A. Latar Belakang
1. Rasional
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Menurut pihak Puskur dan
Perbukuan Kemdikbud RI, fokus pengembangan kurikulum 2013 ini adalah mengurangi
jumlah mata pelajaran, mengurangi materi pelajaran dan menambah jam pelajaran.
Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan, maka terdapat empat perubahan pada kurikulum SMKS Perbankan Syariah
baru ini, yaitu; 1). Perubahan pada Standar Kelulusan/SKL (Permendikbud no. 54 Tahun
2013), perubahan pada standar isi (Permendikbud no. 64 Tahun 2013), perubahan pada
standar proses (Permendikbud no. 65 Tahun 2013) dan perubahan pada aspek penilaian
(Permendikbud no. 66 Tahun 2013). Sementara empat standar lainnya tidak mengalami
perubahan.
Pengembangan kurikulum di SMKS Perbankan Syariah perlu dilakukan karena
adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 (Slameto) tuntutan pendidikan
yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi
lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan social akibat perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Terkait dengan tantangan internal pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk
mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan di SMKS Perbankan Syariah dapat
mencapai ke delapan standar yang telah ditetapkan. Di dalam Standar Pengelolaan hal-
hal yang dikembangkan antara lain adalah Manajemen Berbasis Sekolah. Rehabilitasi
gedung sekolah dan penyediaan laboratorium serta perpustakaan sekolah terus
dilaksanakan agar SMKS Perbankan Syariah dapat mencapai Standar Sarana-Prasarana
yang telah ditetapkan. Dalam mencapai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
berbagai upaya yang dilakukan SMKS Perbankan Syariah antara lain adalah peningkatan
kualifikasi dan sertifikasi guru, pembayaran tunjangan sertifikasi, serta uji kompetensi dan
pengukuran kinerja guru. Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar
Kompetensi Lulusan adalah merupakan standar yang terkait dengan kurikulum yang perlu
secara terus menerus dikaji agar peserta didik yang melalui proses pendidikan dapat
memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
Terkait dengan perkembangan penduduk, saat ini jumlah penduduk Indonesia
usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anakanak berusia 0-14
tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan
mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Ini
berarti bahwa pada tahun 2020-2035 sumber daya manusia (SDM) Indonesia usia
produktif akan melimpah. SDM yang melimpah ini apabila memiliki kompetensi dan
keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun
apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban
pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : SMK Perbankan Syari’ah
2. NSS/NIS/NSM : 40 2 02 10 06 053 / 0213070005
3. NPSN : 69762603
4. ID Ujian Nasional : 02 – 25 - 162
5. No. /Tahun SK Izin Operasional : 642.2/025.Kep./Disdik/2013
6. No. /Tahun SK Pendirian Sekolah : 001/Sk/III/2012 (Yayasan Al-Amanah)
7. Nomor Akta Pendirian Yayasan : No. 28 Tgl. 30 April 2009
8. Alamat Sekolah : Jalan Raya Sumedang No. 257 Sumedang
9. Desa : Situraja Utara
10. Kecamatan : Situraja
11. Kabupaten : Sumedang
12. Propinsi : Jawa Barat
13. Kode POS : 45371
14. Telepon : 0261-2727500
15. Alamat E-mail : smkperbankansyariah@ymail.com
Lahan Sekolah :
• Luas lahan 990 m2
• Rasio luas lahan terhadap peserta didik 5 m2
• Bukti kepemilikan lahan berupa tanah Yayasan
Bangunan Gedung
• Luas lantai 534 m2
• Rasio luas lantai terhadap peserta didik 2,67 m2
• Dilengkapi instalasi listrik dengan daya 1300 VA
Ruang Kelas :
• Banyaknya ruang kelas 7 ruang
• Banyaknya ruang kelas yang memenuhi rasio minimum ( 2 x 2m/peserta didik)
• Sarana ruang kelas memenuhi standar Sarana Prasarana
• Meja & Kursi Siswa, Pendidik
• White Board
• LCD, Screen
Ruang Perpustakaan
• Luas Ruang Perpustakaan 25 m2
• Ruang perpustakaan mudah diakses
Tenaga Kependidikan :
1. Tenaga Administrasi Jumlah 5 orang,: Pendidikan S1 = 3 orang, D1 = 1 Orang,
SLTA = 1 Orang
2. Pustakawan : Jumlah 1 orang, Pendidikan S1
3. Laboran / Toolman : Jumlah 1 orang, Pendidikan D1
4. Petugas kebersihan : Jumlah 1 Orang
5. Satpam dan Penjaga Malam ; Jumlah 2 Orang
1 STANDAR ISI :
Kurikulum 100% memenuhi Kurikulum 100% memenuhi 0,5 %
1.1 standar Nasional Pendidikan standar nasional pendidikan
(perangkat pembelajaran sudah (Perangkat pembelajaran
disusun untuk kelas X,XI,XII sudah disusun untuk kelas
semua mata pelajaran) X,XI,XII semua mata
pelajaran, kecuali Prakarya)
1.2 Masih menjalankan sistim Menjalankan sistim 30 %
KTSP KTSP(2006) kelas XII +
(Kurikulum 2006) Kelas XII Kurikulum 2013 untuk kelas X
dan XI
2 STANDAR PROSES :
2.1 Proses pembelajaran belum Proses pembelajaran sudah 40 %
memenuhi standar nasional memenuhi standar nasional
pendidikan , yaitu baru 50% pendidikan , yaitu 90% guru
guru melaksPeserta Didikan melaksPeserta Didikan CTL
CTL
2.2 Guru yang menggunakan Sudah 90% guru mampu 40 %
media ICT dalam pembelajaran menggunakan media ICT
50%
3 STANDAR KOMP. LULUSAN :
STANDAR PENGELOLAAN
STANDAR PENILAIAN
7) Bidang Manajeman :
Proses-proses di sekolah tidak hanya Kegiatan Belajar Mengajar saja yang harus
dikembangkan tetapi masih banyak proses-proses lainnya yang tidak kalah penting
termasuk:
• Memiliki Sturuktur Organisasi yang mengakomodasi seluruh kegiatan yang tertuang
dalam Renstra/RIPS dan Program Kerja Tahunan
• Memiliki Sistem Informasi Manajemen Manajemen (SIM) yang terintegrasi
• Memiliki Website dan Pangkalan Data (Database) Profil sekolah
• Proses perencanaan dan penggunaan anggaran sekolah secara transparan
8) Bidang Kurikulum
Penerapan Kurikulum
Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk kelas X, XI, dan XII mulai tahun
pelajaran 2018/2019
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum dikembangkan berdasar 7 prinsip. Yang telah melibatkan pendidik, kepala
sekolah, dinas pendidikan, industry, komite / masyarakat :
• Berpusat pada potensi perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
• Beragam dan terpadu
• Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
• Relevan dengan kebutuhan kehidupan
• Menyeluruh dan berkesinambungan
• Belajar sepanjang hayat
• Keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
6) Bidang Kesiswaan
a) Kegiatan Ekstra Kurikuler menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler
• Pramuka
• Paskibra
• Olah raga ( volley, Futsal )
• Beladiri (karate)
• Karawitan
• Kader Dakwah Kampus
• English Conversation Club
b) Menyelenggarakan berdasarkan kebutuhan peserta didik :
• Jenis kelamin,
• Minat,
• Bakat, dan usia peserta didik
c) Bimbingan Konseling Layanan Bimbingan dan Konseling. Meliputi:
• Bimbingan individu
• Bimbingan Kelompok
• Bimbingan klasikal
• Home visit
• Cober / penelusuran tamatan
Berdasarkan potensi dan karakteristik tersebut maka disusunlah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KURIKULUM) SMK Perbankan Syari’ah Sumedang.
C. Landasan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut :
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang
harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan
adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan
perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu
dapat menJawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini
menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik
sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai
kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik SMK Perbankan Syariah dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas,
dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik SMK
Perbankan Syariah. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil
belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1) UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3) Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMK
4) Pemendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
5) Permedikbud. No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
6) Pemendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstra
Kurikuler Wajib
7) Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang implementasi Mulok Kurikulum 2013
8) Pemendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
9) Pemendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
10) Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Menengah Kejuruan
2. Tujuan Khusus Pendidikan Kejuruan Mengacu UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang
Pendidikan Nasional dan PP No.32 Tahun2013 Tentang SNP, yaitu untuk meningkat
kan kecerdasan, pengetahuan, kepribadi- an, akhlak mulia, serta keterampilan peserta
didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program
kejuruannya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP memiliki tujuan
tujuan secara khusus. Tujuan khusus KTSP adalah
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang
tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
B. Visi Sekolah
“Mencetak Siswa yang Memiliki Jiwa Usaha (entrepreneurship) dan Keahlian
Dasar dalam Pengelolaan Perbankan Syari’ah atau Bisnis yang Dilandasi Nilai- Nilai
Syariah Pada Tahun 2021”.
