Anda di halaman 1dari 2

TEKNIK ANESTESI INFILTRASI

No. Dokumen : SOP/32a/UKP-


VII/02/2018
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 19/02/2018
Halaman :

PUSKESMAS I Made Kuat, SKM,MM


SARITANI NIP. 19661221 198903 1 00 4

1. Pengertian Teknik Anestesi infiltrasi adalah Suatu tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan rasa sakit pada suatu daerah tertentu karena pemberian
anestesi pada pusat saraf tertentu.
2. Tujuan Sebagai acuan dokter gigi dalam penerapan langkah-langkah untuk
melakukan prosedur anestesi gigi agar pasien mendapatkan pelayanan yang
optimal
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Saritani Nomor /I/TAHUN 2018 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Saritani
4. Referensi panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Gigi ( Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia ) Nomor HK.02.02/MENKES/62/2015
5. Prosedur/ a. Petugas menerima Rekam medis pasien dari petugas meja pemeriksaan
Langkah - umum
langkah b. Petugas di meja pemeriksaan umum mempersilahkan pasien masuk ke
ruang pelayanan
c. Petugas menerima pasien dengan salam, senyum, sapa.
d. Petugas mempersilahkan pasien duduk di kursi terlebih dahulu,
kemudian melakukan prosedur identifikasi pasien
e. Petugas melakukan anamnesa, meliputi menanyakan keluhan utama
dan keluhan tambahan pasien, serta menanyakan riwayat
medis/penyakit sistemik pasien.
f. Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di dental unit
g. Petugas mempersiapkan alat diagnostic di atas meja instrument DU,
kemudian mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
h. Petugas menggunakan APD, berupa Masker dan handscoen
i. Petugas mempersilahkan pasien untuk berkumur terlebih dahulu
kemudian petugas melakukan pemeriksaan Ekstra Oral dan Intra Oral
j. Petugas menentukan diagnosa dan tindak lanjut terapi/tindakan
k. Petugas menjelaskan ke pasien bahwa giginya akan dianestesi sebelum
dilakukan tindakan pencabutan.
l. Petugas melakukan persetujuan tindakan secara lisan / tertulis (bila
perlu)
m. Petugas menginstruksikan pasien untuk berkumur, kemudian

1/3
melakukan desinfeksi ke daerah yang akan dianestesi dengan
menggunakan betadine/povidone iodine.
n. Petugas melakukan anestesi infiltrasi bukal/labial/lingual/palatal
dengan cara menarik bibir/pipi pasien, kemudian injeksi pada daerah
mukobukalfold (batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak)
setinggi apeks gigi yang akan dianestesi dengan bevel menghadap
tulang sampai menyentuh tulang, selanjutnya lakukan aspirasi. Jika
negatif, deponir cairan anestesi sebanyak 0,5 ml. Jika aspirasi positif,
keluarkan kembali jarum lalu bersihkan ujung jarum/ganti cairan
anestesi, selanjutnya lakukan anaestesi kembali.
o. Petugas mengeluarkan jarum dari rongga mulut kemudian ditutup
kembali.
p. Petugas melakukan massage pada daerah yang telah dianastesi.
q. Setelah dilakukan anestesi, tunggu sampai 5 menit, kemudian petugas
menanyakan apa yang dirasakan pasien serta melakukan monitoring
status fisiologis pasien.
Jika pasien sudah merasa kebas dan keadaan fisiologis pasien baik,
maka dapat dilanjutkan dengan tindakan pencabutan gigi.
r. Petugas mencatat semua hasil pemeriksaan, rencana terapi/tindakan
penyuluhan/pendidikan dan paraf pada rekam medis dan buku register
rawat jalan
6. Diagram
Alir

7. Unit R/ Kesehatan gigi dan mulut


Terkait

2/3

Anda mungkin juga menyukai