Anda di halaman 1dari 1

widya salsabila-2201022252

PPG Prajabatan - UNNES

Pendidikan yang Berpihak


pada Murid
Bapak Pendidikan Indonesia, sebutan tersebut akan terus
melekat kepada Ki Hadjar Dewantara yang melepas jubah
kebangsaannya agar bisa berbaur dan merakyat. Tapi sebelum
menggagas filosofi pendidikan beliau memulai langkahnya
sebagai seorang aktivis, pejuang, dan wartawan cerdas nan
tajam mengkritik penjajahan.

Sebagai seorang bangsawan, sewaktu muda Ki Hadjar


Dewantara mendapat keistimewaan bisa sekolah di STOVIA,
sebuah sekolah belanda, jurusan kedokteran. Tapi karena
alasan kesehatan, beliau dikeluarkan. Setalah itu KHD menjadi
seorang wartawan dan menulis kritikan tajam untuk para
penjajah pada saat itu.

Dan karena tulisannya itu dia bertemu dengan dr. Tjipto


Mangoenkoesoemo dan Ernest Douwes Dekker, dan bersama
mereka berdua KHD mendirikan partai politik pertama yaitu,
Indische Partij. Namun karena dirasa membuat kegaduhan
dan mengancam pemerintah Belanda pada saat itu, 3
serangkai ini dibuang ke Belanda tahun 1913. Pada saat di
Belanda inilah Ki Hadjar Dewantara belajar banyak tentang
filosofi pendidikan dari berbagai tokoh pendidikan barat.

Setelah kembali ke Indonesia KHD mendirikan Taman Siswa di


Yogyakarta tahun 1922. Ki Hadjar Dewantara berjuang melalui
pendidikan, karena menurutnya pendidikan tidak sesuai
dengan karakteristik bangsa Indonesia, maka dipikirkan
sistem pendidikan nasional yang berdasarkan budaya bangsa
Indonesia dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.

Tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar dewantara yaitu


memerdekakan manusia. Memerdekaan disini maksudnya
adalah karena pendidikan ini manusia bisa selamat (raganya)
dan bahagia (jiwanya) karena pada saat itu masih terjadi
penjajahan diatas bumi pertiwi. Ki Hadjar Dewantara juga
mengatakan pendidikan punya 3 peran penting (Tri Rahayu),
yaitu: pertama, memajukan dan menjaga diri. Kedua,
memelihara dan menjaga bangsa. Ketiga, memelihara dan
menjaga dunia.
References:
-Wiryopranoto, S., dkk. (2017). Ki Hajar Dewantara ”Pemikiran dan Perjuangannya”. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat
Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
-https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/10/31/hari-pendidikan-dan-warisan-sang-pahlawan-pendidikan
-https://republika.co.id/berita/q9qa6b430/ki-hajar-dewantara-taman-siswa-dan-hardiknas

Anda mungkin juga menyukai