Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DI KANTOR KELURAHAN KAWATUNA


Atnila
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
This study aimed to determine the influence of motivation on employee performance at
Kawatuna Subdistrict Office. This study used quantitative research method which was done through
data collecting in the field, so this study was designed to use explanatory survey technique. This
study used multiple linear regression analysis technique with saturated sampling technique.
Respondents in this study amounted to 32 respondents. The results showed that the partial influence
of motivation on employee performance at Kawatuna Subdistrict Office was 0.720, meaning it was
in influencing cathegory. The simultaneous influence of motivation on employee performance at
Kawatuna Subdistrict Office was 0.720 or 72%, while the rest 28% was owned by other variables
that were not studied. The calculation process resulted that F-count = 32.229 at real level α = 0.05
or sig < 0.05, with significance value = 0.000. Therefore, it can be stated that the independent
variables simultaneously had significant influence on the dependent variables. Based on the results,
the hypothesis stating that motivation extrinsically and intrinsically had significant influence on
employee performance at Kawatuna Subdistrict Office was received.
Keywords: Extrinsic and intrinsic motivation and employee performance
Upaya untuk memenuhi sumber daya Melihat begitu pentingnya fungsi dan
pegawai yang berkualitas itu terkait dengan kedudukan pegawai dapat dikatakan bahwa
kondisi sekarang ini dimana kebutuhan pegawai merupakan motor penggerak organisasi
masyarakat banyak mengalami perubahan pemerintahan yang bertanggung jawab dalam
sebagai akibat dari kemajuan yang telah dicapai menyelenggarakan fungsi pemerintahan
dalam proses pembangunan di era globalisasi. tentunya dengan kewajiban menunjukkan
Salah satu perubahan yang dapat dirasakan kinerja yang baik, namun pada kenyataannya di
sekarang ini adalah terjadinya pola pikir lingkungan pemerintah kelurahan tidak dapat
masyarakat yang semakin rasional dan kritis. dipungkiri jikalau pegawai kelurahan sendiri
Disamping itu perubahan pola pikir masyarakat mempunyai kinerja yang beragam dalam
tersebut juga telah mengubah opini menjalankan tugasnya, dalam arti ada pegawai
masyarakat bahwa pelayanan dari pemerintah yang memiliki kinerja baik dan ada pula
merupakan hak yang harus mereka terima dan pegawai yang memiliki kinerja rendah. Menurut
aparat pemerintahlah yang berkewajiban Mathis (2002:78) Kinerja merupakan hasil kerja
memberikan pelayanan itu. Selain itu seiring secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat seseorang aparatur dalam melaksanakan
sebagai konsekuensi logis dari semakin pesat tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
dan majunya pelaksanaan pembangunan, maka diberikan kepadanya.
pegawai dituntut juga untuk dapat memahami Kinerja yang merupakan gambaran
dan memiliki responsibilitas yang tinggi mengenai tingkat pencapaian pelaksanan suatu
terhadap berbagai kebutuhan masyarakat kegiatan dapat berupa perbaikan pelayanan,
tersebut. Kegagalan pegawai pemerintah dalam pemenuhan permintaan dan peningkatan
memahami apa yang menjadi keinginan dan kualitas hasil produk atau jasa. Kinerja yang
tuntutan masyarakat akan mengurangi rendah di kelurahan misalnya tampak pada tidak
legitimasi eksistensi pemerintah. berjalan dengan baiknya pelayanan publik
sehingga menyebabkan ketidakpuasan