Visi tersebut pada hakekatnya disepakati bersama untuk dicapai pada jangka waktu
tertentu. Pada kondisi tersebut, diharapkan terwujud suatu pola sistem pendidikan yang
ideal, dalam penyelenggaraan program kegiatan sekolah.
C. Misi Sekolah
1. Menyelenggarakan Pendidikan Karakter untuk Tercapainya Siswa yang Berjiwa
Mandiri dan Berakhlak Mulya.
2. Menyelenggarakan Pembelajaran Ekonomi Syari’ah untuk tercapainya Siswa yang
Memiliki Keahlian Dasar dalam Pengelolaan Perbankan Syari’ah atau Bisnis secara
Syari’ah.
3. Menjalin Kerjasama dengan Semua Pemangku Kepentingan (stakeholders) untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan dan Pembelajaran yang ditunjang dengan sarana
prasarana yang memadai.
E. Profil Lulusan
Berbicara syariah berarti berbicara tentang symbol-simbol agama. Syariah
merupakan segenap aturan yang dipedomani oleh umat Islam dalam menjalankan interaksi
vertical dan horizontal dalam hidupnya. Islam tidak memisahkan keduanya, sehingga
apapun yang dilakukan oleh seorang muslim memiliki konsekuensi vertical dan horizontal
tersebut. Vertikal kaitannya sebagai hamba Allah, dan horizontal kaitannya sebagai makhluk
social. Di Indonesia, symbol-simbol tersebut sering dipakai dalam bidang-bidang luar agama
juga, salah satunya adanya perbankan syariah.
Perbankan syariah merupakan konsep baru dalam dunia perbankan yang dipelopori
oleh Bank Muamalah Islam, yaitu sebagai proses perbankan yang pengelolaannya
mengadaptasikan system-system dan aturan yang berlaku di dalam agama Islam. Dalam
beberapa tahun terakhir, perbankan syariah terus menunjukkan perkembangan yang lebih
cepat dari perkiraan. Bank-bank konvensional mulai berlomba membuka divisi syariah
karena melihat minat masyarakat yang demikian tinggi pada produk perbankan syariah. hal
yang mendorong kalangan perbankan mencoba peruntungannya di lahan ini tak lain adalah
besarnya pangsa pasar. Tak pelak, semakin banyak bank yang terjun dalam industri
perbankan syariah, memicu persaingan yang kian tajam dalam menggaet nasabah.
Dengan kenyataan seperti di atas, maka sangatlah logis bahwa dunia ekonomi Islam
memberikan janji dan peluang kepada para anak-anak bangsa, khususnya umat Islam untuk
mengisinya. Inilah salah satu hal yang mendorong Yayasan Al- Amanah untuk membuka
SMK Perbankan Syariah kompetensi keahlian Perbankan Syariah, sebagai terobosan
dalam rangka menyediakan tenaga kerja di bidang perbankan Islam. Persiapan menuju ke
sana sudah tentu membutuhkan berbagai persiapan mulai dari proses penyusunan
kurikulum, proses hingga uji kompetensi lulusan, sehingga lulusan-lulusan dari SMK
Perbankan syariah dipandang cakap dan pantas untuk terjun dalam dunia perbankan
syariah.
F. Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan SKL PMK
dimulai dengan menentukan profil lulusan PMK, sebagai berikut.
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja
pada pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi
pasar global.
Berdasarkan profil lulusan PMK tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 tahun dan
SMK/MAK program pendidikan 4 tahun memiliki kompetensi pada dimensi sikap
sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.
Melihat pejelasan diatas maka SMK Perbankan Syariah mempunyai harapan bahwa peserta
didik harus menguasai Level 1 dan Level 2 dalam proses pembelajaran di SMKS Perbankan
Syariah.
Peserta didik mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat,
dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan
mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
Peserta didik memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual
bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap
masalah yang lazim timbul.
Bertanggung Jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung Jawab membimbing
orang lain.
Peserta didik mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur
kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang
sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
Peserta didik memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep
umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan
berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.
Peserta didik mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.
Bertanggung Jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung Jawab atas kuantitas
dan mutu hasil kerja orang lain.
KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
K. 13 Rev K. 13 Rev K13.Lama
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1 Pe ndidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 4 4
4 M atematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing 3 3 3 3 4 4
Lainnya*)
7 Jumlah A 19 19 15 15 17 17
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2 2 2 2
Kesehatan
3 Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
4 Pendidikan Lingkungan Hidup 2 2 - - - -
5 Komunikasi Efektif - - - - 2 2
6 Jumlah B 9 9 4 4 6 6
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 S imulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 E konomi Bisnis 2 2 - - - -
3 A dministrasi Umum 2 2 - - - -
4 IP A 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 E tika Profesi 2 2 - - - -
2 A plikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 3 3 - - - -
3 A kuntansi Dasar 5 5 - - - -
4 Pe rbankan Dasar 3 3 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian 22 22 0 0 0 0
1 Pe ngelolaan Kas - - 4 4 - -
2 E konomi Islam - - 4 4 4 4
3 La yanan Lembaga Keuangan Syariah - - 5 5 5 5
4 A kuntansi Perbankan Syariah - - 7 7 6 6
5 K omputer Akuntansi - - 4 4 6 6
6 Pr oduk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 6 6
Jumlah C 0 0 31 31 27 27
Total 50 50 50 50 50 50
Muatan : Nasional
BidangKeahlian : Bisnis dan Manajement
MataPelajaran : Pendidikan Agama Islam dan BudiPekerti
JamPelajaran : 318 JP (@ 45Menit)
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
Kurikulum SMKS Perbankan Syariah Situraja 2018/2019 32
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
1.2 Mensyukuri fungsi dan peran Pancasila 2.2 Proaktif melaksPeserta Didikan fungsi
dalam kehidupan bangsa dan negara danperan Pancasila dalam kehidupan
Indonesia bangsa dan negara Indonesia
1.3 Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam 2.3 Menunjukkan sikap peduli terhadap
praktik penyelenggaraan pemerintahan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
Negara sebagai salah satu bentuk kehidupan berbangsa dan bernegara
pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Esa
1.4 Mengamalkan ketentuan Undang-Undang 2.4 Peduli terhadap penerapan ketentuan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang-Undang Dasar Negara Republik
1945 yang mengatur tentang wilayah, Indonesia Tahun 1945 yang mengatur
warga Negara, penduduk, agama dan tentang wilayah, warga Negara,
kepercayaan serta pertahanan dan penduduk, agama dan kepercayaan serta
keamanan sebagai wujud rasa syukur pertahanan dan keamanan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.5 Menghayati sistem politik Indonesia 2.5 Responsif terhadap sistem politik
sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Indonesia
Yang Maha Esa
1.6 Menghayati nilai-nilai terkait fungsi dan 2.6 Peduli terhadap fungsi dan kewenangan
kewenangan lembaga-lembaga negara lembaga-lembaga negara menurut
menurut Undang-Undang Dasar Negara Undang-Undang Dasar Negara Republik
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Indonesia Tahun 1945
bentuk sikap beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.7 MelaksPeserta Didikan budaya politik 2.7 Peduli terhadap budaya politik Indonesia
Indonesia
sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa
1.9 Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk 2.9. Menunjukkan sikap kerja sama dalam
komitmen integrasi nasional dalam bingkai rangka mewujudkan komitmen integrasi
Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud nasional dalam bingkai Bhinneka
syukur kepada Tuhan yang Maha Esa Tunggal Ika
2.12. Menghayati hak asasi manusia 2.12. Peduli terhadap hak asasi manusia
berdasarkan perspektif Pancasila berdasarkan perspektif Pancasila dalam
sebagai anugerah Tuhan yang Maha kehidupan berbangsa dan bernegara
Esa
2.14. Mengamalkan nilai-nilai ke- Tuhanan 2.14. Peduli dalam berdemokrasi Pancasila
dalam berdemokrasi Pancasila sesuai sesuai Undang- Undang Dasar Negara
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Republik Indonesia Tahun 1945
2.16. Mengamalkan nilai-nilai dalam sistem 2.16. Proaktif terhadap sistem perlindungan
perlindungan tenaga kerja di tenaga kerja di Indonesia
Indonesiaberlandaskan Ketuhanan
Yang Maha Esa
2.17. Menghayati nilai-nilai dalam sistem 2.17 Disiplin terhadap aturan sistem hukum
hukum dan peradilan Internasional dan peradilan Internasional
sebagai rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa
1.18. Mensyukuri peran Indonesia dalam 1.18. Toleran dan cinta damai sebagai refleksi
mewujudkan perdamaian dunia sebagai peran Indonesia dalam perdamaian
