Abstract
This study aimed to determine the influence of motivation on employee performance at
Kawatuna Subdistrict Office. This study used quantitative research method which was done through
data collecting in the field, so this study was designed to use explanatory survey technique. This
study used multiple linear regression analysis technique with saturated sampling technique.
Respondents in this study amounted to 32 respondents. The results showed that the partial influence
of motivation on employee performance at Kawatuna Subdistrict Office was 0.720, meaning it was
in influencing cathegory. The simultaneous influence of motivation on employee performance at
Kawatuna Subdistrict Office was 0.720 or 72%, while the rest 28% was owned by other variables
that were not studied. The calculation process resulted that F-count = 32.229 at real level α = 0.05
or sig < 0.05, with significance value = 0.000. Therefore, it can be stated that the independent
variables simultaneously had significant influence on the dependent variables. Based on the results,
the hypothesis stating that motivation extrinsically and intrinsically had significant influence on
employee performance at Kawatuna Subdistrict Office was received.
Keywords: Extrinsic and intrinsic motivation and employee performance
Upaya untuk memenuhi sumber daya Melihat begitu pentingnya fungsi dan
pegawai yang berkualitas itu terkait dengan kedudukan pegawai dapat dikatakan bahwa
kondisi sekarang ini dimana kebutuhan pegawai merupakan motor penggerak organisasi
masyarakat banyak mengalami perubahan pemerintahan yang bertanggung jawab dalam
sebagai akibat dari kemajuan yang telah dicapai menyelenggarakan fungsi pemerintahan
dalam proses pembangunan di era globalisasi. tentunya dengan kewajiban menunjukkan
Salah satu perubahan yang dapat dirasakan kinerja yang baik, namun pada kenyataannya di
sekarang ini adalah terjadinya pola pikir lingkungan pemerintah kelurahan tidak dapat
masyarakat yang semakin rasional dan kritis. dipungkiri jikalau pegawai kelurahan sendiri
Disamping itu perubahan pola pikir masyarakat mempunyai kinerja yang beragam dalam
tersebut juga telah mengubah opini menjalankan tugasnya, dalam arti ada pegawai
masyarakat bahwa pelayanan dari pemerintah yang memiliki kinerja baik dan ada pula
merupakan hak yang harus mereka terima dan pegawai yang memiliki kinerja rendah. Menurut
aparat pemerintahlah yang berkewajiban Mathis (2002:78) Kinerja merupakan hasil kerja
memberikan pelayanan itu. Selain itu seiring secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat seseorang aparatur dalam melaksanakan
sebagai konsekuensi logis dari semakin pesat tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
dan majunya pelaksanaan pembangunan, maka diberikan kepadanya.
pegawai dituntut juga untuk dapat memahami Kinerja yang merupakan gambaran
dan memiliki responsibilitas yang tinggi mengenai tingkat pencapaian pelaksanan suatu
terhadap berbagai kebutuhan masyarakat kegiatan dapat berupa perbaikan pelayanan,
tersebut. Kegagalan pegawai pemerintah dalam pemenuhan permintaan dan peningkatan
memahami apa yang menjadi keinginan dan kualitas hasil produk atau jasa. Kinerja yang
tuntutan masyarakat akan mengurangi rendah di kelurahan misalnya tampak pada tidak
legitimasi eksistensi pemerintah. berjalan dengan baiknya pelayanan publik
sehingga menyebabkan ketidakpuasan
1
2 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 1-8 ISSN: 2302-2019
masyarakat selaku objek dari pelayanan publik kinerja yang baik. Motivasi ekstrinsik yang
tersebut. Padahal pegawai kelurahan sebagai dilakukan untuk merangsang kinerja pegawai
seorang pamong pemerintahan dan sebagai abdi adalah dengan memperhatikan kesejahteraan
negara seharusnya melaksanakan pekerjaannya pegawai melalui pemberian upah, kondisi kerja,
secara profesional sehingga kinerjanya pun keamanan kerja yang layak bagi pegawai.