1
2 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 1-8 ISSN: 2302-2019

masyarakat selaku objek dari pelayanan publik kinerja yang baik. Motivasi ekstrinsik yang
tersebut. Padahal pegawai kelurahan sebagai dilakukan untuk merangsang kinerja pegawai
seorang pamong pemerintahan dan sebagai abdi adalah dengan memperhatikan kesejahteraan
negara seharusnya melaksanakan pekerjaannya pegawai melalui pemberian upah, kondisi kerja,
secara profesional sehingga kinerjanya pun keamanan kerja yang layak bagi pegawai.
menjadi baik, dengan kinerja yang baik maka Berdasarkan hasil pengamatan yang
masyarakat pun menjadi puas, kepuasan dilakukan peneliti, menunjukan bahwa pegawai
masyarakat itulah yang mengindikasikan kinerja di Kelurahan Kawatuna masih banyak belum
aparatur sudah baik. Dengan kinerja yang baik memiliki motivasi kerja yang baik hal ini dapat
maka tercapailah tujuan dari organisasi di lihat masih banyak pegawai yang kurang
pemerintahan yang tidak lain untuk kepuasan bertangung jawab terhadap tugas yang
dan kesejahteraan masyarakat. Melihat diberikan pimpinan misalnya masih banyak
pentingnya pegawai dalam organisasi pegawai yang bekerja tidak tepat waktu,
pemerintahan, maka diperlukan perhatian lebih menyelesaikan pekerjaan tidak cepat dan tepat
serius terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tentunya hal ini akan menganggu pelayanan
tujuan organisasi tercapai. Dengan motivasi kepada masyarakat di Kelurahan Kawatuna.
kerja yang tinggi, pegawai akan bekerja lebih Selain itu pula, masih banyak pegawai yang
giat didalam melaksanakan pekerjaannya. ditempatkan tidak sesuai bidang kerjanya
Sebaliknya dengan motivasi kerja yang rendah sehingga dapat menganggu aktifitas kerja di
pegawai tidak mempunyai semangat bekerja, kantor sehingga kinerjanya kurang baik.
motivasi penting karena dengan motivasi ini Pimpinan harus melakukan evaluasi kinerja
diharapkan setiap individu pegawai mau bekerja pegawai dan mampu memberikan motivasi
keras dan antusias untuk mencapi prestasi kerja kepada bawahannya dengan memberikan
yang tinggi. penghargaan bagi pegawai yang memiliki
Menurut Herzberg dalam Hasibuan (1990: prestasi kerja, memberikan insentif kerja bagi
177) Motivasi dapat berasal dari dalam diri pegawai yang bekerja lembur serta mampu
maupun luar diri seseorang, sebagai contoh memberikan pelatihan kepada pegawai agar
motivasi intrinsik jika seseorang berhasil memiliki kemampuan kerja sesuai bidangnya.
mencapai motivasinya, maka yang
bersangkutan cenderung untuk terus METODE
termotivasi. Sebaliknya jika seseorang sering Jenis penelitiaan ini secara kuantitatif
gagal mewujudkan motivasinya, maka yang yaitu pada dasarnya ingin menguji variabel
bersangkutan mungkin tetap terus bekerja peneliti kebenaran dari suatu hipotesis yang
sampai motivasinya tercapai atau menjadi putus dilaksanakan melalui pengumpulan data di
asa yang berakibat langsung kepada kinerja dari lapangan. Dalam penelitiaan ini akan diuji
karyawan tersebut, sedangkan motivasi apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja
ekstrinsik merupakan faktor eksternal diluar Pegawai di kantor Kelurahan Kawatuna
karyawan yang dapat mempengaruhi motivasi mengingat penelitiaan ini adalah Kuantitatif
karyawan. yang dilakukan melalui pengumpulan data di
Adapun cara untuk meningkatkan lapangan, maka penelitian ini didesain
motivasi intrinsik dari pegawai adalah dengan mengunakan teknik eksplanatori survey
memberikan pengakuan atas hasil kerja, (Irawan, 1996: 61).
pencapaian atas prestasi kerja, dan memberikan Penelitiaan ini dilakukan pada Kantor
tanggung jawab yang luas dan penuh dari atasan Kelurahan Kawatuna. Lokasi ini dipilih untuk
dan promosi dan pengembangan kerja, sehingga mengamati sejauh mana Pengaruh Motivasi
diharapkan pegawai akan terus meningkatkan terhadap Kinerja Pegawai di Kelurahan
potensi diri yang dimiliki untuk menunjang Kawatuna. Waktu yang dibutuhkan dalam
Atnila, Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Kelurahan Kawatuna…………………………………...3

