P2.06.30.1.19.027
D III FARMASI TK. 2
Tanin Terhidrolisis
Tanin Terhidrolisis = Hydrolysable Tannin = pirogalol tanin
Terdiri dari molekul gula pusat yang terikat pada molekul-molekul asam galat (galotanin)
atau asam heksahidroksidifenat (elagitanin).
Penyebaran terbatas pada Dicotyledoneae (tumbuhan berkeping dua) dan merupakan
glikosida sehingga mudah terhidrolisis menjadi asam fenolat.
Berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan oksigen dan tanin ini dapat
dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida
Disintesis dari prekursor asam dehydroshikimic
Tanin Terkondensasi
Tanin Terkondensasi = Condensed Tannin = Pirocatechol Tannin
Dapat terkondensasi menghasilkan asam klorida
Terdiri dari molekul-molekul katekin dan epikatekin yang dihubungkan dengan ikatan C-C
Kondensasi polimer dari katekin atau galokatekin membentuk suatu oligomer yang lebih
tinggi, dimer
Lebih muda teroksidasi : warna merah muda keunguan
Lebih tahan terhadap penguraian
Sifat tanin
Tidak dapat dikristralisasi
Bila ditambah air larutan koloidal, reaksi asam, astringen
Mengendapkan larutan gelatin, protein, dan alkaloid dalam larutan
+garam Fe (III) senyawa biru tua/hitam kehijauan (larut)
+K-ferisianida NH4OH warna merah tua
Mengendap denga garam-garam Cu, Pb, Sn, lar. K-bikromat kuat/asam 1 %
Dalam larutan basa mudah mengabsorbsi oksigen
Farmakodinamika
Tanin + selaput lendir
Sambung silang dengan protein sel lendir dan sel epitel Sehingga mukosa terikat lebih ketat
dan permeabel
Tanin merupakan polar yang besar sedikit diabsorbsi melalui kulit dan saluran
gastrointestinal. Efek tanin = efek lokal
Hasil Dekomposisi Tanin dapat diabsorbsi sehingga efeknya sistemik. Bila diabsorbsi
dalam jumlah besar maka dapat sangat toksik
Kegunaan Tanin
Efek terhadap diare
Efek terhaddap ulkus peptikum
Pada permukaan darah (lokal)
Efek antioksidan
Penyamak Kulit
Pembuatan tinta
Reagen untuk deteksi gelatin, alkaloid,
Antidotum keracunan alkaloid
Reaksi yang tidak diinginkan dari tanin hanya berlaku untuk yang jumlahnya signifikan
dan digunakan dalam dosis relatif tinggi.
Indiasi penggunaan tanin
Inflamasi saluran pencernaan bagian atas
Diare karena inflamasi saluran GI
Topikal : lesi terbuka, luka, hemoroid
Kontraindikasi tanin
Konstipasi
Anemia defisiensi besi
Sumber-sumber Tanin
Tanin terhidrolisis (Glikosida Elagitanin) : punicaceae, myrtaceae, hamamelidaceae
Galotanin : rhubarb (rheum), cengkeh, hamamelis, chesnut
Tanin terkondensasi : anggur (Vitis vinifera), kina (Cinchona officinalis), polong (Acacia
catechu), pacar kuku (Lawsonia inermis), pinus (Pinus sylvestris)
Cara Identifikasi Tanin
Identidikasi Warna
Serbuk simplisisa dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan aquadest
Dipanaskan di atas tangas air selama 15 menit
Tambahkan 3-4 tetes NaCl 10%
Ditambahkan gelatin 1%
Endapan warna putih
Analisis tanin kondensasi
Ekstraksi : dengan metanol-air atau etanol-air
KLT : pengembang 1 : BAA (14 : 1: 5) pengembang 2 : HOAc 6 % sinar UV ; bercak
lembayung
KCKT
Kolom : Li Chrosorb RP-8
Eluen : campuran Air-Metanol
Kromatografi Kolom
Kolom : Sephadex G-50
Eluen : Aseton : Air (1:1) + As.askorbat 0,1 %
Analisis tanin terhidrolisiskan
Deteksi awal : adanya tanin terhidrolisis ditandai dengan timbulnya bercak ungu yang
menjadi lebih gelap bila diuapi amoniak (sinar UV, pengembang : Forestal)
KCKT
Kolom : RO-18 Li Chrosorb 10 mikrometer
Eluen : Air + H3PO3 + asetonotril
Ekstraksi : pelarut Aseton-Air
KKt : ester galoil tampak berupa bercak berflouresensi ungu yang diperkuat dengan uap
amonia.