DIODE DAYA
1.1. Pendahuluan
1.Elektronika daya dapat didefinisikan sebagai penerapan semikonduktor (elektronika
daya solid state) untuk :
a. Pengendalian tenaga listrik
b. Konversi tenaga listrik
2. Elektronika daya bersandar terutama pada proses : “ Pensaklaran elektrik
(switching) pada peralatan semikonduktor”.
3. Aplikasi dari elektronika daya : hampir ditemui dalam semua bidang kehidupan
4. Rating daya divais elektronika daya tersedia secara komersial didasarkan pada :
a. Rating daya
b. Rating tegangan
c. Rating arus dan
d. Rating kecepatan pensaklaran (frekuensi).
5. Konverter daya meliputi :
a. Penyearah dioda (ac – dc)
b. Penyearah terkendali (ac – dc)
c. Kontroller tegangan ac (ac – ac)
d. Dc chopper (dc – dc)
e. Inverter (dc – ac)
f. Saklar/swicth statis
6. Modul-modul cerdas dapat diakses di
a. Fuji Electric/ Collmer Semiconductor, Inc
b. Hitachi Ltd
c. International Rectifier
d. Mitsubishi Electric Corp
e. Motorola, Inc
f. National Semiconductor, Inc dsb
7. Konferensi dan Journal Elektronika daya
- IEEE Transaction on Industrial Electronics
- IEEE Transaction on Industrial Application
- IEEE Transaction on Electric Power, dsb
1.2. Dioda Semikonduktor Daya
1. Dioda daya dapat diasumsikan sebagai saklar ideal untuk kebanyakan aplikasi,
tapi dalam prakteknya berbeda dengan karakteristik ideal dan memiliki
batasan yang cukup berarti
2. Dioda daya mirip dengan dioda sinyal pn-Junction
3. Dioda daya memiliki daya besar
- Kemampuan menangani tegangan > dioda sinyal
- Kemampuan menangani arus > dioda sinyal
- Respon frekuensi (kecepatan pensaklaran) < dioda sinyal
(1.1)
Dengan transformasi Laplace dihasilkan
atau
(1.2)
Dengan mengambil invers transformasi Laplace dihasilkan arus kapasitor
(1.3)
Tegangan kapasitor adalah
(1.4)
atau
dimana = konstanta waktu beban
Kecepatan perubahan tegangan kapasitor adalah
(1.5)
Laju awal perubahan tegangan kapasitor adalah (pada t = 0)
(1.6)
Tugas I
Sebuah rangkaian penyearah diode dengan beban RL ditunjukkan dalam Gambar 4,
tentukan : (a) arus induktor , (b) tegangan induktor , (c) Kecepatan
perubahan tegangan induktor dan (d) laju awal perubahan tegangan induktor
Khusus untuk rangkaian diode dengan beban RL ini, harus dilengkapi dengan diode
freewheeling ( ) sebagai pengaman dari letupan api ketika saklar dibuka
secara tiba-tiba.
1.4. Parameter Unjuk Kerja (dari penyearah)
Tegangan keluaran penyearah adalah dc, bentuknya tidak kontinyu dan mengandung
harmonisa. Kwalitas pemroses daya penyearah memerlukan arus masukan, tegangan
keluaran, dan arus keluaran dengan kandungan harmaonisa yang pasti (perlu
dihitung), untuk menentukan besarnya harmonisa pada tegangan dan arus dapat
dihitung menggunakan ekspansi deret Fourier.
