Nama:Nilawana
Nim: 2163211030
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-NYA
kepada penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas Ilmu Administrasi. Tujuan penyusunan
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata Pengantar Ilmu Administrasi.
Dalam penyusunan makalah ini saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
yang telah memberikan informasi yang berguna bagi saya untuk memperlancar dalam
pembuatan makalah ini.
Saya berharap dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi
para pembacanya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik serta saran dari semua pihak yang membangun saya harapkan untuk
mengharapkan kesempurnaan tugas akhir ini.
Nilawana
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
A. Tokoh administrasi beserta karyanya.................................................................................2
B. Paradigma Administrasi.....................................................................................................8
C. Penerapan NPS.................................................................................................................15
D. 8 scope Administrasi........................................................................................................15
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi administrasi bisnis bukan merupakan suatu bidang yang baru, melainkan
telah dikenal sejak lama; dahulu barangkali masih dinamakan administrasi niaga.
Akan tetapi, posisi ilmu administrasi bisnis dewasa ini kerap menjadi rancu, seolah-
olah terjadi over-lapping dengan ilmu manajamen. Inilah tema yang ingin dikupas
dalam tulisan singkat ini. Ini penting untuk dipahami, agar kita dapat melihat dengan
lebih jelas dimana sebenarnya posisi administrasi bisnis itu sendiri, dan dengan
demikian dapat mendefinisikan domain atau wilayah kajian yang sebenarnya dari
disiplin ilmu ini.
Selain itu, secara praktis, ini berimplikasi kepada perumusan gagasan-gagasan
yang lebih tajam dan inovatif, dimana administrasi bisnis perlu mengembangkan
pemikiran yang sesuai dengan bidang kajiannya, yakni memberikan kerangka ilmiah
kepada aktivitas bisnis yang berkembang di masyarakat. Ini penting sebagai bentuk
sumbangan nyata dunia akademis kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang muncul adalah
sebagai berikut:
1. Tokoh Administrasi beserta Karyanya?
2. Apa saja Paradigma Administrasi ?
3. Bagaimana Penerapan NPS ?
4. Apa saja 8 Scope Admnistrasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen untuk menjelaskan ilmu administrasi
agar dapat diketahui, di pahami, dan diaplikasikan oleh pembaca, khususnya oleh
mahasiswa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
2
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,
untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan
perusahaan.
3
c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha
mendapatkan dan menggunakan modal.
5) mencapai tujuannya.
Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :
4
2. Kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer
tingkat atas.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui
perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formil.
Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang lain.
5
dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan
wewenang yang harus dipatuhi.
i. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang
tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada
bagan organisasi.
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada
tempat dan waktu yang tepat.
6
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi
kesalahan-kesalahan.
7
B. Paradigma Administrasi.
8
pegawai dan pembiayaan pemerintah lainnya namun sedikit untuk layanan
terhadap public. Denhardt menguraikan karakteristik OPA yaitu :
9
sepenuhnya diserahkan pada pemerintah daerah. Dalam administrasi public klasik
ini lebih memfokuskan pada efisiensi dan rasionalitas sehingga melupakan sisi
humanis dan internal organisasi.
Prinsip-Prinsip NPM,yaitu :
10
f. Penekanan pada praktek-praktek manajemen bergaya perusahaan swasta
Karakteristik NPM,meliputi :
e. Mengadopsi gaya manajemen dari sector bisnis ke sector public seperti adanya
modernisasi kantor baik di Ditjen Pajak,Ditjen Perbendaharaan maupun Ditjen
Bea Cukai.Selain itu hubungan antara atasan dan bawahan semakin
dinamis,gap senioritas dan muncul hal-hal profesionalisme yang dibutuhkan
11
Penerapan New Public Management di Indonesia dapat dilihat dari penerapan
beberapa karakteristiknya.Terlepas dari kedua pemerintahan tersebut dalam ranah
yang lebih luas,NPM telah dicoba diterapkan juga pada pemerintahan daerah,yaitu
sejalan dengan penerapan otonomi daerah di Indonesia yang dimulai tahun 2004.