anugerah Tuhan Yang Maha Esa dunia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
1.19. Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa 1.19. Responsif terhadap ancaman negara
atas nilai-nilai yang membentuk dan strategi mengatasinya berdasarkan
kesadaran akan ancaman terhadap asas Bhinneka Tunggal Ika
negara strategi mengatasinya
berdasarkan asas Bhinneka Tunggal
Ika
1.20. Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa 1.20. Proaktif dalam menerapkan nilai-nilai
atas nilai-nilai persatuan dan kesatuan persatuan dan kesatuan bangsa dalam
bangsa dalam Negara Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Republik Indonesia
1.27. Mengamalkan etos kerja masyarakat 1.27. Peduli terhadap etos kerja masyarakat
Indonesia dengan berlandaskan nilai-nilai Indonesia
ketuhanan Yang Maha Esa
3.4. Menganalisis ketentuan Undang- 4.4. Menyaji hasil analisis tentang ketentuan
Undang Dasar Negara Republik Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia Tahun 1945 yang mengatur Republik Indonesia Tahun 1945 yang
tentang wilayah negara, warga negara mengatur tentang wilayah negara,
dan penduduk, agama dan warga negara dan penduduk, agama
kepercayaan, serta pertahanan dan dan kepercayaan, serta pertahanan dan
keamanan keamanan
3.5. Menganalisis sistem politik di Indonesia 4.5. Menyaji hasil analisis tentang sistem
politik di Indonesia
3.6. Menganalisis fungsi dan kewenangan 4.6. Menyaji hasil analisis tentang fungsi dan
lembaga-lembaga Negara menurut kewenangan lembaga-lembaga Negara
Undang- Undang Dasar Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945
3.7. Menganalisis budaya politik di 4.7. Menyaji hasil analisis tentang budaya
Indonesia politik di Indonesia
3.8. Menganalisis hubungan pemerintah 4.8. Menyaji hasil analisis tentang hubungan
pusat dan daerah menurut Undang- pemerintah pusat dan pemerintah
Undang Dasar Negara Republik daerah setempat menurut Undang-
Indonesia Tahun 1945 Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
3.9. Menganalisis faktor-faktor pembentuk 4.9. enyaji hasil analisis tentang faktor-faktor
integrasi nasional dalam bingkai pembentuk integrasi nasional dalam
Bhinneka Tunggal Ika bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3.10. Menganalisis ancaman terhadap negara 4.10. Menyaji hasil analisis tentang ancaman
dan upaya penyelesaiannya di bidang terhadap negara dan upaya
ideologi, politik, ekonomi, sosial, penyelesaiannya di bidang Ideologi,
budaya, pertahanan, dan keamanan politik, ekonomi, sosial, budaya,
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika pertahanan, dan keamanan dalam
bingkai Bhineka Tunggal Ika
4.12. Menganalisis pelanggaran hak asasi 3.12. Menyaji hasil analisis pelanggaran hak
manusia dalam perspektif Pancasila asasi manusia dalam perspektif
dalam kehidupan berbangsa dan Pancasila dalam kehidupan berbangsa
bernegara dan bernegara
4.13. Menganalisis sistem pemerintahan di 3.13. Menyaji hasil analisis tentang sistem
Indonesia pemerintahan di Indonesia
4.14. Menganalisis sistem dan dinamika 3.14. Menyaji hasil analisis tentang sistem
demokrasi Pancasila sesuai dengan dan dinamika demokrasi Pancasila
Undang-Undang Dasar Negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Republik Indonesia Tahun
1945
4.15. Menganalis sistem hukum dan 3.15. Menyaji hasil analisis tentang sistem
peradilan di Indonesia sesuai dengan hukum dan peradilan di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Republik Indonesia Tahun
1945
4.16. Menganalisis sistem perlindungan 3.16. Menyaji hasil analisis tentang sistem
tenaga kerja di Indonesia perlindungan tenaga kerja di Indonesia
4.17. Menganalisis system hukum dan 3.17. Menyaji hasil analisis tentang system
peradilan internasional hukum dan peradilan internasional
4.18. Mengevaluasi dinamika peran 3.18. Menyaji hasil evaluasi tentang peran
Indonesia dalam perdamaian dunia Indonesia dalam perdamaian dunia
sesuai Undang-Undang Dasar Negara sesuai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945
3.21. Menganalisis nilai-nilai Pancasila 4.21. Menyaji hasil analisis tentang nilai-nilai
terkait dengan kasus-kasus Pancasila terkait dengan kasus-kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban kewajiban warga negara dalam
warga negara dalam kehidupan kehidupan berbangsa dan bernegara
berbangsa dan bernegara
3.24. Menganalisis pengaruh kemajuan ilmu 4.24. Menyaji hasil analisis tentang
pengetahuan dan teknologi terhadap pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan
bangsa dan negara dalam bingkai dan teknologi terhadap bangsa dan
Bhinneka Tunggal Ika negara dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
3.25. Mengevaluasi dinamika persatuan dan 4.25. Menyaji hasil evaluasi tentang
kesatuan bangsa sebagai upaya dinamika persatuan dan kesatuan
menjaga dan mempertahankan bangsa sebagai upaya menjaga dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3.26. Mengevaluasi peranan pers di 4.26. Menyaji hasil evaluasi tentang peranan
Indonesia pers di Indonesia
3.27. Mengevaluasi etos kerja masyarakat 4.27. Menyaji hasil evaluasi tentang etos
Indonesia kerja masyarakat Indonesia
Muatan : Nasional
BidangKeahlian : Bisnis dan Manajemen
MataPelajaran : BahasaIndonesia
JamPelajaran : 354 JP (@ 45Menit)
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-Jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
pesertadidik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Muatan : Nasional
BidangKeahlian : Bisnis dan Manajement
MataPelajaran : Matematika
JamPelajaran : 424 JP (@ 45Menit)
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-Jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan,danbudayasekolah,denganmemperhatikankarakteristikmata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi pesertadidik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.3. Menentukan nilai variabel pada sistem 4.3. Menyelesaikan masalah sistem
persamaan linear dua variabel dalam persamaan linier dua variabel
masalah kontekstual
3.14. Menganalisis nilai sudut dengan 4.14. Menyelesaikan nilai nilai sudut dengan
rumus jumlah dan selisih dua sudut rumus jumlah dan selisih dua sudut
3.18. Menentukan nilai besaran vektor pada 4.18. Menyelesaikan masalah yang
dimensi tiga berkaitan dengan nilai besaran vektor
pada dimensi tiga
3.30. Menentukan nilai limit fungsi aljabar 4.30. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan limit fungsi aljabar
3.33. Menentukan nilai integral tak tentu dan 4.33. Menyelesaikan masalah yang
tertentu fungsi aljabar berkaitan dengan integral tak tentu
dan tertentu fungsi aljabar
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilakujujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-Jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan,danbudayasekolah,denganmemperhatikankarakteristikmata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi pesertadidik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.3. Menganalisis berbagai teori tentang 4.3. Mengolah informasi tentang berbagai
proses masuknya agama dan teori masuknya agama dan kebudayaan
kebudayaan Hindu dan Buddha serta Hindu dan Buddha serta pengaruhnya
pengaruhnya terhadap kehidupan terhadap kehidupan masyarakat
masyarakat Indonesia (pemerintahan, Indonesia (pemerintahan, budaya)
budaya)
3.4. Menganalisis berbagai teori tentang 4.4. Menyajikan hasil analisis berbagai teori
proses masuknya agama dan tentang proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam serta pengaruhnya kebudayaan Islam serta pengaruhnya
terhadap kehidupan masyarakat terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, Indonesia (ekonomi, pemerintahan,
budaya) budaya)
3.5. Menganalisis proses masuk dan 4.5. Mengolah informasi tentang proses
perkembangan penjajahan bangsa masuk dan perkembangan penjajahan
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
Inggris) ke Indonesia Belanda, Inggris) ke Indonesia
3.8. Menganalisis strategi dan bentuk 4.8. Mengolah informasi tentang strategi dan
perjuangan bangsa Indonesia dalam bentuk perjuangan bangsa Indonesia
upaya mempertahankan dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Sekutu kemerdekaandari ancaman Sekutu dan
dan Belanda Belanda
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilakujujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-Jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan,danbudayasekolah,denganmemperhatikankarakteristikmata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi pesertadidik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.2. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.2. Menyusun teks interaksi interpersonal
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis sederhana yang
interaksi interpersonal lisan dan tulis melibatkan tindakan memberikan
yang melibatkan tindakan ucapan selamat bersayap (extended),
memberikan ucapan selamat dan responnya dengan memperhatikan
bersayap (extended), dan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
responnya, sesuai dengan konteks kebahasaan yang benar dan sesuai
penggunaannya. konteks.
