Anda di halaman 1dari 2

Ersembah Man Dibata ( Berdoa Pada Tuhan )

Ersembah man  Dibata merupakan tanda bahwa masyarakat karo memiliki kepercayaan kepada
Tuhan sebagai tanda iman dan kepercayaan.

Ertutur

Ertutur merupakan cara untuk mengetahui tingkat kekerabatan dengan yang lain. Ertutur ini


menggunakan marga dari ayah dan ibu yang diturunkan ke anak. Marga dari ayah diturunkan ke
anak laki-laki disebut merga, sedangkan untuk anak perempuan disebut beru.

Purpur sage

Porpor Sage merupakan suatu upacara perdamaian antara orang yang berseteru menurut adat
Karo, atau dengan kata lain porpor sage adalah suatu upacara yang dilakukan oleh masyarakat
karo yang dimana bertujuan untuk memperdamaikan antar orang-orang yang berseteru menurut
adat karo. Konsep purpur sage yang dilaksanakan melalui nunggahken lau simalem-malem
(saling menyulangkan air yang telah diambil pada pagi benar sehingga tercipta
perdamaian), persada man (makan bersama) dalam satu piring, dan ngerana kalimbubu
(kalimbubu memberikan nasehat untuk berdamai) yang sangat menjaga keharmonisan
manusia dengan dibata (Allah), dengan sesama manusia melalui sangkep nggeluh (sistim
kekerabatan). Purpur sage dilaksanakan pada hari yang baik, dengan maksud yang baik
pula yaitu memperdamaikan orang-orang yang berkonflik. Dengan pandangan sedemikian
maka jikalau ada konflik di antara orang Karo, maka segera diupayakan untuk mengadakan
rekonsiliasi kultural purpur sage. Hal ini dilakukan untuk merajut kembali hubungan yang
retak dan menciptakan kedamaian dalam relasi yang baru serta tatanan yang baru pula.

Mela Mulih Adi La Rulih

“Mela mulih adi la rulih--Malu pulang kalau tidak membawa hasil/berhasil.” Salah satu prinsip
orang karo ketika melakukan berburu binatang ke hutan,sangat malu tidak membawa
hasil,sehingga terus dilakukan pemburuan sampai ada hasil,begitu juga diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari sangat malu rasanya apabila kita berkerja tapi tidak ada hasil dibawa.
kuning-kuningen

Kuning-kuningen ( Saling mendukung satu sama lain )

Runggu ( Acara Musyawarah )

Runggu adalah tradisi musyawarah di masyarakat kuta. Kuta atau kampung merupakan wadah interaksi
sosial diantara berbagai komponen masyarakat dibidang pemerintahan.
Runggu sebagai lembaga kekeluargan yang hidup dalam kalangan masyrakat karo,berbeda dengan
musyawarah atau rapat yang lain yang pernah kita saksikan. Bagi masyrakat karo,runggu adalah sidang
keluarga.Dalam runggu dihadiri sangkep nggeluh ( Sangkcp sitelu orat siwaluh ) dilakukan dalam suasana
dan semangat kekeluargaan dengan dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan untuk merumuskan kesepakatan
demi keptingan bersama

Anda mungkin juga menyukai