Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Pengembangan profesi guru adalah kegiatan - kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu
pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk peningkatan mutu. Mutu yang ditingkatkan itu adalah
mutu dalam  proses belajar mengajar,  profesionalisme tenaga kependidikan, dan usaha dalam  rangka
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan. Adapun kegiatan
pengembangan  profesi seperti yang termaktub dalah peraturan Depdiknas tahun 2001 ayat 1  adalah:

1.    Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan,

2.    Menemukan teknologi di bidang pendidikan,

3.    Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan,

4.    Menciptakan karya tulis ilmiah, dan mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum,

Berdasarkan bunyi peraturan depdiknas tersebut dapat diartikan bahwa menulis karya ilmiah
merupakan syarat mutlak bagi guru yang akan naik pangkat dan golongan tertentu.

Pada umumnya guru masih banyak yang kesulitan naik pangkat dan golongan IV a / Pembina
ke IV b / Pembina Tingkat I keatas yang kendalanya adalah pembuatan karya tulis ilmiah yang
disyaratkan harus dipenuhi angka kredit minimal 12 dari unsur pengembangan profesi yang antara lain
meliputi melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dalam bidang pendidikan. Keputusan Menteri
No. 14 tahun 2009 karya tulis ilmiah sudah menjadi syarat kenaikan dari golongan III b ke III c. Oleh
karena itu, di depan, guru harus mempunyai kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah.

Pembuatan karya tulis ilmiah oleh guru masih sangat terbatas jumlahnya. Sebagaian besar guru
masih mengalami kesulitan untuk kenaikan pangkat mereka karena adanya persyaratan menulis karya
tulis ilmiah. 75% nilai PKG guru dalam kompetensi Profesional guru rendah. Nampak bahwa para guru
kurang mempunyai keinginan untuk menulis karya tulis ilmiah karena kurang pengetahuan dan
kemampuan tentang pembuatan karya tulis ilmiah.

Berdasarkan uraian diatas, dipertimbangkan perlu dilakukan kegiatan pelatihan penulisan karya
ilmiah bagi para guru, yang karena keterbatasan waktu, tenaga dan pengetahuan serta kemampuan
guru-guru. untuk itu dilaksanakanlah In House Training ( IHT ) bagi guru difokuskan pada peningkatan
kemauan ( intentions ) dan kemampuan (motivasi) guru menulis karya tulis ilmiah berjenis penelitian
tindakan kelas ( PTK ). Harapannya guru-guru menjadi produktif dalam menghasilkan karya tulis
ilmiah.

Penelitian Tindakan Kelas sangat penting untuk dilakukan karena tujuan utama PTK adalah
untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memperbaiki proses pembelajarannya. PTK dapat
dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan yang sama yang terjadi di kelas lain. Karena semua
guru ( 100%) menemukan masalah selama proses belajar mengajar  berlangsung Selanjutnya PTK juga
dapat dijadikan sebagai syarat untuk kenaikan pangkat. 8 guru dari 26 guru terhambat naik pangkat
karena belum mempunyai PTK yang dipersyaratkan
In House Training  ( IHT ) dilaksanakan di sekolah guru itu sendiri sehingga bisa efektif dan
efiseien dalam pelaksanaannya. Selanjutnya IHT langsung melatih guru untuk meningkatkan
keterampilan dalam menulis PTK. Berdasarkan urain diatas, maka penulis akan melaksanakan
penelitian tindakan sekolah dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM
MENULIS PTK MELALUI IN HOUSE TRAINING DI SMP NEGERI BERNAS TAHUN 2018”

 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan termasuk beberapa pemikiran di atas, teridentifikasi
sejumlah permasalahan, sehingga penulis dapat merumuskan masalah seperti berikut:

1.      Apakah IHT dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menulis PTK ?
2.      Seberapa besar  peningkatan menulis PTK guru setelah dilaksanakannya IHT menulis PTK?

 Tujuan

Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk:

1.    Mendeskripsikan proses IHT menulis PTK sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis PTK
guru

2.    Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis PTK guru setelah IHT Menulis PTK dilaksanakan.

