Anda di halaman 1dari 11

TUGAS IPA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

NAMA : MUTIA PATTY


KELAS : VIII 1
TUGAS : PERTEMUAN KE III
Kelainan dan Gangguan Sistem
Gerak pada Tubuh Manusia
Kelainan dan gangguan sistem gerak pada tubuh manusia penting
untuk diketahui. Beberapa Kelainan dan gangguan sistem ini dapat
disimak dalam penjelasan berikut:

1. OSTEOPOROSIS

Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif. International


Osteoporosis Foundation (IOF) menyampaikan fakta bahwa 1 dari 4
perempuan di Indonesia dengan rentang usia 50-80 tahun memiliki
risiko terkena osteoporosis. Risiko osteoporosis di Indonesia 4 kali
lebih besar pada perempuan dibandingkan laki-laki. Penyakit ini
dialami sebagian besar wanita paska menopause.

Osteoporosis tidak menampakkan tanda-tanda fisik yang jelas, hingga


dirasakan gejala karena keropos tulang di usia lanjut. Hilangnya
hormon estrogen pasca menopause turut meningkatkan risiko terkena
osteoporosis. Penyakit osteoporosis tidak hanya diderita para lansia.
Osteoporosis juga dapat ditemukan pada kalangan usia muda.
Penyebab osteoporosis bersifat primer & sekunder.

Penyebab primer atau idiopatik, terjadinya osteoporosis ditandai oleh


usia diantaranya postmenopause osteoporosis yang terjadi pada
manusia usia menoupase. Pada masa menopause terjadi penurunan
kadar estrogen, yang berfungsi menstimulasi osteoblast baru. Juvenile
osteoporosis pada usia muda.

Penyebab sekunder karena penyakit atau kelaianan lain. Osteoporosis


dapat terjadi pada penderita dengan penyakit diabetes, disuse atrophy,
rheumatoid arthritis, penggunaan obat-obatan kortikosteroid.

Pemeriksaan penunjang: foto X-rays

2.RAKHITIS

Penyakit kekurangan vitamin D pada masa pertumbuhan tulang di


usia muda. Proses yang terjadi pada tulang adalah kurangnya kadar
kalsium ang menyusun struktur tulang.
Penyebab primer rickets ada 3 (tiga), yaitu: intake vitamin D kurang
atau terbatasnya papran sinar matahari; kelainan absoprsi kalsium atau
vitamin D; adanya penyakit ginjal, yang menghambat absorpsi
vitamin D.

Rakhitis juga dapat disertai dengan kelainan bentuk tulang (bowing


deformity) dan greenstick fracture.

3.RHEUMATOID ARTHRITIS

Rhematoid artritis adalah penyakakit imunopatologi,


menyebabkan inflamasi kronik kolagen di area sendi.
Penyakit ini lebih banyak diderita wanita dibanding pria.
Tanda dan gejala:

a.Terasa kaku dan nyeri setelah tidak digerakkan, misalnya terasa


setelah bangun tidur.

b.Adanya deformitas pada tulang dan sendi, antara lain: kehilangan


lapisan kartilago sendi, erosi tulang, subluksasio tulang-tulang di area
persendian, bengkak di area peradangan/inflamasi.

c.Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar rheumatoid antibody


(RA) serum, pada 75-80% penderita kadarnya tinggi.

Terapi:

Penatalaksanaan bergantung pada beratnya penyakit. Pemberian


kortikosteroid akan membantu mengurangi inflamasi.  

4.GOUT
Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya deposit
asam urat di serum darah. Adanya komponen ini membuat rasa sakit
pada area sendi. Area yang terkena umumnya di sendi
metatarsophalangs pada ibu jari.

Gout disebabkan karena penyebab primer atau sekunder. Penyebab


primer terkait dengan faktor usia. Penyebab sekunder antara lain
adanya penyakit leukemia, terapi obat-obatan seperti penggunaan
diuretik.

Adaya konsentrasi asam urat berlebihan dalam darah akan


menimbulkan tophy di lapisan kartilago dan membran synovial.

Tanda dan gejala:

a.Rasa sakit pad area sendi yang terkena, panas, tenderness,


kemerahan dan cyanotic, sampai mengalami proses eksudatif dan
mengeluarkan pus

b.Adanya defosit asam urat di jari tanga, tangan, knee, ulnar sides dari
forearms dan tendon achilles.

c.Pada tahap lanjut tampak deformitas dari tulang dan menyebabkan


disabilitas.

d.Pemeriksaan darah rheumatoid antibody (RA) akan membedakan


gout dari rheumatoid arthtitis.

Terapi:

a.Menurunkan kadar asam urat darah

b.Istirahat

c.Obat analgetik untuk mengatasi nyeri

d.Pemberian cholchisine (jenis alkaloid) untuk pencegahan secara


injeksi ke dalam sendi atau allupurinol
5. TUBERKULOSIS TULANG

Infeksi paru tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium


tuberculosis. Kuman ini dapat menginfeksi jaringan dan organ di luar
paru, seperti kelenjar, tulang dan selaput otak (meningen).

Kuman TB menginfeksi tulang belakang dan memakan dan


menghancurkan tulang belakang hingga keropos dan menghasilkan
pus yang memenuhi kompartemen tulang sehingga menekan ke
jaraingan sekitarnya.

Tanda  dan gejala:

 Rasa sakit pada daerah tulang yang terkena dan tidak kunjung
menghilang
 Ada fraktur pada tulang belakang
 Jika terdapat tekanan pada saraf maka ada keluhan kebas dan
kelemahan pada area persarafan yang terkena infeksi
 Tanda lainnya sesuai dengan penyakit tuberkulosis pada
umumnya: demam, berpeluh pada waktu malam, berat badan
menurun, dan nafsu makan menurun
6. SKOLIOSIS

Keadaan tulang belakang yang mengalami pergeseran ke sisi lateral,


umumnya tulang berotasi (a rotary deformity).
Skolisosis menyebabkan kelengkungan di area vertebra torakal,
lumbal dan torakolumbal. Jika kelengkungan ini cukup ekstrim maka
akan memberikan tekanan pada spinal cord, sehingga menimbulkan
gangguan persarafan menjadi paraparesis dan paraplegia.

Terapi:

 Koreksi secara konservatif: rehabilitasi medis, penggunaan braces


seperti korset
 Pembedahan
7. KIFOSIS

Kifosis ditandai dengan penambahan kelengkungan rongga dada


kearah anterior, atau dikenal sebagai roundback deformity.
Kemungkinan disebabkan oleh tuberkulosis vertebra, poliomyelitis,
spondilytis, kelainan kongenital atau adanya riwayat trauma.

Pemeriksaan penunjang: foto X-ray Thorax AP dan lateral

Terapi: konservatif dan pembedahan


8. FRAKTUR

Faktur dibedakan menjadi fraktur terbuka, tertutup, komplit,


inkomplit, dan communited.

1. Fraktur terbuka membuat patahan tulang tersembul ke permukaan


kulit, dan terpapar dengan udara luar. Beresiko terjadi infeksi
sekunder.
2. Faktur tertutup tidak kelihatan, patahan tulang terlindung dalam
balutan otot dan kulit yang tetap utuh.
3. Fraktur inkomplit contohnya fraktur greenstick dan biasanya
terjadi pada anak-anak.
4. Fraktur komplit mencakup patahan seluruh bagian tulang sehingga
terpisah antara bagian yang satu dengan lainnya. Biasanya akibat
trauma yang cukup kuat.
5. Fraktur  communited adalah fraktur yang menyebabkan patahan
menjadi lebih dari 2 bagian, seringklai dalam bentuk beberapa
fragmen kecil. Disebabkan oleh tauma kecelakaan mobil atau luka
tembak.
Terapi:

Pada fraktur akan dilakukan koreksi, dan dapat dilakukan melalui


pembedahan.

Beberapa pertimbangan untuk melakukan operasi untuk memfiksasi


dan memperbaiki tulang yang fraktur adalah:

 tipe dan posisi fraktur (beratnya fraktur, adanya dislokasi)


 kualitas tulang (apakah ada atrofi, osteoporosis, adanya riwayat
trauma sebelumnya, adanya dislokasi)
 stabilitas tulang
Fiksasi pada tulang dapat dilakukan dengan fiksasi internal atau
ekternal.

Kelainan dan gangguan sistem gerak pada tubuh manusia penting


diperhatikan agar dapat dipertahankan mobilitas gerak yang baik.

Anda mungkin juga menyukai