Kinerja penyearah biasanya dihitung dengan parameter-parameter berikut :
- Nilai rata-rata tegangan keluaran (beban),
- Nilai rata-rata arus keluaran (beban),
- Keluaran daya dc,
(1.7)
- Nilai rata-rata rms tegangan keluaran,
- Nilai rata-rata rms arus keluaran,
- Keluaran daya ac,
(1.8)
Efisiensi sebuah penyearah adalah
(1.9)
Tegangan keluaran merupakan gabungan dari dua komponen :
(1) Komponen dc (2) Komponen ac
- Nilai effektip (rms) komponen ac tegangan keluaran
(1.10)
Faktor bentuk (Form Factor) yang mengukur bentuk tegangan keluaran
(1.11)
Faktor ripple (ripple Factor) yang mengukur kandungan ripple
(1.12)
atau
(1.13)
Faktor kegunaan trafo (Transformer Utilization Factor)
(1.14)
dan adalah tegangan rms dan arus rms trafo skunder
Displacement faktor (DF) didefinisikan
(1.15)
dimana : adalah sudut dispalcement angle, yang dibentuk antara komponen arus
fundamental dan tegangan masukan.
Faktor harmonis (harmonic factor) dari arus masukan adalah
(1.16)
= arus komponen dasar dari arus masukan
Faktor daya masukan
(1.17)
Crest Factor, CF, yang mengukur arus masukan puncak (puncak) dibandingkan
dengan nilai rms-nya, digunakan untuk menspesifikasikan rating arus puncak
komponen dan divais.
(1.18)
Catatan :
1. Faktor harmonis HF adalah ukuran distorsi bentuk gelombang dan biasanya
disebut total harmonic distortion (THD).
2. Bila arus masukan berupa sinusuida murni, dan faktor daya PF
sama dengan faktor displacement DF.
3. Faktor displacement DF sering disebut pula displacement power factor (DFP)
4. Penyearah ideal mempunyai , RF = 0, TUF = 1, HF
= THD = 0, dan PF = 1.
(Catatan : ).
Keluaran daya dc adalah
(e) Tegangan balik puncak pada diode adalah PIV = (lihat Gambar 1.6(b))
Arus puncak adalah
Catatan :
- menyatakan bahwa trafo harus lebih besar 3.496 kali
pada saat digunakan untuk mengirimkan daya dari tegangan sumber ac murni.
- Penyearah ini mempunyai faktor ripple yang tinggi, 121%.
- Efisiensi dari penyearah ini adalah rendah, 40.5%.
- Faktor kegunaan trafo yang buruk (rendah), TUF = 0.286.
Gambar 1.7(b) Bentuk respon arus dan teg. beban tanpa dan dengan filter L
(1.19)
Sedang nilai rms tegangan output adalah akar kwadrat dari persamaan tegangan rms
ouput penyearah setengah gelombang satu phasa adalah
(1.20) Model Simulink-Matlab untuk penyearah gelombang penuh satu phasa dengan
tap trafo dengan rangkaian dasar dari Gambar 1.8 ditunjukkan dalam Gambar 1.9
berikut dengan tegangan rms keluaran (beban R murni) dan tegangan balik puncak
diode.
Gambar 1.9. Penyearah gelombang penuh (Tap Trafo) dan Tegangan Beban
(1.21)
Dimana tegangan searah telah didapatkan
Harga tegangan rms (beban) untuk gelombang Gambar 1.10 dihitung dengan rumus
(1.22)
(1.20)
dimana adalah tegangan fasa puncak. Tegangan keluaran rms adalah
(1.21)
Gambar 1.12(b). Bentuk gelombang tegangan, arus beban dan dioda penyearah ½
gelombang 3 phasa
Gambar 1.13(a). Penyearah Jembatan 3 phasa
(2.1)
dimana :
- adalah arus sambungan kolektor-base.
- adalah penguatan arus common-collector,
- adalah arus emiter.
Untuk transistor ( dengan , = penguatan arus, dan = arus bocor
), maka
(2.2)
Untuk transistor (dengan = penguatan arus, dan = arus bocor ),
maka
(2.3)
(2.4)
Untuk arus penggerbangan , persamaann (2.4) menjadi
(2.5)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang rangkaian kendali gerbang :
1. Sinyal gerbang harus dihilangkan setelah thyristor dihidupkan. Suatu sinyal
penggerbangan kontinyu akan meningkatkan daya yang terbuang disambungan
gerbang.