 Manfaat

PTS ini diharapkan dapat memberikan manfaat

a. Manfaat bagi guru:


ü  Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang ada dalam kelas.
ü  Menumbuhkan motivasi dalam menyusun PTK pada guru.
b. Mamfaat bagi sekolah:
ü  Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis.
ü  Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesio nalisme guru.
BAB 2
KAJIAN TEORI

 Pengertian

a.    Menulis
Menurut DR.H. Wina Sanjaya. 2016. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta. Prenada Media. Penelitian
Tindakan Kelas adalah satu teknik peningkatan mutu pembelajaran  lewat perbaikan berkesinambungan
proses pembelajaran mulai perancangan sampai pelaksanaannya. Sementara itu, Tarigan  dalam
Muhammad Dirham S. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Inpres Batulappa
Kabupaten Barru Melalui Sistem Pembelajaran Emosional. Jurnal Pendidikan KONFIKS Volume 1
nomor 1. Jakarta. 2018.  http://lp3m.unismuh.ac.id/jurnal/index.php/konfiks. menyatakan bahwa
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Darminto dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Volume  4  Nomor 2,  Oktober 2016, ISSN I2302-6405 Faaqih Hidayaturrakhman Herman, Kundharu
Saddhono, Budi Waluyo FKIP Universitas Sebelas Maret  E-mail: hfaaqih@gmail.com menerangkan
bahwa Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang   untuk  menghasilkan  tulisan.  Maksudnya
adalah melahirkan  pikiran atau perasaan dengan tulisan. Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan  orang lain.

Nurjamal dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Volume  4  Nomor 2,  Oktober 2016, ISSN I2302-6405 Faaqih Hidayaturrakhman Herman, Kundharu
Saddhono, Budi Waluyo FKIP Universitas Sebelas Maret  E-mail: hfaaqih@gmail.com menyatakan
Menulis adalah meracik. Meracik sebuah teks tidak semudah meracik ucapan. Meracik teks perlu
keterampilan yang luar biasa dalam mengolah dan menyusun kalimat.Untuk mengatakan sebuah tulisan
dapat dikatakan berhasil atau tidak, yaitu apabila tulisan tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh
pembaca. Maka tulisan dapat dianggap memberi informasi bilamana tulisan tersebut dapat dipahami
oleh pembaca.

Dengan demikian menulis adalah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang
yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang lain, menulis adalah kegiatan untuk
menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan . dalam penelitian ini menulis yang dimaksud
adalah menulis Penelitian Tindakan Kelas  ( PTK ) oleh guru.

b.    Kemampuan

Louise Moquist dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuna Guru mata pelajaran melalaui In-
House Training. Jurnal Pendidikan Penabur 2016. menyatakan bahwa Competency is a description of
something which a person who works in a given occupation area should be able to do. It is a
description of an action, behaviour or outcame which a person should be able to demonstrate.
Pendapat ini menunjukkan bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang kegiatan,
perilaku, atau hasil yangseyogyanya dapat dilakukan ( Be able to ) sesuatu dalam pekerjaannya tentu
saja seseorang harus memiliki kemampuan ( ability ) dalam bentuk pengetahuan ( knowledge ) , sikap (
attitude ) dan keterampilan ( skill ) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Kemampuan adalah suatu kapasitas atau bakat yang diperoleh secara sengaja atau secara natural
yang memungkinkan seorang individu untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas tertentu dengan
sukses. Kemampuan bisa berhubungan dengan kesanggupan dalam melakukan tindakan atau mencapai
hasil tertentu melalui seperangkat bakat, ciri khas, fungsi, proses, atau layanan yang bisa dikendalikan
dan diukur, atau suatu tingkatan tertentu dari kompetensi dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.

Kemampuan guru dam menulis PTK merupakan bukti kesanggupan guru menuangkan ide dan
pikiran tentang permasalah yang dihadapi di dalam kelas dalam tulisan.

c.     Penelitian Tindakan Kelas

Wibawa  dalam Mohammad Mukhlas, Sofwan Hadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo, sofwan@iainponorogo.ac.id (2013),  menyebutkan bahwa Penelitian tindakan kelas juga
merupakan merupakan salah satu usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas dari guru. selanjutnya
Prof. Dr. IG AK Wardani, M.Sc.Ed. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka 1 ( 370.7) 1-36.
2014. Jakarta menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Madya dalam Mohammad Mukhlas, Sofwan Hadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo,
sofwan@iainponorogo.ac.id (2013), menerangkan bahwa sanya Penelitian tindakan adalah kajian
tentang situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas tindakan yang selama ini telah dilakukan.
Seluruh prosesnya tindakan ditelaah, diagnosis, direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dianalasis
evaluasi diri dan perkembangan professional