Prinsip-prinsip atau asumsi dasar dari pelayanan public baru (new public
service),yaitu :
12
memenuhinya.Negara tidak boleh melempar tanggung-jawabnya kepada pihak
lain dalam memenuhi kepentingan public.
f. Melayani dari pada mengarahkan (serve rather than steer) fungsi utama
pemerintah adalah melayani warga negara bukan mengarahkan
a. Teori politik demokrasi terutama yang berkaitan dengan relasi warga negara
dengan pemerintah
13
konsep sebelumnya.Jika pada masa-masa sebelumnya kekuasaan dan
penyelenggaraan pemerintah lebih didominasi oleh negara,maka pada konsep Good
Governance ,partisipasi dari actor bisnis dan masyarakat sangat ditekankan dengan
tujuan agar tercapainya kebijakan pemerintah yang dapat menyentuh semua aspek
kebutuhan masyarakat baik itu untuk sector privat maupun untuk masyarakat pada
umumnya.
14
C. Penerapan NPS
D. 8 scope Administrasi
1. Kebijakan publik
15
Ruang lingkup dari kebijakan publik mencakup banyak bidang seperti
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan sebagainya. Kebijakan publik dapat bersifat
hirarkis dari mulai tataran nasional, regional, dan lokal. David Easton memberikan
definisi kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada
seluruh anggota masyarakat. Laswell dan Kaplan juga memberikan definisi
kebijakan publik sebagai sebuah Program pecapaian tujuan, nilai dalam praktik
yang terarah. Thomas R. Dye juga turut memberikan definisi kebijakan publik
sebagai segala sesuatu yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau untuk
tidak dilakukan. Secara lebih lanjut, Carl J. Friedrich menjabarkan kebijakan
publik sebagai suatu rangkaian kegiatan ataupun tindakan yang diusulkan oleh
seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu di mana
kebijakan ini diusulkan untuk mengatasi hambatan ataupun kesulitan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan definisi tersebut ditekankan bahwa
kebijakan publik merupakan realisasi dari sebuah tindakan, sehingga bukan
merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat publik semata.
Penyusunan agenda
Penyusunan agenda atau agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang
sangat strategis dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah ada ruang
untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan agenda publik perlu
diperhitungkan. Jika sebuah isu telah menjadi masalah publik, dan mendapatkan
prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi
sumber daya publik yang lebih daripada isu lain. Dalam penyusunan agenda juga
sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu
agenda pemerintah. Isu kebijakan (Policy Issues) sering disebut juga sebagai
masalah kebijakan (Policy Problem). Policy issues biasanya muncul karena telah
terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau
16
akan ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan
tersebut. Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau
fungsi dari adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun
penilaian atas suatu masalah tertentu. Namun tidak semua isu bisa masuk menjadi
suatu agenda kebijakan.
Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh
para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian
dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari
berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama halnya dengan
perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap
perumusan kebijakan masing-masing slternatif bersaing untuk dapat dipilih
sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah.
Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan dari sikap baik dan
niat baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu anggota mentolerir
pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbol-
simbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung
pemerintah.[6]
17
memiliki akseptabilitas yang tinggi dari warga. Di sinilah peran dari psikologi
kebijakan publik, yakni
4) psikologi dapat digunakan sebagai metode persuasi agar warga memiliki
perasaan kewargaan (sense of citizenship), tidak mudah terkena kelelahan
dalam partisipasi politik meskipun mengalami kekecewaan, bahkan mampu
menawarkan masukan dan konsultasi kepada pemerintah untuk penyusunan
kebijakan publik.
18
Kebijakan publik penting karena pilihan kebijakan dan keputusan yang dibuat oleh
mereka yang berkuasa mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari,
termasuk pendidikan, kesehatan dan keamanan nasional. Keputusan kebijakan
publik dibuat setiap hari dan mencakup semua tingkat pemerintahan. Beberapa
keputusan kebijakan publik dibuat di tingkat pemerintah lokal, sementara yang
lain dibuat oleh pejabat daerah dan pembuat kebijakan di tingkat nasional dan
internasional. Kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat di semua tingkat
pemerintahan menetapkan aturan, peraturan dan prosedur yang memandu tindakan
warga negara dalam yurisdiksi mereka. Keputusan kebijakan publik terutama
dibuat untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan warga, dan
dapat menetapkan standar untuk institusi pendidikan, operasi transportasi dan
fasilitas perumahan. Beberapa kebijakan publik berkaitan dengan isu-isu jangka
pendek, seperti mengkoordinasikan upaya-upaya bantuan setelah bencana alam
atau untuk mengurangi kekhawatiran ekonomi yang dihasilkan oleh penurunan
mendadak di pasar.
