Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAHAN KABUPATEN BARITO KUALA

KECAMATAN TAMBAN
DESA PURWOSARI BARU
Jl. Desa purwosari Baru RT:03 Km : 06 Tamban 70566

Purwosari Baru, 4 Oktober 2022

Nomor : 18 / X /PB /2022 Kepada


Lampiran : 1 (satu) bendel. Yth. Bupati Barito Kuala
Perihal : Permohonan Kegiatan UP. Kepala Dinas Perkebunan
Supradin / Pengembangan dan Peternakan Kab. Barito Kuala
Budidaya Tanaman Pinang Di
Marabahan

Teriring do’a serta salam semoga Ibu senantiasa dalam lindungan Allah SWT, Seiring
dengan pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia kedepan maka sejalan dengan itu
pula pembangunan di segala bidang terus diupayakan salah satunya di bidang perkebunan, salah
satu kegiatan yang ingin kami kembangkan adalah pengembangan Budidaya Tanaman Pinang
dan berujung pada peningkatan pendapatan petani kebun yang pada akhirnya peningkatan
kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Untuk mewujudkan upaya diatas maka diperlukan pengembangan areal penanaman Pohon
Pinang yang tentunya menambah populasi tanaman Pinang . karena saaat ini populasi tanaman
kelapa sudah mulai berkurang karena tanaman kelapa sudah tua. Dan sudah Tidak produktif lagi
sehingga menyebabkan banyak kebun atau lahan yang tidak Produktif .
Oleh karena itu kami dari Pemerintahan Desa Purwosari Baru kecamatan Tamban
Kabupaten Barito Kuala mengajukan permohonan kegiatan Supradin / Pengembangan
Budidaya Tanaman Pinang kepada Ibu Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten
Barito Kuala .
Demikian permohonan kami ajukan, atas perhatian dan dukungan Ibu kami sampaikan terima
kasih
Purwosari Baru, 10 Oktober 2022

Ketua BPD Purwosari Baru Kepala Desa Purwosari Baru

Damiri Sujinal

Mengetahui
Camat Tamban

AGUS SUPRIADI,S.Sos
Pembina (Iva)
NIP: 19780210 200501 1 018
BAB I
        PENDAHULUAN     

1.1 Latar Belakang

Pinang (Areca catechu L.) merupakan sejenis tumbuhan dari keluarga Aeraceae atau
palmae yang tumbuh di negara kita sehinggakan satu negeri di Utara Semenanjung Malaysia
mendapat nama sebagai Pulau Pinang. Seperti juga pokok kelapa yang tumbuh dengan subur di
bumi Malaysia, pokok pinang menghasilkan buah yang di gunakan untuk berbagai kegunaan.
Nama lain adalah sepertiAreca Nut, Betel Nut, adakka, catechu dan pinang. Rujukan akademik
mendapati pokok pinang dipercayai berasal dari Malaysia dan Filipina walau pun ada spesis
yang menyerupainya di Afrika. Pokok Pinang banyak di tanam di India dan Sri Lanka dan di
gunakan oleh penduduk tempatan di negara tersebut yang di panggil sebagai 'adakka'
(Malayalam) .

Seiring dengan pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia kedepan maka