3.3. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.3. Menyusun teks interaksi transaksional
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis pendek dan sederhana
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
yang melibatkan tindakan memberi meminta informasi terkait niat
dan meminta informasi terkait niat melakukan suatu tindakan/kegiatan,
melakukan suatu tindakan/kegiatan, dengan memperhatikan fungsi sosial,
sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur kebahasaan
penggunaannya. (Perhatikan unsur yang benar dan sesuai konteks
kebahasaan be going to, would like penggunaannya.
to)
3.5. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.5. Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan unsur kebahasaan pemberitahuan (announcement), lisan
beberapa teks khusus dalam bentuk dan tulis, pendek dan sederhana,
pemberitahuan(announcement), dengan memperhatikan fungsi sosial,
dengan memberi dan meminta struktur teks, dan unsur kebahasaan,
informasi terkait kegiatan secara benar dan sesuai konteks
3.6. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.6. Menyusun teks interaksi transaksional,
teks, dan 4unsur kebahasaan teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan unsur dan
yang melibatkan tindakan memberi meminta informasi terkait
dan meminta informasi terkait keadaan/tindakan/ kegiatan/ kejadian
keadaan/tindakan/ kegiatan/ kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau
yang dilakukan/terjadi di waktu yang merujuk waktu terjadinya dan
lampau yang merujuk waktu kesudahannya, dengan memperhatikan
terjadinya dan kesudahannya, sesuai fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
dengan konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan sesuai
(Perhatikan unsur kebahasaan konteks
simple past tense vs present perfect
tense)
3.7. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.7. Menyusun teks recount lisan dan tulis,
teks, dan unsur kebahasaan pendek dan sederhana, terkait
beberapa teks recount lisan dan tulis peristiwa/pengalaman, dengan
dengan memberi dan meminta memperhatikan fungsi sosial, struktur
informasi terkait teks, dan unsur kebahasaan, secara
peristiwa/pengalaman sesuai dengan benar dan sesuai konteks
konteks penggunaannya
3.9. Menganalisis fungsi social, struktur 4.9. Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks dan unsur kebahasaan memo, menu, jadwal dan tanda-tanda
beberapa teks khusus dalam bentuk (signs) lisan dan tulis, pendek dan
memo, menu, schedule dan signs sederhana, dengan memperhatikan
dengan memberi dan meminta fungsi sosial, struktur teks dan unsur
informasi terkait kegiatan sekolah kebahasaan secara benar dan sesuai
atau tempat kerja, sesuai dengan konteks.
konteks penggunaannya di dunia
kerja
3.10. . Menerapkan fungsi social, struktur 4.10. Menyusun teks interaksi transaksional
teks dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis yang melibatkan
interaksi transaksional lisan dan tulis tindakan member dan meminta
yang melibatkan tindakan memberi informasi terkait perbandingan kata
dan meminta informasi terkait sifat dengan memperhatikan fungsi
perbandingan kata sifat sesuai social, struktur teks dan unsur
dengan bidang keahlian dan konteks kebahasaan yang benar dan sesuai
penggunaannya konteks.
3.11. Menganalisis fungsi social, struktur 4.11. Menyusun teks interaksi transaksional
teks dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
yang melibatkan tindakan memberi meminta informasi tentang petunjuk
dan meminta informasi tentang arah (direction) dengan memperhatikan
petunjuk arah (direction) sesuai fungsi social, struktur teks dan unsur
dengan konteks penggunaannya di kebahasaan yang benar dan sesuai
dunia kerja. konteks di dunia kerja.
3.13. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.13. Menyusun teks interaksi transaksional,
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
yang melibatkan tindakan memberi meminta informasi terkait saran dan
dan meminta informasi terkait saran tawaran, dengan memperhatikan fungsi
dan tawaran, sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan unsur
penggunaannya. (Perhatikan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
kebahasaan should, can) konteks
3.14. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.14. Menyusun teks interaksi transaksional,
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
yang melibatkan tindakan memberi meminta informasi terkait pendapat dan
dan meminta informasi terkait pikiran, dengan memperhatikan fungsi
pendapat dan pikiran, sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan sesuai
(Perhatikan unsur kebahasaan I konteks
think, I suppose, in my opinion)
3.16. Menganalisis fungsi 6sosial, struktur 4.16. Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan 6unsur kebahasaan undangan resmi lisan dan tulis, terkait
beberapa teks khusus dalam bentuk kegiatan sekolah/tempat kerja, dengan
undangan resmi dengan memberi memperhatikan fungsi 6nsure, struktur
dan meminta informasi terkait teks, dan 6unsur kebahasaan, secara
kegiatan sekolah/tempat kerja sesuai benar dan sesuai konteks
dengan konteks penggunaannya
3.17. Membedakan fungsi sosial, struktur 4.17. Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan unsur kebahasaan surat pribadi terkait kegiatan diri sendiri
beberapa teks khusus dalam bentuk dan orang sekitarnya, lisan dan tulis,
surat pribadi dengan memberi dan dengan memperhatikan fungsi sosial,
menerima informasi terkait kegiatan struktur teks, dan unsur kebahasaan,
diri sendiri dan orang sekitarnya, secara benar dan sesuai konteks
sesuai dengan konteks
penggunaannya
3.18. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.18. Menyusun teks prosedur, lisan dan
teks, dan unsur kebahasaan tulis, dalam bentuk manual terkait
beberapa teks prosedur lisan dan penggunaan teknologi dan kiat-kiat
tulis dengan memberi dan meminta (tips), dengan memperhatikan fungsi
informasi terkait manual penggunaan sosial, struktur teks, dan unsur
teknologi dan kiat-kiat (tips), pendek kebahasaan, secara benar dan sesuai
dan sederhana, sesuai dengan konteks
bidang keahlian dan konteks
penggunaannya
3.20. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.20. Menyusun teks lisan dan tulis untuk
teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang
menyatakan dan menanyakan pengandaian jika terjadi suatu
tentang pengandaian jika terjadi keadaan/ kejadian/peristiwa di waktu
suatu keadaan/ kejadian/peristiwa di yang akan datang, dengan
waktu yang akan datang, sesuai memperhatikan fungsi sosial, struktur
dengan konteks penggunaannya. teks, dan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks.
3.21. Menganalisis struktur teks dan unsur 4.21. Menyusun teks ilmiah faktual (factual
kebahasaan untuk melaksPeserta report), lisan dan tulis, sederhana,
Didikan fungsi sosial teks factual tentang orang, binatang, benda, gejala
report dengan menyatakan dan dan peristiwa alam dan sosial, terkait
menanyakan tentang teks ilmiah dengan mata pelajaran lain
faktual tentang orang, binatang,
benda, gejala dan peristiwa alam
dan sosial, sederhana, sesuai
dengan konteks pembelajaran di
pelajaran lain
3.23. Menganalisis fungsi social, struktur 4.23. Menyusun teks biografi tokoh lisan dan
teks dan unsur kebahasaan pada tulis, pendek dan sederhana, dengan
teks biografi tokoh sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
konteks penggunaannya. teks, dan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks
3.24. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.24. Menyusun teks interaksi transaksional
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis yang melibatkan
interaksi transaksional lisan dan tulis tindakan memberi dan meminta
yang melibatkan tindakan memberi informasi terkait hubungan sebab
dan meminta informasi terkait akibat, dengan memperhatikan fungsi
hubungan sebab akibat, sesuai sosial, struktur teks, dan unsur
dengan konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan sesuai
(Perhatikan unsur kebahasaan konteks
because of ..., due to ..., thanks to...)
3.26. Menganalisis fungsi social, struktur 4.26. Menyusun teks interaksi transaksional
teks dan unsur kebahasaan teks lisan yang melibatkan tindakan
interaksi transaksional yang memberi dan meminta informasi terkait
melibatkan tindakan memberi dan penyajian laporan dengan
meminta informasi terkait penyajian memperhatikan fungsi social, struktur
laporan secara lisan (report teks dan unsur kebahasaan yang benar
presentation) dan sesuai dengan konteks
penggunaannya di dunia kerja.
3.27. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.27. Menyusun teks interaksi interpersonal
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis sederhana yang
interaksi interpersonal lisan dan tulis melibatkan tindakan menawarkan jasa,
yang melibatkan tindakan dan menanggapinya dengan
menawarkan jasa, serta memperhatikan fungsi sosial, struktur
menanggapinya, sesuai dengan teks, dan unsur kebahasaan yang
konteks penggunaannya. benar dan sesuai konteks
(Perhatikan unsur kebahasaan May I
help you? What can I do for you?
What if ...?)
