Anda di halaman 1dari 18

Sintaks Model Discovery Learning

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning)


adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Proses Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan


proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,


penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process.

Langkah kerja (sintak) model Discovery Learning dalam pembelajaran


penyingkapan/ penemuan adalah sebagai berikut:

1) Pemberian rangsangan (stimulation);

2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);

3) Pengumpulan data (data collection);

4) Pengolahan data (data processing);.

5) Pembuktian (verification); dan

6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).

Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran discovery


learning yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

AKTIVITAS
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU
PESERTA DIDIK

Pemberianrangsangan Guru memulai ● Peserta


kegiatan didik
(Stimulation) pembelajaran dihadapkan
dengan mengajukan pada
pertanyaan, anjuran sesuatu
membaca buku, dan yang
aktivitas belajar enimbulkan
lainnya yang kebingunga
mengarah pada nnya,
persiapan kemudian
pemecahan dilanjutkan
masalah. untuk tidak
memberi
generalisasi
, agar
timbul
keinginan
untuk
menyelidiki
sendiri.
● Stimulasi
pada fase
ini
berfungsi
untuk
menyediak
an kondisi
interaksi
belajar
yang dapat
mengemba
ngkan dan
membantu
peserta
didik dalam
mengekspl
orasi
bahan.

Pernyataan/Identifikasi Guru memberi Permasalahan yang


masalah kesempatankepada dipilih itu
peserta didik untuk selanjutnya harus
mengidentifikasi dirumuskan dalam
(Problem Statement) sebanyak mungkin bentuk pertanyaan,
agenda-agenda atau hipotesis, yakni
pernyataan sebagai
masalah yang jawaban sementara
relevan dengan atas pertanyaan
bahan pelajaran, yang diajukan.
kemudian salah
satunya dipilih dan
dirumuskan dalam
bentuk

hipotesis (jawaban
sementara atas
pertanyaan
masalah).

Pengumpulan data Ketika eksplorasi Tahap ini berfungsi


berlangsungguru untuk menjawab
(Data Collection) juga memberi pertanyaan atau
kesempatan kepada membuktikan benar
para peserta didik tidaknyahipotesis.
untuk
mengumpulkan Dengan demikian
informasi yang peserta didik diberi
relevan sebanyak- kesempatan untuk
banyaknya untuk mengumpulkan
membuktikan benar (collection)
atau tidaknya
hipotesis.
berbagai informasi
yang relevan,
membaca literatur,
mengamati objek,
wawancara dengan
nara sumber,
melakukan uji coba
sendiri dan
sebagainya.

Pengolahan data Guru melakukan Pengolahan data


(DataProcessing) bimbingan pada merupakan kegiatan
saat peserta didik mengolah data dan
melakukan informasi baik
pengolahan data. melalui wawancara,
observasi, dan
sebagainya, lalu
ditafsirkan.Semua
informasi hasil
bacaan,
wawancara,
observasi, dan
sebagainya,
semuanya diolah,
diacak,
diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan
bila perlu dihitung
dengan cara
tertentu serta
ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan
tertentu.

Pembuktian Verifikasi bertujuan Peserta didik


agarproses belajar melakukan
akan berjalan pemeriksaan secara
(Verification) dengan baik dan cermat untuk
kreatif jika guru membuktikan benar
memberikan atau tidaknya
kesempatan kepada hipotesis yang
peserta didik untuk ditetapkan
menemukan suatu tadidengan temuan
konsep, teori, aturan alternatif,
atau pemahaman dihubungkan
melalui contoh- dengan hasil
contoh yang ia pengolahan data.
jumpai dalam
kehidupannya.

Menarik Proses menarik Berdasarkan hasil


simpulan/generalisasi sebuahkesimpulan verifikasi maka
yang dapat dijadikan dirumuskan prinsip-
(Generalization) prinsip umum dan prinsip yang
berlaku untuk mendasari
semua kejadian atau generalisasi.
masalah yang sama,
dengan
memperhatikan hasil
verifikasi.

Baca: Cara Menentukan IPK Kunci, Pendukung dan Pengayaan

Demikianlah Sintaks Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran,


semoga bermanfaat.