2. Ketika thyristor dalam kondisi reverse bias, tidak boleh ada sinyal gerbang, jika ada
sinyal gerbang thyristor akan rusak karena peningkatan arus bocor.
3. Lebar pulsa gerbang harus lebih lama dari waktu yang diperlukan untuk arus
anode meningkat ke nilai arus holding . Secara praktis, lebar pulsa biasanya
diambil lebih dari waktu turn-on dari thyristor.
(2.6)
dengan adalah induktansi seri yang mencakup sembarang induktansi stray.
(2.7)
Nilai konstanta waktu rangkaian snubber dapat ditentukan dari persamaan
(2.7) untuk nilai yang diketahui. Nilai dapat diperoleh dari arus
pengosongan
(2.8)
Untuk lebih dari satu resistor untuk dan pengosongan, terlihat pada Gambar
2.7(d). Nilai dibatasi oleh dan . Dan membatasi arus
pengosongan sehingga
(2.9)
Beban dapat membentuk rangkaian seri dengan rangkaian snubber pada Gambar
2.7(e). Rasio redaman dari persamaan orde dua adalah
(2.10)
dengan adalah induktansi stray, L dan R adalah induktansi dan resistensi beban.
Untuk membatasi tegangan puncak overshoot yang terjadi sepanjang thyristor, rasio
damping yang digunakan harus berada pada daerah 0.5 sampai 1.0. Jika induktansi
beban tinggi, dapat dibuat tinggi dan dapat dibuat kecil untuk membuat rasio
damping berada pada daerah yang diinginkan. Nilai yang tinggi akan mengurangi
arus pengosongan, dan nilai yang rendah akan mengurangi daya hilang pada
rangkaian snubber. Rangkaian Gambar 2.7 harus secara keseluruhan dianalisis untuk
menentukan nilai rasio damping yang dikehendaki untuk membatasi ke nilai
yang diinginkan. Begitu rasio damping diketahui dan dapat ditentukan.
Rangkaian snubber RC yang sama biasanya digunakan baik untuk proteksi
maupun untuk menekan transien, karena waktu pemulihan balik.
Jika adalah tegangan puncak masukan, tegangan keluaran rata-rata didapat dari
(2.11)
Tegangan keluaran maksimum akan menjadi
(2.12)
Normalisasi tegangan keluaran terhadap , didapat tegangan keluaran
ternormalisasi menjadi
(2.13)
Tegangan keluaran rms didapat dari
(2.14)
(a)
(b) FF =
(c) RF =
(d) tegangan rms trafo skunder
Arus rms trafo skunder, = arus beban =
Rating Volt-Amper trafo = VA =
TUF = dan
(2.16)
Tegangan output rms dicari dari
(2.17)
Gambar 2.10. Model simulasi konverter 1 phasa dan respon tegangan beban
Gambar 2.11. Semikonverter satu phasa
(2.18)
Tegangan dapat bervariasi dari ke – dengan mengubah
antara 0 s/d . Tegangan keluaran rata-rata maksimum adalah dan
tegangan rata-rata ternormalisasi adalah
(2.19)
Harga rms tegangan keluaran adalah
(2.20)
Untuk menghasilkan bentuk gelombang tegangan beban sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar 2.12(b) maka model simulasi disusun sesuai dengan rangkaian dasar
konverter penuh satu phasa dalam Gambar 2.13.. Thyristor dinyalakan
bersamaan pada sudut dt pada frekuensi sumber 50 Hz, disusul
kemudian dengan sudut penyalaan detik.
Gambar 2.12. Model simulasi konverter penuh satu fasa beban induktip
(2.21)
Dimana
=0 untuk n = 2,4,6, ...
