Anda di halaman 1dari 12

 

pH METER dan KONDUKTOMETER 

I.  PENDAHULUAN
Teknik analisis elektrokimia merupakan salah satu tulang punggung
analisis instrumental, disamping teknik analisis spektroskopi. Sistem
  pengukuran dalam analisis elektrokimia didasarkan pada signal-signal listrik 
yang timbul sebagai hasil interaksi antara materi dengan listrik baik berupa
  potensial maupun hantaran listrik. Teknik pengukuran berdasarkan potensial
listrik disebut teknik potensiometri. Contoh peralatan adalah pH-meter dan
elektroda ion selektif. Pengukuran jumlah ion dalam larutan berdasarkan
hantaran listrik disebut konduktometri. Baik di dalam metoda potensiometri
maupun konduktometri, bukan hanya besaran mutlak signal listrik yang
dipakai, tetapi juga perubahan signal yang sering kita kenal sebagai titrasi
elektrometrik. Antara besaran potensial dan arus listrik pun terdapat hubungan
erat untuk suatu sistem analit. Pemanfaatan hubungan keduanya digunakan
dalam teknik voltametri, diantaranya adalah polarografi dan ³anodic stripping
voltametry´ atau (ASV).
Beragam teknik analisis elektrokimia diatas kini telah banyak dipakai
dalam laboratorium sebagai alat-alat instrumen dasar. Meskipun peralatan
tersebut tampak sederhana, tetapi untuk pengoperasian dan pemeliharaan
maintenance-nya diperlukan pemahaman teori dasar elektrokimia yang
memadai. Selain itu teknik diatas kini banyak dipakai untuk pengembangan
alat-alat sensor serta peralatan analisis untuk monitoring secara otomatis.

II. SEJARAH
A. Sejarah pH meter 
Sejarah pengukuran pH suatu larutan dengan menggunakan pH
meter sistem elektrik dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer dalam
sebuah penelitiannya menemukan adanya interaksi dari aktivitas ion
hidrogen yang dihubungkan dengan suatu sel akan menghasilkan tegangan
 

listrik. Dia menggunakan gelembung kaca yang tipis yang diisi dengan
suatu larutan dan dimasukan kedalam larutan yang lain dan ternyata
menghasilkan tegangan listrik. Gagasan ini kemudian dikembangkan oleh
Firtz Haber dan Zygmunt Klemsiewcz yang menemukan bahwa tegangan
yang dihasilkan oleh gelembung kaca tersebut merupakan suatu fungsi
logaritmis.
  pH meter untuk penggunaan komersial pertama kali diproduksi oleh
Radiometer pada tahun 1936 di Denmark dan Arnold Orville Beckman dari
Amerika Serikat. Penemuan tersebut dilakukan ketika Beckman menjadi
asisten professor kimia di California Institute of Technology, dia
mengatakan untuk mendapatkan metoda yang cepat dan akurat untuk 
  pengukuran asam dari jus lemon yang diproduksi oleh California Fruit
Growers Exchange (Sunkist). Hasil penemuannya tersebut membawa dia
untuk mendirikan Beckman Instruments Company (sekarang Beckman
Coulter).

B. Sejarah Konduktometer 
Georg Friedrich Wilhelm Kohlrausch (14 Oktober 1840 - 17 Januari
1910) adalah seorang Jerman fisikawan yang menyelidiki konduktif sifat
elektrolit dan memberikan kontribusi pada pengetahuan tentang perilaku
mereka. Dia juga menyelidiki elastisitas , thermoelasticity, dan konduksi
termal serta magnet pengukuran presisi dan listrik.
Saat ini, Friedrich Kohlrausch digolongkan sebagai salah satu
fisikawan eksperimen yang paling penting. Karya awal-Nya membantu
untuk memperpanjang sistem absolut dari Carl Friedrich Gauss dan
Wilhelm Weber untuk menyertakan unit pengukuran listrik dan magnetik.
Pada 1874 ia menunjukkan bahwa elektrolit memiliki jumlah yang
  pasti dan konstan hambatan listrik. Dengan mengamati ketergantungan
konduktivitas pada pengenceran , ia dapat menentukan kecepatan transfer 
dari ion (atom bermuatan atau molekul) dalam larutan. Dia menggunakan
 