3.29. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.29. Menyusun teks interaksi transaksional
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan yang melibatkan tindakan
interaksi transaksional lisan yang memberi dan meminta informasi terkait
melibatkan tindakan memberi dan jati diri dalam konteks pekerjaan
meminta informasi terkait jati diri (wawancara pekerjaan), dengan
dalam konteks pekerjaan memperhatikan fungsi sosial, struktur
(wawancara pekerjaan) teks, dan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks
penggunaannya di dunia kerja.
3.30. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.30. Menyusun teks lisan dan tulis untuk
teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang
menyatakan dan menanyakan keharusan, dengan memperhatikan
tentang keharusan, sesuai dengan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
3.31. Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.31. Menangkap makna secara kontekstual
teks, dan unsur kebahasaan terkait fungsi sosial, struktur teks, dan
beberapa teks news item lisan dan unsur kebahasaan teks news items
tulis dengan memberi dan meminta lisan dan tulis, dalam bentuk berita
informasi terkait berita sederhana sederhana koran/radio/TV
dari koran/radio/TV, sesuai dengan
konteks penggunaannya
1. Muatan Kewilayahan
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilakujujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-Jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan,danbudayasekolah,denganmemperhatikankarakteristikmata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi pesertadidik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
3.10. Merancang karya seni budaya 4.10. Mengkreasi karya seni budaya
Nusantara Nusantara
3.3 Menerapkan salah satu keterampilan 4.3 Mempraktikan salah satu keterampilan
aktifitas atletik untuk menghasilkan aktifitas atletik untuk menghasilkan
gerak yang efektif gerak yang efektif
3.4 Menerapkan salah satu keterampilan 4.4 Mempraktikan salah satu keterampilan
aktifitas olahraga beladiri untuk aktifitas olahraga beladiri untuk
menghasilkan gerak yang efektif menghasilkan gerak yang efektif
3.8 Menerapkan keterampilan salah satu 4.8 Mempraktikan keterampilan salah satu
gaya renang pada aktifitas olahraga air* gaya renang pada aktifitas olahraga air*
3.9 Memahami cara perilaku budaya hidup 4.9 Mempresentasikan cara perilaku budaya
sehat dalam kehidupan sehari-hari hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari
3.10 Menganalisis teknik dasar salah satu 4.10 Mempraktikan teknik dasar salah satu
aktifitas olahraga permainan bola aktifitas olahraga permainan bola
besar untuk menghasilkan koordinasi besar untuk menghasilkan koordinasi
gerak yang baik gerak yang baik
3.12 Menganalisis salah satu keterampilan 4.12 Mempraktikan salah satu keterampilan
aktifitas atletik untuk menghasilkan aktifitas atletik untuk menghasilkan
gerak yang efektif gerak yang efektif
3.13 Menganalisis salah satu keterampilan 4.13 Mempraktikan salah satu keterampilan
aktifitas olahraga beladiri untuk aktifitas olahraga beladiri untuk
menghasilkan gerak yang efektif menghasilkan gerak yang efektif
3.17 Menganalisis keterampilan salah satu 4.17 Mempraktikan keterampilan salah satu
gaya renang pada aktifitas olahraga gaya renang pada aktifitas olahraga
air* air*
3.18 Menganalisis permasalahan cara 4.18 Mempresentasikan permasalahan cara
perilaku budaya hidup sehat dalam perilaku budaya hidup sehat dalam
kehidupan sehari- hari kehidupan sehari-hari
C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Peminatan Kejuruan (C)
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
SMK PERBANKAN SYARIAH SITURAJA
3.11. Menganalisis fitur perangkat lunak 4.11. Menggunakan fitur untuk pembelajaran
pembelajaran kolaboratif daring kolaboratif daring (kelas maya)
3.12. Merancang dokumen tahap pra- 4.12. Membuat dokumen tahap pra- produksi
produksi
3.13. Menganalisis produksi video, animasi 4.13. Memroduksi video dan/atau animasi
dan/atau musik digital dan/atau musik digital
3.14. Mengevaluasi pasca-produksi video, 4.14. Membuat laporan hasil pasca- produksi
animasi dan/atau musik digital
3.12 Menerapkan ilmu ekonomi dalam 4.12 Menggunakan konsep ilmu ekonomi
kegiatan usaha dalam kegiatan usaha
MataPelajaran : I PA
JamPelajaran : 72 JP (@ 45Menit)
BidangKeahlian : BisnisdanManajemen
ProgramKeahlian : AkuntansidanKeuangan
KompetensiKeahlian : Perbankan Syariah(C2)
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-Jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan,danbudayasekolah,denganmemperhatikankarakteristikmata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi pesertadidik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.10 Mengevaluasi kegiatan etika profesi 4.10 Membuat laporan kegiatan etika profesi
Menganalisisdatadenganrumusfinansia
3.7 Menerapkan rumusdate-time 4.7 Mengolahdatadenganrumusdate-
time
3.8 Menganalisisdatadenganrumusgrafik 4.8 Mengolah datadenganfungsi grafik
BidangKeahlian : BisnisManajemen
ProgramKeahlian : AkuntansidanKeuangan
KompetensiKeahlian : Perbankan Syariah(C3)
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspekaspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggungJawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan,danbudayasekolah,denganmemperhatikankarakteristikmata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi pesertadidik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.10. Menerapkan prinsip dasar distribusi 4.10. Melakukan prinsip distribusi Islam
Islam
3.11. Menganalisis dampak riba dalam 4.11. Menyajikan dampak riba dalam
lembaga keuangan non Bank lembaga keuangan non Bank
3.14. Memahami akad transaksi dalam fiqh 4.14. Memilah akad transaksi dalam fiqh
muamalah muamalah
3.15. Memahami akad transaksi dalam jual 4.15. Mensimulasikan akad transaksi dalam
beli (al ba’i) jual beli (al ba’i)
3.20 Mengevaluasi penerapan akad pada 4.20 Membuat laporan hasil evaluasi
transaksi produk pembiayaan bank penerapan akad pada transaksi
syariah produk pembiayaan bank syariah
3.6. Menganalisis sistem bagi hasil dan 4.6. Menghitung bagi hasil dan bonus pada
bonus pada produk penghimpunan produk penghimpunan dana bank
dana bank syariah syariah
3.7. Menganalisissistembagihasil dan 4.7. Menghitung bagi hasil dan margin pada
margin produk pembiayaan produk pembiayaan bank syariah
banksyariah
3.11. Menerapkan Letter of Credit (L/C), 4.11. Merumuskan Letter of Credit (L/C)
leasing syariah (ijarah muntahiya leasing syariah (ijarah muntahiya
bittamlik), dan bank garansi bittamlik), dan bank garansi
4.13. Menganalisis pencatatan transaksi 3.13. Mencatat transaksi safe deposit box
safe deposit box pada bank syariah pada banksyariah
3.15. Menganalisis pencatatan transaksi 4.15. Mencatat transaksi bank garansi pada
bank garansi pada bank syariah bank syariah
3.12. Menganalisis daftar akun untuk 4.12. Menyusun daftar akun untuk
perusahaan dagang. perusahaan dagang.
3.13. Menganalisis pencatatan saldo kartu 4.13. Melakukan entry saldo kartu piutang,
piutang, kartu utang, kartu item kartu utang, kartu item perlengkapan
perlengkapan (supplies), kartu item (supplies), kartu item barang
barang dagang, dan kartu aset tetap dagang, dan kartu aset tetap pada
pada perusahaan dagang. perusahaandagang
3.19. Menerapkan file backup untuk data 4.19. Membuat file backup untuk data
akuntansi perusahaan dagang. akuntansi perusahaan dagang.
3.21. Menganalisis daftar akun bank 4.21. Menyusun daftar akun bank syariah.
syariah
3.22. Menganalisis saldo piutang, utang, 4.22. Melakukan entry saldo piutang,
kartu item perlengkapan/supplies, utang, kartu item
dan kartu asset tetap pada bank perlengkapan/supplies, dan kartu
syariah. asset tetap pada bank syariah pada
bank syariah.
3.28. Menerapkan file backup untuk data 4.28. Membuat file backup untuk data
akuntansi bank syariah. akuntansi bank syariah.