sejalan dengan itu pula pembangunan di segala bidang terus diupayakan salah satunya di bidang
perkebunan, salah satu kegiatan yang ingin kami kembangkan adalah pengembangan Budidaya
Tanaman Pinang dan berujung pada peningkatan pendapatan petani kebun yang pada akhirnya
peningkatan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Untuk mewujudkan upaya diatas maka diperlukan pengembangan areal penanaman Pohon
Pinang yang tentunya menambah populasi tanaman Pinang . karena saaat ini populasi tanaman
kelapa sudah mulai berkurang karena tanaman kelapa sudah tua. Dan sudah Tidak produktif lagi
sehingga menyebabkan banyak kebun atau lahan yang tidak Produktif . Adapun salah satu
motivasi kami selaku Pemerintahan Desa Purwosari Baru adalah mengingat banyaknya
permintaan pengadaan buah Pinang di Kota Banjarmasin oleh pengepul dan permintaan langsung
dari perajin batik dan sasirangan sehingga tidak jarang pembeli ataupun pengepul Buah pinang
seringkali langsung memesan keluar daerah seperti ke daerah Kapuas dan sekitarnya . melihat
peluang ekonomi tersebut kami langsung meneliti dan mengkaji daerah kecamatan Tamban
Khususnya Desa Purwosari Baru , saat ini sudah ada terdapat beberapa warga yang menanam
Pohon Pinang di area kebun ataupun pekarangan Rumahnya tetapi tidak secara Khusus dan
terarah . untuk itu dalam Profosal ini kami memohon untuk kegiatan Supradin yaitu
Pengembangan Budidaya Tanaman Pinang , semoga nantinya dari Pengembangan budidaya
Tanaman Pinang Ini bisa berkembang dan tentunya menambah Penghasilan warga khususnya
kelompok Tani yang ada di Desa Purwosari Baru kecamtan Tamban Kabupaten Barito Kuala .
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Morfologi
1. Akar (radix)
Akar merupakan bagian pokok bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus.
Pada akar terdapat bagian-bagian, yaitu leher akar atau pangkal akar (collum) yang merupakan
bagian akar bersambungan dengan pangkal batang. Ujung akar (apex radicis) merupakan bagian
akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan
pertumbuhan. Batang akar (corpus radicis) adalah bagian akar yang terdapat antara leher akar
dan ujungnya. Cabang-cabang akar (radix lateralis),
 bagian-bagian akar tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar
dari akar pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi. Serabut akar (fibrilla
radicalis) merupakan cabang-cabang akar yag halus dan berbentuk serabut. Rambut-rambut akar
(pilus radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel
kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh karena itu dinamakan
rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar
menjadi luas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan dapat dihisap. Tudung akar
(calyptra) adalah bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna
untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
Sistem perakaran terdiri atas akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang
merupakan akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi
akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang
(radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada tumbuhan biji belah
(Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
 Akar serabut adalah akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari
pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang aseli dinamakan akar
liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia).

2. Batang (caulis)
Batang adalah bagian tubuh tumbuhan yang penting dan dapat dibedakan antara
tumbuhan yang tidak berbatang dan tumbuhan berbatang. Tumbuhan tidak berbatang (planta
acaulis) merupakan tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya
tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang sangat pendek, sehingga semua
daunnya keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset
(rosula). Batang dibedakan menjadi batang basah (herbaceus), batang berkayu (lignosus), batang
rumput (calmus) dan batang mendong (calamus). Batang tumbuhan mempunyai bentuk yang
bermacam-macam, contohnya bulat (teres) yang terdapat pada familia Arecaceae. Arah tumbuh
batang berbeda-beda, salah satu contohnya adalah tumbuh tegak lurus (erectus), contohnya pada
tumbuhan palem-paleman.
3. Daun (folium)
Daun adalah bagian tumbuhan (organ), yang terdapat di bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun
yang merupakan sudut antara batang daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun mempunyai
begian-bagian, yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
Morfologi daun diantaranya ujung daun (apeks), tepi daun (margo folii) dan pangkal daun
(basal). Bentuk daun (circumscriptio) beranekaragaman contohnya bulat, perisai, melonjong
sedangkan untuk tipe daun dikenal ada daun tunggal dan daun majemuk. Pertulangan daun ada
yang menyirip, menjari, melengkung dan sejajar.

4. Bunga (flos)
Bunga dengan nama latin flos mempunyai bagian-bagian, yaitu tangkai bunga
(pedicellus), dasar bunga (receptaculum), hiasan bunga (perianthium) dan alat
perkembangbiakan.

5. Buah (fructus)
Penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka
bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan
tumbuh menjadi biji. Buah yang terbentuk dari bakal buah, paling banyak terdapat sisa-sisa
bagian bunga yang lazimnya telah gugur umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi
merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Pada buah terdapat beberapa lapisan, contohnya
pada buah kelapa (Cocos nucifera) yang tergolong kedalam tipe buah batu (drupa). Buah ini
mempunyai beberapa lapisan dinding, yaitu lapisan luar (eksocarpium), lapisan tengah
(mesocarpium) dan laipsan dalam (endocarpium)

6. Biji (semen)        
Penyerbukan yang telah terjadi, diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi
buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Tumbuhan berbiji (spermatophyta), biji ini merupakan
alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga).
Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat terpencar ke
lain tempat.
Semua biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni
(placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat
perlekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya
putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak jelas pada biji.
Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji
(arillus).

