DISUSUN OLEH :
Menara PLN
Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Cengkareng
Jakarta Barat 11750
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
Transaksi adalah suatu kegiatan jual beli antara kedua belah pihak yang telah
mufakat dan kesepakatan yang dituangkan dalam suatu perjanjian yang mengikat.
Sedangkan transaksi energi listrik itu sendiri adalah satu kegiatan jual beli tenaga listrik
antara unit produksi/pengirim dengan unit penjual atau distribusi, pengiriman tenaga
listrik ini berlangsung secara terus menerus sehingga energi tersebut dapat dimanfaatkan
dan digunakan oleh pelanggan atau masyarakat. Transaksi Energi adalah salah satu
bagian yang terdapat pada PLN yang bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi
pelanggan pada Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter
transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Transaksi Energi Listrik itu
tujuannya adalah efisiensi pemakaian tenaga listrik yaitu penurunan susut. Kegiatan
transaksi energi ini meliputi kegiatan catat meter(bagian pelanggan pasca bayar), billing,
pemelihaaran alat pengukur dan pembatas (APP), pengukuran transaksi energi melalui
automatic meter reading (AMR) dengan pengambilan data hasil pengukuran kWh meter
jarak jauh secara otomatis menggunakan server, kegiatannya lain ialah pengendalian
susut atau dikenal dengan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL). Susut itu ialah
perbandingan nilai hasil ukur dengan transaksi penjualan listrik yang tidak sesuai.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada laporan kerja magang ini terdapat 5 bagian yaitu BAB I membahas
Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan praktik kerja magang, dan
sistematika penulisan. BAB II membahas Gambaran umum unit magang yaitu Sejarah
berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, perkembangan perusahaan dan bidang
usaha perusahaan. BAB III membahas tinjauan proses magang yang terdiri dari tempat
dan waktu magang, deskripsi divisi dan deskripsi pekerjaan. BAB IV membahas kegiatan
dan pembahasan yang terdiri dari kegiatan selama magang, studi permasalahan, dan
solusi permasalahan. Dan BAB V membahas penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.
BAB II
GAMBAR UMUM PERUSAHAAN
PT PLN (Persero) secara garis besar terbagi menjadi tiga proses bisnis utama
yaitu di sisi pembangkitan, transmisi dan distribusi listrik. Disjaya utamanya, merupakan
Unit Induk PLN yang berkonsentrasi pada proses bisnis distribusi listrik dan pelayanan
pelanggan. Pada awal mula berdirinya sampai dengan tahun 2015 Disjaya merupakan
kepanjangan dari Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Sesuai kepanjangannya,
wilayah usaha kala itu mencakup Ibukota DKI Jakarta dan sekitarnya serta kota
Tangerang. Kemudian pada tahun 2015 dibentuk unit baru Distribusi Banten sehingga
kota Tangerang melepaskan diri dari wilayah kerja Jakarta Raya dan bergabung dengan
Distribusi Banten. Perubahan organisasi tersbut secara rinci dijelaskan pada poin
berikut:
a. Surat Peraturan Direksi No. 0015.P/DIR/2015 Tanggal 18 Agustus 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) dan Peraturan Direksi No
0078.P/DIR/2015
b. Tentang Perubahan Ketiga Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
260.K/DIR/2012 tentang organisasi PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang
yang mengakibatkankan dibentuknya Unit Distribusi Banten yang meliputi
beberapa Unit dari PLN Disjaya yaitu Area Teluk Naga, Cikupa, Cikokol,
Serpong dan Area Pelayanan Prima Tangerang untuk masuk di wilayah kerja
PLN Distribusi Banten
c. Perubahan lingkungan internal, antara lain perubahan struktur organisasi, target
pertumbuhan pelanggan dan pendapatan yang tinggi, perubahan target kinerja
perusahaan dan tingkat keandalan jaringan
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2016 dirasa perlu dilakukan penguatan
organisasi Unit Induk pada masing-masing Direktur Bisnis Regional guna mendukung
program percepatan pembangunan dan pembangkit dan jaringan maka dilakukan
penataan jalur koordinasi agar selaras dan terintegrasi mulai dari Organinasi di Direktur
Bisnis Regional Kantor Pusat hingga Organisasi Unit Induknya dan Organisasi Unit
Pelaksana. Pada Peraturan Direksi No 0179.P/DIR/2016, Disjaya yang semula berada
dibawah Direktur Regional Bisnis Jawa-Bali kini berada dibawah Direktur Regional
Bisnis Jawa Bagian Barat bersama dengan Unit Induk diantaranya UIP Interkoneksi
Sumatra Jawa, UIP Jawa Bagian Barat, Transmisi Jawa Bagian Barat, dan Distribusi
Banten.