Kebijakan publik ditetapkan terutama oleh pejabat terpilih, yang dipilih ke kantor
untuk jangka waktu tertentu oleh warga negara. Kebijakan publik mempengaruhi
isu-isu jangka pendek serta masalah yang kompleks dan sulit dipecahkan yang
terjadi di banyak lokasi dan dilakukan lintas generasi. Kebijakan publik
menetapkan beberapa norma kemasyarakatan untuk perilaku, dan juga berusaha
untuk meningkatkan kualitas hidup orang.
2. Birokrasi
19
yang membutuhkan para individu yang memiliki keahlian khusus (atau biasa
disebut para spesialis), dan dilaksanakan dalam sistem administrasi (khususnya
aparatur pemerintah). Sementara menurut Maximilian Weber birokrasi adalah
suatu bentuk organisasi yang penerapannya sangat berkaitan dengan misi yang
akan dicapai. Keberadaan birokrasi ini bertujuan sebagai suatu sistem otoritas,
yang ditunjuk secara rasional oleh beberapa macam peraturan sebagai bentuk
upaya mengorganisir pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang.
Tujuan Birokrasi
20
yang dirancang sedemikian rupa guna memungkinkan adanya pelaksanaan
kebijakan publik yang efektif dan efisien.
3. Manajemen publik
21
Pada teori manajemen, terdapat konsep manajemen tradisional dan kontemporer
pada sektor publik yang kemudian diaplikasikan pada fungsi utama manajemen
yaitu PODSCORB (Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting, Budgeting).
4. Leadership
Leadership adalah kata populer dalam bahasa inggris yang secara harfiah
berarti kepemimpinan, meskipun saat dijelaskan dan dipergunakan sering tertukar
secara penggunaan dengan manajemen, kata leadership memiliki banyak definisi.
Menurut laman daring Forbes, leadership adalah suatu proses mempengaruhi
sosial dengan langkah memaksimalkan upaya orang lain, menuju pencapaian suatu
tujuan. Pada pelaksanaanya seorang leader sering disalah artikan dengan manajer
atau orang yang memliki jabatan dan pekerja dibawahnya. Sebenarnya kamu tidak
perlu menjadi seorang supervisor, manager atau CEO sekalipun untuk menjadi
seorang pemimpin. Pemimpin dapat memberi pengaruh yang kuat secara sosial
meskipun posisinya secara organigram bukan seorang yang memiliki jabatan
tinggi.
6. Staff Administrasi
22
penempatan tenaga-tenaga yang sesuai. Staffing merupakan salah satu fungsi
administrasi berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari
merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga
kerja memberikan daya guna yang maksimal bagi organisasi.
Dalam staffing berlaku prinsip utama yaitu : “The Right Man in The Right Place
and Time” yang berarti bahwa setiap personel ditempatkan pada unit kerja yang
sesuai dengan keahlian dan kecakapannya, dengan demikian suatu
perkerjaan/tugas dalam unit kerja dilakukan oleh orang yang tepat dan mendapat
hasil pekerjaan yang optimal. Jika prinsip ini tidak diterapkan, dan menempatkan
personel pada tugas dan jenis pekerjaan yang bukan keahliannya, maka akan
menghambat upaya pencapaian tujuan administrasi itu sendiri, sebab hasil dari
pekerjaan tersebut cenderung kurang berdaya guna bagi organisasi
Hal ini sering terjadi pada unit kerja yang kekurangan karyawan, sehingga
memaksa seorang karyawan membawahi dan mengerjakan beberapa jenis
pekerjaan yang bukan pada bidang keahliannya, atau bisa terjadi karena
menempatkan seseorang atas pendekatan nepotisme tanpa memperhatikan
keahlian orang tersebut, tindakan nepotisme ini tentu akan membuka peluang
kolusi dan korupsi yang berakibat buruk terhadap kemajuan unit organisasi kerja
itu sendiri.
Mendorong pekerja untuk memberikan daya guna dan hasil guna yang maksimal
bagi organisasi.
23
7. Performance
Etika mempunyai peran yang sangat strategis karena etika dapat menentukan
keberhasilan atau pun kegagalan dalam tujuan organisasi, struktur organisasi, serta
manajemen publik. Etika berhubungan dengan bagaimana sebuah tingkah laku
manusia sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Dalam melaksanakan tugas-tugas
yang ada di dalam administrasi publik, maka seorang administator harus
mempunyai tanggung jawab kepada publik.
24
E. Penerapan sistem administrasi di Indonesia,dan kelemahan dan kelebihannya
5. Adanya Pasal-pasal fiktif yang susah dicerna, dan sering kali bertentangan
dengan pasal-pasal yang lain.
25
6. Banyaknya pasal-pasal yang tidak disosialisasikan.
26