Anda di halaman 1dari 13

KEDUDUKAN

KAIDAH-KAIDAH
FIQHIYAH
Dosen Pengampu : Akmam Mutrofin.,S.Sy.,M.H.,
DISUSUN OLEH :

Febri Fajrul Falah


1994094004

Andi Dwi K
1994094019

Cicha Ajeng A
1994094064

2
Pengertian Kaidah
Fiqiyah
Kiadah fiqih merupakan istilah yang digunakan ulama
fiqih untuk pengembangan cakupan suatu hukum.
Kaidah fiqih merupakan ketentuan yang bisa dipakai
untuk mengetahui hukum tentang kasus-kasus yang
tidak ada aturan pastinya di dalam Al-Qur'an, Sunnah
maupun ijmak sehingga lahirlah fiqih baru.
Prosedur untuk mendapatkan fiqih baru ini disebut
dengan ilhaq, yaitu semacam proses kias yang
contohnya tidak didapatkan dari sumber wahyu,
melainkan dari fiqih yang sudah jadi.
Pembagian Kaidah
Fiqh
1. Segi fungsi
Dari segi fungsi, kaidah fiqh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sentral
dan marginal. Kaidah fiqh yang berperan sentral, karena kaidah tersebut
memiliki cakupan-cakupan yang begitu luas.
”Adat dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum”
kaidah ini mempunyai beberapa turunan kaidah yang berperan marginal,
diantaranya :
”Sesuatu yang dikenal secara kebiasaan seperti sesuatu yang telah
ditentukan sebagai syarat”
Dengan demikian, kaidah yang berfungsi marginal adalah kaidah yang
cakupannya lebih atau bahkan sangat sempit sehingga tidak dihadapkan
dengan furu’

4
Pembagian Kaidah
Fiqh
2. Segi mustasnayat
Dari sumber pengecualian, kaidah fiqh dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu : kaidah yang tidak memiliki pengecualian dan yang
mempunyai pengecualian.
Kaidah fiqh yang tidak punya pengecualian adalah sabda Nabi
Muhammad SAW. Umpamanya adalah :
”Bukti dibebankan kepada penggugat dan sumpah dibebankan
kepada tergugat”
Kaidah fiqh lainnya adalah kaidah yang mempunyai pengecualian
kaidah yang tergolong pada kelompok yang terutama
diikhtilafkan oleh ulama

5
Pembagian Kaidah
Fiqh
3. Segi kualitas
Dari segi kualitas, kaidah fiqh dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu :
• Kaidah kunci
Kaidah kunci yang dimaksud adalah bahwa seluruh kaidah fiqh pada
dasarnya, dapat dikembalikan kepada satu kaidah diantaranya :
”Menolak kerusakan (kejelekan) dan mendapatkan maslahat”
• Kaidah asasi
Adalah kaidah fiqh yang tingkat kesahihannya diakui oleh seluruh
aliran hukum islam, diantaranya :
”Perbuatan / perkara itu bergantung pada niatnya”
”Kenyakinan tidak hilang dengan keraguan”
”Kesulitan mendatangkan kemudahan”

6
Manfaat dari
kaidah Fiqh (Qawaidul Fiqh) :

1. Dengan kaidah-kidah fiqh kita akan mengetahui prinsip-


prinsip umum fiqh dan akan mengetahui pokok masalah
yang mewarnai fiqh dan kemudian menjadi titik temu dari
masalah-masalah fiqh

2. Dengan memperhatikan kaidah-kaidah fiqh akan lebih


mudah menetapkan hukum bagi masalah-masalah yang
dihadapi

3. Dengan kaidah fiqh akan lebih arif dalam menerapkan


materi-materi dalam waktu dan tempat yang berbeda,
untuk keadaan dan adapt yang berbeda

7
Kaidah Fiqh yang Asasi
( Al-Qawa’id Al-Asasiyah)

Kaidah asasi atau yang dikenal


dengan al-Qaawa’id al-Kubra
merupakan penyederhanaan
(penjelasan yang lebih detail) dari
kaidah inti tersebut. Adapun kaidah
asasi ini adalah kaidah fikih yang
tingkat kesahihannya diakui oleh
seluruh aliran hukum islam

8
Kaidah – kaidah fiqih
yang asasi :
1. Meraih kemaslahatan dan menolak kemafsadatan
2. Al-Qawaid al-Khamsah (lima kaidah asasi)
a) Kaidah asasi pertama َ ‫ھﺎ‬
ِ ‫ﺑﻣﺎ ﻗﺎ َ ِﺻد‬
ِ ‫اﻻ ُﻣ ْو ُر‬
“segala perkara tergantung kepada niatnya”
َ ‫اﻟﯾﻘَ ْﯾ ُن َﻻ‬
ِّ ‫ﯾزا ُل ﺑﺎِﻟﺷ‬
a) Kaidah asasi kedua ‫ﱠك‬
“keyakinan tisak bisa dihilangkan dengan adanya keraguan”
b) Kaidah asasi ketiga‫ﺳ ْﯾ َر‬ ُ ‫ﺷﻘَﺔﱠ ﺗَﺟْ ِﻠ‬
ِ ‫ب اﻟﺗﯾﱠ‬ َ ‫اﻟﻣ‬
“kesulitan mendatangkan kemudahan”
a) Kaidah asasi keempat ‫ل‬ ُ ‫ﺿ َر ُر‬
ُ ‫ﯾزا‬ َ ‫اﻟ‬
“kemudhoratan harus dihilangkan”
َ ‫اﻟﻌَﺎدةَ ُﻣ‬
a) Kaidah asasi kelima ‫ﺣ ﱠﻛ َﻣﺔ‬
“adat kebiasaan dapat dijadikan (pertimbangan) hukum”

9
Kaidah – kaidah fiqih yang
umum :
Kaidah-kaidah Fiqh yang umum terdiri dari 38 kaidah, namun disini
kami hanya menjelaskan sebagiannya saja, yaitu :

1. “ijthat yang telah lalu tidak bisa dibatalkan oleh ijtihat yang baru”
2. “Apa yang haram diambil haram pula diberikannya”
3. “Apa yang tidak bisa dilaksanakan seluruhnya, jangan ditinggalkan
seluruhnya”
4. “Petunjuk sesuatu pada unsure-unsur yang tersembunyi
mempunyai kekuatan sebagai dalil”
5. 5. “Barang siapa yang mempercepat sesuatu sebelum waktunya,
maka menanggung akibat tidak mendapat sesuatu tersebut”

10
Kaidah – kaidah fiqih yang
Khsus :
1. Kaidah fiqh yang khusus di bidang ibadah mahdah
2. Kaidah fiqh yang khusuh di bidang al-Ahwal al-
Syakhshiyah
3. Kaidah fiqh yang khusus di bidang muamalah atau
transaksi
4. Kaidah fiqh yang khusus di bidang jinayah
5. Kaidah fiqh yang khusus di bidang siyasah
6. Kaidah fiqh yang khusus fiqh qadha (peradilan dan
hukum acara)

11
CONTOH PERMASALAHAN

Apabila seseorang berkata : "saya hibahkan barang ini


untukmu selamanya, tapi saya minta uang satu juta rupiah",
meskipun katanya adalah hiba, tapi dengan permintaan
uang, maka akad tersebut bukan hibah, tetapi merupakan
akad jual-beli
Maka permasalahan ini termasuk pada kaidah yang
pertama yaitu

“segala perkara tergantung kepada niatnya”

12
TERIMAKASIH

13

Anda mungkin juga menyukai