3.1. Memahami sikap dan perilaku 3.11. Memresentasikan sikap dan perilaku
wirausahawan wirausahawan
3.2. Menganalisis peluang usaha produk 3.12. Menentukan peluang usaha produk
barang/jasa barang/jasa
3.3. Memahami hak atas kekayaan 3.13. Memresentasikan hak atas kekayaan
intelektual intelektual
3.4. Menganalisis konsep desain/prototype 3.14. Membuat desain/prototype dan
dan kemasan produk barang/ jasa kemasan produk barang/jasa
3.5. Menganalisis proses kerja pembuatan 3.15. Membuat alur dan proses kerja
prototype produk barang/jasa pembuatan prototype produk
barang/jasa
3.6. Menganalisis lembar kerja/ gambar 3.16. Membuat lembar kerja/ gambar kerja
kerja untuk pembuatan prototype untuk pembuatan prototype produk
produk barang/jasa barang/jasa
D. Struktur Kurikulum
F. Peraturan Akademik
1. Pengaturan beban belajar
a) SMK Perbankan Syari’ah Sumedang merupakan SMK mandiri, beban belajar
yang diterapkan adalah sistem paket.
b) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam Struktur Implementasi kurikulum
SMK Perbankan Syari’ah Sumedang. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap
mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu
tahun ajaran dilakukan secara fleksibel. Penambahan 4 jam pelajaran per
minggu secara keseluruhan dilakukan dengan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, disamping
dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak
terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.
c) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket di SMK Perbankan Syari’ah Sumedang adalah
0% sampai dengan 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
3. Mekanisme/prosedur PKL
Berdasarkan Permendikbud Nomo 60 Tahun 2014 SMKS Perbankan Syariah
menyatakan bahwa PKL dapat dilaksanakan:
1. PKL menggunakan sistem blok , selama setengah semester (sekitar 3 bulan);
2. PKL menggunakan sistem semi blok dengan cara masuk 3 hari dalam seminggu,
setiap hari 8 jam selama 1 semester. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran
kelompok A dan B dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi
dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
3. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi,
dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Ujian Nasional
1) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang
menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan
adil.
2) Hasil UN digunakan untuk:
a) salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
b) salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya;
c) pemetaan mutu; dan
d) pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.
3) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat nasional
yang dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang
ditentukan oleh Pemerintah.
4) Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan,
kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah.
5) Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau
satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap UN
dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
1. Menghitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Mentukan kekuatan / nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan kemampuan
masing-masing aspek.
a. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah,
dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya pendukung
maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin
tinggi pula.
3. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap
KD.
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.
7. Kriteria Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19 Tahun 2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah
memenuhi Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan sebagai berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
Hal ini berarti peserta didik telah mengikuti program pembelajaran seluruh mata
pelajaran yang terdapat pada kurikulum yang digunakan. Pemenuhan persyaratan ini
dilihat pada kelengkapan laporan hasil belajar yang tercantum pada rapor yang dimiliki
peserta didik mulai semester 1 sampai semester 6. Ketentuan ini menjadi prasyarat
untuk mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Penilaian ini dilakukan oleh Satuan
Pendidikan bersama pendidik.
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran: (a)
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, (b) kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, (c) kelompok mata pelajaran estetika, dan (d) kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Penilaian akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik.
a. Penilaian hasil kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilakukan melalui
pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai aspek
perkembangan afeksi peserta didik, serta melalui ulangan, dan/atau penugasan
untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dapat berdasarkan indikator:
1) Kerajinan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
2) Kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan.
3) Jujur dalam perkataan dan perbuatan.
4) Mematuhi aturan sekolah.
5) Hormat terhadap pendidik.
6) Ketertiban ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat lain.
7) Tidak terlibat tindak kekerasan, criminal baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat
Ulangan dan/atau penugasan dilakukan sekolah dengan materi ujian berdasarkan kurikulum
yang digunakan. Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus
minimum baik:
Ulangan dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi ujian berdasarkan
kurikulum yang digunakan. Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing
harus minimum baik:
a) Hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik.
b) Hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.
d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan dapat menggunakan indikator:
a) Aktifitas dalam kegiatan olahraga di satuan pendidikan.
b) Kebiasaan hidup sehat dan bersih.
c) Tidak merokok.
d) Tidak menggunakan narkoba.
e) Disiplin waktu.
f) Keterampilan melakukan gerak olahraga.
Ulangan dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi ujian
berdasarkan kurikulum yang digunakan. Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang
masing-masing harus minimum baik:
4) Lulus Ujian Nasional sebagaimana diatur oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
dan Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Prosedur
Operasional Standar (POS) Ujian Nasional, yang dikeluarkan setiap tahun.
Penentuan kelulusan dilakukan dengan verifikasi data pada poin 1 sampai dengan 4 dan
diputuskan melalui rapat dewan guru.
A. Muatan lokal
Muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan
yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan
kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal diajarkan dengan tujuan membekali
peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk:
1. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya;
dan
2. melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna
bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Muatan pembelajaran terkait muatan lokal berupa bahan kajian terhadap keunggulan
dan kearifan daerah tempat tinggalnya. Muatan pembelajaran terkait muatan lokal
diintegrasikan antara lain dalam mata pelajaran seni budaya, prakarya, dan/atau pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan, muatan
pembelajaran terkait muatan lokal dapat dijadikan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Satuan pendidikan dapat mengajukan usulan muatan lokal berdasarkan hasil analisis
konteks dan identifikasi muatan lokal kepada pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah
kabupaten/kota melakukan:
1. analisis dan identifikasi terhadap usulan satuan pendidikan
2. perumusan kompetensi dasar; dan
3. penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar.
4. Pemerintah kabupaten/kota menetapkan muatan lokal sebagai bagian dari muatan
pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
5. Pemerintah kabupaten/kota mengusulkan hasil penetapan muatan lokal kepada
pemerintah provinsi.
6. Pemerintah provinsi menetapkan muatan lokal yang diusulkan oleh pemerintah
kabupaten/kota untuk diberlakukan di wilayahnya.
7. Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya merumuskan kompetensi dasar, penyusunan silabus, dan
penyusunan buku teks pelajaran muatan lokal.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, ketentuan dalam Peraturan Menteri Nomor
81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum yang mengatur mengenai Muatan Lokal
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
B. Ekstra Kurikuler
1. Pengembangan Bakat Minat, dan Prestasi Peserta Didik
Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian
hari bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta minat
dan bakat yang dimilikinya sehingga peserta didik bisa mengembangkan kapabilitas untuk
belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. .
a. Pengertian Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-
lain. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang
lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk
bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman
agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.
Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat :
1. Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya bakat musik, melukis, dll
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus
Bakat peserta didik akan muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau
dikembangkan, sehingga mungkin saja peserta didik tidak mengetahui dan tidak
mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.
b. Pengertian Minat
C. Penumbuhan karakter
Pendidikan karakter adalah pembentukan diri manusia secara utuh yang dilakukan
oleh pendidik terhadap peserta didiknya dan pembentukan diri tersebut menjadi sudah
menjadi tabiat atau kebiasaan yang tertanam pada diri seseorang.
Tujuan pendidikan karakter selaras dengan tujuan pendidikan nasional. UUD 1945
tentang pendidikan dituangkan dalam Undang‐Undang No. 20, Tahun 2003. menyebutkan,
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
1. Guru
Pemberian materi pendidikan karakter yang berupa norma‐norma dan kearifan lokal
tidak dapat diajarkan secara paksa, melainkan melalui bimbingan secara persuasif dan
terintegrasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan pada siswa yang menjadi
penyebab tidak dapat tersampaikannya materi moral yang diberikan. Guru hendaknya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami, merasakan, menimbang situasi,
serta bertanggung jawab pada dirinya. Pemberian kesempatan semacam ini, akan
memberikan kesan yang lebih mengena pada diri siswa. Dengan demikian, penyampaian
nilai moral dan kearifan lokal akan lebih bermanfaat dan dapat diwujudkan secara nyata.
Guru di SMKS Perbankan Syariah terbagi menjadi tiga golongan, yaitu guru muatan
nasional, guru muatan kewilayahan, dan guru produktif. Karena sifat muatan materi yang
berbeda, maka diperlukan metode yang berbeda pula dalam penyampaian materi
pendidikan karakter tersebut.
b) Guru Normatif
Mata pelajaran normatif merupakan mata pelajaran yang bersifat menanamkan dan
mengambangka nilai‐nilai secara konstruktif. Pengembangan metode pembelajaran yang
dapat dilakukan oleh pendidik adalah:
(1) memberikan keteladanan kepada siwa dengan pribadi yang baik,
(2) mengingatkan peserta kepada agar ingat bahwa mereka adalah makhluk Tuhan
YME (kembali kepada fitrah). Hal ini dilakukan untuk membangun pengertian yang
mendalam bahwa manusia hidup di dunia ini dengan aturan Tuhan dan tidak boleh
hidup dengan seenaknya,
(3) memusatkan kebutuhan peserta didik akan nilai‐nilai kehidupan dan apa‐apa yang
dibutuhkan sebagai lulusan SMK, dan
(4) membangun motivasi yang kuat pada diri siswa.
c) Guru Produktif
Mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran yang hanya dipelajari oleh siswa
di SMKS Perbankan Syariah. Peserta didik akan memiliki keingintahuan yang tinggi
terhadap materi bidang keahlian yang dimiliki. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dari
pendidik ketika memberikan materi kepribadian/karakter. Mata pelajaran produktif terdiri
dari mata pelajaran teori dan praktik. Oleh karena itu, pendidik harus dapat memilah dalam
memberikan metode penyampaian kepribadian pada siswa. Adapun metode yang dapat
dilakukan oleh guru adalah:
1) memberikan teladan yang baik pada peserta didik,
2) mengklarifikasi karakter/kepribadian apa sajakah yang harus dimiliki oleh perserta didik
setelah memiliki keahlian dalam mata pelajaran produktif,
3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan,
4) memberikan kepada para siswa untuk berlatih dan kerja tim selama melaksanakan
praktik,
5) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan atas pelajaran yang
telah diberikan,
6) menasihati siswa agar bekerja sesuai dengan prosedur yang ada, dan
7) menasihati siswa untuk mengunpulkan tugas tepat pada waktunya.