(2.22)
Dimana
(2.23)
Harga rms komponen harmonik ke-n arus input adalah
(2.24)
Dari persamaan (2.24) harga rms arus fundamental adalah
(2.25)
Arus input rms dihitung dengan persamaan (2.21) sebagai
(2.27)
Dengan persamaan 1.17, faktor daya adalah
(2.28)
(b) untuk ,
(2.29)
(2.30)
Tegangan output rms adalah
(2.31)
Gambar 2.14. Konverter Penuh Tiga Fasa
Gambar 2.15. Konverter Penuh Tiga Fasa
Contoh Soal
Sebuah konverter penuh tiga fasa Gambar 2.13(a) yang dioperasikan dari sumber 208
V, 50 Hz, hubungan bintang (Y) dengan beban R = 10 Ohm. Konverter tersebut
diharapkan menghasilkan tegangan output rata-rata 50% dari tegangan output
maksimum, hitunglah : (a) sudut delay, ; (b) arus rata-rata dan rms; (c) arus rata-
rata dan rms dari thyristor; (d) efisiensi penyearah; (e) faktor kegunaan trafo, TUF;
dan (f) faktor daya input, PF.
Penyelesaian :
Tegangan fasa adalah
. Tegangan output maksimum adalah
(2.29)
(2.30)
Satu konverter beroperasi sebagai penyearah dan yang lain melakukan proses
inverting.
atau
sehingga
Tegangan keluaran sesaat kedua konverter berbeda fasa, maka akan timbul perbedaan
tegangan sesaat dan akan menghasilkan arus berputar diantara kedua konverter.
Arus berputar tidak dapat melalui beban dan dibatasi dengan circulating current ractor
Gambar 2.16(a)
(2.31)
Rangkaian dasar Gambar 2.16 (a) dibuatkan model simulasinya dalam Gambar
2.17(a) dengan konverter pertama (sebagai penyearah) urutan penyalaan sudut
penyalaan untuk interval selama ½ siklus positip tegangan
sumber 220 V, 50 Hz dengan beban tahanan R = 20 Ohm seri terhadap induktansi L =
0.9 H. Sedang dinyalakan pada sudut untuk interval
selama siklus negatip tegangan sumber. Dalam konverter kedua
(sebagai inverter) urutan penyalaan sudut penyalaan atau
kebalikan dari untuk interval selama ½ siklus positip
tegangan sumber . Pada thyristor dinyalakan pada sudut untuk
interval selama siklus negatip tegangan sumber. Respon
tegangan sumber, pulsa trigger dan tegangan beban ditunjukkan dalam Gambar
2.17(b).
Gambar 2.16. Dual konverter satu fasa
(2.32)
Tegangan output rata-rata maksimum pada adalah
Jika konverter 1 beroperasi; dan , maka
(3.33)
Dan tegangan output rata-rata yang dinormalisasi adalah
(3.34)
Jika kedua konverter beroperasi : , maka
(3.35)
Dan tegangan output rata-rata yang dinormalisasi adalah
(3.36)
Jika diode freewheeling ditiadakan akan mengakibatkan kedua konverter beroperasi
secara bersamaan.
Penyelesaian :
Arus input sesaat dalam deret Fourier adalah
dimana
komponen harmonik ke-n harga rms dari arus input ditulis sebagai
(3.37)
Dari persamaan (3.37) harga rms arus fundamental adalah
(3.38)
Arus input rms dihitung dengan persamaan (3.37) sebagai
(3.39)
Factor harmonic
Atau (3.40)
3.1. Pendahuluan
Aliran energi pada pengontrol tegangan ac dilakukan dengan variasi nilai rms
tegangan ac yang dipakai beban. Aplikasi pengontrol tegangan ac adalah : pemanas
industri, pengubah tap trafo pada trafo beban, kontrol lampu, pengontrol kecepatan
motor induksi fasa banyak dan pengontrol magnet ac. Terdapat dua jenis pengontrol
ac :
1. Kontrol on-off
2. Kontrol sudut fasa.
Kontrol on-off, saklar thyristor menghubungkan beban dengan sumber ac selama
beberapa putaran (siklus) tegangan masukan dan diputus selama beberapa putaran
yang lain. Pada kontrol fasa, saklar thyristor menghubungkan beban dengan sumber
ac untuk setiap bagian dari putaran tegangan masukan. Pengontrol tegangan ac lebih
banyak menggunakan piranti TRIAC.
