Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI

Nama:Nilawana

Nim: 2163211030

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

UNIVERSITAS PEPABRI MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-NYA
kepada penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas Ilmu Administrasi. Tujuan penyusunan
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata Pengantar Ilmu Administrasi.
Dalam penyusunan makalah ini saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
yang telah memberikan informasi yang berguna bagi saya untuk memperlancar dalam
pembuatan makalah ini.
Saya berharap dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi
para pembacanya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik serta saran dari semua pihak yang membangun saya harapkan untuk
mengharapkan kesempurnaan tugas akhir ini.

Makassar, 20 Februari 2022

Nilawana

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.   Latar  Belakang................................................................................................................1
B.   Rumusan Masalah............................................................................................................1
C.   Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
A. Tokoh administrasi beserta karyanya.................................................................................2
B. Paradigma Administrasi.....................................................................................................8
C. Penerapan NPS.................................................................................................................15
D. 8 scope Administrasi........................................................................................................15

i
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar  Belakang
Studi administrasi bisnis bukan merupakan suatu bidang yang baru, melainkan
telah dikenal sejak lama; dahulu barangkali masih dinamakan administrasi niaga.
Akan tetapi, posisi ilmu administrasi bisnis dewasa ini kerap menjadi rancu, seolah-
olah terjadi over-lapping dengan ilmu manajamen. Inilah tema yang  ingin dikupas
dalam tulisan singkat ini. Ini penting untuk dipahami, agar kita dapat melihat dengan
lebih jelas dimana sebenarnya posisi administrasi bisnis itu sendiri, dan dengan
demikian dapat mendefinisikan domain atau wilayah kajian yang sebenarnya dari
disiplin ilmu ini.
Selain itu, secara praktis, ini berimplikasi kepada perumusan gagasan-gagasan
yang lebih tajam dan inovatif, dimana administrasi bisnis perlu mengembangkan
pemikiran yang sesuai dengan bidang kajiannya, yakni memberikan kerangka ilmiah
kepada aktivitas bisnis yang berkembang di masyarakat. Ini penting sebagai bentuk
sumbangan nyata dunia akademis kepada masyarakat.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang muncul adalah
sebagai berikut:
1.    Tokoh Administrasi beserta Karyanya?
2.    Apa saja Paradigma Administrasi ?
3.    Bagaimana Penerapan NPS ?
4.    Apa saja 8 Scope Admnistrasi?

C.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen untuk menjelaskan ilmu administrasi
agar dapat diketahui, di pahami, dan diaplikasikan oleh pembaca, khususnya oleh
mahasiswa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tokoh administrasi beserta karyanya

    1. Frederick W. Taylor

          Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya


meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah
yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya
dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :

1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.

2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok


untuk satu pekerjaan.

3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.

4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.

Dalam menerapkan keempat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya


revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar
menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :

1.  Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.

2.  Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.

3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.

4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.

2
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,
untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan
perusahaan.

Buku-buku Taylor yang terkenal adalah "Shop management (1930)",


Principles Of Scientific Management (1911)", dan "Testimory Before Special
House Comittee (1912)". Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut
digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul "Scientific Management”.

   2. Henry Fayol (1841 -1925)

       Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial management". Pada


tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan
produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi
satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran
manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak baru. Fayol berkeyakinan
keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi
karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar
dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata
kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat
diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah
dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam
kegiatan :

a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barangbarang


produksi.

b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan


mentah dan menjual hasil produksi.

3
c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha
mendapatkan dan menggunakan modal.

d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi


pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.

e.Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang,


keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.

f.  Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :

1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang


memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.

2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan


materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.

3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan


agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka

 4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber


daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam

5) mencapai tujuannya.

6)  Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk


membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana
mestinya.

Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :

1.  Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat pada


tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan dan

4
2.  Kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer
tingkat atas.

3.   Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari, sehingga


tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek, timbul tenggelam sepertl orang
belajar menyelam tanpa guru.

4.  Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan pada segala bentuk


dan jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan
lainlain.

5.   Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum manajemen, karena hukum


bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan pada
keadaan yang dihadapi.

Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :

a.  Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia


dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban berjalan.

 b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui
perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formil.
Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang lain.

c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan


dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini
dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan terhadap prestasi serta
penerapan sangsi hukum  adil terhadap yang menyimpang.

d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya


menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari

5
dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan
wewenang yang harus dipatuhi.

e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang


mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang manajer
dengan satu rencana kerja.

f.  Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum


(Subordination of Individual interest to general interes), yaitu kepentingan
perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu
keseluruhan.

g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil


bagi karyawan dan pengusaha.

h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak


pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan
sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.

i.   Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang
tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada
bagan organisasi.

j.   Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada
tempat dan waktu yang tepat.

k.   Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer


terhadap  bawahannya.

l.    Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak


banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.

6
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi
kesalahan-kesalahan.

n.   Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat


berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi
langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.

7
B. Paradigma Administrasi.

1. Administrasi Publik Tradisional / Klasik (The Old Public Administration)

The Old Public Administration pertama kali dikemukakan oleh seorang


Presiden AS dan Woodrow Wilson.Beliau menyatakan bidang administrasi itu
sama dengan bidang bisnis.Maka dari itu muncul konsep Old Public
Administration yang memiliki tujuan melaksanakan kebijakan dan memberikan
pelayanan dengan netral dan professional.Administrasi Publik klasik dimulai
ketika awal kelahiran dari administrasi public itu sendiri.Sebagaimana dijelaskan
oleh Teguh Kurniawan “Pergeseran Paradigma Administrasi Publik : dari prilaku
model klasik dan NPM ke Good Governance” .Pada masa perkembangan awal
administrasi public dikenal dengan konsep yang sangat legalistic,dengan
berbagai macam aturan yang mengikat ,struktur organisasi yang hirakis yang
kurang memungkinkan adanya koordinasi dari berbagai fungsi sangat sentralistik
dan betapa besarnya dominasi pemerintah dalam berbagai hal termasuk
pemberian pelayanan public.

Besarnya intervensi pemerintah pada semua segmen kehidupan masyarakat


menjadikan pemerintah sebagai penguasa tunggal, dimana peraturan atau
kebijakan kebijakan yang dibuat dimungkinkan untuk diambil alih secara penuh
oleh pemerintah tanpa melibatkan actor lainnya seperti perwakilan dari sector
bisnis khususnya partisipasi masyarakat. Hal ini menimbulkan besarnya anggaran
yang harus dikeluarkan pemerintah untuk membiayai organisasi pemerintah yang
formasi birokrasinya cenderung ‘’gemuk’’ dengan berbagai macam fungsi yang
terlalu boros dan tidak memiliki tupoksi yang jelas.Terlebih lagi dengan
masyarakat yang dihadapkan pada rantai meja-meja pelayanan yang berbelit dan
semakin menjauhkan hubungan masyarakat dengan pemerintah,seakan-akan
terjadi pembatasan yang jelas antara pemerintah dan masyarakat dan ini akan
membuat pemerintah sulit untuk ditempuh oleh masyarakat. Tentu saja ini
memberatkan masyarakat sebagai pembayar pajak lebih banyak keluar untuk gaji

8
pegawai dan pembiayaan pemerintah lainnya namun sedikit untuk layanan
terhadap public. Denhardt menguraikan karakteristik OPA yaitu :

a. Fokus utama adalah penyediaan pelayanan public melalui organisasi atau


badan resmi pemerintah

b. Kebijakan public administrasi negara dipahami sebagai penataan dan


implementasi kebijakan yang berfokus pada satu cara yaitu tujuan yang
bersifat politik

c.  Administrator public memainkan peranan yang terbatas dalam perumusan


kebijakan public dan pemerintah

d.  Pelayanan public harus diselenggarakan oleh administrator yang


bertanggung jawab kepada pejabat politik

e.  Administrator bertanggung jawab kepada pimpinan pejabat politik

f. Program-program public dilaksanakan melalui organisasi yang hierarkis


dengan kontrol yang ketat oleh pimpinan organisasi

g. Nilai pokok nya efisiensi dan rasionalitas

h. Sistem tertutup sehingga melibatkan warga negara dibatasi

i. Peranan administrator melaksanakan prinsip-prinsip planning,organizing,


staffing, directing, coordinating, reporting dan budgeting.