PT PLN (Persero) UP3 Bandengan merupakan salah satu dari 16 UP3 yang ada
di PLN Disjaya. PLN UP3 Bandengan diresmikan pada tanggal 29 September 1977 oleh
Bapak Prof. Ir. Suryono dengan nama PT PLN (Persero) Cabang Kota yang terdiri dari
beberapa Rayon yaitu Rayon Gunung Sahari dan Rayon Kapuk.
Namun sekitar pada tahun 2000 terjadi reorganisasi sehingga PT PLN (Persero)
Cabang Kota dipecah menjadi 3 Area Pelayanan (AP Kapuk, AP Bandengan, dan AP
Gunung Sahari) dan 1 Area Jaringan (AJ Gambir)
Pada tahun 2010 sesuai SK Direksi No. 303.K/DIR/2010 tentang Reorganisasi
Wilayah Kerja Meliputi Jakarta Raya dan Tangerang, PT PLN (Persero) Cabang Kota
mengalami perubahan dengan nama PT PLN (Persero) Area Bandengan. Perubahan
nama tersebut dimaksudkan untuk PT PLN (Persero) lebih berorientasi kepada
pelanggan dengan meningkatkan layanan pelanggan dan berusaha melayani
pelanggan dengan hati yaitu dengan hati yang jujur, tulus, ikhlas dan kualitas kerja dapat
ditingkatkan serta dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Pada tahun 2018 sesuai Peraturan Direksi No. 0113.P/DIR/2018 tentang Susunan
Organisasi dan Formasi Jabatan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya,
PT PLN (Persero) Area Bandengan berubah nama menjadi PT PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bandengan hingga sampai saat ini.
PT PLN (Persero) UP3 Bandengan melayani sebagian wilayah Jakarta Utara,
Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan yang total berkependudukan ±1,5 Juta orang
penduduk. Kantor PT PLN (Persero) UP3 Bandengan beralamat di Jl. Bandengan Utara
Raya No.79, RT.5/RW.16, Pejagalan, Kec. Penjaringan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 14450.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
b. Misi
‐ Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
‐ Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
‐ Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
‐ Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Transaksi Energi merupakan salah satu lini penting dari kegiatan operasional PLN.
Bidang ini bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan pada unit
terkait, pengendalian susut energi dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi
standart operasional yang berlaku. Kegiatan transaksi energi ini meliputi kegiatan
penyambungan, pengawasan mutasi PDL, catat meter (bagi pelanggan pasca bayar),
billing, sehingga nilai energi yang dipakai pelanggan dan tercatat oleh kWh meter dirubah
menjadi nilai rupiah yang digunakan sebagai sumber pendapatan PLN. Kegiatan lain
yang tidak kalah penting adalah pengendalian susut energi, dimana bidang transaksi
energi bertanggung jawab terhadap susut non teknis yang menyebabkan pengukuran
energi tidak akurat. Berbagai kegiatan diatas pada intinya adalah memastikan bahwa
energi yang digunakan oleh pelanggan tercatat dengan akurat dan meminimalisir
kebocoran-kebocoran energi listrik. Sesuai buku direktori kompetensi, tugas pokok dari
bidang transaksi energi antara lain :
1. Mengawal pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan manajemen billing.
2. Melaksanakan dan mengendalikan proses billing.
3. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data-data pendukung RKAP.
4. Mengoptimalkan fungsi anggaran baik operasi maupun investasi dalam rangka
kegiatan transaksi energi.
5. Mengendalikan proses manajemen APP mulai dari pemasangan, pemantauan
dan pemeliharaan sehingga APP yang terpasang dapat mengukur dengan
akurat.
6. Melaksanakan settlement dengan pihak lain dalam pengelolaan transfer energi.
BAB III
TINJAUAN PROSES MAGANG
PT PLN (Persero) memiliki struktur organisasi sesuai dengan kondisi wilayah kerja dalam
bidang masing-masing, dibawah ini adalah struktur organisasi PT PLN (Persero) UP3
Bandengan
3.3 Deskripsi Pekerjaan
Di dalam suatu struktur organisasi perusahaan memliki tugas dan tanggung jawab masing-
masing. Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi di PT PLN
(Persero) UP3 Bandengan:
a. Manager Unit
Manager Unit adalah jabatan struktural satu tingkat dibawah General Manager
yang memimpin, membina, dan mengelola Unit Pelaksana dan bertanggung jawab kepada
General Manager dengan jenjang jabatan manajemen menengah atau manajemen dasar.
b. Manager Bagian
Manager Bagian adalah jabatan struktural satu tingkat dibawah Manger Unit
Pelaksana yang memimpin, membina, dan mengelola Unit Pelaksana dan bertanggung
jawab kepada Manager Unit Pelaksana dengan jenjang jabatan manajemen dasar atau
supervisori atas.
c. Supervisor (SPV)
Supervisor (SPV) adalah jabatan struktural satu tingkat dibawah Manger Unit
Pelaksana, Manager Bagian, atau Manager Unit Layanan yang memimpin, membina, dan
mengelola Seksi dan bertanggung jawab kepada Manager Unit Pelaksana, Manager Bagian,
atau Manager Unit Layanan dengan jenjang jabatan supervisori atas atau supervisori dasar.