(3.2)
Harga tegangan keluaran rata-rata adalah :
(3.3)
Contoh Soal 3.1.
Kontrol tegangan ac satu fasa dalam Gambar 3.2(a) mempunyai beban resistip R = 10
Ohm dan tegangan input , 60 Hz. Sudut penyalaan thyristor ,
. Tentukan (a) Tegangan output rms, ; (b) Faktor daya, PF; dan (c) Arus
rata-rata input.
Penyelesaian :
Faktor daya
Karena arus input sama dengan arus beban, rating volt-amper (VA) adalah
(lag)
(3.4)
Dengan mengatur dari 0 s/d , maka dapat diatur dari . Sudut
penyalaan kedua thyristor berbeda 180
(lagging).
(3.5)
Untuk
(3.6)
Untuk
(3.7)
(a).
Karena beban dihubung Y (bintang), arus fasa sama dengan arus line,
. Rating volt-amper ,
. Faktor daya,
(lagging)
Pengubah tap banyak digunakan pada beban pemanas resistip. Untuk tegangan
, maka thyristor yang dinyalakan hanya .
Dan jika dikehendaki tegangan penuh , maka thyristor yang dinyalakan
hanya .
Tegangan rms beban dapat diatur dengan sudut penyalaan yang memiliki tiga
kemungkinan yaitu :
(3.9)
(3.10)
Untuk beban induktip L, maka arus beban adalah
Dimana
3.7. Cyclokonverter
Pengatur tegangan ac dapat dihasilkan dengan bagian ac yang tetap dengan mengatur
bagian dc nya (yaitu : inverter, penyearah) dan mengatur bagian dc dengan bagian ac
melalui frekuensi yang diatur (yaitu : yaitu inverter). Cyclokonverter pengubah
frekuensi langsung yang mengubah daya ac pada suatu rekuensi ke daya ac pada
frekuensi yang lain.
Sebagaian besar cycloconverter adalah komutasi alamiah dan frekuensi output
maksimum yang dibatasi oleh suatu harga diatas frekuensi sumber. Aplikasi
cyclokonverter pada pengemudian motor ac (kecepatan rendah) dalam ring 15.000
kW dengan frekuensi dari 0 s/d 20 Hz.
(3.11)
Jika sudut penyalaan konverter positip , sudut penyalaan konverter negatip adalah
Sama dengan konverter dual satu fasa dan tiga fasa, dengan kedua tegangan output
sesaat yang tidak sama. Tetapi ia menghasilkan arus harmonik tinggi yang
bersirkulasi dalam konverter tersebut.
Arus sirkulasi dapat dihilangkan dengan menekan pulsa gerbang kekonverter
sehingga tidak mengirimkan arus beban. Atau dengan alternatip lain konverter fasa
tunggal dengan tap tengah trafo yang dipasang reaktor antar group yang ditunjukkan
dalam Gambar 3.8.
Gambar 3.7. Cyloconverter satu fasa
Contoh Soal 3.
Sebuah cycloconverter dengan tegangan input 120 V, 60 Hz. Resistensi beban 5 Ohm
dan induktansi beban L = 40 mH. Frekuensi tegangan output 20 Hz. Jika konverter
beroperasi sebagai semikonverter dengan dan sudut penyalaan ,
tentukan : (a) Tegangan rms output, ; (b) Arus rms tiap thyristor, ; dan (c)
Faktor daya input, PF.
Penyelesaian :
(a). untuk dari persamaan (3.4)
PF = (lagging).
Contoh Soal 3.