Dalam administrasi public kasik memiliki persamaan dengan kondisi pelayanan


public di Indonesia dimana sistem birokrasi di Indonesia masih cenderung sulit
untuk dijangkau oleh masyarakat karena proses birokrasi yang lama dan
kaku,masih terhirarkis top down,contohnya kasus sistem desentralistik di
Indonesia pemerintah pusat tetap memiliki kekuasaan ekslusif yang tidak bisa

9
sepenuhnya diserahkan pada pemerintah daerah. Dalam administrasi public klasik
ini lebih memfokuskan pada efisiensi dan rasionalitas sehingga melupakan sisi
humanis dan internal organisasi.

2.      New Public Management (NPM)

New Public Management (NPM) merupakan paradigma baru pada tahun


1990.Istilah NPM pertama kali dikemukakan oleh Crishtopher Hood .NPM
biasanya dikawankan dengan Old Public Management (OPM).Konsep NPM
muncul pada tahun 1980-an digunakan untuk melukiskan sector public di inggris
dan selandia baru.NPM menekankan ada control atas output kebijakan
pemerintah,desentralisasi otoritas manajement,penganalan pada dasar
kuasimekanisme pasar,serta layanan yang berorientasi customer.

Asal NPM berasal dari pendekatan atas manajemen public dan


birokrasi.Fokus dari NPM sebagai sebuah gerakan pengadopsian keunggulan
teknik manajemen perusahaan sector public untuk diimplementasikan dalam
pengadministrasiannya.

 Prinsip-Prinsip NPM,yaitu :

a.   Penekanan pada keahlian manajemen professional dalam mengendalikan


organisasi

b.  Standar-standar yang tegas dan terukur atas performa organisasi,termasuk


klarifikasi tujuan,target,dan indicator-indikator keberhasilan

c.   Peralihan dan pemanfaatan kendali input menjadi output,

d.   Peralihan dari sistem manajemen tersentral menjadi desentralistik

e.  Pengenalan masa kompetisi yang lebih besa dalam sector public,seperti


penghematan dana dan pencapaian standar tinggi

10
f.    Penekanan pada praktek-praktek manajemen bergaya perusahaan swasta

g.   Penekanan pasa pemangkasan,efisiensi,dan melakukan lebih banyak sumber


daya yang sedikit

 Karakteristik NPM,meliputi :

a. Manajemen professional disektor public;secara bertahap mereka mulai


menerapkan mengelola organisasi secara professional,memberikan
batasan,tugas pokok dan fungsi serta deskripsi kerja yang jelas

b. Penekanan terhadap pengendalian output dan outcome;sudah dilakukan


dengan penguunaan performance budgeting yang dirancang oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.

c. Pemecahan unit-unit kerja di sector public,hal ini sudah dilakukan oleh


Depkeu juga BPK yaitu adanya unit-unit kerja tingkat eselon1

d. Menciptakan persaingan disektor public,seperti adanya mekanisme kontrak


dan tender kompetitif dalam rangka penghematan biaya dan peningkatan
kualitas serta privatisasi

e. Mengadopsi gaya manajemen dari sector bisnis ke sector public seperti adanya
modernisasi kantor baik di Ditjen Pajak,Ditjen Perbendaharaan maupun Ditjen
Bea Cukai.Selain itu hubungan antara atasan dan bawahan semakin
dinamis,gap senioritas dan muncul hal-hal profesionalisme yang dibutuhkan

f.  Disiplin dan penghematan penggunaan sumber daya;dalam hal disiplin


biaya,implementasi pada kedua instansi masih diragukan karena masih ada
aset-aset yang melebihi spesifikasi kebutuhan.Sedangkan dalam hal disiplin
pegawai adanya modal presensi menggunakan finger print yang sudah sangat
efektif dilakukan.

11
Penerapan New Public Management di Indonesia dapat dilihat dari penerapan
beberapa karakteristiknya.Terlepas dari kedua pemerintahan tersebut dalam ranah
yang lebih luas,NPM telah dicoba diterapkan juga pada pemerintahan daerah,yaitu
sejalan dengan penerapan otonomi daerah di Indonesia yang dimulai  tahun 2004.

Bisa dikatakan bahwa penerapan NPM memberikan dampak positif dalam


beberapa hal,misalnya peningkatan efisiensi dan produktifitas kinerja pemerintah
daerah yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas pelayanan public.Hal
ini dapat dipahami melalui salah satu karakteristik NPM yaitu menciptakan
persaingan disektor public.Sehingga apa yang dikatakan oleh pemerintah daerah
adalah berusaha bersaing untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
masyarakat dan pada gilirannya publiklah yang diuntungkan dalam upaya ini.