penelitiaan ini adalah tiga bulan di mana yang akan dijawab responden yang
penelitian dilakukan setelah dikeluarkan surat kemudiaan akan ditabulasi dan dianalisis
keputusan penelitian. Hal ini diperlukan untuk oleh peneliti. Tujuaan penyebaran kuesioner
lebih mempertajam masalah yang diteliti dan ialah mencari informasi yang lengkap
telaah secara teoritis sehingga dengan waktu mengenai suatu suatu masalah dari
tersebut cukup maksimal oleh penulis dalam responden tanpa merasa khawatir bila
menyelesaikan penelitiaan sekaligus proses responden memberikan jawaban yang tidak
penulisannya. sesuai dengan kenyataan dalam pengisiaan
daftar pertanyaan. Disamping itu, responden
Populasi Penelitiaan mengetahui informasi tertentu yang
Sugiono (2003;90) mengatakan bahwa diiginkan.
populasi adalah wilayah generalisasi yang c. Dokumentasi menurut Ridwan (2010: 105)
terdiri atas Objek/subjek yang mempunyai yaitu ditunjuk untuk memperoleh data
kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti langsung dari tempat penelitiaan, meliputi
untuk dipelajari dan kemudian ditarik buku buku yang relevan, peraturan-
kesimpulannya. Dari pengertiaan tersebut maka peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
yang akan menjadi populasi dalam penelitiaan dokumenter, data yang relevan, penelitiaan.
ini dan ditetapkan oleh peneliti adalah semua Arttinya peneliti melakukan pencariaan data
pegawai Kantor Kelurahan Kawatuna. dengan menelaah berbagai literatur-literatur
atau dokumen-dokumen lainnya yang
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel dianggap relevan dengan penelitiaan yang
Sampel menurut Sugiyono (2003: 91) dilakukan.
adalah bagiaan dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi yang relatif kecil Teknik Analisis Data
maka penentuaan jumlah sampel mengunakan Teknik analisis data yang digunakan
Sampling jenuh. Sampling jenuh menurut dalam penelitian ini adalah menggunakan
Sugiyono (2003: 96) adalah teknik penentuaan pendekatan deskriptif dengan menggunakan alat
sampel bila semua anggota populasi digunakan bantu berupa tabel distribusi frekuensi yang
sebagai sampel, sehingga jumlah sampel yang merupakan hasil dari kuesioner. Menganalisis
akan digunakan adalah sebanyak 32 orang. dengan menggunakantabel distribusi frekuensi
Untuk mengumpulkan data dalam adalah memberikan prediksi terhadap konsep-
penelitiaan ini, teknik pengumpulan data yang konsep dalam bentuk peringkat agar sebanding
digunakan adalah sebagai berikut: dengan dasar kondisi yang diinginkan. Agar
a. Pengamatan (Observation) Menurut pemberian predikat tepat, maka sebelum
Riduwan (2010: 104) Yaitu melakukan diberikan prediksi dilakukan pengukuran
pengamatan secara langsung ke objek terhadap kondisi tersebut dengan persentase,
penelitiaan untuk melihat dari dekat kegiatan lalu ditransfer kepredikat dan diukur melalui
yang dilakukan. Artinya peneliti melakukan frekuensi dan persentase. Selanjutnya untuk
pengamatan secara langsung ditempat menentukan persentase tanggapan responden
penelitiaan sehingga peneliti mendapat atas skor yang diperoleh maka digunakan rumus
gambaran dalam melakukan penelitiaaan. dari menurut Sugiyono (2010: 109) sebagai
b. Kusioner (Questionnaire) menurut Ridwan berikut:
(2010: 52) yaitu daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain bersedia
memberikan respons (responden) sesuai Menurut Ghozali (2011: 139) uji
dengan permintaan pengguna. Artinya heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
peneliti memberikan suatu daftar pertanyaan apakah dalam model regresi terjadi
4 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 1-8 ISSN: 2302-2019

ketidaksamaan variance dari residual satu variabel independen (X1 dan X2) terhadap
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variabel dependen ( Y). Dalam konteks
variance dari residual satu pengamatan ke penelitiaan ini regresi Linier berganda
pengamatan lain tetap, maka disebut digunakan untuk mengukur ekstrinsik dan
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut intrinsik terhadap kinerja pegawai Kelurahan
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik Kawatuna. Hasil analisis regresi berganda
adalah yang Homoskedastisitas atau tidak dengan menggunakan software SPSS 16.0 for
terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data windows dari penelitian ini dapat dilihat pada
crossection mengandung situasi tabel berikut ini
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun
data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang, dan besar).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Berganda