Langkah-Langkah model Project Based Learning (PBjL)


dalam Proses Pembelajaran.
Model Project-based Learning (PJBL)adalah model pembelajaran yang
melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah.

Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan


batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk. untuk
selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.

Karakteristik yang tercakup dalam Project Based Learning (PJBL) antara


lain:

a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap


perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;
b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan
dihasilkan;

c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan


masyarakat;

d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan

e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan


gagasan.

Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning


(PJBL)
Berdasarkan karakteristik tersebut, langkah-langkah pembelajaran Project
Based Learning (PJBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai
berikut:

AKTIVITAS PESERTA
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU
DIDIK

Pertanyaan Mendasar Guru menyampaikan Mengajukan pertanyaan


topik mendasar apa yang
danmengajukan harus dilakukan peserta
pertanyaan didik terhadap topik/
bagaimana cara pemecahan masalah.
memecahkan
masalah.

Mendesain Guru memastikan Peserta didik berdiskusi


Perencanaan Produk setiap peserta didik menyusun rencana
dalam kelompok pembuatan proyek
memilih dan pemecahan masalah
mengetahui meliputi pembagian
prosedur pembuatan tugas, persiapan alat,
proyek/produk yang bahan, media, sumber
akan dihasilkan. yang dibutuhkan.
Menyusun Jadwal Guru dan peserta Peserta didik menyusun
Pembuatan didik membuat jadwal penyelesaian
kesepakatan tentang proyek dengan
jadwal pembuatan memperhatikan batas
proyek (tahapan- waktuyang telah
tahapan dan ditentukan bersama.
pengumpulan).

Memonitor Keaktifan Guru memantau Peserta didik melakukan


dan Perkembangan keaktifanpeserta pembuatan proyek
Proyek didik selama sesuai jadwal, mencatat
melaksanakan setiap tahapan,
proyek, memantau mendiskusikan masalah
realisasi yang muncul
perkembangan dan selamapenyelesaian
membimbing jika proyek dengan guru.
mengalami
kesulitan.

Menguji Hasil Guru berdiskusi Membahas kelayakan


tentang prototipe proyek yang telah dibuat
proyek, memantau dan membuat laporan
keterlibatan peserta produk/ karya untuk
didik, mengukur dipaparkan kepada orang
ketercapaian lain.
standar.

Evaluasi Pengalaman Guru membimbing Setiap peserta didik


Belajar proses pemaparan memaparkan laporan,
proyek, menanggapi peserta didik yang lain
hasil, selanjutnya memberikan tanggapan,
guru dan peserta dan bersama guru
didik merefleksi/ menyimpulkan hasil
kesimpulan. proyek.
Penerapan Project-based Learning (PjBL) dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat
kontekstual dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;

b. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu
peserta didik menghasilkan satu proyek);

c. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4


pertemuan);

d. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan


proyek bermuara pada peningkatan hasil belajar;

e. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek


diusahakan tersedia di lingkungan sekitar. dan diarahkan memanfaatkan
bahan bekas/sampah yang tidak terpakai agar menjadi bernilai guna; dan

f. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan,


menemukan, dan menyampaikan produknya kepada orang lain.

Dalam penerapan model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, seorang


guru hendaknya memahami cara menentukan model pembelajaran yang akan
digunakan.

Adapun tahapan penentuan model pembelajaran sebagai berikut:

1. Memahami sintaks tiap model pembelajaran;

2. Menganalisis konten/ materi pembelajaran;

3. Memahami konteks peserta didik;

Jika peseta didik belum siap, perlu dibangun jembatan penghubung antara
proses LOTS menuju HOTS. yaitu membangun skema pengetahuan awal
dengan pengetahuan baru.

4. Mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses


berpikir tingkat tinggi dengan menciptakan dilema. kebingungan, tantangan,
dan ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta
didik;
5. Menentukan keterampilan yang akan digunakan untuk menghadapai situasi
nyata tersebut;

6. Mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran;

7. Menentukan luaran (output) yang akan dihasilkan; dan

8. Menganalisis situasi, keterampilan, dan luaran dengan sintak model


pembelajaran untuk menentukan model yang relevan.

