Ekstrak sebagai hasil atau produk proses iptek kefarmasian yang
selanjutnya diberi landasan iptek kedokteran. sebenarnya dapat dipandang
juga sebagai inovator dan motivator iptek pertanian. Produk hasil pertanian tumbuhan obat tidak saja menjadi dan sampai pada bentuk simplisia, namun juga sampai pada bentuk ekstrak sebagai komoditi agrobisnis, melalui industri ekstrak. Untuk mencapai suatu ekstrak yang dikehendaki sebagai produk unggulan, tentu saja selanjutnya memacu iptek pertanian untuk meneliti dan mengembangkan konsep tumbuhan obat unggulan, sebagai bahan baku ekstrak (Depkes RI, 2000).
Standardisasi dalam kefarmasian tidak lain adalah serangkaian parameter,
prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi syarat standar (kimia, biologi dan farmasi), termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya. Persyaratan mutu ekstrak terdiri dari berbagai paramater standar umum dan parameter standar spesifik. Pemerintah melakukan fungsi pembinaan dan pengawasan serta mel1ndungi konsumen untuk tegaknya trilogi "mutu-keamanan-manfaat". Pengertian standardisasi juga berarti proses menjamin bahwa produk akhir (obat, ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan (ajeg) dan ditetapkan (dirancang dalam formula) terlebih dahulu (Depkes RI, 2000).