2.2 Deskripsi (Pemaparan)


·      Habitat
Areca Catechu L. (Pinang) merupakan tanaman palma famili arecaceae yang dapat
mencapai tinggi 15-20 m.
·      Akar dan Batang
Akar : Berakar serabut, putih kotor
Batang : Batang tegak lurus tinggi 10-30 m, bergaris tengah 15 cm tidak bercabang
dengan bekas daun yang lepas. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah
pada umur 5-8 tahun bergantung dengan keadaan tanah.
·      Daun
Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul diujung batang membentuk roset batang.
Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-
1,8 m dan anak daun memiliki panjang 85 cm, lebar 5 cm dengan ujung sobek dan bergigi.
·      Bunga
Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset
daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina,
diatasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan 4
mm. Putih kuning, benang sari 6 , bunga betina dengan panjangnya sekitar 1,5 cm, bakal buah
beruang satu

·      Buah
Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang sekitar 3,5-7 cm, dinding
buah berserabut, bila masak warnanya merah orange, buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan
dan 4 bulan kemudian mempunyai jambul yang daun-daun yang belum terbuka.
·      Biji
Biji satu yang bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung yang membulat, pangkal
agak datar dengan suatu lekukang dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna
kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang
lebih muda. Pada bidan irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua denagn lipatan tidak
beraturan menembus endosperm yang berwarna agak keputihan.

2.3 Klasifikasi Tanaman Pinang


Pinang (Areca catechu)
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecaceae
Genus : Areca
Spesis : Areca catechu L.

Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat mencapai
tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya berkecambahsetelah
1,5 bulan da 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belumterbuka.
Tumbuhan ini batang nya lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan
diameter lk 15 cm, meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimba. Pelepah daun berbentuk
tabung dengan panjangnya 80 cm, tangkai daun pendek, helaian daun panjangnya sampai 80 cm,
anak daun 85x5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.
Bunga jantan panjangnya 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang lebih
kurang 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang 1. Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah
oranye, panjang 3,5-7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan
memiliki gambaran seperti jala.

2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Pinang


Setiap tanaman memerlukan syarat tumbuh yang berbeda, bila penanaman dilakukan di
tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya maka akan memberikan dampak yang baik
sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang optimal. Beberapa persyaratan yang
perlu diperhatikan di dalam penanaman pinang antara lain:
1. Tinggi Tempat
Tanaman Pinang dapat berproduksi optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl (meter diatas
permukaan laut). Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian dibawah 600 m diatas
permukaan laut.
2. Tanah
Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah
dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan aluvial. Keasaman tanah yang
baik untuk pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4-8.
3. Curah Hujan
Curah hujan yang dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500 mm/tahun yang merata
sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari. Tanaman pinang sangat sesuai pada
daerah yang bertipe iklim sedang dan agak basah dengan bulan basah 3 - 6 bulan/tahun dan bulan
kering 4 - 8 bulan/tahun.
4. Suhu dan Kelembaban
Tanaman pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20º-32º C.
Tanaman pinang menghendaki daerah dengan kelembaban udara antara 50-90 %.
5. Penyinaran.
Penyinaran yang sesuai untuk tanaman pinang berkisar antara 6-8 jam/hari. Pengaruh
cahaya matahari terhadap tanaman pinang sebagai berikut :
a. Ruas batangnya lebih pendek dibanding tanaman yang terlindung.
b. Tanaman tidak cepat tinggi.
c. Fisik tanaman lebih kuat.
d. Persentase bunga untuk menjadi buah lebih besar.
Beberapa tindakan budidaya tanaman yang menyangkut faktor penyinaran adalah
pengaturan tanam, jarak tanam, sistem intercropping, penggunaan naungan dan pohon pelindung,
serta penambahan cahaya.
Bahan Tanaman
Bibit bermutu berasal dari benih terpilih yang berasal dari pohon induk terpilih. Seleksi
pohon induk dapat dilakukan pada individu pohon, yaitu melalui seleksi sebagai berikut:
a. Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon berbentuk setengah bulat dan
pertumbuhan daun terbagi rata.
b. Pohon bebas dari serangan hama dan penyakit
c. Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun.
d. Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah).
e. Daun yang terbuka penuh lebih dari 8 helai
f. Jumlah tandan lebih dari 4 buah
g. Jumlah buah per tandan lebih dari 50 butir.

