KATA
Laporan ini dibuat untuk merangkum semua hasil analisis terhadap desain yang
sudah ada untuk dilakukan pengecekan ulang. Analisis yang digunakan dalam
laporan ini ialah menggunakan software komputer khusus pekerjaan bidang
geoteknik yang sifatnya adalah numerik, yaitu software plaxis 2D V8.2.
Demikian laporan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Atas segala
perhatian dan kerjasama yang diberikan diucapkan terima kasih.
Team Leader
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang........................................................................... 4
1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................... 4
BAB V KESIMPULAN..................................................................................... 30
5.1 Kesimpulan............................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
2.
2.1. METODE ELEMEN HINGGA
Analisis dan prediksi penurunan konsolidasi/primer dapat dilakukan dengan
menggunakan elemen hingga finite element method (FEM). Metode elemen
hingga (FEM) merupakan suatu metode perhitungan dengan berdasarkan
konsep diskertiasi, yaitu menyederhanakan sebuah elemen kontiniu
menjadi elemen-elemen yang lebih kecil. Metode elemen hingga (FEM) ini
dapat digunakan untuk mengetahui deformasi ataupun tegangan yang
terjadi pada suatu elemen yang disebabkan oleh distribusi beban atau
gaya. Program yang dapat digunakan dalam melakakuan analisis dengan
menggunakan metode elemen hingga (FEM) salah satunya adalah Plaxis.
Plaxis adalah sebuah paket program dalam dunia teknik sipil yang dibuat
berdasarkan metode elemen hingga dan telah dikembangkan sedemikian
rupa, sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis deformasi,
penurunan, ataupun stabilitas dalam bidang Geoteknik. Tahap permodelan
dalam program Plaxis sendiri dapat dilakukan secara grafis, sehingga
memungkinkan pembuatan suatu model elemen hingga yang cukup
kompleks menjadi lebih cepat dan mudah.
Perkembangan program Plaxis dimulai pada tahun 1987 di Universitas Delft
(Technical University of Delft ) atas inisiatif dari Departemen Tenaga Kerja
dan Pengelolaan Sumber Daya Air Belanda (Dutch Department of Public
Works and Water Management). Tujuan awal dari program Plaxis adalah
untuk menganalisis tanggul-tanggul yang dibangun pada tanah lunak di
dataran rendah wilayah Holland. Kemudian program Plaxis dikembangkan
lebih lanjut sehingga dapat menganalisis dan menyelesaikan masalah-
masalah yang lebih kompleks dalam seluruh aspek perencanaan Geoteknik
lainnya.
Pada program Plaxis, model struktur Geoteknik dapat dimodelkan dengan 2
cara yaitu plane strain dan axi-simetri. Model plane strain biasa digunakan
untuk model geometri dengan penampang melintang yang cukup seragam,
dengan kondisi tegangan dan kondisi pembebanan yang terjadi cukup
panjang dalam arah tegak lurus terhadap penampang. Perpindahan dan
regangan dalam arah tegak lurus terhadap bidang penampang diasumsikan
tidak terjadi atau bernilai nol. Walaupun diasumsikan tidak terjadi,
tegangan normal pada arah tegak lurus terhadap bidang penampang tetap
diperhitungkan sepenuhnya dalam analisis. Dalam model analisis regangan
bidang (plane-strain), gaya yang disebabkan adanya perpindahan
dinyatakan dalam gaya persatuan lebar dalam arah tegak urus penampang.
Sedangkan untuk model axi-simetri biasa digunakan untuk struktur
Geoteknik yang berbentuk lingkaran dengan bidang penampang radial yang
cukup seragam dan kondisi pembebanan mengelilingi sumbu aksial. Untuk
deformasi dan kondisi tegangan diasumsikan tersebar rata mengelilingi
arah radial. Dalam model axi-simetri koordinat (x) menyatakan radius,
sedangkan untuk koordinat (y) menyatakan sumbu simetris dalam arah
aksial. Dalam model analisis axi-simetri, gaya yang dihasilkan merupakan
gaya yang bekerja pada bidang batas yang membentuk busur lingkaran
sebesar 1 radian yang saling berhadapan.
Pada program Plaxis juga terdapat beberapa jenis permodelan tanah ( soil
model). Adapun jenis permodelan tanah ( soil model) tersebut,
diantaranya : model Linear Elastic, model Mohr-Coulomb, model Hardening
Soil, model Hardening Soil with Small-Strain Stiffness, model Soft Soil
Creep, model Soft Soil, model Jointed Rock, dan model Modified Cam-Clay.
kecil dan γ 0,7 adalah level regangan di mana modulus geser telah berkurang
hingga sekitar 70% dari modulus geser regangan kecil. fitur canggih model
HSsmall paling jelas dalam kondisi beban kerja. Di sini, model memberikan
perpindahan yang lebih andal daripada model HS. Ketika digunakan dalam
aplikasi dinamis, model Hardening Soil dengan kekakuan regangan kecil
juga memperkenalkan redaman material histeretik.