Langkah-Langkah Problem Based Learning [PBL] dalam


Proses Pembelajaran
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara
individu maupun kelompok. serta lingkungan nyata untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.

Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan


konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata. pengintegrasian konsep
Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan
belajar diri sendiri, dan keterampilan.

Karakteristik yang tercakup dalam Problem Based Learning (PBL) antara


lain:

(1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;

(2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang
disajikan secara mengambang (ill-structured);

(3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);

(4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan


pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru;

(5) sangat mengutamakan belajar mandiri;


(6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu
sumber saja, dan

(7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan


kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan
masalah.

Pada Problem Based Learning (PBL), guru berperan sebagai guide on the
side dari pada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan
belajar pada tahap awal pembelajaran.

Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum
berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.

Sintaks atau Langkah kerja Model Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran mengikuti tahapan sebagai berikut:

1) Orientasi peserta didik pada masalah;

2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;

3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Baca Juga: Langkah-Langkah Model Discovery Learning dalam Proses


Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning


(PBL)
Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah dalam pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA


DIDIK
Orientasi peserta Guru Kelompok mengamati dan
didik pada masalah menyampaikan memahami masalah yang
masalah yang akan disampaikan guru atau yang
dipecahkan secara diperoleh dari bahan bacaan
kelompok. yang disarankan.

Masalah yang
diangkat
hendaknya
kontekstual.
Masalah bisa
ditemukan sendiri
oleh peserta didik
melalui bahan
bacaan atau
lembar kegiatan.

Mengorganisasikan Guru memastikan Peserta didik berdiskusi dan


peserta didik untuk setiap anggota membagi tugas untuk
belajar. memahami tugas mencari data/ bahan-bahan/
masing-masing. alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.

Membimbing Guru memantau Peserta didik melakukan


penyelidikan individu keterlibatan penyelidikan (mencari data/
maupun kelompok. peserta didik dalam referensi/ sumber) untuk
pengumpulan data/ bahan diskusi kelompok.
bahan selama
proses
penyelidikan.

Mengembangkan dan Guru memantau Kelompok melakukan


menyajikan hasil diskusi dan diskusi untuk menghasil-kan
karya. membimbing solusi pemecahan masalah
pembuatan laporan dan hasilnya
sehingga karya dipresentasikan/disajikan
setiap kelompok dalam bentuk karya.
siap untuk
dipresentasikan.

Menganalisis dan Guru membimbing Setiap kelompok melakukan


mengevaluasi proses presentasi dan presentasi, kelompok yang
pemecahan masalah. mendorong lain memberikan apresiasi.
kelompok Kegiatan dilanjutkan dengan
memberikan merangkum/ membuat
penghargaan serta kesimpulan sesuai dengan
masukan kepada masukan yang diperoleh
kelompok lain. dari kelompok lain.
Guru bersama
peserta didik
menyimpulkan
materi.

Kelebihan model Problem Based Learning (PBL) antara


lain:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik;

b. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik;

c. Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi


dan mendalam;

d. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah;

e. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika


memecahkan masalah;

f. Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang


memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;

g. Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;


h. Mengintegrasikan teori dan praktik yang memungkinkan peserta didik
menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;

i. Memotivasi pembelajaran;

j. Peserta didik memperoleh keterampilan mengelola waktu; dan

k. Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.

Baca: Sintaks Sintak model Discovery Learning dalam Pembelajaran

Demikianlah Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) dalam


Pembelajaran, semoga bermanfaat.

Sintaks Metode Inquiry

Metode memiliki peran yang sangat strategis dalam mengajar. Metode


berperan sebagai rambu-rambu atau “bagaimana memproses” pembelajaran
sehingga dapat berjalan baik dan sistematis.

Bahkan dapat dikatakan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa


suatu metode.

Karena itu, setiap guru dituntut menguasai berbagai metode dalam rangka
memproses pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan
pembelajaran yang ditargetkan.

Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik,


yaitu pelaksanakan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk
mencapai tujuan.

Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara umum, metode diartikan sebagai
suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

Oleh karena itu, salah satu masalah yang sangat memerlukan perhatian
dalam kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran (learning
method).

Pada awalnya metode ini kurang mendapatkan perhatian, karena orang


berpandangan bahwa pembelajaran itu merupakan suatu kegiatan yang
sifatnya praktis.
Jadi tidak diperlukan pengetahuan (teori) yang ada sangkut pautnya dengan
pembelajaran.

Orang merasa sudah mampu mengajar dan menjadi Guru atau fasilitator
kalau sudah menguasai materi yang akan disampaikan.

Jadi metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan
menkhususkan aktivitas di mana guru dan peserta didik terlibat selama
proses pembelajaran berlangsung.

Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik


pembelajaran.

Secara utuh bila dirangkai dari filosofinya rangkaian itu adalah dari
pendekatan, model, stategi, metode, dan teknik pembelajaran.

Metode bukan merupakan tujuan, melainkan cara untuk mencapai tujuan


sebaik-baiknya. Untuk itu tidak mungkin membicarakan metode tanpa
mengetahui tujuan yang hendak dicapai.

Jadi berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai bergantung pada penggunaan
metode yang tepat.

Hal tersebut mengingatkan kita bahwa sebenarnya tidak ada metode


mengajar yang paling baik atau buruk.

Yang ada adalah guru yang cakap dengan tidak cakap dalam memilih dan
mempergunakan metode dalam pembelajaran.

Pada kesempatan ini admin bagikan Sintaks Metode Inquiry.

Metode Inquiry

Pembelajaran berdasarkan inquiry merupakan seni penciptaan situasi-situasi


sedemikian rupa sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuwan.

Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan


secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar,

keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar,


mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan
dalam proses inkuiri.

Ciri utama Metode Inquiry, yaitu:

a. Metode Inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk


mencari dan menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa
sebagai subjek belajar.

Dalam prosespembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima


pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, akan tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan


menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang
sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat
percaya diri.

Dalam metode pembelajaran inquiry, guru bukan sebagai sumber belajar


tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah


mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.

Sintaks atau Langkah-langkah Metode Inquiry

Secara umum proses pembelajaran metode pembelajaran inquiry dapat


mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini
adalah:

1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa.
2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta
tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah
sampai dengan merumuskan kesimpulan.

3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu


persoalan yang mengandung teka-teki.

Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk


memecahkan teka-teki itu.

Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong
untuk mencari jawaban yang tepat.

Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran


inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai

upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

c. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.


Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan


kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak

adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong


siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang
dikaji.

d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat


dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berpikirnya.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai


dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

dalam hal ini menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan


berpikir rasional.

Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan


argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang


diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu


menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Group Investigation

Kelebihan Kekurangan
a. Metode inquiry merupakan a. Digunakan sebagai strategi
metode pembelajaran yang pembelajaran,maka akan sulit
menekankan kepada mengontrol kegiatan dan
pengembangan aspek kognitif keberhasilan siswa.
kognitif, afektif dan psikomotor
secara seimbang,sehingga b. Strategi ini sulit dalam
pembelajaran melalui strategi ini merencanakan pembelajaran oleh
dianggap lebih bermakna. karena terbentur dalam kebiasaan
siswa dalam belajar.
b. Dapat memberikan ruang
kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka. c. Kadang kadang dalam
implementasimnya, memerlukan
waktu
c. Merupakan strategi yang
dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi modern yang panjang sehingga sering guru
yang menganggap belajar adalah sulit menyesuaikannya dengan
proses perubahan. waktu yang telah ditentukan.

d. Dapat melayani kebutuhan siswa d. Selama ketentuan keberhasilan


yang memiliki kemampuan diatas belajar ditentukan oleh kemampuan
rata-rata. Artinya siswa yang siswa menguasai materi
memiliki kemampuan belajar bagus pelajaran,maka pembelajaran inquiri
tidak akan terhambat oleh siswa akan sulit diimplementasikan oleh
yang lemah dalam belajar. setiap guru.

BACA JUGA:

Anda mungkin juga menyukai