Regresi Linier Berganda merupakan alat
yang digunakan untuk menhetahui pengaruh
Tabel 1. Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Koefisien Regresi Standar erorr t Sig
Constanta -2.237 6.921 -.323 .749
Ekstrinsik (X1) .145 .067 2.158 .039
Intrinsik (X2) .347 .086 4.018 .000
Korelasi (R) = 0,729 F- Statistik = 16.457
R-Square = 0,532 Sig. F = 0,000
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2016)

Pengujian Secara Simultan artinya hubungan variabel bebas (independen)


Uji secara bersama-sama adalah sebuah dengan variabel terikat (dependen) adalah
pengujian untuk mengetahui apakah variabel berpengaruh.
independen (X) yang diteliti memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen (Y) berarti kedua R Square atau koefisien determinasi (R2)
variabel bebasnya, yakni ekstrinsik (X1) dan adalah melihat konstribusi pengaruh antara
intrinsik (X2) dengan variabel tidak bebasnya ekstrinsik (X1) dan intrinsik (X2) sebesar 0,532
kinerja pegawai Kelurahan Kawatuna, maka atau 53,2% terhadap kinerja pegawai
diperoleh persamaan sebagai berikut: Kelurahan Kawatuna artinya konstribusi
Y = -2.237 + 0,145 X1 + 0,347 X2 pengaruh variabel bebas (independen) terhadap
Persamaan regresi tersebut di atas variabel terikat (dependen). Sedangkan sisanya
menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel 46,8% adalah pengaruh variabel lain yang tidak
bebas ekstrinsik dan intrinsik mempunyai tanda diteliti dalam penelitian ini.
positif yang berarti apabila nilai-nilai dari Berdasarkan Tabel 4.12 dari hasil
ekstrinsik dan intrinsik ditingkatkan, maka akan perhitungan diperoleh F-hitung = 16.457 pada
mendorong peningkatan kinerja pegawai taraf nyata α = 0,05 atau sig < 0,05. Dari tabel
Kelurahan Kawatuna. tersebut menunjukan bahwa nilai signifikansi =
Koefisien korelasi (R) adalah hubungan 0,000. Dengan demikian dapat dinyatakan
antara kedua variabel bebas yaitu ekstrinsik bahwa kedua variabel bebas secara bersama-
(X1) dan intrinsik (X2) terhadap kinerja sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
pegawai Kelurahan Kawatuna sebesar 0,729 tidak bebas. Dengan hasil tersebut maka
Atnila, Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Kelurahan Kawatuna…………………………………...5