5. Model Soft Soil Creep (SSC)
Model Soft Soil Creep merupakan jenis model yang ditujukan khusus untuk
menganalisis rangkak (creep) dan relaksasi tegangan. Kompresi sekunder
sangat dominan pada jenis tanah lunak, yaitu lempung yang terkonsolidasi
normal, tanah lanau serta gambut. Model ini telah mengikutsertakan efek
dari konsolidasi berlebih.
6. Model Soft Soil (SS)
Model Soft Soil merupakan jenis model clam-clay yang ditujukan khusus
untuk menganalisis kompresi primer dari tanah lempung yang
terkonsolidasi normal. Meskipun kemampuan model ini berada di bawah
model Hardening Soil, namun model Soft Soil adalah model yang lebih
mampu untuk memodelkan kelakuan tekanan dari tanah yang sangat
lunak.
7. Model Jointed Rock (JR)
Model Jointed Rock atau model batuan kekar adalah sebuah model elastis-
plastis anisotropis sempurna, yang dikembangkan secara khusus untuk
memodelkan perilaku dari lapisan batuan yang mempunyai asumsi batuan
merupakan suatu kesatuan stratifikasi dan arah-arah kekar ( fault) tertentu.
8. Model Modified Cam-Clay (MCC)
Model Cam-Clay yang dimodifikasi adalah model yang terkenal dari literatur
pemodelan tanah internasional; lihat misalnya Muir Wood (1990). Hal ini
dimaksudkan terutama untuk pemodelan tanah tipe lempung yang hampir
secara normal terkonsolidasi. Model ini telah ditambahkan ke Plaxis untuk
memungkinkan perbandingan dengan kode lain.
Selain itu, dalam memodelkan elemen tanah pada program Plaxis dapat
dilakukan dalam dua kondisi, antara lain:
1. Kondisi Drained
Kondisi drained merupakan kondisi untuk tanah yang memiliki
permeabilitas besar seperti tanah pasir, tanah yang mengalami
pembebanan sangat lambat, serta untuk menstimulasikan perilaku tanah
dalam jangka panjang. Kondisi drained pada program Plaxis digunakan
untuk mengatur tidak adanya kenaikan tekanan air pori ( pore water
pressure) pada material tanah.
2. Kondisi Undrained
Dimana:
ε = Regangan (m/m)
∆L = Perubahan Panjang (m)
Lo = Panjang Awal (m)
Hubungan antara tegangan dan regangan yang dinyatakan dalam modulus
elastisitas dapat dilihat pada persamaan berikut :
σ
E= (2.34)
ε
Dimana:
E = Modulus Elastisitas (N/m2)
σ = Tegangan (N/m2)
ε = Regangan (m/m)
BAB III
METODE ANALISIS
sedalam adalah 2.5 m dengan kuat tarik geogrid yang digunakan adalah
300 kN/m2. Dapat dilihat pada gambar 3.3 dan 3.4.
BAB IV
ANALISIS PENANGANAN
3.
4.
4.1. PARAMETER RANCANGAN KONSTRUKSI
Plate :
Tabel 4.1 Properties Kayu Cerucuk Tipe 1
Tipe Kayu : -
Diameter (d) : 0.10 M
Length of pile (L) : 2.5 M
Concrete Quality (Fc') : Mpa
Young's Moudulus (E) : 25000 Mpa
: 25000000 kN/M2
Area (A) : 0.00786 M2
Inertia (I) : 0.00000 M4
Width real (dreal) : 0.087 M
Lspacing : 0.33 M
Young's Moudulus Actual (E') : 6873217.49 kN/M/M
Volume weight actual (γc) : 0.214285714 kN/M3
Normal stiffness (EA) : 162011.5551 kN
Bending stiffness (EI) : 101.257222 kN.M2
Weight 1 (W1) : 0.29245 kN/M
A plate : 0.0921 M2
Lspacing : 0.50 M
Young's Moudulus Actual (E') : 4536323.544 kN/M/M
Volume weight actual (γc) : 0.141428571 kN/M3
Normal stiffness (EA) : 35642.54213 kN
Bending stiffness (EI) : 22.27658883 kN.M2
Weight 1 (W1) : 0.283686206 kN/M
A plate : 0.0921 M2
Geogrid :
Tabel 4.3 Properties Geogrid
Cerucuk Fill
Tipe 1 Geogrid Kuat
Tarik 300 kN/m2
c
Gambar 4.1 Permodelan Penanganan pada Plaxis Versi 8.2
Pada tahap ini menunjukkan hasil bahwa dengan beban lalu lintas
sebesar 15 Kpa yang diaktifkan, perpindahan terbesar yaitu di bawah
badan jalan yaitu sebesar 5.514 cm seperti pada Gambar 4.5.
BAB V
KESIMPULAN
5.
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil analisis menggunakan bantuan software plaxis versi 8.2 pada
perencanaan penurunan badan jalan Bukit Rawi, Kalimantan Tengah, dapat
dilihat pada tabel 5.1 diketahui bahwa penurunan lebih besar terjadi pada
badan jalan dengan cerucuk, hal ini disebabkan beban merata menjadi
fokus ketengah karena cerucuk menstabilkan tanah dibawahnya. Dapat
disimpulkan jika penanganan badan jalan tanpa cerucuk memiliki
penurunan lebih kecil dibandingkan badan jalan dengan cerucuk.