Jadi penelitaian tindakan kelas ( PTK ) merupakan penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam
bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas. 

d.    IHT

Flipo ( 1961 )  dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuan Guru mata pelajaran melalaui In-
House Training. Jurnal Pendidikan Penabur menyebutkan bahwa IHT dilakukan di tempat sendiri,
dengan mengoptimalkan potensi – potensi yang ada di sekolah. Training ( pelatih ) adalah tindakan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sumber daya dalam suatu organisasi untuk
melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.

Sherwood dan Best ( 1958 ) dalam dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuna Guru mata
pelajaran melalui In-House Training. Jurnal Pendidikan Penabur Training ( pelatihan ) adalah proses
membantu sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi untuk memperoleh efektifitas dalam
pekerrjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan skill, knowledge atau
attitude.

Jadi In House Traning ( IHT ) yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pelatihan yang
diselenggarakan oleh sekolah untuk guru – guru yang ada disekolah itu sendiri. Dengan mendatangkan
narasumber dari luar sekolah. Tujuannya adalah untyuk lebih memaksimalkan kegiatan pelatihan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan para pesertanya.

 Konsep

Kemampuan menulis guru tidak dapat disamaratakan antara guu stu dengan guru yang lainnya. 
Hal ini didasarkan karena:
1.    Kemampuan guru berbeda
2.    Usia guru berbeda
3.    Latar belakang pendidikan guru berbeda
4.    Latar belakang pangkat guru berbeda
5.    Masa kerja guru berbeda

Untuk itulah dilaksanakan In House Training ( IHT ). IHT diharapkan dapat mengakomodir
perbedaan diatas karena IHT akan langsung menyentuh kepada permasalah guru secara individual.
Walaupun sudah ada penelitian yang membahas tentang upaya untuk meningkatkan kemampuan guru,
namun penelitian ini fokus kepada: 

ü  Peningkatan kemampuan guru  mata pelajaran melalui In House Training


ü  Keefektifan In House Training dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di  SMP Negeri
Bernas
ü  Peningkatan Kompetensi guru dalam menyusun PTK melalui kegiatan IHT

 Kekuatan dan Kelemahan In House Training

IHT adalah Program pelatihan yang diselenggarakan oleh suatu organsasi yang dalam hal ini
sekolah dngan menggunakan tempat pelatihan sendiri yakni sekolah itu sendiri, peralatan sendiri dan
peserta dari organisasi / sekolah itu sendiri dengan mendatangkan pelatih atau trainer sendiri.

a. Kekuatan  In house Training

1.    IHT meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( guru )

2.    IHT dapat meningkatkan interaksi antara peserta

3.    IHT dapat mempererat rasa kekeluargaan  kebersamaan

4.    IHT dapat meningkatkan motivasi dan budaya belajar yang berkesinambungan

5.    Biaya lebih murah

6.    Hasil lebih maksimal

7.    Materi lebih spesifik

8.    Peserta dari satu organisasi


b.    Kelemahan dari In House Training
1.    Mengeluarkan biaya sendiri
2.    Harus menyiapkan peralatan, tempat dan kebutuhan lainnya sendiri
3.    Perlu persiapan yang lebih matang

Untuk melaksanakan In House Training mamang perlu persiapan yang matang  sehingga semua
kelemahan dapat diatasi.
BAB 3
METODE PENELITIAN

 Setting Penelitian.

a.      Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Bernas dengan pertimbangan :

1.    SMP Negeri Bernas menjadi salah satu sekolah binaan colaon pengawas sekolah
2.    SMP Negeri Bernas merupakan sekolah yang guru – gurunya masih muda sehingga mereka  kreatif
dan inovatif dalam pembelajaran

b.    Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018 - 2019 dan
berlangsung selama lima tahap pertemuan yang meliputi tahapan :

1.    Perencanaan/persiapan penelitian,

2.    Koordinasi persiapan,  

3.    Tindakan pelaksanaan,

4.    Observasi penelitian ,

5.    Refleksi/evaluai hasil penelitian.


c.   Sasaran

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Guru – Guru SMP Negeri Bernas. Dengan data
guru seperti tabel dibawah ini.