2. Siswa
a) Mentaati peraturan SMKS Perbankan Syariah. Peraturan tersebut adalah peraturan
tata tertib siswa di sekolah, tata tertib siswa di kelas, tata tertib siswa di luar sekolah,
serta tata tertib lain yang dibuat oleh sekolah.
b) Mendengarkan dan mengamalkan pesan moral yang disampaikan oleh guru.
3. Sekolah
a) Memberlakukan norma‐norma di SMKS Perbankan Syariah.
b) Memberikan kearifan‐kearifan lokal kepada siswa lewat kegiatan intra dan
ekstrakulikuler. c) Mengadakan kegiatan‐kegiatan untuk meningkatkan karakter
siswa secara berkala, seperti:
1) kegiatan keagamaan untuk meningkatkan akhlak yang mulia;
2) kegiatan out bond untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan kerja tim;
3) kegiatan latihan kepemimpinan untuk meningkatkan rasa kedisiplinan,
kepemimpinan, serta jiwa mandiri.
c) mengadakan pelatihan terhadap guru‐guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter.
Pelatihan tersebut berisi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan karakter;
d) melakukan pengontrolan terhadap perkembangan pemberian nilai‐nilai
karakter/kepribadian.
e) mewajibkan penggunaan baju batik pada salah satu hari untuk guru dan siswa SMKS
Perbankan Syariah.
f) mewajibkan siswa untuk menyanyikan lagu kebangsaan pada jam pertama pelajaran
akan dimulai.
g) membuat buku saku siswa yang berisi norma‐norma dan kearifan lokan, serta lembar
point hukuman terhadap pelanggaran dan point hadiah untuk tindak kebaikan.
Penjagaan 1.
Guru Adapun yang harus dilakukan oleh guru SMKS Perbankan Syariah selama
penjagaan karakter pada siswa adalah sebagai berikut.
a) memberikan teladan dengan bersikap, serta bertutur kata yang baik,
b) melakukan pembinaan dan pengawasan secara kontinyu dan berkala terhadap
perkembangan karakter siswa. Guru dapat menggunakan kata‐kata, tindakan, dan
pengontrolan buku saku siswa,
c) memberikan reward dan hukuman sebagai bukti kepedulian terhadap peningkatan
kualitas karakter murid.
2. Sekolah
a) SMKS Perbankan Syariah Bekerja sama dengan lembaga‐lembaga luar sekolah
dalam upaya peningkatan karakter siswa, seperti:
1) lembaga Kepolisian untuk membina kedisiplinan;
2) organisasi kemasyarakatan yang bersifat agamis untuk pembinaan akhlak mulia;
dan
3) Lembaga Trainer/ Motivator untuk membina rasa semangat dan percaya diri.
b) SMKS Perbankan Syariah Melakukan supervisi terhadap guru terkait dengan hasil
dari pelaksanaan pendidikan karakter secara terus‐menerus.
c) SMKS Perbankan Syariah Melakukan pengontrolan terhadap buku saku siswa.
d) SMKS Perbankan Syariah Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua siswa.
2. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan dimana siswa memperoleh banyak ilmu
pengetahuan. Di sekolah, siswa juga bertemu dengan banyak teman sebayanya yang
memiliki karakter berbeda‐beda. Pembangunan lingkungan sekolah yang kondusif akan
sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
D. Literasi
a. Pengertian
1. Pengertian Literasi
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
b. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi Sekolah Menengah Kejuruan yang diwujudkan dalam gerakan literasi di SMK agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus:
a. Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik SMK.
b. Membangun ekosistem literasi sekolah di SMK.
c. Menjadikan SMK sebagai organisasi pembelajaran (learning organization)
(Senge, 1990). d. Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan
(knowledge management) di SMK.
d. Menjaga keberlanjutan budaya literasi di SMK.
Contoh kegiatan disusun berdasarkan tahap-tahap literasi, yakni: (1) Tahap Pembiasaan, (2)
Tahap Pengembangan, (3) Tahap Pembelajaran. Berikut ini adalah contoh kegiatan yang
dimaksudkan dengan langkah-langkahnya.
1. Tahap Pembiasaan
A) Membaca lima belas menit setiap hari pada jam ke-0 atau waktu lain berdasarkan
kesepakatan sekolah.
Kegiatan ini merupakan upaya membiasakan membaca pada peserta didik.
E) Membacakan cerita. Program ini bertujuan memotivasi peserta didik membaca lebih
banyak lagi
1) Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibacakan di depan
peserta didik.
2) Guru membacakan cerita dengan ekspresi dan penghayatan yang tepat.
3) Tanya jawab dengan peserta didik tentang cerita yang telah dibacakan.
4) Pada tahap berikutnya, peserta didik secara bergiliran diminta membaca cerita
menarik lain di hadapan teman sekelas.
5) Diadadakan lomba membaca cerita bagi peserta didik setiap tahun.
2. Tahap Pengembangan
D. Duta Literasi
Duta literasi merupakan peserta didik terpilih yang bertugas untuk mengembangkan
program literasi di sekolah. Beberapa kegiatan duta literasi dapat dilakukan, antara lain:
1) Wali kelas mengadakan seleksi duta literasi.
2) Wali kelas memilih tiga duta literasi .
3) Duta literasi dilatih dan dibekali keterampilan membaca dan menulis.
4) Duta literasi wajib menjadi teladan membaca dan menulis.
5) Duta literasi bertugas memotivasi peserta didik lainnya agar gemar membaca.
6) Duta literasi bertugas mengelola sudut baca.
7) Duta literasi bertugas mengelola majalah dinding (mading) kelas. Kartu Mandiri Kartu
mandiri berguna untuk memonitor target buku bacaan peserta didik.
8) Kartu mandiri berisi catatan buku yang sudah dibaca peserta didik.
G. Tantangan Membaca
Tantangan membaca tidak dilaksanakan pada tahap pembiasaan, tapi dapat
dilaksanakan setelah sekolah masuk dalam tahap pengembangan. Program ini menantang
peserta didik untuk meningkatkan kegemaran membaca. Berikut ini alternatif langkah-
langkah kegiatan yang dapat dilakukan:
H. Penghargaan Membaca
3. Tahap Pembelajaran
A. Membaca Buku Cerita (satu jam, seminggu sekali)
Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan membaca
buku cerita dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
C. Diorama Cerita
Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan
dalam diorama cerita, antara lain:
1) peserta didik berkelompok 2–3 peserta didik,
2) membaca buku cerita,
3) mendiskusikannya dalam kelompok,
4) membuat diorama cerita,
5) peserta didik bercerita di depan teman dengan bantuan diorama cerita.
D. Piramida Cerita
Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Berikut ini contoh
kegiatan dalam piramida cerita yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
1) berkelompok 2–3 peserta didik;
2) membaca buku cerita bersama;
3) diskusi menentukan bagian-bagian penting cerita;
4) mengambar piramida di kertas;
5) menulis bagian awal, inti, dan akhir cerita di tiga sisi piramida;
6) peserta didik bercerita di depan teman dengan bantuan piramida.
E. Klub Literasi Peserta didik yang tergabung dalam klub ini melakukan berbagai
aktivitas literasi, di antaranya sebagai berikut.
1) bedah buku,
2) pelatihan menulis,
3) pameran buku,
4) kontes membaca,
5) seminar literasi,
6) lokalatih literasi, dll.
a. Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam
peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan
bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan
orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa.
Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan
bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang
dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan
sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal
pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan , kegiatan ekstrakurikuler,
dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang
diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting
bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media
cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan
informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar
semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk
semua kelas.
b. Bimbingan Kelompok
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak,
yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor
berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang
siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan
masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya : (a) menciptakan sekolah dengan iklim
a. Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak
pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam memberikan
bimbingan kepada para siswa.
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang
mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk mengidentifikasi masalah,
penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui
kelompok. Dalam konseling kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah
yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan masukan atau pendapat
untuk memecahkan masalah tersebut.