menjadi baik, dengan kinerja yang baik maka Berdasarkan hasil pengamatan yang
masyarakat pun menjadi puas, kepuasan dilakukan peneliti, menunjukan bahwa pegawai
masyarakat itulah yang mengindikasikan kinerja di Kelurahan Kawatuna masih banyak belum
aparatur sudah baik. Dengan kinerja yang baik memiliki motivasi kerja yang baik hal ini dapat
maka tercapailah tujuan dari organisasi di lihat masih banyak pegawai yang kurang
pemerintahan yang tidak lain untuk kepuasan bertangung jawab terhadap tugas yang
dan kesejahteraan masyarakat. Melihat diberikan pimpinan misalnya masih banyak
pentingnya pegawai dalam organisasi pegawai yang bekerja tidak tepat waktu,
pemerintahan, maka diperlukan perhatian lebih menyelesaikan pekerjaan tidak cepat dan tepat
serius terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tentunya hal ini akan menganggu pelayanan
tujuan organisasi tercapai. Dengan motivasi kepada masyarakat di Kelurahan Kawatuna.
kerja yang tinggi, pegawai akan bekerja lebih Selain itu pula, masih banyak pegawai yang
giat didalam melaksanakan pekerjaannya. ditempatkan tidak sesuai bidang kerjanya
Sebaliknya dengan motivasi kerja yang rendah sehingga dapat menganggu aktifitas kerja di
pegawai tidak mempunyai semangat bekerja, kantor sehingga kinerjanya kurang baik.
motivasi penting karena dengan motivasi ini Pimpinan harus melakukan evaluasi kinerja
diharapkan setiap individu pegawai mau bekerja pegawai dan mampu memberikan motivasi
keras dan antusias untuk mencapi prestasi kerja kepada bawahannya dengan memberikan
yang tinggi. penghargaan bagi pegawai yang memiliki
Menurut Herzberg dalam Hasibuan (1990: prestasi kerja, memberikan insentif kerja bagi
177) Motivasi dapat berasal dari dalam diri pegawai yang bekerja lembur serta mampu
maupun luar diri seseorang, sebagai contoh memberikan pelatihan kepada pegawai agar
motivasi intrinsik jika seseorang berhasil memiliki kemampuan kerja sesuai bidangnya.
mencapai motivasinya, maka yang
bersangkutan cenderung untuk terus METODE
termotivasi. Sebaliknya jika seseorang sering Jenis penelitiaan ini secara kuantitatif
gagal mewujudkan motivasinya, maka yang yaitu pada dasarnya ingin menguji variabel
bersangkutan mungkin tetap terus bekerja peneliti kebenaran dari suatu hipotesis yang
sampai motivasinya tercapai atau menjadi putus dilaksanakan melalui pengumpulan data di
asa yang berakibat langsung kepada kinerja dari lapangan. Dalam penelitiaan ini akan diuji
karyawan tersebut, sedangkan motivasi apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja
ekstrinsik merupakan faktor eksternal diluar Pegawai di kantor Kelurahan Kawatuna
karyawan yang dapat mempengaruhi motivasi mengingat penelitiaan ini adalah Kuantitatif
karyawan. yang dilakukan melalui pengumpulan data di
Adapun cara untuk meningkatkan lapangan, maka penelitian ini didesain
motivasi intrinsik dari pegawai adalah dengan mengunakan teknik eksplanatori survey
memberikan pengakuan atas hasil kerja, (Irawan, 1996: 61).
pencapaian atas prestasi kerja, dan memberikan Penelitiaan ini dilakukan pada Kantor
tanggung jawab yang luas dan penuh dari atasan Kelurahan Kawatuna. Lokasi ini dipilih untuk
dan promosi dan pengembangan kerja, sehingga mengamati sejauh mana Pengaruh Motivasi
diharapkan pegawai akan terus meningkatkan terhadap Kinerja Pegawai di Kelurahan
potensi diri yang dimiliki untuk menunjang Kawatuna. Waktu yang dibutuhkan dalam
Atnila, Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Kelurahan Kawatuna…………………………………...3
penelitiaan ini adalah tiga bulan di mana yang akan dijawab responden yang
penelitian dilakukan setelah dikeluarkan surat kemudiaan akan ditabulasi dan dianalisis
keputusan penelitian. Hal ini diperlukan untuk oleh peneliti. Tujuaan penyebaran kuesioner
lebih mempertajam masalah yang diteliti dan ialah mencari informasi yang lengkap
telaah secara teoritis sehingga dengan waktu mengenai suatu suatu masalah dari
tersebut cukup maksimal oleh penulis dalam responden tanpa merasa khawatir bila
menyelesaikan penelitiaan sekaligus proses responden memberikan jawaban yang tidak
penulisannya. sesuai dengan kenyataan dalam pengisiaan
daftar pertanyaan. Disamping itu, responden
Populasi Penelitiaan mengetahui informasi tertentu yang
Sugiono (2003;90) mengatakan bahwa diiginkan.