DATA GURU SMP NEGERI BERNAS


TAHUN 2018

N MATA MASA
NAMA PANGKAT / GOL
O PELAJARAN TUGAS

WARSONO, S.Pd.
1 Pembina Tk 1/IV b B. INGGRIS 23 Tahun
M.SI

TRISNA YUNAILIS,
2 Penata Tk 1/ III d IPA 30 Tahun
S.Pd

KHASMINIWATI,
3 Pembina / IV a B. INDONESIA 14 Tahun
S.Pd

4 INDRAYANI, S.Pd Penata Tk 1/ III d B. INGGRIS 14 tahun

5 WITRIYENTI, M.PdI Pembina/ IV a P. A.ISLAM 14 tahun

IDDADI MUDRA,
6 Penata Tk 1/ III d SENI BUDAYA 13 Tahun
S.Pd

7 SINARYATI, S.Pd Penata Tk 1/ III d MATEMATIKA 13 Tahun

8 RINI MARTINI, S.Pd Penata / III c PPKN 12 Tahun

Penata Muda Tk 1 / III


9 ADI ZAINAL, S.Pd PJOK 12 tahun
b

Penata Muda Tk 1 11/


10 MUDI UMA ESI, S.Pd IPA 12 Tahun
III b

HENDRA SAPUTRA,
11 Pe12nata / III c IPS 12 Tahun
S.Pd

12 DODI INDRA, S.S Penata / III c B. INGGRIS 11 Tahun

Penata Muda Tk 1 / III


13 DESTELITA, S.Pd IPS 10 tahun
b

DESLIA FATIMAH, Penata Muda Tk 1 / III


14 B. INDONESIA 10 Tahun
S.Pd b

SAFITRI OKTAVIA, Penata Muda Tk 1 / III


15 MATEMATIKA 10 Tahun
S.Pd b

ANDI SETIAWAN,
16 Penata Muda / III a PJOK 3 Tahun
S.Pd
INDRA PERMANA,
17 Penata Muda / III a SENI BUDAYA 3 Tahun
S.Pd

18 ROMI SUSANTI, S.EI IPS / PPKN 15 Tahun

19 SUSI MARLINA, S.PdI P. A. ISLAM 15 Tahun

NANDA PRATAMA,
20 B. INGGRIS 14 Tahun
S.Pd

DESI WULANDARI,
21 IPA 13  Tahun
S.Pd

EMELIA ELFIANA,
22 P. A.ISLAM 6 Tahun
S.PdI

ADE WIDYA
23 MATEMATIKA 6 Tahun
NINGSIH, S.Pd

KHAIRUL RAHMAD,
24 P. A. ISLAM 6 Tahun
S.PdI

25 TRIYONO, S.Pd BK 6 Tahun

26 ANISA SURYA, S.Pd IPA 2 Tahun

27 IRMA NOVIANI, S.Pd IPA 4 Tahun

28 HAMDAN, S.E PPKN 2 Tahun

29 YUDA PRATAMA TIK 3 Tahun

30 ROSDIANA, S.Pd B. INDONESIA 4 Tahun

3.2.       Rancangan Tindakan.

RANCANGAN TINDAKAN SIKLUS 1

BAHAN DAN
TAHAPAN KEGIATAN YANG  AKAN DILAKUKAN PERALATAN
YANG  DISIAPKAN

Perencanaan 1.     Menganalisis peserta pelatihan 1.     Daftar hadir


2.     Menyiapkan lembar obsservasi 2.     Instrumen Observasi
3.     Evaluasi In House Training

Pelaksanaan 1.     Mengadakan rapat guru untuk mensosialisasikan1.     Daftar Gadir


program IHT 2.     Lembar Observasi
2.     Menunjuk guru yang akan ikut IHT
3.     Menginformasikan tutur yang akan membimbing
4.     Melaksanakan program IHT
Pengamatan Dan  Melakukan pemantauan Lembar Observasi
Pengumpulan Data1.   Mengumpulkan data tentang aktivitas guru