hipotesis yang menyatakan bahwa ekstrinsik Pengaruh Ekstrinsik Terhadap Kinerja


dan intrinsik berpengaruh dan signifikan Pegawai
terhadap kinerja pegawai Kelurahan Kawatuna. Variabel ekstrinsik diukur berdasarkan 7
Artinya hipotesis diterima. indikator yaitu upah, kondisi kerja, keamanan
kerja, status, prosedur organisasi, mutu
Pengujian Secara Parsial penyelian dan mutu interpersonal antar sesama
Pengujian secara parsial dimaksudkan rekan kerja, atasan dan bawahan. Hasil
untuk melihat pengaruh masing-masing variabel pengujian menunjukkan bahwa secara parsial
bebas terhadap variabel tidak bebasnya, sebagai variabel ekstrinsik berpengaruh secara
berikut: signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini
1. Ekstrinsik (X1) sesuai dengan teori Herzberg dalam Hasibuan
Untuk variabel ekstrinsik, hasil (1990: 177) motivasi ekstrinsik memiliki tujuan
perhitungannya menunjukan bahwa nilai utama individu melakukan kegiatan adalah
koefisien regresi sebesar 0,145, sementara untuk mencapai tujuan yang terletak di luar
tingkat signifikansi sebesar 0,039. Dengan aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak
demikian nilai sig < 0,05 pada taraf terlibat di dalam aktivitas belajar. yang
kepercayaan 95%. Sehingga dapat dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah
dinyatakan bahwa variabel ekstrinsik segala sesuatu yang diperoleh melalui
mempunyai pengaruh yang signifikan pengamatan sendiri, ataupun melalui saran,
terhadap kinerja pegawai Kelurahan anjuran atau dorongan dari orang lain. Jika
Kawatuna. Dengan demikian bahwa seseorang memiliki motivasi ekstrinsik maka
ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan pegawai merasa terkontrol dan bisa
terhadap kinerja pegawai Kelurahan bekerjasama dengan teman-teman kerjanya di
Kawatuna. Berdasarkan hasil pengamatan, kantor. Selain itu pegawai akan mendapatkan
ekstinsik ada 7 indikatornya, yakni upah, saran dan bantuan dari teman kerja jika kurang
kondisi kerja, keamanan kerja, status, memahami tugas kerja yang diberikan oleh
prosedur organisasi, mutu penyelian dan pimpinan sehingga kinerja pegawai tersebut
mutu interpersonal antar sesama rekan kerja, akan mengalami peningkatan karena
atasan dan bawahan. Artinya hipotesis mendapatkan saran dari teman kerjanya agar
terbukti. bekerja sesuai tujuan yang diharapkan oleh
2. Intrinsik (X2) pimpinannya. Berdasarkan hasil pengamatan
Hasil perhitungan untuk variabel intrinsik (observasi), agar variabel ekstrinsik dapat
menunjukan bahwa nilai koefisien regresi menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dan
sebesar 0,347, dengan tingkat signifikansi bersinergi membentuk kinerja yang efektif
sebesar 0,000. Jadi nilai sig < 0,05 pada taraf dalam menciptakan nilai tambah bagi kinerja
kepercayaan 95%. Sehingga dapat pegawai, maka para pegawai harus mampu
dinyatakan bahwa variabel intrinsik mengelola kemampuan diri sendiri dengan
mempunyai pengaruh yang signifikan mengikuti pelatihan-pelatihan kerja sehingga
terhadap kinerja pegawai Kelurahan kemampuan pegawai tersebut akan mengalami
Kawatuna. Dengan demikian bahwa intrinsik peningkatan sesuai bidang kerjanya.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai Kelurahan Kawatuna. Pengaruh Intrinsik Terhadap Kinerja
Berdasrkan hasil pengamatan, intinsik ada 6 Pegawai
indikatornya, yakni pencapaian prestasi, Variabel intrinsik dan nilai-nilai diukur
pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, berdasarkan 6 indikator yaitu pencapaian
pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan,
berkembang. Artinya hipotesis terbukti. pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan
6 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 1-8 ISSN: 2302-2019