Sebuah pengontrol tegangan ac gelombang pebuh satu fasa dengan beban RL dengan
sumber 120 V, 60Hz. (a) Gunakan metode deret Fourier untuk tegangan dan arus
sesaat sebagai fungsi sudut penyalaan (b) Tentukan sudut penyalaan
untuk jumlah maksimum harmonik terendah dari arus beban. (c) Jika R = 5 Ohm, L =
10mH, dan = tentukan nilai arus rms harmonik ke-3 (d) Jika kapasitor
dihubugkan melintasi beban, tentukan nilai C untuk menurunkan arus harmonik ke-3,
10% dari arun beban.
Penyelesaian :
Harga tegangan sesaat dalam deret Fourier sebagai
(3.12)
Dimana
n=3,
5, . . .
(3.13)
n = 3, 5, . .
(3.14)
(3.15)
(3.16)
Impedansi beban,
impedansi dan menyederhanakan fungsi sinus dan cosinus menghasilkan arus sesaat
sebagai
(b) Harmonik ke-3 adalah harmonik orde terendah. Perhitungan harmonik ke-3 untuk
berbagai sudut penyalaan mempunyai harga maksimum pada sudut = .
(c) untuk = , L = 10 mH, R = 5 Ohm, = (60) = 377 rd/s, 120
V.
Arus rms harmonik ke-3 adalah
(d) Gambar 3.9 menunjukkan rangkaian ekivalen arus harmonik. Dengan pembagi
tegangan, arus harmonik yang melintasi beban
4.1. Pendahuluan
Dc chopper diperlukan untuk mengubah sumber tegangan dc tetap menjadi sumber
tegangan dc yang bersifat variabel, sebagaimana pada trafo untuk menaikkan dan
menurunkan sumber tegangan.
Penggunaan dc chopper secara luas untuk kontrol motor traksi pada automobil
elektris, mobil trolly, kapal pengangkut, truck forklift, dan pekerjaan tambang. Secara
khusus digunakan untuk pengereman regeneratif pada motor-motor dc untuk
mengembalikan energi pada sumber, yang menghasilkan penghematan energi untuk
sistim transformasi dengan adanya pengereman (atau penghentian) yang sering
dilakukan. Disamping itu digunakan untuk regulator tegangan dc, membengkitkan
sumber arus dc pada pembalik arus.
(4.1)
Arus beban rata-rata adalah
(4.2)
Dengan asumsi tidak ada rugi-rugi pada chopper maka daya masukan pada chopper
sama dengan daya keluaran yang diberikan, yaitu
(4.3)
Resistensi masukan efektif dilihat dari sisi sumber adalah
(4.4)
Tegangan keluaran dapat divariasi dari 0 sampai dengan mengatur k, dan
aliran daya dapat diatur.
(1) Operasi pada frekuensi konstan. Frekuensi chopping f (atau periode chopping T)
dijaga tetap dan waktu on divariasikan. Jenis kontrol ini dikenal dengan PWM
(pulse width modulation).
(2) Operasi pada frekuensi yang variabel. Frekuensi chopping f bervariasi. Pada
waktu on atau pada waktu off dijaga tetap. Jenis kontrol ini dikenal dengan
modulasi frekuensi.
Penyelesaian :
(a) dari persamaan (4.1),
(b) dari persamaan (4.2),
(c) daya keluaran ditentukan melalui
(4.5)
(d) daya masukan ke chopper ditentukan melalui
(4.6)
Efisiensi chopper adalah
(d) dari persamaan (4.4),
(e) Tegangan keluaran dari Gambar 4.1(b) dinyatakan dalam deret Fourier adalah
(4.7)
Komponen fundamental (atau n = 1) harmonis tegangan keluaran ditentukan dengan
perasamaan (4.7) adalah
(4.8)
dan nilai rmsnya adalah
Mode1.
Untuk ( ), arus beban ditentukan melalui
(4.9)
Arus mula (pada t = 0) arus beban dihasilkan
(4.10)
Mode 2.
Untuk ( pada ) arus beban ditentukan melalui
(4.11)
Arus mula (pada t = 0), pada awal mode didapatkan
(4.12)
Dan pada akhir mode 2, arus beban menjadi
(pada )
(4.13)
Diakhir mode 2, chopper kembali on pada siklus berikutnya setelah waktu
.