Teknik Budidaya
Untuk budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus melalui
beberapa tahap yaitu :

a. Persiapan Bibit
Perbanyakan tanaman pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan
dengan biji adalah akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan) secara genetik pada
tanaman yang bersifat heterosigous dan jangka waktu untuk berproduksinya akan sangat lama.
1). Jumlah bibit
Kebutuhan biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah
bibit yang diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk jarak tanam 2,7 m X 2,7
m, akan diperoleh sebanyak 1.300 tanaman/Ha. Oleh karena itu disiapkan sebanyak 1.950 biji
pinang untuk disemaikan.
 2). Kriteria buah untuk bibit.
Beberapa kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu ukuran,
berat, dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas pinang.
Ukuran buah pinang bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
3). Perlakuan buah
Dalam pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan langsung menyemaikan buah dan
ada yang diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan merendam buah selama 24
jam. Air sangat mempengaruhi percepatan perkecambahan biji selain suhu, oksigen dan cahaya.
4). Persiapan lahan
Sebelum dilakukan kegiatan perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan terlebih
dahulu agar pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada penanaman di lahan seluas 1 ha
maka luas perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m² atau sekitar 400 biji/m². Langkah-
langkah menyiapkan lahan sebagai berikut :
a. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan aman dari ganggguan orang, ternak, dan
organisme pengganggu lainya.
b. Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.
c. Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan menggali
saluran drainase di antara dua bedengan dan tanah galiannya diuruk ke tengah sambil diratakan.
Sebaiknya saluran drainase dirapikan.
5). Perkecambahan
Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah dipilih.
Proses perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu akar atau tunas dari
biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan biji adalah sebagai berikut :
·         Susun biji pinang terpilih pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat
agar daya tampung bedengan menjadi maksimal.
·         Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan tanah subur setebal 0,5 cm.
·         Bedengan diberi naungan agar kelembaban terjaga dan terhindar dari sinar matahari langsung.
Penyiraman dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.
·         Bedengan diberi pagar agar terhindar dari gangguan hewan piaraan.
Agar bibit dapat tumbuh baik perlu dipelihara seperti berikut :
a.    Penyiraman dilakukan setiap pagi atau sore hari sebanyak 0,25 l/polybag.
b.    Penyiangan gulma dilakukan bila di dalam dan disekitar polybag tumbuh gulma. Jika ada
penyusutan tanah sebaiknya ke dalam polybag ditambahkan tanah baru.
c.    Pemupukan di polybag diberi pupuk NPK dengan dosis 4 g/polybag. Bila menggunakan urea,
dosis sekitar 2 g/l air, lalu disemprotkan ke daun, batang, dan tanah.
d.   Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida.
Persiapan Lahan
Tahapan yang harus dilakukan setelah lokasi tanam di tentukan lahan perlu dilakukan
pengolahan lahan dari pembukaan lahan sampai dengan pembuatan lobang tanam.