arus bolak-balik untuk mencegah deposisi produk elektrolisis, hal ini


memungkinkan dia untuk mendapatkan hasil yang sangat tepat.
Dari 1875-1879, ia memeriksa banyak garam solusi, asam dan solusi
dari bahan lain. Usahanya menghasilkan hukum migrasi independen ion,
yaitu, setiap jenis ion bermigrasi memiliki spesifik hambatan listrik tidak 
 peduli apa kombinasi asli molekul mungkin telah, dan karena itu hambatan
listrik solusi itu hanya disebabkan migrasi ion dari zat tertentu. Kohlrausch
menunjukkan untuk yang lemah (tidak lengkap terdisosiasi) elektrolit bahwa
lebih encer solusi, semakin besar yang konduktivitas molar karena ionik 
meningkat disosiasi.

III.   TEORI DASAR 


A.  Teori Dasar pH meter 
  pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat
kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada
skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari ³p´ lambing matematika dari
negative logaritma, dan ³H´ lambing kimia untuk unsure Hidrogen.
Definisi yang formal tentang pH adalah negatif logaritma dari aktivitas
ion Hidrogen.
 pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat
keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika
konsentrasi [H+] lebih besar dari pada [OH-], maka material tersebut
 bersifat asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika konsentrasi [OH-] lebih
 besar dari pada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan
nilai pH lebih dari 7.

B.  Teori Dasar Konduktometer 


Teori tentang konduktometri merupakan kebalikan dari teori
hokum ohm tentang hambatan listrik. Berdasarkan dan berangkat dari
hokum ohm tersebut, maka disusunlah teori tentang konduktivitas yang
merupakan kebalikan dari resistivitas:
 

G = l/R 
K = l/
Dengan :
G: Konduktivitansi(mho) atau (S)
I : Panjang material(meter)
K: Konduktivitas(S.m-1)
: Hambatan jenis atau resistivitas(ohm meter)
Konduktivitas larutan elektrolit pada temperatur konstan,
tergantung pada jenis ion dan konsentrasinya. Jika larutan semakin encer,
maka konduktivitasnya akan menurun. Ini terjadi karena jumlah ion
  persatuan luas semakin sedikit. Akan tetapi, kemampuan tiap ion dalam
meneruskan muatan akan semakin besar karena tidak ada nya hambatan
antar ion pada larutan encer.
Karena konsentrasi larutan pada umumnya dinyatakan dalam
satuan molar (mol/liter), maka pada konduktometri terdapat istilah
konduktivitas molar (), yang mempunyai hubungan dengan konsentrasi
secara:
=1000K/C
Dimana: =konduktivitas molar(Scm2 mol-1)
-3
C=konsentrasi (mol.dm )
-1
K=Konduktivitas(Scm )
Konduktivitas di tentukan oleh jenis ion. Sehingga untuk 
mengetahui kemampuan tiap jenis ion, maka perlu dilakukan percobaan
dengan larutan yang sangat encer, sehingga tidak di pengaruhi oleh ion
lain. Pada kondisi seperti ini, maka konduktivitas larutan merupakan
 jumlah konduktivitas ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
o= oKation+ oanion
o adalah konduktivitas molar ion pada larutan sangat encer 
(konsentrasi mendekati nol).
 

IV.  PRINSIP KERJA


A. Prinsip Kerja pH meter 
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada
  potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam
elektroda gelas (membran gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang
terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan
lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen
yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan
mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan
dengan potential of hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik 
dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut
tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.
 pH meter akan mengukur potensial listrik (alirannya searah jarum
  jam) antara merkuri Cloride (HgCl) pada elektroda pembanding dan
 potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan didalam gelas electrode
serta potensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara
sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah
tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dengan
menggunkan larutan yang equivalen yang lainya untuk menetapkan nilai
dari pH.
Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi
  potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang mana terjadi
kontak dengan mercuri chloride (HgCl) diujung larutan KCl. Tabung gelas
ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya digunakan keramik 
  berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak muah
terkontaminasi oleh logam dan unsur natrium.
Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang
tersambung dengan gelembung kaca tipis yang. Didalamnya terdapat
larutan KCl sebagai buffer pH 7. Elektroda perak yang ujungnya
merupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan kedalam larutan tersebut.
Untuk meminimalisir pengaruh electric yang gak diinginkan, alat tersebut
 

dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat


dibagian dalam elektroda gelas.
Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan
thermistor temperature yaitu suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh
temperature. Antara elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah
disusun dalam satu kesatuan.