Pelaksaan kegiatan kerja magang ini yang dilaksanakan selama 6 bulan, kegiatan
kerja magang diterapkan dari teori yang didapatkan selama perkuliahan. Penerapan yang
dilakuakan adalah kemampuan menerapkan metode dan teori yang didapatkan.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Arus Primer, Arus Sekunder dan Faktor Daya
CT (Current Transformator)
Merek Kubikel FKM Ratio
UNINDO 400 10/5A
Nama NARYA
Alamat JL BUDI MULIA RT5/10
ID Pelanggan 542101384022
Tarif/Daya R2/4400 VA
Gardu/Tiang AB11D/09011D1/A3
A. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan dari pemeliharaan APP pelanggan dengan pelaksana P2TL
didapatkan pelanggan yang terindikasi pelanggaran dengan jenis P2 yaitu yang
mempengaruhi alat pengukur dimana indikasi yang didapat adalah perbedaan baut
pada kWh meter pelanggan dan segel timah yang terpotong. Dari temuan tersebut
kWh meter dibawa sebagai barang bukti dan dilakukan pemeriksaan alat pembatas
dan pengukur di laboratorium UP3 Bandengan.
4.1.4 Pemeliharaan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Penggantian kWh Meter
3 Fasa Pascabayar
Pemeliharaan penggantian APP dilakukan apabila terjadi kerusakan pada APP.
Pengggantian APP juga bisa dilakukan Ketika display pada APP blank ataupun data
pemakaian energi listrik tidak terbaca sehingga perlu dilakukan penggantian APP.
Hasil dari penggantian kWh meter yaitu kWh dapat menyala dan berfungsi untuk
mengukur pemakaian energi listrik. Penggantian APP kWh 3 fasa dilakukan dengan
wirring sebagai berikut:
Dari kegiatan yang dilaksanakan terdapat beberapa kendala yang dialami selama
melakukan pemeilharaan alat pengukur dan pembatas (APP), yaitu:
1. Target Operasi (TO) yang didapat berjauhan sehingga terlalu lama untuk
menjangkau dari Target Oprasi (TO) 1 ke target Operasi (TO) sehingga
membutuhkan waktu lama dalam satu hari untuk memenuhi target
pemeriksaan harian
2. Izin pemeriksaan atau penggantian meter sulit, khususnya daerah tertentu
3. Proses peremajaan penggantian kWh meter lama
1. Hasil dari pemeliharaan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) baik diketahui nilai
dari pengukuran arus skunder, pengukuran arus primer, pengukuran faktor daya,
dan pengujian error meter serta error current transformator (CT) yaitu baik sesuai
dengan standart klasifikasi merek meter dan merk CT.
2. Pada pelaksanaan P2TL kWh meter 1 fasa terdapat indikasi pelanggaran yang
mempengaruhi pengukuran energi listrik. Merupakan pelanggaran golongan II (P
II) sehingga kWh meter dibawa ke kantor PLN untuk dilakukan pemeriksaan kWh
meter sesuai dengan kepdir nomor 088.Z/DIR/2016 tentang penertiban
pemakaian tenaga listrik.
3. Penggantian kWh meter 1 fasa dilakukan karena waktu pemakaian kWH sudah
10 tahun agar pengukuran parameternya tetap akurat diperlukan penggantian
kWh meter.
4. Penggantian kWh meter 3 fasa merupakan salah satu pemeliharaan korektif
dikarenakan kWh lama yang terpasang sudah blank dan tidak mengukur
pemakaian energi listrik sehingga diperlukan penggantian meter untuk
mengetahui pemakaian energi yang digunakan oleh pelanggan.
5.2 Saran
PT PLN (Persero). (20 Maret 2011). Manajemen Alat Pengukur dan Pembatas (APP) .
Jakarta: Tim Penyusun.
PT PLN (Persero). (2021). Modem Seluler untuk Sistem Metering Komunikasi Dua Arah.
Jakarta: Tim Penyusun
LAMPIRAN
Lampiran 1 Standart Operation Prosedure (SOP) Pelaksanaan P2TL 3 Fasa Pascabayar
Pengukuran Tidak Langsung
Lampiran 2 Standart Operation Prosedure (SOP) Pelaksanaan P2TL 1 Fasa Pascabayar
Lampiran 3 Standart Operation Prosedure (SOP) Penggantian kWh Meter 1 Fasa
Pascabayar
Lampiran 4 Standart Operation Prosedure (SOP) Penggantian APP 3 Fasa Pengukuran
Tidak Langsung