Dalam persamaan (4.10) dan (4.11) memberikan nilai arus untuk
(4.14)
Gambar 4.3. Rangkaian ekivalen dan bentuk gelombang beban RL
(4.15)
Arus ripple puncak ke puncak adalah
(4.16)
Kondisi untuk ripple maksimum
(4.17)
didapatkan hasil
atau
Arus ripple puncak ke puncak (untuk k = 0.5) adalah
(4.18)
Untuk dan arus ripple minimum menjadi
(4.19)
Untuk arus beban yang tidak kontinu, , persamaan (4.10) menjadi
Contoh 4.2
Sebuah chopper mencatu sebuah beban RL ditunjukkan dalam Gambar 4.4, dengan
220 V, R = 5 Ohm, L = 7.5 mH, f = 1 kHz, k = 0.5 dan E = 0 V. Tentukan (a)
Arus beban minimum sesaat , (b) Arus beban maksimum sesaat , (c) Harga
rata-rata arus beban, (d) Arus rms beban (e) Resistensi masukan efektif,
dilihat dari sumber dan (f) Arus rms chopper, .
Penyelesaian : 220 V, R = 5 Ohm, L = 7.5 mH, f = 1 kHz, k = 0.5 dan E = 0 V.
Dengan persamaan (4.14), dan dari persamaan (4.15)
didapat
(a)
(b)
(c) dan dari persamaa (4.18)
dan dari persamaan (4.19) menghasilkan
(e) jika diasumsikan arus beban meningkat dari ke secara linier, maka arus
beban sesaat dinyatakan sebagai
untuk
(4.20)
Tegangan keluaran sesaat adalah
(4.21)
Dari persamaan (4.21), tegangan keluaran pada beban dapat dinaikan dengan
memvariasikan duty-cycle, k, dan tegangan keluaran minimum adalah pada k =
0.
Aplikasi prinsip operasi ini dapat diterapkan untuk memindahkan energi dari satu
sumber ke sumber yang lain seperti dalam Gambar 4.5(a). Mode operasi ditunjukkan
Gambar2 4.5(b) dan bentuk gelombang arus dalam Gambar 4.5(c). Arus induktor
mode 1 dinyatakan
(4.22)
Dimana adalah arus awal mode 1.
atau
(4.23)
Arus mode 2 diberikan
penyelesaian arus ini menghasilkan
(4.24)
Dimana adalah arus awal mode 2. Untuk sistim yang stabil, arus menurun
atau
(4.25)
Jika persamaan (4.25) tidak dipenuhi, maka kondisi tidak stabil. Oleh karena itu
tegangan berada diantara
(4.26)
Klasifikasi Chopper
Pembagian chopper ini didasarkan arah arus dan tegangan yang mengalir, sehingga
chopper dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis :
Chopper kelas A
Chopper kelas B
Chopper kelas C
Chopper kelas D
Chopper kelas E
Chopper klas A, arus mengalir ke beban. Kedua tegangan dan arus beban adalah
positip, Gambar 4.5(a)
BAB V
INVERTER
5.1. Pendahuluan
Fungsi inverter adalah mengubah tegangan dc input menjadi tegangan ac out put dan
frekuensi yang diinginkan. Bentuk gelombang inverter ideal adalah sinusuida. Sedang
bentuk gelombang inverter dalam keperluan praktis tidak sinusuida dan mengandung
harmonisa dimana hampir semua aplikasi inverter tegangan harmonik mempengaruhi
performance sistim.
Aplikasi daya tinggi memerlukan bentuk gelombang sinusuida cacat/distorsi rendah.
Aplikasi inverter dalam industri meliputi :
(a) Pengemudian motor ac (AC drive motor variabel), (b) Pemanas industri, (c) Power
suplai (cadangan), (d) sebagai power suplai tetap.