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap
siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau
pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau
tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik
akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang
membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan,
atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.
Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis
dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga
dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya,
yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek
pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, siswa akan memiliki
pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
a. Pengembangan Professional
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf
sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk
memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikannya
kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan
siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama
dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan
bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2)
instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater,
dokter, dan orang tua siswa, (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan
(6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
c. Manajemen Program
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercisekolaha,
terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang
bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Mengenai arti
manajemen itu sendiri Stoner (1981) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
“Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of
organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated
organizational goals”.
1) Kesepakatan Manajemen
2) Keterlibatan Stakeholder
4) Rencana Kegiatan
5) Pengaturan Waktu
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan
waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan
oleh konselor. Sebagai contoh, misalnya 80% waktu digunakan untuk melayanai siswa
secara langsung dan 20% digunakan untuk dukungan manajerial. Porsi waktu untuk
peluncuran masing-masing komponen program dapat ditetapkan sesuai dengan
pertimbangan sekolah. yaitu:
6) Kalender Kegiatan
Program bimbingan dan konseling sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana
kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan
mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.
7) Jadwal Kegiatan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b)
tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan
8) Anggaran
9) Penyiapan Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di SMKS Perbankan Syariah ialah ruangan tempat bimbingan
yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses
layanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Ruangan dibuat sedemikian rupa
sehingga di satu segi para siswa yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa senang,
aman dan nyaman, serta segi lain di ruangan tersebut dapat dilaksanakan layanan dan
kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan
konseling. Terkait dengan fasilitas bimbingan dan konseling, disini dapat dikemukakan
tentang unsur-unsurnya, yaitu : (1) tempat kegiatan, yang meliputi ruang kerja konselor,
ruang layanan konseling dan bimbingan kelompok, ruang tunggu tamu, ruang tenaga
administrasi, dan ruang perpustakaan; (2) instrumen dan kelengkapan administrasi, seperti :
angket siswa dan orang tua, pedoman wawancara, pedoman observasi, format konseling,
format satuan layanan, dan format surat referal; (3) Buku-buku panduan, buku informasi
tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi layanan
bimbingan, buku program tahunan, buku program semesteran, buku kasus, buku harian,
buku hasil wawancara, laporan kegiatan layanan, data kehadiran siswa, leger BK, dan buku
realisasi kegiatan BK; (4) perangkat elektronik (seperti komputer, dan tape recorder); dan (5)
filing kabinet (tempat penyimpanan dokumentasi dan data siswa).
Di dalam ruangan itu hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen
bimbingan dan konseling, himpunan data siswa, dan berbagai data serta informasi lainnya.
Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti
penampilan informasi pendidikan dan jabatan, informasi tentang kegiatan ekstra kurikuler,
dan sebagainya. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang
menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja. Kenyamanan itu
merupakan modal utama bagi kesuksesan pelayanan yang terselenggara. Sarana yang
diperlukan untuk penunjang layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tes bakat
sekolah, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar. Alat
pengumpul data yang berupa non-tes yaitu: pedoman observasi, catatan anekdot, daftar
cek, skala penilaian, alat-alat mekanis, pedoman wawancara, angket, biografi dan
autobiografi, dan sosiometri.
Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi dan map. Bentuk kartu
ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah
untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi atau
pun data untuk masing-masing siswa, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat
banyak sekali aspek-aspek data siswa yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan
adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi.
(3) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu
bimbingan Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format rencana satuan
layanan dan kegiatan pendukung serta blanko laporan kegiatan, blanko surat, kartu
konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat.
10) Pengendalian
Pengendalian adalah salah satu aspek penting dalam manajemen program layanan
bimbingan dan konseling. Dalam pengendalian program, koordinator sebagai pemimpin
lembaga atau unit bimbingan dan konseling hendaknya memiliki sifat sifat kepemimpinan
yang baik yang dapat memungkinkan tercisekolahanya suatu komunikasi yang baik dengan
seluruh staf yang ada. Personel-personel yang terlibat di dalam program, hendaknya benar-
benar memiliki tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan
kepadanya maupun tanggung jawab terhadap yang lain, serta memiliki moral yang stabil.
Pengendalian program bimbingan ialah : (a) untuk mencipakan suatu koordinasi dan
komunikasi dengan seluruh staf bimbingan yang ada, (b) untuk mendorong staf bimbingan
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan (c) memungkinkan kelancaran dan efektivitas
pelaksanaan program yang telah direncanakan.
Terkait dengan peran pengawas sekolah, maka dalam hal ini pengawas sekolah
perlu mengetahui dan memahami bagaimana struktur dan lingkup program sebagai bahan
pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja konselor dan pelayanan pendidikan psikologis
yang diterima oleh peserta didik untuk mendukung pencapaian perkembangan yang optimal
serta mutu proses dan hasil pendidikan
Potensi SMKS Perbankan Syariah yang meliputi SDM Guru dan Tenaga
Kependidikan lainnya, Fasilitas baik berupa sarana, prasarana dan kebijakan serta
kurikulum yang dapat mendorong terwujudnya pendidikan yang senantiasa dapat
berinteraksi dengan lingkungan, baik sosial, budaya, maupun ekonomi. Pengenalan dan
Praktek nyata dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya dapat diterapkan untuk
memberikan kesempatan bagi SMKS Perbankan Syariah untuk masuk dalam interaksi
tersebut.
Bentuk dari kesempatan yang diberikan kepada SMKS Perbankan Syariah untuk
belajar berinteraksi dengan masyarakat dalam bidang ekonomi dapat berupa usaha
perdagangan dalam berbagai jenis dan macamnya, dan inilah yang disebut dengan
Program Business Centre.
A. Tujuan Program
1. Mewujudkan berdirinya laboratorium bisnis/perdagangan yang berfungsi sebagai
wahana interaksi sosial dan ekonomi bagi warga sekolah terutama siswa dan guru.
2. Menghasilkan tamatan SMK yang memiliki jiwa entrepreneurship / kewirausahaan
dan siap mandiri dalam upaya meningkatkan fungsi pendidikan sebagai lembaga
pencetak generasi produktif.
B. Sasaran Program
Program Business Centre ini sasarannya adalah seluruh warga sekolah utamanya
siswa dan guru melalui berbagai kegiatan ekonomi dan produksi.
2. Fase Pencitraan
Tahap yang memungkinkan BC menjadi tempat yang mampu berkompetensi didalam pasar
yang disebabkan membangun image usaha yang meliputi :
Layanan Prima
Harga Kompetetif
Amanah/Lembaga yang dapat dipercaya
Minim Konflik
Pemanfataan TIK
Taat Pajak
Tepat laporan
Sistem Managemen Baku
F. Pengelolaan BC / Managemen BC
1. Personalia BC
Personalia BC sebaiknya adalah gabungan antara Guru dengan Praktisi atau
profesional, hal ini agar pengelolaan BC lebih fokus dan terjamin kelangsungan aktivitasnya,
pembagian tugas masing-masing dapat dilaksanakan sbb :
a. Penanggung jawab : Drs. H. Agus Hermawan, M. Ag.
b. Manager BC : Dede Syarif Maulani,S. Ag
c. Bag keuangan : Indriyati Nurbaini, S. Pd.
d. Bag Pengadaan : Anang Kostaman, S. Ag.
e. Bag Personalia : Deni Ramdan, S.E
f. Bag Kelembagaan : Wulan Sari, S. Pd.
g. Bag Gudang dan Perlengkapan : Yopi Aryanto
4. Badan Hukum BC
Untuk lebih meningkatkan eksistensi BC dan memperlancar anteraksi transaksi
dengan klien atau pelanggan, BC sebaiknya berbadan hukum. Alternatif bentuk badan
hukum yang bisa kita gunakan adalah CV/Perseroan Komanditer dengan jenis usaha Usaha
Komposisi Personalia yang duduk dalam Badan Hukum BC dapat diatur sbb :
Persero Pasif :
Kepala Sekolah
Ketua Komite
Wakil Orang Tua Murid
Pesero Aktif
Guru ( minimal 5 orang )
Praktisi ( manager )
Karyawan ( 2 orang )
G. Pelaporan
Pelaksanaan program BC disekolah harus senantiasa dilaporkan secara berkala,
minimal 6 bulan sekali dalam bentuk laporan singkat perkembangan BC SMK yang berisi :
a. Omzet / Peredaran Usaha perbulan
b. Cash Flow / Laporan Arus Kas
c. Data Suplier / Pemasok
d. Jumlah Siswa dan Guru yang terlibat
e. Implementasi BC dalam menunjang KBM
f. Hambatan dan Masalah dalam pengembangan BC serta Saran