populasi adalah wilayah generalisasi yang c. Dokumentasi menurut Ridwan (2010: 105)
terdiri atas Objek/subjek yang mempunyai yaitu ditunjuk untuk memperoleh data
kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti langsung dari tempat penelitiaan, meliputi
untuk dipelajari dan kemudian ditarik buku buku yang relevan, peraturan-
kesimpulannya. Dari pengertiaan tersebut maka peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
yang akan menjadi populasi dalam penelitiaan dokumenter, data yang relevan, penelitiaan.
ini dan ditetapkan oleh peneliti adalah semua Arttinya peneliti melakukan pencariaan data
pegawai Kantor Kelurahan Kawatuna. dengan menelaah berbagai literatur-literatur
atau dokumen-dokumen lainnya yang
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel dianggap relevan dengan penelitiaan yang
Sampel menurut Sugiyono (2003: 91) dilakukan.
adalah bagiaan dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi yang relatif kecil Teknik Analisis Data
maka penentuaan jumlah sampel mengunakan Teknik analisis data yang digunakan
Sampling jenuh. Sampling jenuh menurut dalam penelitian ini adalah menggunakan
Sugiyono (2003: 96) adalah teknik penentuaan pendekatan deskriptif dengan menggunakan alat
sampel bila semua anggota populasi digunakan bantu berupa tabel distribusi frekuensi yang
sebagai sampel, sehingga jumlah sampel yang merupakan hasil dari kuesioner. Menganalisis
akan digunakan adalah sebanyak 32 orang. dengan menggunakantabel distribusi frekuensi
Untuk mengumpulkan data dalam adalah memberikan prediksi terhadap konsep-
penelitiaan ini, teknik pengumpulan data yang konsep dalam bentuk peringkat agar sebanding
digunakan adalah sebagai berikut: dengan dasar kondisi yang diinginkan. Agar
a. Pengamatan (Observation) Menurut pemberian predikat tepat, maka sebelum
Riduwan (2010: 104) Yaitu melakukan diberikan prediksi dilakukan pengukuran
pengamatan secara langsung ke objek terhadap kondisi tersebut dengan persentase,
penelitiaan untuk melihat dari dekat kegiatan lalu ditransfer kepredikat dan diukur melalui
yang dilakukan. Artinya peneliti melakukan frekuensi dan persentase. Selanjutnya untuk
pengamatan secara langsung ditempat menentukan persentase tanggapan responden
penelitiaan sehingga peneliti mendapat atas skor yang diperoleh maka digunakan rumus
gambaran dalam melakukan penelitiaaan. dari menurut Sugiyono (2010: 109) sebagai
b. Kusioner (Questionnaire) menurut Ridwan berikut:
(2010: 52) yaitu daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain bersedia
memberikan respons (responden) sesuai Menurut Ghozali (2011: 139) uji
dengan permintaan pengguna. Artinya heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
peneliti memberikan suatu daftar pertanyaan apakah dalam model regresi terjadi
4 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 1-8 ISSN: 2302-2019
ketidaksamaan variance dari residual satu variabel independen (X1 dan X2) terhadap
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variabel dependen ( Y). Dalam konteks
variance dari residual satu pengamatan ke penelitiaan ini regresi Linier berganda
pengamatan lain tetap, maka disebut digunakan untuk mengukur ekstrinsik dan
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut intrinsik terhadap kinerja pegawai Kelurahan
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik Kawatuna. Hasil analisis regresi berganda
adalah yang Homoskedastisitas atau tidak dengan menggunakan software SPSS 16.0 for
terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data windows dari penelitian ini dapat dilihat pada
crossection mengandung situasi tabel berikut ini
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun
data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang, dan besar).
DAFTAR RUJUKAN
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177),
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta,. CV Haji Masagung.
Hickman, R.. (1996). Dasar-Dasar Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.
Irawan, Soehartono. 1996. Metode Penelitiaan
Sosial. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Irawan. 2007, Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif Untuk Imu-ilmu Sosial.DIA
FISIP UI, Jakarta.
Malthis, R.L dan Jackson. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Salemba Empat.
Jakarta.
Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan
Kinerja Karyawan. BPFE: Yogyakarta
Rangkuti, Freddy, 1997, “Riset Pemasaran”.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan, 2010. Skala Pengukuran Variabel –
Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku organisasi.
Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks
Kelompok GRAMEDIA. Jakarta.
Simmamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber
Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.
Stoner, A.F. James, 2001, Manajemen, Edisi
Ketiga, Jakarta : Erlangga