1. Pembukaan lahan
Lahan yang dapat ditanami tanaman pinang adalah lahan semak belukar, lahan tidur, dan
pekarangan.
a. Lahan semak belukar
Lahan ini biasanya didominasi oleh semak belukar dan pohon berkayu atau pohon lain
yang dianggap tidak berguna dapat di tebang, membersihkan gulma sebaiknya dengan herbisida,
terlebih kalau arealnya cukup luas. Herbisida yang dapat digunakan antara lain Pelithapon,
Dalapon, Round-Up, Gramoxone S, Para-Col, Spak, Dual, Ronstar, Polaris, Basta, dan Dawpon.
b. Lahan Pekarangan
Lahan pekarangan umumnya ditanami beragam jenis tanaman baik tanaman yang
produktif maupun tanaman yang tidak produktif. Untuk tanaman yang tidak produktif perlu di
ganti dengan tanaman produktif. Tanaman yang tidak produktif disingkirkan dan dengan cara di
tebang dan gulma yang tumbuh perlu di cabut.
c. Lahan tidur
Lahan tidur adalah lahan yang peruntukannya belum direncanakan, untuk lahan yang
belum atau sudah pernah di tanami namun gagal sehingga ditinggalkan dan dibiarkan sehingga
tumbuh gulma atau pohon yang tidak diinginkan tumbuh. Lahan tidur inipun cocok untuk
ditanami pinang dengan terlebih dahulu dibersihkan. Bila lahan sering tergenang air, perlu
dibuatkan saluran drainase.
d. Lahan Pertanaman kelapa
Penanaman di lahan pertanaman kelapa (pinang sebagai tanaman sela) dapat dilakukan pada
lahan pertanaman kelapa yang memiliki jarak tanam 9 x 9 meter segi empat. Tanaman pinang
dapat ditanam diantara dua baris tanaman kelapa dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat.
2. Penentuan jarak tanam
Jarak tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam ini
dianggap cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman. Diantara tanaman dalam barisan dapat
ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman palawijo sebagai tanaman tumpang sari.

2.5 Kegunaan
Tumbuhan pinang memiliki banyak peranan penting diantaranya air rebusan dari biji
pinang digunakan untuk mengatasi seperti haid dengan dara yang berlebihan, hidung berdarah
(mimisan), koreng, borek, bisul, eksim, kudis, difteri, mencret dan disentri. (Oudhia 2002,
Kristina dan Syahid 2007). Bahkan di India tumbuhan pinang telah digunakan sebagai obat
rumahan oleh masyaratat untuk mengobati penyakit. (Oudhia 2003). Biji pinang aromatis
memiliki efek antioksidan dan anti mutagenik, astringent (bersifat menyiutkan), serta bersifat
memabukkan, sehingga telah lama digunakan sebagai taeniafuge untuk mengobati cacingan
(Grieve 1995, Wang & Lee , 1996).
Selain itu pinang digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema),
rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat menstruasi, keputihan, beri-beri,
malaria, dan memperkecil pupil mata (Kristina & Syahid 2001). Biji dan kulit biji bagian dalam
dapat juga digunakan bersama-sama dengan sirih untuk menguatkan gigi goyah. Air rendaman
biji pinang muda digunakan untuk obat sakit mata Selain sebagai obat penguat gigi kebanyakan
masyarakat juga menggunakan biji pinang muda sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah
melahirkan dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama
seminggu (Kristina & Syahid 2007).
 Pinang muda bisa dimanfaatkan oleh industriawan sebagai sumber bahan baku cat
arecared, pemerah kain katun.

2.6 Kandungan Kimia


Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine,
arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan,
senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam
(Wang et al., 1996). Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung
proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid.
Biji pinang rasanya pahit, pedas dan hangat serta mengandung 0,3 – 0,6%, alkaloid,
seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain
itu juga mengandung red tannin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic,
lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak
alkaloid dibandingkan biji yang telah mengalami perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai
obat cacing juga sebagai penenang, sehingga bersifat memabokkan bagi penggunanya.
Mengingat kandungan kimia tanaman pinang (alkaloid arekolin) mengandung racun dan
penenang sehingga tidak dianjurkan untuk pemakaian dalam jumlah besar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat mencapai
tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya berkecambah setelah
1,5 bulan da 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belumterbuka.
Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8tahun tergantung
keadaan tanah. Tanaman ini berbunga pada awal dan akhir musimhujan dan memiliki masa
hidup 25-30 tahun. Biji buah berwarna kecoklatan sampai coklatkemerahan, agak berlekuk-lekuk
dengan warna yang lebih muda. Pada bidang irisan bijitampak perisperm berwarna coklat tua
dengan lipatan tidak beraturan menembusendosperm yang berwarna agak keputihan.

Demikian permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan dukungan Ibu kami sampaikan
terima kasih
Purwosari Baru, 10 Oktober 2022

Ketua BPD Purwosari Baru Kepala Desa Purwosari Baru

Damiri Sujinal

Anda mungkin juga menyukai