berkembang. Hasil pengujian menunjukkan Kelurahan Kawatuna dan R-Square yang


bahwa secara parsial variabel intrinsik menunjukkan angka 0,532 atau 53,2% adapun
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sisanya sebesar 46,8% dipengaruhi oleh faktor
pegawai. Hal ini berarti terjadi kesesuaian lain diluar model regresi ini. Dengan kata lain,
antara hipotesis dengan data yang ada sekaligus besar variabilitas pengaruh kinerja pegawai
menguatkan pandangan teori Herzberg dalam Kelurahan Kawatuna dapat diterangkan dengan
Hasibuan (1990: 177) motivasi intrinsik adalah variabel-variabel motivasi sebesar 53,2%,
keinginan bertindak yang disebabkan faktor sedangkan pengaruh 46,8% dipengaruhi faktor
pendorong dari dalam diri (internal) individu. lain diluar model. Hal ini berarti hipotesis pada
Individu yang digerakkan oleh motivasi penelitian ini yang menyatakan bahwa, diduga
intrinsik, baru akan puas kalau kegiatan yang pengaruh secara simultan dan parsial motivasi
dilakukan telah mencapai hasil yang terlibat terhadap kinerja pegawai kantor kelurahan
dalam kegiatan itu. motivasi intrinsik Kawatuna ditentukan oleh motivasi ekstrinsik
merupakan dorongan atau kehendak yang kuat terdiri dari upah, kondisi kerja, keamanan kerja,
yang berasal dari dalam diri seseorang. Semakin status, prosedur organisasi, mutu penyelian dan
kuat motivasi intrinsik yang dimiliki oleh mutu interpersonal antar sesama rekan kerja,
seseorang, semakin besar kemungkinan ia atasan dan bawahan dan motivasi intrinsik
memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk terdiri dari pencapaian prestasi, pengakuan,
mencapai tujuan. Jika seorang pegawai tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu
memiliki motivasi intrinsik yang kuat dalam sendiri dan kemungkinan berkembang maka
dirinya maka pegawai tersebut akan akan semakin tinggi pula kinerja pegawai
memberikan hasil kerja yang optimal sesuai ternyata terbukti. Hal ini menunjukkan
kemampuannya dan kinerja pegawai tersebut terjadinya kesesuaian data lapangan dengan
akan mengalami peningkatan dan bekerja secara pandangan Herzberg dalam Hasibuan (1990:
efisien. Hasil pengujian ini bermakna, bahwa 177) yang mengatakan bahwa faktor-faktor
variabel intrinsik merupakan satu kesatuan yang motivasi ekstrinsik dan intrinsik melukiskan
bersinergi yang mampu membentuk kinerja hubungan seseorang dengan apa yang
yang efektif. Oleh karena itu untuk semakin dikerjakannya, yaitu pengakuan, prestasi yang
meningkatkan kinerja pegawai maka motivasi dicapainya dan pengembangan kerja yang dapat
intrinsik pegawai harus semakin ditingkatkan meningkatkan kinerja seorang pegawai.
pula. Berdasarkan hasil pengamatan (observasi), Dengan demikian terungkap bahwa
agar variabel motivasi intrinsik meningkatkan konstribusi kinerja 32 orang pegawai Kelurahan
pengalaman kerjanya serta selalu bertangung Kawatuna telah memberi manfaat kepada
jawab atas pekerjaan yang diberikan oleh instansi tersebut melalui pegawainya yang
pimpinan sehingga setiap pekerjaan dapat motivasi 53,2% terhadap kinerja tercipta dari
berjalan secara efektif dan efisien sesuai motivasi kerja pegawai. Menurut Herzberg
tujuannya. dalam Hasibuan (1990: 177) Motivasi dapat
berasal dari dalam diri maupun luar diri
Pengaruh Ekstrinsik dan Intrinsik Terhadap seseorang, sebagai contoh motivasi intrinsik
Kinerja Pegawai jika seseorang berhasil mencapai motivasinya,
Secara simultan hasil pengujian pengaruh maka yang bersangkutan cenderung untuk terus
motivasi terhadap kinerja pegawai Kelurahan termotivasi. Sebaliknya jika seseorang sering
Kawatuna menunjukkan pengaruh terhadap gagal mewujudkan motivasinya, maka yang
kinerja pegawai Kelurahan Kawatuna. Hal ini bersangkutan mungkin tetap terus bekerja
dibuktikan dari perhitungan koofisien korelasi sampai motivasinya tercapai atau menjadi putus
yaitu 0,729 yang menunjukan bahwa kedua asa yang berakibat langsung kepada kinerja dari
variabel berpengaruh terhadap kinerja pegawai karyawan tersebut, sedangkan motivasi
Atnila, Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Kelurahan Kawatuna…………………………………...7

ekstrinsik merupakan faktor eksternal diluar KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