3.  Pelayanan Publik Baru (New Public Service)

Paradigma New Public Service(NPS) merupakan konsep yang dimunculkan


melalui tulisan Janet v.Dernhart dan Robert B.Dernhart berjudul “The New Public
Service”.Paradigma NPS dimaksudkan untuk meng “counter”paradigma
administrasi yang menjadi arus utama (mainstream)yakni paradigma New Public
Management.Dan juga dianggap sebagai usaha kritikan terhadap paradigm Old
Public Administration.

Prinsip-prinsip atau asumsi dasar dari pelayanan public baru (new public
service),yaitu :

a.       Melayani warga negara bukan pelanggan (Serves Citizens,Nut Customer)


melalui pajak yang mereka bayarkan maka warga negara adalah pemilik sah
(legitimate)negara bukan pelanggan.

b.      Mengutamakan kepentingan public (seeks the public interest) kepentingan


public seringkali berbeda dan kompleks,tetapi negara berkewajiban untuk

12
memenuhinya.Negara tidak boleh melempar tanggung-jawabnya kepada pihak
lain dalam memenuhi kepentingan public.

c.       Kewarganegaraan lebih berharga atau bernilai dari pada kewirausahaan


(value citizenship over entrepreneurship) kewirausahaan itu penting,tetapi
warga negara berada diatas segalanya.

d.      Berfikir strategis dan bertindak demokratis (think strategically ,act


democratically) pemerintah harus mampu bertindak cepat dan menggunakan
pendekatan dialog dalam menyelesaikan persoalan public.

e.       Menyadari bahwa akuntabilitas tidaklah mudah (recogniza that


accountability isn’t simple) pertanggung jawaban merupakan proses yang sulit
dan terukur sehingga harus dilakukan dengan metode yang tepat

f.       Melayani dari pada mengarahkan (serve rather than steer) fungsi utama
pemerintah adalah melayani warga negara bukan mengarahkan

g.      Menghargai manusia tidak hanya sekedar produktivitas (value people ,not


just productivity) kepentingan masyarakat harus menjadi prioritas meskipun
bertentangan dengan nilai-nilai produktivitas.

Cara pandang paradigma NPS ini ,menurut Dernhart diilhami oleh :

a.   Teori politik demokrasi terutama yang berkaitan dengan relasi warga negara
dengan pemerintah

b.  Pendekatan humanistic dalam teori organisasi dan manajemen

Meskipun secara garis besar hanya ada 3 paradigma dalam pelayanan


public,namun ada beberapa akademisi yang menyatakan bahwa governance
merupakan salah satu paradigmadalam pelayanan public.Governance atau sekarang
lebih dikenal dengan ‘’Good Governance” bisa dikatakan menyempurnakan konsep-

13
konsep sebelumnya.Jika pada masa-masa sebelumnya kekuasaan dan
penyelenggaraan pemerintah lebih didominasi oleh negara,maka pada konsep Good
Governance ,partisipasi dari actor bisnis dan masyarakat sangat ditekankan dengan
tujuan agar tercapainya kebijakan pemerintah yang dapat menyentuh semua aspek
kebutuhan masyarakat baik itu untuk sector privat maupun untuk masyarakat pada
umumnya.

14
C. Penerapan NPS

Pandangan mengenai manajemen pelayanan baru (new public service) lebih


memposisiskan warga negara sebagai obyek utama dalam pemerintahan yang
demokrasi. Sehingga warga negara atau masyarakat tidak hanya dipandang hanya
secara pribadi tetapi warga negara adalah bahagian dari pemerintah dalam sistem
pelayanan publik. Oleh Karena itu dalam new public service (NPS) keterlibatan
public bersama pemerintah adalah sebagai suatu proses demokratisasi reformasi
pelayanan publik. Salah satu kebijakan pemerintah dalam menerapkan new public
service misalnya adalah dengan membentuk pelayanan satu atap atau samsat
(sistem administrasi manunggal satu atap). Keberadaan samsat adalah bertujuan
untuk mempermudah pelayanan sebagai alternatif dari public service untuk
menjawab kebutuhan masayarkat secara efektif dan efisien dalam melayani
masyarakat pengguna kendaraan bermotor.Sistem pelayanan satu atap sebagai
bentuk alternative pelayanan yang bagi masyarakat karena dinilai efisien efektif
serta dapat memperpendek rentang kendali pelayanan kepada masyaakat yang
memiliki sejumlah karekateristik dalam wilayah baik kepualauan maupun
kontinen.

D. 8 scope Administrasi

1. Kebijakan publik

Kebijakan publik secara sederhana dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu


yang dinyatakan oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak dikerjakan.
Kebijakan publik merupakan bentuk perwujudan dari sebuah tindakan pemerintah
dalam menanggapi sesuatu, bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan
pemerintah atau pejabat publik. Pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu
juga merupakan bagian dari kebijakan publik karena pilihan tersebut memiliki
pengaruh atau dampak yang sama dengan pilihan pemerintah untuk melakukan
sesuatu.

15
Ruang lingkup dari kebijakan publik mencakup banyak bidang seperti
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan sebagainya. Kebijakan publik dapat bersifat
hirarkis dari mulai tataran nasional, regional, dan lokal. David Easton memberikan
definisi kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada
seluruh anggota masyarakat. Laswell dan Kaplan juga memberikan definisi
kebijakan publik sebagai sebuah Program pecapaian tujuan, nilai dalam praktik
yang terarah. Thomas R. Dye juga turut memberikan definisi kebijakan publik
sebagai segala sesuatu yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau untuk
tidak dilakukan.  Secara lebih lanjut, Carl J. Friedrich menjabarkan kebijakan
publik sebagai suatu rangkaian kegiatan ataupun tindakan yang diusulkan oleh
seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu di mana
kebijakan ini diusulkan untuk mengatasi hambatan ataupun kesulitan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan definisi tersebut ditekankan bahwa
kebijakan publik merupakan realisasi dari sebuah tindakan, sehingga bukan
merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat publik semata.

 Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn[6] adalah sebagai


berikut:

Penyusunan agenda

Penyusunan agenda atau agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang
sangat strategis dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah ada ruang
untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan agenda publik perlu
diperhitungkan. Jika sebuah isu telah menjadi masalah publik, dan mendapatkan
prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi
sumber daya publik yang lebih daripada isu lain. Dalam penyusunan agenda juga
sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu
agenda pemerintah. Isu kebijakan (Policy Issues) sering disebut juga sebagai
masalah kebijakan (Policy Problem). Policy issues biasanya muncul karena telah
terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau

16
akan ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan
tersebut. Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau
fungsi dari adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun
penilaian atas suatu masalah tertentu. Namun tidak semua isu bisa masuk menjadi
suatu agenda kebijakan.

Formulasi kebijakan

Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh
para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian
dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari
berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama halnya dengan
perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap
perumusan kebijakan masing-masing slternatif bersaing untuk dapat dipilih
sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah.

Adopsi/ Legitimasi Kebijakan

Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar


pemerintahan.[4] Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh
kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah.[5]Namun
warga negara harus percaya bahwa tindakan pemerintah yang sah. Mendukung

Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan dari sikap baik dan
niat baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu anggota mentolerir
pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbol-
simbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung
pemerintah.[6]

Kebijakan publik yang efektif adalah kebijakan publik yang di samping


memenuhi maksud baik pemerintah untuk menyejahterakan warganya juga

17
memiliki akseptabilitas yang tinggi dari warga. Di sinilah peran dari psikologi
kebijakan publik, yakni

 1) psikologi membantu para penyusun kebijakan publik untuk


mempertimbangkan secara sesama bukan hanya analisis untung-rugi
melainkan keberterimaan, kepuasan, dan kesejahteraan warga atas sebuah
kebijakan publik.

2) psikologi membantu proses politik yang dijalankan pihak-pihak yang


menghasilkan kebijakan publik agar dapat melakukan pengelolaan konflik dan
kepentingan secara manusiawi.

3) psikologi membantu pemerintah untuk memberikan pengaruh-pengaruh


edukatif dan sosial agar warga merasa aman dan nyaman di samping dapat
menerima logika kebijakan yang telah diambil, serta.

 4) psikologi dapat digunakan sebagai metode persuasi agar warga memiliki
perasaan kewargaan (sense of citizenship), tidak mudah terkena kelelahan
dalam partisipasi politik meskipun mengalami kekecewaan, bahkan mampu
menawarkan masukan dan konsultasi kepada pemerintah untuk penyusunan
kebijakan publik.

Penilaian/ Evaluasi Kebijakan

Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang


menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak.[7] Dalam hal ini, evaluasi dipandang sebagai suatu
kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap
akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan
demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalh-masalah
kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah
kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.

18
Kebijakan publik penting karena pilihan kebijakan dan keputusan yang dibuat oleh
mereka yang berkuasa mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari,
termasuk pendidikan, kesehatan dan keamanan nasional. Keputusan kebijakan
publik dibuat setiap hari dan mencakup semua tingkat pemerintahan. Beberapa
keputusan kebijakan publik dibuat di tingkat pemerintah lokal, sementara yang
lain dibuat oleh pejabat daerah dan pembuat kebijakan di tingkat nasional dan
internasional. Kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat di semua tingkat
pemerintahan menetapkan aturan, peraturan dan prosedur yang memandu tindakan
warga negara dalam yurisdiksi mereka. Keputusan kebijakan publik terutama
dibuat untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan warga, dan
dapat menetapkan standar untuk institusi pendidikan, operasi transportasi dan
fasilitas perumahan. Beberapa kebijakan publik berkaitan dengan isu-isu jangka
pendek, seperti mengkoordinasikan upaya-upaya bantuan setelah bencana alam
atau untuk mengurangi kekhawatiran ekonomi yang dihasilkan oleh penurunan
mendadak di pasar.

Kebijakan publik ditetapkan terutama oleh pejabat terpilih, yang dipilih ke kantor
untuk jangka waktu tertentu oleh warga negara. Kebijakan publik mempengaruhi
isu-isu jangka pendek serta masalah yang kompleks dan sulit dipecahkan yang
terjadi di banyak lokasi dan dilakukan lintas generasi. Kebijakan publik
menetapkan beberapa norma kemasyarakatan untuk perilaku, dan juga berusaha
untuk meningkatkan kualitas hidup orang.

2. Birokrasi

Secara umum birokrasi merupakan sistem administrasi yang terorganisasi dan


tersusun secara berjenjang. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Kemendikbud), Birokrasi adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh
pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan.
Fritz Morstein Marx mengatakan birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang
digunakan oleh sistem pemerintahan modern, guna menyelesaikan tugas tugas

19
yang membutuhkan para individu yang memiliki keahlian khusus (atau biasa
disebut para spesialis), dan dilaksanakan dalam sistem administrasi (khususnya
aparatur pemerintah). Sementara menurut Maximilian Weber birokrasi adalah
suatu bentuk organisasi yang penerapannya sangat berkaitan dengan misi yang
akan dicapai. Keberadaan birokrasi ini bertujuan sebagai suatu sistem otoritas,
yang ditunjuk secara rasional oleh beberapa macam peraturan sebagai bentuk
upaya mengorganisir pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang.

Birokrasi juga dioperasikan oleh serangkaian aturan serta prosedur yang


bersifat tetap. Terdapat rantai komando berupa hirarki kewenangan di mana
tanggung jawab setiap bagian-bagiannya ‘mengalir’ dari ‘atas’ ke ‘bawah.’ Selain
itu, birokrasi juga disebut sebagai badan yang menyelenggarakan Civil Service
(pelayanan publik). Birokrasi terdiri dari orang-orang yang diangkat oleh
eksekutif, dan posisi mereka ini ‘datang dan pergi.’

Artinya, mereka-mereka duduk di dalam birokrasi kadang dikeluarkan atau


tetap dipertahankan berdasarkan prestasi kerja mereka. Seorang pegawai birokrasi
yang malas biasanya akan mendapat teguran dari atasan, yang jika teguran ini
tidak digubris, ia kemungkinan besar akan diberhentikan dari posisinya. Namun,
jika seorang pegawai menunjukkan prestasi kerja yang memuaskan, ada
kemungkinan ia akan dipromosikan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi
(tentunya dengan gaji dan kewenangan yang lebih besar pula).

Tujuan Birokrasi

Birokrasi sejatinya bertujuan untuk melaksanakan administrasi, pelayanan


publik serta kerjasama antar lembaga maupun negara. Birokrasi dikatakan setiap
organisasi yang berskala besar yang terdiri atas para pejabat yang diangkat, di
mana fungsi utamanya adalah untuk melaksanakan (to implement) kebijakan-
kebijakan yang telah diambil oleh para pengambil keputusan (decision makers).
Idealnya, birokrasi merupakan suatu sistem rasional atau struktur yang terorganisir

20
yang dirancang sedemikian rupa guna memungkinkan adanya pelaksanaan
kebijakan publik yang efektif dan efisien.

Berikut adalah beberapa tujuan birokrasi.

– Menjalankan program atau kegiatan agar tercapainya visi dan misi


pemerintahan

– Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melakukan pembangunan


secara netral serta profesional.

– Mengaplikasikan seluruh aspek manajemen pemerintahan. Mulai dari aspek


perencanaan, koordinasi, pengawasan, prefentif, represif, evaluasi, dan lain
lain.

– Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses setiap layanan


dan perlindungan.

– Memberikan jaminan atas keberlangsungan sistem pemerintahan pada suatu


negara.

– Mendukung, mempermudah, mempercepat, meningkatkan efektifitas, serta


efisiensi pencapaian dari beragam tujuan pemerintah.

3. Manajemen publik

Manajemen publik merupakan cabang keilmuan dari administrasi publik yang


membahas mengenai restrukturisasi organisasi, sistem penganggaran, manajemen
sumberdaya dan evaluasi program. Konsep manajemen publik sangat bergantung
pada situasi dan kondisi lingkungan yang ada sehingga dapat berfungsi dengan
baik. Dalam buku ini dijelaskan juga mengenai teori-teori utama dalam
manajemen publik, diantaranya Teori kelembagaan baru (New Institusionalism
Theory), Teori Pilihan Publik (Publik Choice Theory) dan Principal Agent Theory.

21
Pada teori manajemen, terdapat konsep manajemen tradisional dan kontemporer
pada sektor publik yang kemudian diaplikasikan pada fungsi utama manajemen
yaitu PODSCORB (Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting, Budgeting).

4. Leadership

Leadership adalah kata populer dalam bahasa inggris yang secara harfiah
berarti kepemimpinan, meskipun saat dijelaskan dan dipergunakan sering tertukar
secara penggunaan dengan manajemen, kata leadership memiliki banyak definisi.
Menurut laman daring Forbes, leadership adalah suatu proses mempengaruhi
sosial dengan langkah memaksimalkan upaya orang lain, menuju pencapaian suatu
tujuan. Pada pelaksanaanya seorang leader sering disalah artikan dengan manajer
atau orang yang memliki jabatan dan pekerja dibawahnya. Sebenarnya kamu tidak
perlu menjadi seorang supervisor, manager atau CEO sekalipun untuk menjadi
seorang pemimpin. Pemimpin dapat memberi pengaruh yang kuat secara sosial
meskipun posisinya secara organigram bukan seorang yang memiliki jabatan
tinggi.

5.  Pelayanan Publik merupakan bentuk Implementasi dari Kebijakan Publik oleh


pemerintah.

Dengan demikian pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan


kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

6.   Staff Administrasi

Staff Administrasimerupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan


penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota- anggota
organisasi.[2] dipahami bidang-bidang pekerjaan yang akan dilakukan dan

22
penempatan tenaga-tenaga yang sesuai. Staffing merupakan salah satu fungsi
administrasi berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari
merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga
kerja memberikan daya guna yang maksimal bagi organisasi.

Dalam staffing berlaku prinsip utama yaitu : “The Right Man in The Right Place
and Time” yang berarti bahwa setiap personel ditempatkan pada unit kerja yang
sesuai dengan keahlian dan kecakapannya, dengan demikian suatu
perkerjaan/tugas dalam unit kerja dilakukan oleh orang yang tepat dan mendapat
hasil pekerjaan yang optimal. Jika prinsip ini tidak diterapkan, dan menempatkan
personel pada tugas dan jenis pekerjaan yang bukan keahliannya, maka akan
menghambat upaya pencapaian tujuan administrasi itu sendiri, sebab hasil dari
pekerjaan tersebut cenderung kurang berdaya guna bagi organisasi

Hal ini sering terjadi pada unit kerja yang kekurangan karyawan, sehingga
memaksa seorang karyawan membawahi dan mengerjakan beberapa jenis
pekerjaan yang bukan pada bidang keahliannya, atau bisa terjadi karena
menempatkan seseorang atas pendekatan nepotisme tanpa memperhatikan
keahlian orang tersebut, tindakan nepotisme ini tentu akan membuka peluang
kolusi dan korupsi yang berakibat buruk terhadap kemajuan unit organisasi kerja
itu sendiri.

 TUJUAN DALAM STAFFING

Terwujudnya sinergitas pekerja sesuai dengan seluruh tugas dan kewajibannya

Terwujudnya mekanisme kerja yang kooperatif, efektif dan terpadu

Memudahkan pekerja dengan keahlian pada bidang masing-masing menyelesaikan


tugasnya dengan baik

Mendorong pekerja untuk memberikan daya guna dan hasil guna yang maksimal
bagi organisasi.

23
7. Performance

Performance dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau “The


degree of accomplishment” (Rue and Byars , 1981:375). Sering pula disebut
tingkat pencapaian tujuan organisasi. Penilaian terhadap performance atau disebut
juga kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting Penilaian dimaksud
bisa dibuat sebagai masukan guna mengadakan perbaikan untuk peningkatan
kinerja organisasi pada waktu berikutnya. (Mac Donald and Lawton , 1977).
Apabila  sebuah organisasi tidak menghasilkan keluaran berupa materi ,
performance juga sebagai  sebutan bagi pengukuran output atau hasil dari
organisasi. Penjelasan tersebut dibicarakan oleh Stodgil dalam hubungannya
dengan permasalahan output.

8. Etika administrasi publik

Etika administrasi publik merupakan salah satu wujud kontrol  terhadap


administrasi negara/publik dalam melaksanakan apa yang  menjadi tugas pokok,
fungsi dan kewenangannya. Manakala administrasi publik menginginkan sikap,
tindakan dan perilakunya dikatakan baik, maka dalam menjalankan tugas  pokok,
fungsi dan kewenangannya harus menyandarkan pada etika  administrasi publik.
Etika administrasi publik selain digunakan sebagai pedoman, acuan, referensi
administrasi publik, dapat pula digunakan sebagai standar untuk menentukan
sikap, perilaku, dan  kebijakannya dapat dikatakan baik atau buruk.

Etika mempunyai peran yang sangat strategis karena etika  dapat menentukan
keberhasilan atau pun kegagalan dalam tujuan organisasi, struktur organisasi, serta
manajemen publik. Etika berhubungan dengan bagaimana sebuah tingkah laku
manusia sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Dalam melaksanakan tugas-tugas
yang ada di dalam administrasi publik, maka seorang administator harus
mempunyai tanggung jawab kepada publik.

24
E. Penerapan sistem administrasi di Indonesia,dan kelemahan dan kelebihannya

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia Sistem Administrasi Negara


Republik Indonesia (SANRI) berdasarkan sistem pemerintahan negara, harus
merupakan penjabaran dan pengalaman nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Dalam keseluruhan penyelengaraan tugas umum pemerintahan daa pembangunan
dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Dalam operasionalnya
SANRI berdasarkan GBHN dan berbagai kebijakan lain.Penjabaran dan
pengalaman Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam keseluruhan
penyelenggaraan tugas umum pemerintah dan pembangunan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pengoperasionalan
SANRI berlandaskan GBHN dan berbagai kebijakan lain. SANRI secara stimultan
dipengaruhi dan mempengaruhi berbagai faktor lingkungan baik faktor lingkungan
sosial atau lingkungan fisik alami. SANRI bukan hanya dipengaruhi oleh faktor
Nasional tapi juga dipengaruhi oleh Faktor regional dan Global. SANRI terus
berkembang sesuai dengan perkembangan tugas dan fungsi pemerintahan negara
Republik Indonesia serta perubahan dan perkembangan berbagai faktor lingkungan
tersebut

Kelemahan dalam sistem hukum Indonesia

1. Hukum belum banyak memihak rakyat.

2. banyak oknum yang mengutamakan kepentingan pribadi/kelompok

3. masih bersifat kolonial

4. menilai permasalahan hanya dari sudut akibat yg di timbulkan

5. Adanya Pasal-pasal fiktif yang susah dicerna, dan sering kali bertentangan
dengan pasal-pasal yang lain.

25
6. Banyaknya pasal-pasal yang tidak disosialisasikan.

7. Hukum indonesia terlalu fleksibel

Kelebihan sistem hukum di Indonesia

Kelebihannya diantaranya adalah bahwa susunan perundang-undangan di


Indonesia di susun secara baik dan sistematis, dari mulai peraturan yang paling
atas hingga yang paling rendah, dan antara

26

Anda mungkin juga menyukai