahan B3.

KODE
DARURAT
A
P
A
R

1. Jika terlihat nyala api atau asap yang mencurigakan, petugas meneriakkan
“Code Red 3x” sambil mencari APAR terdekat untuk mematikan api (petugas
PROSEDUR memakai helm merah).
BILA TERJADI 2. Petugas yang lain menghubungi Satpam (ext 119) dengan memberikan informasi
KEBAKARAN Code Red 3x di .............. (menyebut lokasi kebakaran)
3. Satpam mengaktifkan Code Red ke seluruh ruangan melalui pengeras suara yang
ada di Pos Satpam (Code Red 3x di........ (menyebut lokasi
kebakaran)).
Padamkan listrik pada panel utama listrik.
4. Unit/Instalasi yang terdapat papan penanggulangan bencana, seluruh petugas
penanggulangan bencana yang sesuai jadwal jaga di papan penanggulangan
bencana bersiap memakai helm sesuai tanggungjawabnya. Helm merah (pemadam
api), helm kuning (evakuasi pasien), helm biru (evakuasi aset), helm putih (evakuasi
dokumen). Evakuasi ke titik kumpul.
5. Unit/Instalasi yang tidak terdapat papan penanggulangan bencana, langsung
menuju titik kumpul.
6. Bila api tidak dapat dipadamkan, Satpam menghubungi Pemadam Kebakaran
7. Lokalisir api dengan menutup rapat-rapat pintu yang berada di area kebakaran
setelah proses pemadaman.
8. Tunggu Tim Penanggulangan Kebakaran dan Bencana datang dengan menutup
area kebakaran dari manusia.
(Tetap tenang dan jangan panik saat terjadi kebakaran)
1. Tetap tenang, JANGAN PANIK, JANGAN BERLARI, IKUTI PETUNJUK ARAH evakuasi
2. Jangan mencoba mengambil barang yang tertinggal
PROSEDUR 3. Lepaskan sepatu hak tinggi
PROSES 4. Gunakan tanda darurat terdekat menuju jalur evakuasi
EVAKUASI

5. Jangan gunakan lift, karena lift tidak bekerja saat alarm berbunyi
6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong dipenuhi asap
7. Tutup hidung dan mulut dengan sapu tangan atau tissue yang telah dibasahi air, guna
menghindari dari kemungkinan menghirup zat beracun
8. Keluar menuju titik kumpul

a) Halaman parkir Depan poli klinik


b) Halaman parkir depan IGD

TIM K3RS
PPI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Meningkatkan mutu layanan RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya (Cost


Effective)
TUJUAN Melindungi Nakes dan Masyarakat dari penularan penyakit menular (Emerging
Infectious Diseases)
Mencegah terjadinya infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare
Associated Infection (HAIs)
Komponen Kewaspadaan Standar meliputi :
1. Kebersihan tangan
2. Alat Pelindung Diri (APD), terdiri dari :
Komponen a) Sarung tangan,
b) masker,
Kewaspadaan
c) pelindung mata/google,
Standar
d) perisai/pelindung wajah,
e) kap penutup kepala,
f) gaun pelindung/apron,
g) sepatu tertutup/sepatu boot
3. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
4. Kesehatan lingkungan
5. Pengelolaan Limbah
6. Penatalaksanaan Linen
7. Perlindungan kesehatan petugas
8. Penempatan pasien
9. Kebersihan respirasi/etika batuk/bersin
10. Praktek menyuntik yang aman
11. Praktek lumbal funksi yang aman

Kewaspadaan Komponen Kewaspadaan Transmisi meliputi :


Transmisi 1) Kewaspadaan Kontak (Contact)
2) Kewaspadaan Percikan (Droplet)
3) Kewaspadaan Udara (Airbone)

1. Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan APD


Prinsip 2. Lepas dan ganti segera segala perlengkapan APD setelah anda mengetahui APD tsb
Penggunaan tidak berfungsi optimal (rusak/sobek)
APD 3. Lepaskan semua APD segera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan
hindari kontaminasi thd lingkungan, para pasien, pekerja lain dan diri sendiri
4. Buang semua APD dengan hati-hati dan segera membersihkan tangan
5. Perkirakan risiko terpapar cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum melakukan
kegiatan perawatan

6. Pilih APD sesuai dengan perkiraan resiko terjadinya paparan


7. Sarana APD harus selalu tersedia termasuk dalam keadaan emergensi
8. Gunakan APD yang sesuai pada saat : prosedur isolasi bagi pasien dengan penyakit
menular atau pasien dengan penurunan daya tahan tubuh, dan saat penanganan
jenazah terinfeksi.

cara mengenakan Alat Pelindung Diri cara melepaskan Alat Pelindung Diri
1. Identifikasi kemungkinan zat 1. Disinfeksi sepasang sarung tangan
Cara
berbahaya atau infeksi yang bagian luar
Penggunaannya
akandihadapi 2. Disinfeksi apron dan sepatu bot
2. Kenakan baju dan celana 3. Lepaskan sepasang sarang tangan
sebagai lapisan pertama bagian luar
pakaian pelindung 4. Lepaskan apron
3. Kenakan sepatu bot karet 5. Lepaskan gaun bagian luar
4. Kenakan sepasang sarung tangan 6. Disinfeksi tangan yang masih
pertama menggunakan sarung tangankedua
5. Kenakan gaun luar 7. Lepaskan pelindung mata
6. Kenakan apron 8. Lepaskan penutup kepala
7. Kenakan sepasang sarung tangan 9. Lepaskan masker
kedua 10. Lepaskan sepatu bot
8. Kenakan masker 11. Lepaskan sepasang sarung tangan
9. Kenakan penutup kepala bagian dalam
10. Kenakan alat pelindung mata 12. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih

Standar Prosedur
Cuci Tangan
Limbah medis Limbah non medis Limbah Cairan
Limbah medis tajam
Limbah medis infeksius
infeksius, limbah Bekas balutan, Jarum suntik bekas, Kertas, Cairan tubuh
medis tajam dan sarung tangan jarum infus, sisa makanan,
bekas, pisau bedah, dll. daun daunan, dll
limbah non
botol bekas obat,
medis
potongan tubuh,
sediaan darah,
specimen tubuh dll.
KANTONG SAFETY BOX KANTONG PLASTIK SPOELHOEK
PLASTIK WARNA yang tidak dapat WARNA HITAM
KUNING. tembus (puncture
proof) dan tidak
dapat digunakan
ulang.

JENIS – JENIS SAMPAH


JENIS SAMPAH CAIR PADAT INFEKSIUS NON BENDA
INFEKSIUS TAJAM
• Darah • Sampah Sampah yang Sampah yang • Neddle
• Urine rumah kena cairan tidak • Ampul
• Feses tangga tubuh dan darah terkontaminasi • Pecahan
• Muntahan • Sampah pasien serta dengan cairan vlakon
• Sisa obat cair infeksius yang sudah tubuh dan darah • Bisturi
• Sampah B3 masuk ke pasien • Abocath
padat (botol) jaringan tubuh
• Kemasan pasien
obat • Balutan luka
• Obat ED • Pembalut
• NGT bekas
• Infuset
• Handscoon
• Masker
Kotak Spill Kit
SPILL KIT a) Hand Sanitizer
b) Alat penanda tumpahan
c) Masker Bedah
d) Cap
e) Apron
f) Kacamata google
g) Sarung tangan rumah tangga
h) Ember kecil
i) Plastik kuning
j) Tisu atau koran
k) Semprotan berisi cairan klorin
dan air
1. Petugas menyiapkan alat penanda lantai licin, 1 set spill kit, sepatu boot dan
tempat sampah medis
2. Petugas membuka set spill kit dan cuci tangan menggunakan handsanitizer
PROSEDUR
3. Beri penanda tumpahan
penanganan 4. Pakai masker bedah, sepatu boot, cap, apron, kacamata google, sarung tangan
TUMPAHAN rumah tangga
5. Ambil ember kecil di kotak spill kit dan pasang plastic kuning
cairan tubuh
6. Cairan infeksius yang tumpah tutup pakai tisu
7. Menyiapkan semprotan berisi cairan klorin dan air
8. Cairan infeksius diusap menggunakan tisu berlawanan arah jarum jam
9. Buang tisu yang terkena cairan infeksius ke tempat sampah medis
10. Ambil tisu dan semprotkan cairan klorin diamkan 1 menit dan usap berlawanan
arah jarum jam, tisu dibuang ke tempat sampah medis
11. Ambil tisu dan semprotkan air diamkan 1 menit dan usap berlawanan arah jarum jam,
tisu dibuang ke tempat sampah medis
12. Mengepel area yang terkena tumpahan cairan infeksius
13. Lepas APD (sarung tangan rumah tangga, apron, kacamata google, cap, sepatu
boot)
14. Sarung tangan rumah tangga dan kacamata google diletakkan ke ember yang telah
diberi plastik kuning
15. Apron dan cap dibuang ke tempat sampah medis
16. Sepatu boot ganti pakai sepatu biasa
14. Masukkan semprotan (klorin dan air), alat penanda tumpahan ke box spill kit
15. Cuci tangan pakai handsanitizer
16. Tutup rapat box spill kit
17. Ambil ember berisi APD yang bisa digunakan kembali
18. Rapikan sepatu boot alat pel, tempat sampah medis, alat penanda lantai licin