karyawan yang dapat mempengaruhi motivasi
karyawan. Adapun cara untuk meningkatkan Kesimpulan
motivasi intrinsik dari pegawai adalah dengan 1. Koefisien korelasi (R) adalah hubungan
memberikan pengakuan atas hasil kerja, antara kedua variabel bebas yaitu ekstrinsik
pencapaian atas prestasi kerja, dan memberikan (X1) dan intrinsik (X2) terhadap kinerja
tanggung jawab yang luas dan penuh dari atasan pegawai Kelurahan Kawatuna sebesar 0,729
dan promosi dan pengembangan kerja, sehingga artinya hubungan variabel bebas
diharapkan pegawai akan terus meningkatkan (independen) dengan variabel terikat
potensi diri yang dimiliki untuk menunjang (dependen) adalah berpengaruh.
kinerja yang baik. Motivasi ekstrinsik yang 2. R Square atau koefisien determinasi (R2)
dilakukan untuk merangsang kinerja pegawai adalah melihat konstribusi pengaruh antara
adalah dengan memperhatikan kesejahteraan ekstrinsik (X1) dan intrinsik (X2) sebesar
pegawai melalui pemberian upah, kondisi kerja, 0,532 atau 53,2% terhadap kinerja pegawai
keamanan kerja yang layak bagi pegawai. Kelurahan Kawatuna artinya konstribusi
Dari hasil penyajian data dan pembahasan pengaruh variabel bebas (independen)
yang dilakukan, maka selanjutnya dapat terhadap variabel terikat (dependen).
dianalisis variabel intrinsik yang memiliki Sedangkan sisanya 46,8% adalah pengaruh
tingkat paling signifikan atau yang paling variabel lain yang tidak diteliti dalam
berperan penting (dominan) pengaruhnya penelitian ini.
terhadap kinerja pegawai Kelurahan Kawatuna.
Diantara kedua variabel yang diteliti, maka Rekomendasi
secara simultan berdasarkan nilai koefisien beta 1. Kepala kantor Keluraham Kawatuna
(standardized coefficients) terlihat bahwa hendaknya memberikan motivasi kerja
variabel intrinsik memiliki nilai tertinggi kepada para pegawai dengan memberikan
sebesar 0,347 yang berarti variabel intrinsik penghargaan bagi pegawai yang berprestasi
mempunyai peranan paling penting atau dan memberikan insentif bagi pegawai yang
pengaruh paling dominan terhadap peningkatan bekerja di luar jam kerja.
kinerja pegawai Kelurahan Kawatuna. 2. Kepala kantor Keluraham Kawatuna
Hal sebaliknya, terjadi pada variabel hendaknya melakukan evaluasi kinerja
ekstrinsik yang memiliki pengaruh paling kecil bawahannya karena msih banyak pegawai
dengan nilai beta sebesar 0,145 terhadap yang bekerja tidak sesuai jam kerja kantor
peningkatan kinerja pegawai Kelurahan dan juga masih ada pegawai yang bekerja
Kawatuna. Berdasarkan teori motivasi Herzberg tidak sesuai bidang kerjanya .
dalam Hasibuan (1990: 177) yang dimaksud 3. Kepada pegawai di Keluraham Kawatuna
dengan motivasi ekstrinsik adalah adalah segala hendaknya lebih bertangung jawab terhadap
sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan pekerjaanya dengan memberikan pelayanan
sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau yang terbaik bagi masyarakat di Keluraham
dorongan dari orang lain. Dengan demikian Kawatuna.
dapat terungkap bahwa dengan mengikuti saran
dan bekerjasama dengan teman kerja di kantor UCAPAN TERIMA KASIH
maka akan mempermuda pegawai untuk
Atas bantuan dari berbagai pihak
melaksanakan pekerjaanya di kator sehingga
khususnya pembimbing yang penulis hormati
tugas kerja yang diberikan pimpinan dapat
Ibu Dr. Hj. Roslina Amu Ponulele., M.Si. dan
selesai sesuai waktu yang ditetapkan.
Ibu Dr. Dirdja N. Jahya, M.Si. yang telah sudi
meluangkan waktu dan banyak memberikan
masukan serta saran arahan yang sangat
8 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 1-8 ISSN: 2302-2019

bermanfaat, sehingga tesis ini dapat


diselesaikan dengan baik, penulis ucapkan
banyak terima kasih.

DAFTAR RUJUKAN
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177),
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta,. CV Haji Masagung.
Hickman, R.. (1996). Dasar-Dasar Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.
Irawan, Soehartono. 1996. Metode Penelitiaan
Sosial. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Irawan. 2007, Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif Untuk Imu-ilmu Sosial.DIA
FISIP UI, Jakarta.
Malthis, R.L dan Jackson. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Salemba Empat.
Jakarta.
Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan
Kinerja Karyawan. BPFE: Yogyakarta
Rangkuti, Freddy, 1997, “Riset Pemasaran”.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan, 2010. Skala Pengukuran Variabel –
Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku organisasi.
Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks
Kelompok GRAMEDIA. Jakarta.
Simmamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber
Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.
Stoner, A.F. James, 2001, Manajemen, Edisi
Ketiga, Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai