Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PODCAST

……… (DIISI JUDUL KASUSNYA)


DALAM PERKULIAHAN PATIENT SAFETY

KELOMPOK : ....
1. NAMA : ........ .NIM................................
2. NAMA : ........ .NIM................................

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG, 20…..
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan PODCAST
Dengan judul “… ..................................... ”

Disajikan sebagai salah satu tugas


Untuk melengkapi nilai Mata Kuliah “Patient Safety”

Mengetahui, Bandung, ............................


Ketua Kelompok ....... Sekretaris,

(...................................................) (...................................................)
NIM. NIM.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan PODCAST
tentang ................... ini dengan baik dan lancar, untuk melengkapi nilai Mata Kuliah ,
dan mengembangkan kemampuan menulis kami.
Penulis menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam
penyusunan laporan ini, namun pastilah ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami berharap kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan ini
dapat memberikan saran agar di kemudian hari kami dapat menyempurnakan laporan ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada :
1. Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH selaku Dosen yang memberikan tugas mata
kuliah …………………….. yang telah membimbing dalam penulisan Laporan
Resume SGD
2. Semua anggota kelompok …. semester … program studi .......... Tahun Akademik
......... yang telah bekerjasama dengan baik selama menyusun Resume SGD ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Resume SGD ini.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami, mendapat
imbalan yang berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala, amin.

Bandung, ....................................

Kelompok …
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah Kasus
2. Tujuan
3. Waktu Pelaksanaan
BAB II KASUS
BAB III PEMBAHASAN
1. Hasil Telaah Kasus
2. Penjelasan (dari kelompok)
BAB V PENUTUP
1. Simpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Link Podcast
2. Biodata Kelompok
KASUS 1
Seorang laki-laki berusia 68 tahun meninggal karena kanker dan mendapat
pengobatan yang salah akibat hasil pemeriksaannya tertukar dengan pasien lain. Sebelum
mendapat penanganan di rumah sakit, klien tersebut harus melakukan tes lab. Namun
hasil pemeriksaan itu, justru tertukar dengan pasien lain sehingga penyakitnya salah
didiagnosa.
Klien tersebut diketahui mengalami kanker terminal paru-paru. Seharusnya klien
perlu mendapatkan penanganan berupa kemoterapi, yang mungkin berpeluang besar
untuk menyelamatkan nyawanya. Sayangnya, ia justru mendapatkan pengobatan yang
salah. Menjelang kematiannya, barulah tim medis menyadari bahwa ia menderita kanker
paru-paru. Klien sempat mendapatkan kemoterapi namun hal itu sudah terlambat.
Insiden pada klien tersebut kemudian dibawa sampai ke pengadilan untuk
mengusut tuntas akar permasalahannya. Seorang tim medis, dr. X, dipanggil untuk
menjadi saksi atas kesalahan tersebut. Sebagai dokter kanker, dr. X menjelaskan bahwa
diagnosis klien tersebut baru diketahui beberapa bulan sebelum kematiannya, setelah ia
mendapatkan pengobatan yang salah. Selain itu, gara-gara pengobatan yang tidak tepat,
klien juga menderita efek samping seperti ruam kemerahan yang berbau serta sakit mulut.
Sebelum masuk rumah sakit, klien mengalami konstipasi yang parah dan dilarikan
ke rumah sakit X. Namun setelah pengobatan berjalan, dr. X kemudian diberitahu lewat
email bahwa hasil tes lab klien tersebut tertukar dengan pasien lain. Kondisi tersebut
membuat dr. X turun tangan dan mengambil langkah untuk menghentikan pengobatan.
Pada saat itu, keadaan klien sudah tak lagi bisa mendapat pengobatan yang tepat
untuknya.
Akan tetapi, tim dokter masih berupaya untuk melakukan kemoterapi terhadap
penyakit kanker yang diderita oleh klien, walaupun kondisi sudah sangat lemah.
Kondisinya yang terus menerus menurun membuat ia dilarikan ke rumah sakit Y, sampai
akhirnya ia meninggal di sana.
Setelah tahu bahwa data klien tertukar dengan pasien lain, investigasi diadakan.
Kesalahan ini kemudian dikiriman ke rumah sakit X, untuk bertanggung jawab atas kasus
tersebut. Pihak rumah sakit kemudian mengucapkan permohonan maaf kepada keluarga
klien atas kesalahan tersebut. Mereka juga berkomitmen untuk mencegah kesalahan yang
sama supaya tak terulang kembali di rumah sakit mereka.
KASUS 2

Seorang pasien, laki-laki usia 50 tahun, datang ke puskesmas untuk memeriksakan


benjolan di kaki, pada betis kiri. Saat itu, dokter mendiagnosa pasien mengalami kista
aterom dengan diameter 4.5 cm. Dokter menganjurkan untuk dilakukan ekstirpasi kista
dengan bedah minor. Dokter meminta pasien memasuki ruangan tindakan. Kemudian
dokter melakukan tindakan aseptic antiseptic dengan menggunakan alcohol 70 % (betadin
habis). Dilakukan insisi menggunakan scapel yang sudah ada di tangkainya. Sebelumnya,
dokter sudah memberikan anestesi local dengan menggunakan lidocain 2 cc.
Saat melakukan tindakan, dokter menggunakan sarung tangan non steril (sarung
tangan untuk pemeriksaan). Setelah ekstirpasi, luka pasien dijahit dan kemudian ditutup
kasa dan diberi salep oksitetrasiklin. Pasien kemudian diberikan obat minum yaitu
amoxicillin 500 mg 3x sehari, dan asam mefenamat 500mg 3x sehari. Di apotek,
amoxicillin habis sehingga petugas memberikan sulfadiazine pada pasien.
Keesokan harinya, pasien datang kembali dengan keluhan bengkak pada bekas
operasi. Kemudian dokter menjelaskan bahwa bengkak tersebut wajar karena sedang
terjadi reaksi inflamasi. Pasien kemudian pulang. Hari ke-7 setelah operasi (janji untuk
pembukaan jahitan luka), luka pasien mengalami infeksi dan bernanah. Dokter melakukan
hecting up dan perawatan luka (permbersihan pus). Kemudian pasien diberi obat minum
cefotaxim tab 2x sehari untuk 5 hari. Tetapi keesokan harinya, pasien datang lagi dengan
kulit melepuh. Dokter mendiagnosa sebagai Steven Johnson Syndrome dan akhirnya
pasien dirujuk.
FORMAT PENILAIAN TUGAS MAKALAH

TANGGAL :
MATA AJARAN : _
JUDUL : _

NAMA MAHASISWA
ASPEK YANG DINILAI

1 Kejelasan isi makalah


2 Penggunaan tata bahasa yang tepat
3 Ketepatan dalam pemberian penjelasan
4 Kemampuan kelompok menelaah jurnal
5 Metode atau media dalam penulisan
makalah
6 Peran serta anggota kelompok
7 Kelengkapan penggunaan daftar pustaka
8 Ketepatan dalam pengumpulan tugas
Keterangan :
Nilai = Jumlah nilai X 100
32

Nilai 4 = sangat baik sekali Penilai


3,5 = baik sekali
3 = baik
2,5 = cukup baik
2 = cukup
1 = kurang ( )
Kriteria penilaian :

Nilai Nilai Absolut


Lambang
A 80 – 100
A- 76 – 79,9
B+ 72 – 75,9
B 68 – 71,9
B- 64 – 67,9
C+ 60 – 63,9
C 56 – 59,9
D 45 – 55,9
E < 45

Anda mungkin juga menyukai