DISUSUN :
1. RIKI RIKARDO : 2106211114
3. M. ARYA : 2106211003
i
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nantinantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan hasil Survey Warung Pecel Lele Anjasmoro tentang penghasilan
omset 3 Juta dalam Sehari.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing kami yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….……3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………………….3
D. Factor kendala yang dihadapi…………………………………….…………...…4
E. Landasan Teori………………………………………...………….…………..…4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………..…………………………12
B. Saran ……………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSATAKA…………………………………..……………………13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha warung pecel lele merupakan salah satu satu usaha industri kecil yang
bergerak di bidang pengolahan makanan cepat saji. Usaha ini juga merupakan
makanan yang sangat popular bagi masyarakat Indonesia. Usaha warung pecel lele
ini telah ada sejak lama dan berkembang di daerah pedesaan maupun perkotaan pada
beberapa provinsi di Indonesia salah satunya yaitu di Sumatera Selatan. Sekarang ini
banyak terdapat usaha warung pecel lele di daerah-daerah Sumatera Selatan salah
satunya adalah di Kota Palembang. Industri kecil ini mampu memberikan tambahan
pendapatan bagi penduduk sekitar dan juga dapat menampung penduduk yang
menganggur dengan menyediakan lapangan pekerjaan pada industri tersebut. Dalam
satu warung memiliki atau menggunakan dua atau tiga orang tenaga kerja terkadang
bisa lebih.
Pecel lele adalah jenis makanan yang lazim ditemukan pada masakan Indonesia.
Pecel lele umumnya adalah nasi dengan lauk ikan lele , akan tetapi, terkadang ada
juga setiap penjual menyediakan menu selain ikan lele.
Kondisi persaingan pasar saat ini memang semakin ketat, persaingan terjadi pada
semua jenis usaha termasuk persaingan di usaha warung pecel lele. Setiap
perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang.
Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan
adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap pelanggan-
pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan
menjadi pelanggan perusahaan lain.
1
Sebelum memikirkan berapa keuntungan nyata yang dapat diperoleh dan cara
mendapatkannya melalui kegiatan usaha warung pecel lele tersebut, perlu dipahami
dan dikaji secara lengkap mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan usaha warung pecel lele. Hal ini penting untuk dihayati terlebih dahulu,
sebab banyak orang yang beranggapan bahwa hanya karena kurang uang atau modal,
maka harapan untuk memperoleh keuntungan menjadi terhambat. Sukses tidaknya
suatu kegiatan usaha pada dasarnya tidak tergantung pada besarkecilnya ukuran
usaha, tetapi lebih dipengaruhi oleh bagaimana mengelolanya.
Masa-masa kritis yang harus dilalui perusahaan dalam hidupnya adalah selama lima
tahun pertama sejak didirikan. Ternyata banyak usaha warung pecel lele gagal
melewati usia dua tahun pertamanya. Tidak sedikit pula usaha pecel lele yang maju
selagi kecil, namun kemudian jatuh setelah besar. Di samping itu, banyak pula usaha
warung pecel lele yang cukup sukses ketika masih dikelola pendirinya. Dalam hal
ini, pengetahuan penyebab kegagalan tersebut berguna segali sebagai bahan
pelajaran yang dapat membantu untuk menentukan pilihan dan cara-cara
mengurusnya.
Kesuksesan suatu bisnis usaha tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.
Pelaku bisnis harus mampu menciptakan ide–ide baru agar dapat memberikan nilai
lebih (value) kepada konsumen. Selain itu pelaku bisnis juga harus mampu untuk
melihat peluang bisnis yang berkembang.
Dengan demikian, dari latar belakang tersebut maka kami tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Dari
banyaknya usaha warung pecel lele di Kota Palembang tersebut, peneliti akan
membuat laporan survey kuliner pecel lele dengan judul “Survey Usaha pecel lele
Anjasmoro tentang penghasilan omset 3 juta dalam sehari”.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas maka
rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja bahan-bahan yang diperlukan dalam usaha pecel lele Anjasmoro?
2. berapa modal yang diperlukan dalam sehari usaha pecel lele anjasmoro ?
3. Bagaimana cita rasa dan kualitas pelayanan pada pecel lele Anjasmoro?
4. Bagaimana cara mendapatkan omset 3 juta dalam sehari usaha pecel lele
anjasmoro?