B.  Prinsip kerja konduktometer 


Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di
celupkan dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang
menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan
dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka. Semakin banyak 
konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya
hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh
konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar 
nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel berada pada
lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut
secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari
sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan
molekil semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu konduktor 
menerima sentuhan dari ion-ion larutan.  

V.  CARA PENGGUNAAN


A.  Cara Penggunaan pH meter 
1.  Kalibrasi
Sebelum pH meter digunakan, pH meter harus dikalibrasi
terlebih dahulu dengan menggunkan standar pH atau sering disebut
  buffer pH. Standard pH adalah larutan yang nilai pH-nya telah
diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH merupakan larutan
 buffer pH (penyangga pH) dimana nilainya relative konstan dan tidak 
mudah berubah.
 

Urutan kerja kalibrasi pH meter adalah :


a.  Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4.
 b.  Buka penutup plastik elektroda.
c.  Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi / air bebas ion) dan
keringkan dengan menggunakan kertas tisu.
d.   Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
e.  Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7.
f.  Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer 
homogen.
g.  Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak 
 berubah.
h.  Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada
disply berhenti berkedip.
i.  Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan
air DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu.
 j.  Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4.
k.  Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer 
homogen.
l.  Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak 
 berubah.
m.  Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada
disply berhenti berkedip.
n.  Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan
air DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu.
o.  Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang
menunjukan pH meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH
7 dan buffer pH 4.
 p.   pH meter telah siap digunakan.

2.  Pengukuran pH larutan


Setelah pH meter dikalibrasi maka pH meter tersebut sudah siap
 

digunakan. Biasanya kalibrasi disarankan dilakukan setiap 1 kali


sehari sebelum digunakan.
Cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
a.  Siapkan sampel larutan yang akan di cek pH-nya.
 b.  Jika laruan panas, biarkan larutan mendingin sampain dengan
suhnya sama dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika
kalibrasi dilakukan pada suhu 20°C.
c.  Buka penutup plastik elektroda, bilas dengan air DI dan keringkan
dengan mengunakan kertas tisu.
d.   Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
e.  Masukkan elektroda ke dalam sampel, kemudian putar agar 
larutan homogen.
f.  Tekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran, pada layar 
akan muncul tulisan HOLD yang berkedip-kedip.
g.  Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti berkedip-
kedip.
h.    Nilai pH yang ditunjukkan pada layar adalah nilai pH larutan
yang di cek.
i.  Matikan pH meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF.

B.  Cara Penggunaan Konduktometer 


1. Kalibrasi.
Sebelum pH meter digunakan, pH meter harus dikalibrasi
terlebih dahulu dengan menggunkan standar pH atau sering disebut
  buffer pH. Standard pH adalah larutan yang nilai pH-nya telah
diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH merupakan larutan
  buffer pH (penyangga pH) dimana nilainya relative konstan dan tidak 
mudah berubah.
Urutan kerja kalibrasi konduktometer adalah :
a.  Siapkan larutan elektrolit sesuai dengan kebutuhan (10µS/cm, 500
µS/cm, 1410 µS/cm, dan sebagainya).  
 

 b. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan
keringkan dengan menggunakan kertas tisu.  
c.   Nyalakan konduktometer dengan menekan tombol ON/OFF. 
d. Masukan elektroda kedalam larutan elektrolit.  
e.  Tekan tombol CAL, putar elektroda agar larutan elektrolit
homogen.  
f.  Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di layar tidak 
 berubah.  
g. Angkat elektroda dari larutan elektrolit, kemudian bilas dengan air 
DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu.  
h. Konduktometer telah siap digunakan. 