1. JANGAN PANIK
Kejadian 2. Cuci luka di air mengalir dengan sabun
Tertusuk 3. JANGAN menekan luka/memijit-mijitnya untuk mengeluarkan darah
4. Lapor ke atasan unit (KaSie)
Jarum
5. Kasie melaporkan ke DPJP untuk konfirmasi pemeriksaan lab ke pasien
6. Kasie lapor ke PIC K3RS
7. K3RS melakukan koordinasi dengan IGD
8. Korban periksa ke IGD untuk konseling dan pemeriksaan lab Anti HCV, HBsAg dan
Anti HIV
9. Hasil pelaporan K3RS, PPI, IGD, >> Arsip RS

• Jika JELAS jarum bekas pasien A, lakukan pengecekan pada pasien A (Anti HCV,
Anti HIV, HBsAg) sesuai rekomendasi dari DPJP.
• Jika tidak diketahui jarum bekas pasien, lakukan pemeriksaan Anti HCV, Anti HIV,
HBsAg terhadap petugas yang terpajan
• Jika hasil POSITIF berarti petugas sudah terpapar sebelum kontak dengan jarum
pasien.
Terkena CAIRAN MATA Cuci dengan air mengalir atau cairan fisiologis (NaCL)
TUBUH MULUT Ludahkan dan kumur-kumur berulang kali dengan air
pasien
KULIT (yang tidak utuh) Cuci dengan air dan sabun atau NaCL
HIDUNG Bersihkan dengan air dan hembuskan

Klasifikasi Alat – Alat :


DEKONTAMINASI NON KRITIKAL SEMI KRITIKAL KRITIKAL
Dan
STERILISASI Peralatan yang hanya Peralatan yang masuk Peralatan yang masuk
menyentuh permukaan tubuh kedalam mukosa tubuh kedalam pembuluh darah/
yang utuh jaringan tubuh
Tensimeter ET Instrumen bedah
Stetoskop NGT
Pispot Laringoskop
Linen Peralatan endoskopi
apron
Cara pembersihan dengan Sterilisasi
Indikasi
dekontaminsi 1) Alat medis habis pakai
2) Permukaan meja / permukaan lain yang tercemar / tumpahan darah atau cairan tubuh
pasien
3) Linen bekas pakai yang tercemar darah atau cairan tubuh pasien
Ketua dr. Rachmawan Firyana

TIM PPI IPCN Mara Septiningtyas, s.Kep, Ns


Anggota Lainnya Rahayu Seffi
ETIKA
BATUK
MRMIK MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

TIM
REVIEW
REKAM MEDIS
AKP AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN

TRIAGE

1. Indikasi non medis


a) Pasien usia diatas 65 tahun
FAST TRACK
b) Pasien yang menggunakan kursi roda dan brankart
2. Indikasi medis
a) Batuk hebat tidak berhenti-henti
b) Pernafasan lebih dari 24x/menit (dewasa) lebih dari 30x/menit (anak), lebih dari 40x/menit (bayi)
c) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
d) Nadi lebih dari 120x/menit
e) Anak-anak rewel dengan suhu > 38 C
HPK HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
PP PELAYANAN PASIEN

PELAYANAN ASUHAN PASIEN


PAP

Meliputi :
ISI MINIMAL
1. Keluhan saat ini
PENGKAJIAN
2. Status fisik
AWAL
3. Psikososiospiritual
4. Ekonomi
5. Riwayat kesehatan pasien
6. Riwayat alergi
7. Riwayat penggunaan obat
8. Pengkajian nyeri
9. Resiko jatuh
10. Pengkajian fungsional
11. Resiko nutrisional
12. Kebutuhan edukasi
13. Perencanaan pemulangan pasien
Kriteria MST ( Malnutrition Screening Tool ) pada pasien Dewasa
1. Apakah pasien kehilangan berat badan tanpa disengaja
2. Berapa Kg kehilangan BB
Prosedur
3. Ada tidaknya penurunan asupan makanan
Pengkajian

Status GIZI Pasien


Menggunakan kriteria Strongkid pada pasien anak-anak.

Pelaporan Pasien rawat inap Petugas lab segera melaporkan perawat terkait, dan dokter
NILAI KRITIS jaga bangsal yang akan melaporkan ke DPJP
Pasien rawat jalan Petugas lab segera menyerahkan ke dokter
Di RSKSM
Tabel nilai kritis

BHD

1. R (Responsiveness)
Mendapatkan respon pasien dengan cara memanggil nama pasien sambil
PADA PASIEN
menepuk bahu sebanyak 3 kali
DEWASA 2. A (Activated)
Apabila pasien tidak ada respon, aktifkan sistem emergency/memanggil
bantuan.
3. P (Position on Back)
Posisikan pasien terlentang pada tempat yang datar dan keras
4. C (Circulation & Compression )
✓ Cek denyut nadi karotis ada denyutan atau tidak
✓ Bila denyut nadi karotis tidak teraba lakukan kompresi dada/ pijat jantung
luar dengan cara :
➢ Tempatkan ujung pangkal telapak tangan 2 jari di atas prosesus
xipoideus SPO bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)
➢ Letakkan tangan yang satu di atas tangan yang pertama dengan
menautkan jari – jari
➢ Lakukan penekanan ke bawah dengan kedalaman minimal 2 inc / 5 cm
➢ Kecepatan kompresi dada adalah 100x per menit.

5. A (Airway Control)
Penguasaan jalan nafas, membuka jalan nafas dengan cara :
➢ Menengadahkan kepala dan topang dagu
➢ Memasang bantal kecil di bawah bahu pasien agar kepala ekstensi
➢ Memasang mouthtube
➢ Melakukan isap lendir / suction
6. B (Breathing Support) Bantuan pernafasan
➢ Berikan bantuan pernafasan menggunakan ambubag dengan 2x tiupan
sambil memperhatikan pengembangan dada pasien
➢ Selanjutnya lakukan tindakan resusitasi jantung paru dengan
perbandingan 30x kompresi dada dan 2x tiupan nafas
➢ Lakukan sebanyak 5 siklus atau selama 2 menit sampai bantuan tiba.

ALUR
BANTUAN HIDUP
DASAR PADA
ORANG DEWASA

1. R (Responsiveness) :
Mendapatkan respon pasien dengan cara memanggil nama anak dengan keras
PADA sambil menepuk atau mengguncang dengan lembut bahu sebanyak 3 kali
PASIEN ANAK
2. A (Activated)
Apabila anak tidak merespon, aktifkan sistem emergency/memanggil bantuan
3. P (Position on Back)
Posisikan pasien terlentang pada tempat yang datar dan keras
4. C (Circulation & Compression )
➢ Cek denyut nadi karotis ada denyutan atau tidak
➢ Bila denyut nadi karotis tidak teraba lakukan kompresi dada/pijat jantung luar
dengan cara :
1. Tempatkan ujung pangkal telapak tangan di dada anak diantara 2 puting
susu
2. Lakukan penekanan ke bawah menggunakan 1 tangan dengan
kedalaman minimal 2 inci / + 5 cm atau sepertiga ketebalan dada anak
3. Kecepatan kompresi dada adalah 100 x per menit
4. A (Airway Control)
Penguasaan jalan nafas, membuka jalan nafas dengan cara :
➢ Menengadahkan kepala dan topang dagu
➢ Memasang bantal kecil di bawah bahu pasien agar kepala ekstensi
➢ Memasang mouthtube
➢ Melakukan isap lendir / suction
5. B (Breathing Support) Bantuan
pernafasan
➢ Berikan bantuan pernafasan menggunakan ambubag dengan tiupan yang
lembut sebanyak 2x sambil memperhatikan pengembangan dada pasien
➢ Selanjutnya lakukan tindakan resusitasi jantung paru dengan perbandingan
30x kompresi dada dan 2x tiupan nafas
➢ Lakukan sebanyak 5 siklus atau selama 2 menit sampai bantuan tiba

PADA 1. R (Responsiveness)
PASIEN BAYI (USIA Mendapatkan respon bayi dengan cara menggosok atau menepuk dengan
0 – 2 BULAN) lembut telapak kaki bayi, panggil namanya dengan keras
2. A (Activated)
Apabila bayi tidak merespon, aktifkan sistem emergency / memanggil bantuan
3. P (Position on Back)
Posisikan bayi terlentang pada tempat yang datar dan keras
4. A (Airway Control)
Penguasaan jalan nafas, membuka jalan nafas dengan cara :
➢ Menengadahkan kepala dan topang dagu
➢ Memasang gulungan kain di bawah bahu pasien agar kepala sedikit
ekstensi
➢ Melakukan isap lendir / suctioning
5. B (Breathing Support) Bantuan
pernafasan, lakukan :
• Look : amati pengembangan dada bayi,
• Listen : dengarkan suara nafas bayi dan
• Feel : rasakan adanya aliran udara pada hidung bayi
Apabila bayi tidak bernafas berikan bantuan pernafasan menggunakan
ambubag khusus untuk bayi dengan tiupan yang lembut sebanyak 2x sambil
memperhatikan pengembangan dada bayi
6. C (Circulation & Compression)
➢ Cek denyut nadi aksilaris ada denyutan atau tidak
➢ Bila denyut nadi aksilaris tidak teraba, lakukan kompresi dada / pijat jantung
luar dengan cara :
Tempatkan 2 jari (jari tengah dan jari telunjuk atau jari tengah dan jari manis
) di tengah dada bayi diantara puting susu atau tempatkan 2 jempol tangan
di tengah dada bayi dengan posisi kedua telapak tangan melingkar pada
kanan dan kiri dada bayi
➢ Lakukan penekanan ke bawah dengan kedalaman minimal 1,5 inci atau
sepertiga ketebalan dada bayi
Kecepatan kompresi dada adalah 100x per menit.
ALUR
BANTUAN HIDUP
DASAR PADA ANAK
DAN BAYI

TIM
CODE BLUE
PKPO PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT

NORUM Nama Obat Rupa Ucapan Mirip


LASA Look A Like Sound A Like
Look A Like Sound A Like
CONTOH Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
AZIthromycin ERYthromycin
Asam TRANEamat Asam MEFEnamat
BISOPRolol PROPANolol
Ceftriaxon Cefotaxime Kemasan mirip
cefOTAxime ceFUROxime
DIazepam LORazepam
doPAmin doBUTAmin
efiNEFrin epHEDrin
gliBENCLamide gliMEPiride
Dexametason ampul Ketorolac ampul Kemasan mirip
Mertigo Nopres Kemasan mirip
NICARdipin NIFEdipin
Natrium DIKLOFENAC Natrium BICARBONAT
VENTOLIN FLEXOTID Kemasan mirip
TRIOfusin TUTOfusin
Penyimpanan Obat-obatan High Alert (MgSO4 dalm ampul) hanya disimpan di Ponek dan IGD.
elektrolit pekat Obat High alert diberi stiker “HIGH ALERT” berwarna MERAH dan khusu untuk larutan
elektrolit pekat juga diberi penandaan stiker bertuliskan “ELEKTROLIT PEKAT” yang
HARUS di ENCERkan”

Prosedur 1) Obat emergensi disimpan dalam Trolli emergensi, dalam kondisi terkunci, diperiksa
pengelolaan obat dan dipastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya
emergensi sudah tidak sesuai lagi dengan daftar yang ditempel/ digantung di trolli emergensi.
2) Perbekalan farmasi dan penguncian trolli tersebut dikontrol oleh farmasi.
3) Trolli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukan pemeriksaan kesesuaian perbekalan
farmasi dengan daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa.

KOMITE
FARMASI DAN
TERAPI
KE KOMUNIKASI DAN EDUKASI

Siapa saja yang Semua Petugas pemberi asuhan (PPA) dapat memberikan informasi dan edukasi kepada
dapat memberikan pasien dan keluarga sesuai dengan kompetensi masing-masing PPA.
edukasi ke pasien
dan keluarga

Cara mengetahui Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga dapat memahami dan menerima edukasi
keberhasilan yang diberikan oleh PPA
edukasi
1. Ada bahan materi (media) yang diberikan kepada pasien atau keluarga
Bukti edukasi telah 2. Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir yang ditanda tangani oleh
dilakukan pemberi edukasi dan penerima edukasi
3. Pada pasien rawat jalan terdapat bukti dilembar kontrol
1 Call Center 24 jam
Media Informasi 2 Hotline IGD (0298) 610584
di RSKSM 0858-0308-9021 (WA)
3 Customer Care 0821-3622-8747 (RS. Karanggede Sisma Medika)
4 Instagram karanggedesismamedika
5 Facebook karanggedesismamedika
6 Website www.karanggedesismamedika.com
7 Group jejaring WG Sedulur RS Sisma Medika
8 Brosure/Leaflet/Banner
9 Seminar daring dan Luring
Jadwal

DOKTER

Jadwal
Penunjang
Medis
PROGNAS PROGRAM NASIONAL

1 Peningkatan kesehatan ibu dan bayi


Apa saja yang 2 Pelayanan keluarga berencana
termasuk dalam
PROGNAS 3 Penurunan prevalensi stunting dan wasting
4 Penurunan angka kesakitan HIV
5 Penurunan angka kesakitan TBC

1. PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI


1. PONEK (Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Komprehensif
PONEK 2. Layanan PONEK meliputi kegawatdaruratan maternal dan neonatal 24
jam
3. Peningkatan pelayanan PONEK, IMD, ASI Eksklusif, PMK, BBLR

TIM PONEK

2. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA


1. Melayani semua jenis KB
Pelayanan
2. Pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran
KB RS
3. Seluruh AlKon KB didapatkan dari dinas KB
4. Pelayanan KB di IGD untuk kasus kegawatdaruratan
TIM
PKBRS

3. PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN WASTING


Tujuan Menurunkan Prevalensi Stunting Wasting Di Rumah Sakit
Program a. Program Skrinning Stunting Dan Wasting
b. Program Tatalaksana Gizi
c. Program Jejaring Rujukan
d. Program Monitoring Dan Evaluasi

TIM
STUNTING
WASTING

4. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV

TIM
PENANGGULANGAN
HIV/AIDS
5. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TBC
1. Minum obat oat sesuai dosis
Edukasi 2. Setelah minum obat urin biasanya berwarna merah

Pasien TB Dan 3. Jika mual muntah berlebihan setelah minum obat oat stop obat dan segera
kontrol
Keluarga
4. Anjurkan mengenakan masker baik pasien maupun penunggu
5. Ajarkan etika batuk
6. Jika mempunyai anak balita (dalam 1 rumah ada anak balita) untuk segera
diperiksakan
7. Kontrol secara teratur
Jenis Masker Yang ✓ MASKER BEDAH
Digunakan ✓ MASKER N95

TIM
DOTS TB

Anda mungkin juga menyukai