5. Apa saja rahasia sukses dalam membuka usaha pecel lele Anjasmoro?
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bahan yang diperlukan dalam usaha pecel lele Anjasmoro
2. Untuk mengetahui modal yang diperlukan dalam sehari usaha pecel lele
Anjasmoro
3. Untuk mengetahui cita rasa dan kualitas pelayanan pada pecel lele Anjasmoro
4. Untuk mengetahui cara mendapatkan omset 3 juta dalam sehari usaha pecel lele
Anjasmoro
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi kami Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kami melalui pengalaman yang diperoleh selama melakukan
penelitian di bidang pemasaran khususnya mengenai cara pemasaran sebuah usaha.
2. Bagi Perusahaan dapat dijadikan sebagai pedoman atau masukkan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan mengenai pelayanan apa saja yang perlu
ditingkatkan dan diperbaiki lagi sehingga dapat membantu perusahaan dalam
3
menganalisis dan menentukan langkah-langkah apa yang akan dilakukan dalam hal
meningkatkan kualitas pelayanan yang dapat bermanfaat di masa yang akan
datang. Hal ini dapat berguna bagi perusahaan agar dapat memberikan pelayanan
yang baik agar para konsumen merasa sangat puas akan pelayanan yang
diterimanya.
Pada saat kami ingin menuju ke lokasi usaha warung pecel lele anjasmoro tersebut,
salah satu factor kendala yang kami hadapi adalah jalan menuju ketempat lokasi
masih belum bagus dan susah untuk dicari.
E. Landasan Teori
Omset penjualan
a) Variabel bebas (independent variable) atau X, adalah tipe variabel yang secara
langsung mempengaruhi pada variabel terikat, atau tidak tergantung pada
variabel yang lain.
5
Untuk lebih jelasnya disini akan dijelaskan secara definitif tentang variabel bebas
(CSPM) dan variabel terikat (omzet penjualan) serta indikator-indikator
penyusunnya. Definisi biaya alat atau media promosi yang berkelanjutan (CSPM)
adalah suatu bentuk pengorbanan yang berwujud biaya yang dikeluarkan oleh
prusahaan untuk mempengaruhi calon konsumen atau langganan untuk
melakukan pembelian secara berulang dengan menggunakan alat atau media
promosi penjualan yang sudah baku. Sedangkan omzet penjualan adalah besarnya
jumlah (dalam unit) atau nilai (dalam rupiah) barang yang terbeli oleh konsumen
atau pelangganan, atau yang terjual oleh Perusahaan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Pecel lele merupakan usaha kuliner yang sangat digemari oleh masyarakat baik
dewasa maupun anak-anak. Bukan hanya rasanya yang nikmat harganya juga
terjangkau bagi kalangan atas,
menengah, maupun kebawah.
Salah satu usaha pecel lele yang dikenal dan sangat digemari oleh masyarakat yaitu
pecel lele Anjasmoro. Pecel lele anjasmoro ini merupakan bisnis/perusahaan keluarga
yang dikelola
oleh keluarga Pak Lahudin dan Ibu Tini. Pecel lele Anjasmoro ini berdiri sejak tahun
1996 yang beralamatkan di Jl.Puncak sekuning, lorong karya tunggal RT 21/RW 06.
Pak Lahudin dan Ibu Tini merupakan orang asli Jawa yang merantau ke tanah
Sumatera Selatan tepatnya di kota Palembang untuk mengadu nasib.
Pecel lele Anjasmoro ini berawal dari pemilik usaha yaitu Pak Lahudin dan Ibu Tini
yang sempat bingung saat awal-awal merantau di kota Palembang untuk
mendapatkan penghasilan. Kemudian mendapatkan sebuah ide untuk membangun
usaha pecel lele karena melihat usaha pecel lele yang ada di kota Palembang masih
sedikit dan memeiliki potensi peluang yang besar. Pada masa awal merintis usaha
pecel lele anjasmoro ini hanya menyediakan menu lauk berupa ikan lele saja
kemudian berkembang pesat sampai saat ini dan memiliki beberapa varian tambahan
seperti ikan nila,bebek,telur dan masih banyak lagi.jam operasional Pecel lele
anjasmoro ini antara pukul 12.00 Wib – 01.00 Wib.
Dinamakan dengan pecel lele “Anjasmoro” karena diambil dari nama anak sulungnya
Pak Lahudin dan Ibu Tini yaitu Anjasmoro. Pak Lahudin dan Ibu Tini berharap
dengan pengambilan dari nama anaknya tersebut kelak usaha pecel lele nya lebih
dikenal oleh kalangan masyarakat.
