Anda di halaman 1dari 2

Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Alam

Ada berbagai jenis fenomena alam yang biasa terjadi di sekitar kita, misalnya adalah
hujan, gempa bumi, tsunami, petir, pelangi, dan lain sebagainya.

Nah, sebagai contoh pada bagian ini, aku akan menuliskan satu teks ekplanasi
singkat tentang fenomena angin puting beliung.

Pernyataan Umum
Puting beliung merupakan salah satu jenis angin yang berputar dengan kecepatan
lebih dari 60 km/jam membentuk satu garis lurus meliuk-liuk dari atas ke bawah
dengan kisaran kejadian 10-30 menit.

Di Jawa angin semacam ini disebut juga sebagai angin lesus, sementara di daerah
Sumatra orang menyebut angin ini sebagai angin bahorok.

Di amerika, angin semacam ini bisa berukuran 10 kali lebih besar dan dengan
kekuatan 6 kali lebih besar, yakni sekitar 300km/jam dengan ukuran diameter
mencapai 500 meter.

Angin inilah yang disebut sebagai angin tornado dan sangat ditakuti karena
kekuatannya yang bisa menghancurkan apapun yang dilewatinya.

Bagian Penjelasan
Angin puting beliung merupakan salah satu fenomena alam yang tak bisa
diremehkan dampaknya. Oleh karena itu sebaiknya perlu diketahui tanda-tanda
akan terjadinya puting beliung.

Berikut ini merupakan beberapa tanda akan terjadinya angin puting beliung:

1. Udara terasa sangat panas.

2. Muncul awan (awan cumulus) berbentuk seperti kembang kol raksasa di langit.
Awan ini makin lama akan menjadi mendung (awan cumulonimbus) dengan bentuk
yang kurang lebih mirip namun berukuran lebih besar lagi.

3. Perlahan terasa ada hembusan angin yang semakin lama akan semakin kencang.
Bila sudah ada tiga ciri-ciri tersebut, kemungkinan besar akan terjadi angin puting
beliung sehingga diharapkan seluruh masyarakat waspada dan bersiap-siap mencari
tempat perlindungan yang aman.

Bagaimana proses terjadinya angin puting beliung? Angin puting beliung terbentuk
dari tiga fase, yakni fase tumbuh, fase dewasa, dan fase punah. Berikut penjelasan
selengkapnya:

1. Fase Tumbuh
Ketika suhu udara sedang panas-panasnya, dalam awan terjadi arus udara yang
naik ke atas. Udara panas ini juga membawa uap air dalam jumlah besar sehingga
perlahan awan akan menjadi gelap.
2. Fase Dewasa
Dalam fase ini, jumlah titik-titik air dalam awan sudah tak tertahan lagi dan akhirnya
turun menjadi hujan.

Hujan ini menimbulkan gaya gesek antara arus udara yang naik dan yang turun dan
tentunya temperature udara yang turun lebih dingin dari temperature udara di
bawahnya.

Gaya gesek dari udara naik dan turun dengan temperature berbeda inilah yang
menyebabkan terjadinya perputaran angin yang besar yang disebut sebagai angin
puting beliung.
3. Fase Punah
Fase ini merupakan akhir atau melemahnya perputaran angin karena suhu udara
akhirnya stabil dan pergesekan berhenti.
Kehadiran angin puting beliung ini tidak bisa diramalkan karena prosesnya bisa
terjadi tiba-tiba.

Namun demikian, yang pasti angin puting beliung terjadi pada waktu siang atau sore
hari ketika intensitas temperature bumi sedang panas.

Angin puting beliung biasanya terjadi pada skala local saja dengan durasi antara 5-7
menit untuk puncak putaran angin yang paling kuat.

Angin puting beliung ini lebih sering muncul pada daerah dataran rendah dengan
suhu rata-rata 30-32 derajad celcius.

Penutup
Meski angin puting beliung bukan termasuk jenis angin yang sangat berbahaya,
namun bila terjadi dengan kekuatan maksimal, kerusakan yang ditimbulkan oleh
angin ini tidak bisa diremehkan.

Bahkan, angin puting beliung bisa merobohkan pohon berukuran besar sehingga
bila sudah tampak tanda-tanda akan terjadi angin puting beliung, sebaiknya segera
berteduh ke tempat yang aman; jauh dari pepohonan, tiang-tiang reklame, dan
bangunan yang rentan ambruk.

Anda mungkin juga menyukai