2.  Pengukuran Konduktivitas.


Setelah konduktometer dikalibrasi maka konduktometer tersebut

sudah siap digunakan. Biasanya kalibrasi disarankan dilakukan setiap 1


kali sehari sebelum digunakan.
Cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
a.  Siapkan sampel larutan yang akan di check konduktivitasnya-nya.
 b. Jika larutan panas, biarkan larutan mendingin sampai dengan
suhunya sama dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika
kalibrasi dilakukan pada suhu 20°C maka pengukuran pun
dilakukan pada suhu 20°C.  
c.  Bilas elektroda dengan air DI dan keringkan dengan menggunakan
kertas tisu.  
d.  Nyalakan konduktometer dengan menekan tombol ON/OFF. 
e.  Masukan elektroda kedalam sampel, kumudian putar agar larutan
homogen.  
f.  Tekan tombol READ untuk memulai pengukuran, pada layar akan
muncul tulisan HOLD yang berkedip.  
g. Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti berkedip.  
 

h.  Nilai koncuktivitas yang ditunjukan pada layar adalah nilai


konduktivitas larutan yang diukur.  
i.  Matikan konduktometer dengan menekan kembali tombol ON/OFF.  

VI. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


A.  Hal-hal yang Perlu diperhatikan Dalam Penggunaan pH meter 
Hal-hal tersebut meliputi :
1.  Batere, penggantian batere dilakukan jika pada layar muncul low
battery.
2.  Elektroda, pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap
minimal satu minggu satu kali. Pembersihannya menggunakan larutan
HCl 0.1N (encer) dengan cara direndam selama 30 menit kemudian
dibersihkan dengan air DI.
3.  Penyimpanan, ketika tidak dipakai, elektroda terutama bagian
gelembung gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh
karena itu penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam dengan
menggunkan KCl 3M. Penyimpanan pada posisi kering akan
menyebabkan membran gelas yang terdapat pada gelembung
elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.
4.  Suhu penyimpan. Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada
suhu ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada
alat cepat rusak.

B.  Hal-hal yang Harus diperhatikan Dalam Penggunaan Konduktometer 


Pada dasarnya yang harus diperhatikan dalam penggunaan pH
meter maupun konduktometer itu sama, yaitu batere, elektroda,
 penyimpanan, dan suhu penyimpanan.
  Namun pada penggunaan elektroda konduktometer yang perlu
diperhatikan adalah pada saat membilas elektroda harus dikeringkan
dengan benar, jangan sampai tersisa air menempel di elektroda. Jika hal itu
 

sering terjadi, akan mengakibatkan membran gelas yang terdapat pada


gelembung elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.
Sedangkan pada penyimpanan elektroda konduktometer tidak sama
dengan pH meter. Jika elektroda pH meter disimpan dalam keadaan basah
(selalu direndam dengan menggunkan air DI) lain halnya dengan elektroda
konduktometer yang harus disimpan dalam keadaan kering sempurna.

ii.  GAMBAR ALAT dan KETERANGAN

Gambar 1. Seven Multi Mettler Toledo


 

 
Gambar 2. Simbol pada display pH Meter/Conductivity Seven Multi Mettler Toledo

iii.  DAFTAR PUSTAKA


http://en.wikipedia.org/glass-electrode , diakses pada 12 januari 2012
http://en.wikipedia.org/pHmeter , diakses pada 12 januari 2012
http://tech.groups.yahoo.com/group/kimia_indonesia , diakses pada 12
 januari 2012
http://wiki.answers.com/Q/ , diakses pada 12 januari 2012
http://www.seafriends.org.nz/dda/ph.htm#How , diakses pada 12 januari
2012
http://orybun.blogspot.com/2009/10/ph-meter.html , diakses pada 12 januari
2012
http://www.rcchem.co.id/kursus/122/ , diakses pada 12 januari 2012
http://rega42.wordpress.com/2010/12/07/konsentrasi-krisis-misel/ , diakses
 pada 14 januari 2012
http://en.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Kohlrausch , diakses pada 12 januari
2012

Anda mungkin juga menyukai