7
B. Bahan baku usaha pecel lele anjasmoro
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan narasumber atau pemilik usaha warung pecel
lele anjasmoro, berikut bahan-bahan baku pecel lele anjasmoro yang berhasil kami
rangkup;
8
Bawang merah 2 kg Rp. 40.000
bawang putih 1 kg Rp. 20.000
Tomat 10 kg Rp. 80.000
2. Teknik pemasaran
Pada saat baru membuka usaha pecel lele anjasmoro ini, menurut narasumber
kala itu masih banyak yang belum tahu tempat usaha tersebut. namun, berkat
9
selalu konsisten dalam berwirausaha akhirnya warung pecel lele anjasmoro
dikenali oleh banyak orang melalui mulut ke mulut dari beberapa pelanggan yang
sudah makan disana. Dan dengan kemajuan zaman yang begitu pesat saat ini
usaha warung pecel lele anjasmoro dapat lebih mudah dalam mempromosikan
produk jualannya melalui media online seperti GO FOOD, GRAB FOOD,
SHOPEE FOOD dan lain sebagainya.
E. Metodologi penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting.
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan
penelitian, maka mustahil peneliti dapat menghasilkan temuan, apabila tidak
memperoleh data. Menurut Sugiono (2013) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2016: 225) yang terdiri dari wawancara, observasi,
dokumentasi
A. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan teknik wawancara. Wawancara dilakukan dengan sifat
terbuka antara pengelola usaha Pecel Lele Anjasmoro dengan wawancara,
kami telah mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan kami tanyakan
kepada pemilik usaha Pecel Lele Anjasmoro. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan sebenarnya dan apa yang telah kami ketahui dan apa yang telah
dijelaskan pemilik usaha.
B. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan secara
langsung dan ikut terjun langsung pada objek yang menjadi laporan di Pecel
Lele Anjasmoro.
10
C. Catatan Lapangan
Dalam observasi catatan lapangan yaitu berupa hasil wawancara antara
penulis dengan pemilik usaha keai seputar berdirinya usaha dan manajemen
usahanya.
D. Dokumentasi
Definisi dokumen yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam hal ini
dokumentasi diperlukan sebagai pelengkap atau penunjang informasi dalam
penelitian (Sugiyono 2013). Dalam penelitian ini data sekunder atau
dokumen yang digunakan berupa gambar varian menu serta foto kami
bersama pemilik usaha pecel lele anjasmoro.
LAMPIRAN Gambar : foto bareng dengan pemilik warung pecel lele Anjasmoro
Gambar 3 : contoh varian menu di warung pecel lele Anjasmoro dan masih banyak lagi
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami tarik dari hasil penelitian kami dengan usaha pecel
lele Anjasmoro adalah sebagai berikut ;
1. Bahan bakunya sudah sangat efisien dalam usaha pecel lele Anjasmoro
2. Modal yang diperlukan dalam sehari usaha pecel lele anjasmoro sudah sangat
efisien dan terjangkau jika untuk ditiru.
3. Kualitas rasa dan pelayanannya sudah sangat baik.
4. Dengan selalu konsisten dalam berwirausaha dan memeiliki pelayanan yang
baik pecel lele Anjasmoro mampu mempertahankan eksistensinya sampai
saat ini sehingga pelanggan tetap maupun pelanggan baru terus berdatangan
setiap harinya.jadi, wajar saja jika usaha pecel lele anjasmoro mampu
menghasilkan omset 3 juta dalam sehari.
5. Dari hasil wawancara kami kepada pemilik usaha pecel lele anjasmoro
memberikan kami banyak sekali ilmu dan pengalaman baru. Yang kami kami
petik,”terkadang banyaknya pelanggan yang datang bukan karena cita rasa
makanannya saja tapi dengan pelayanan yg baik dan ramah sehingga
memebuat pelanggannya nyaman saat berada disana.”
B. SARAN
Dari pengamatan kami saat berada di warung pecel lele anjasmoro tersebut tidak
banyak yang ingin kami kasih saran, hanya saja dilihat dari kaca mata kami
alasan kenapa anak muda masih sedikit mau makan disana karena tempatnya
yang masih belum menarik perhatian anak muda. Seharusnya bisa dibuat tempat
yang menarik seperti adanya tempat yang bagus untuk foto-foto yang anak
mudah sangat digemari. Semoga kedepannya usaha pecel lele Anjasmoro dapat
terus berkembang dan jauh lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anggi Putri,2021.”usahapecellele,potensibisnismenggiurkanmodalkecil”.URL :
https://www.pinhome.id/blog/usaha-pecel-lele-laris/ diunduh pada senin 24
oktober 2022.
13