Inverter dikelompokkan menjdi dua jenis : (a) inverter single phase dan (b) inveter
tiga phase. Masing-masing inverter dibagi menjadi : (a) PWM inverter (b) Resonan
inverter (c) inverter komutasi bantu dan (d) inverter komutasi komplementer.
(7.1)
Tegangan output sesaat dinyatakan dalam deret Fourier sebagai
(7.2)
Gambar 5.1. Prinsip operasi inverter satu fasa (a) Rangkaian dasar (b) Arah arus beban
mode 1 (c) Arah arus beban mode 2
Dimana adalah frekuensi tegangan output dalam rad/s. Jika n = 1, maka
persamaan (7.2) merupakan nilai rms komponen dasar sebagai :
= 0.225
(7.3)
Dan tegangan ; dengan beda phasa 120 dan 240 masing-masing adalah :
Gambar 54. Model simulasi inverter 3 phasa
Bentuk gelombang arus, tegangan dapat diuraikan dengan analisis berikut ini. Pada
mode I, kombinasi thyristor on 126, dimana katode terhubung dengan beban fasa-
a, katode terhubung dengan beban fasa-c dengan kedua thyristor terhubung
dengan kutub positip sumber . Sedang anode terhbung beban fasa-b dan
thyristor ini terhubung dengan kutub negatip sumber sebagaimana terlihat dalam
Gambar 5.3(c). Tegangan fasa van menerima positip (1/3) . Untuk mode II,
tegangan fasa van menerima positip (2/3) . Untuk mode III, tegangan fasa van
menerima positip (1/3) , dan seterusnya sampai mode VI sebagaimana terlihat
dalam Gambar 5.3(b).
(5.4)
Dimana adalah nilai rms komponen dasar dan nilai komponen harmonisa
ke-n.
(b) Total harmonik distorsi (THD)
Adalah ukuran cacad bentuk diantara sebuah bentuk gelombang dan komponen
dasarnya, yang didefinisikan sebagai
(5.5)
Shorting pulse combinator
BAB VIII
TEKNIK KOMUTASI THYRISTOR
8.1. Pendahuluan
Ketika sebuah thyristor dalam mode konduksi, drop tegangannya sangat rendah, dari
0.25 V s/d 2 V dalam analisa diabaikan. Komutasi adalah proses pemadaman sebuah
thyristor dan untuk penyalaan kembali harus menggunakan sinyal penyalaan kembali.
Rangkaian komutasi umumnya menggunakan komponen tambahan untuk
pemadaman.
Beberapa teknik komutasi sebuah thyristor yang, dikelompokkan menjadi dua jenis :
(1) Komutasi alamiah
(2) Komutasi paksa.
contoh soal
sebuah inverter fasa tunggal mempunyai beban resistif , tegangan dc input
. Tentukan (a) tegangan rms output pada frekuensi dasar, (b) daya
output (c) arus puncak dan rata-rata tyristor (d) tegangan blok mundur tiap thyristor
(e) Total harmaonis distorsi THD.
Penyelesaian :
,
10 A.
(d) tegangan blok mundur thyristor = Vo = 48 V
(e) = 48.34%.
(1) Buatlah model rangkaian inverter 3 phasa untuk sumber tegangan dc 500 Volt.
Gambarkan arus line to line untuk beban 3 phasa seimbang R = 10 Ohm
(2) Buatlah model rangkaian dc chopper step down untuk menghasilkan tegangan
rms out put 200 Volt, f = 50 Hz dengan metode pengaturan modulasi
frekuensi, jika tegangan input dc adalah 400 Volt, R = 5 Ohm.
Model simulasi matlab untuk pembangkitan pwm dengan sinyal carrier segi-tiga dan
sinyal referensi. Format pengisian sinyal segi-tiga adalah time values (waktu-step)
dan out-put values (nilai keluaran) berbentuk vektor matriks. Hasil keluaran pwm
untuk relasi >= , not , < dan blok kotak dialog masing-masing ditunjukkan dalam
Gambar 9.1 dan 9.2.