2.   Mengumpulkan data tentang hasil kerja guru


dalam IHT
Evaluasi dan 1.     Mencatat hasil pengamatan Catatan hasil
Refleksi Pengamatan
2.     Mengevaluasi hasil pengamatan
3.     Menganalisis tingkat pemahaman guru dalam
mengikuti IHT
4.     Membuat perbaikan tindakan untuk program
IHT selanjutnya

RANCANGAN TINDAKAN SIKLUS 2

Perencanaan 1.     Menganalisis peserta pelatihan 1.     Daftar hadir


2.     Menyiapkan lembar obsservasi 2.     Instrumen Observasi
3.     Evaluasi In House Training

Pelaksanaan 1.     Mengadakan rapat guru untuk mensosialisasikan 1.     Daftar Gadir
program IHT 2 2.     Lembar Observasi
2.     Menunjuk guru yang akan ikut IHT 2
3.     Menginformasikan tutur yang akan membimbing
4.     Melaksanakan prigram IHT 2
Pengamatan Dan 1.     Melakukan pemantauan Lembar Observasi
Pengumpulan Data
2.     Mengumpulkan data tentang aktivitas guru
3.     Mengumpulkan data tentang hasil kerja guru
dalam IHT 2
Evaluasi dan 1.     Mencatat hasil pengamatan Catatan hasil
Refleksi Pengamatan
2.     Mengevaluasi hasil pengamatan
3.     Menganalisis tingkat pemahaman guru dalam
mengikuti IHT 2
4.     Membandingkan hasil siklus 1 dan siklus 2
5.     Membuat perbaikan tindakan untuk program IHT
selanjutnya
 Rancangan Pengambilan Data  

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari :
1.    Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam melaksanakan In house Training
2.    Rubrik Penilaian Laporan Penelitian Tindakan Kelas
3.    Format Pedoman Observasi untuk mengetahui kendala yang ditemukan Guru-guru selama bimbingan.

Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:


  

Apa yang akan ditingkatkan Data yang akan Instrumen untuk mengambil data
diambil

Kemampuan peserta  dalam: Hasil kegiatan IHT i PTK di IHT 1


dan IHT 2
Membuat PTK PTK di IHT 2

Keaktifan peserta  dalam: -   Aktivitas peserta Presensi / Daftar hadir

Pelaksanaan IHT dan Membuat dalam mengikuti IHT Observasi dan chek list untuk
PTK -   Hasil PTK yang melihat aktivitas dlm bertanya, dan
dikumpulkan berdiskusi dalam kegiatan

Sikap peserta   dalam : Sikap peserta terhadap Observasi dan chek list untuk
kegiatan  IHT 1 dan melihat aktivitas/sikap dlm bertanya,
Pelaksanaan IHT 1 dan IHT 2
IHT 2 dan berdiskusi saat pelaksanaan
diskusi.

3.4.                Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan merujuk pada teknik analisis yaitu interpretasi data hasil
observasi, hasil analisis kegiatan dan hasil laporan PTK , dengan kategori :

Rentang niiai Kualifikasi

>_80 % Sangat baik

70 - 80 % Baik

60 - 70 % Cukup

50 - 60 % Kurang

< 50 % Sangat kurang


 Indikator Kinerja

Kualitas bimbingan dan pelatihan  terhadap kemampuan menulis PTK meliputi:

1.    Pemahaman konsep penyusunan PTK.

2.    Pelaksanaan PTK

3.    Kemampuan menulis laporan PTK

Indikator Kinerja

1.    70 % guru mengalami peningkatan dalam memahami konsep menulis PTK

2.    70 % guru mengalami peningkatan Kemampuan menulis PTK.

3.    90 % guru melaksanakan PTK

4.    75 % guru menyusun laporan PTK


BAB 5

DAFTAR PUSTAKA

Darminto dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume  4 
Nomor 2,  Oktober 2016, ISSN I2302-6405 Faaqih Hidayaturrakhman Herman, Kundharu Saddhono,
Budi Waluyo FKIP Universitas Sebelas Maret  E-mail: hfaaqih@gmail.com
DR.H. Wina Sanjaya. 2016. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta. Prenada Media.

Flipo ( 1961 )  dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuan Guru mata pelajaran melalaui In-House
Training. Jurnal Pendidikan Penabur
Louise Moquist dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuna Guru mata pelajaran melalaui In-House
Training. Jurnal Pendidikan Penabur 2016
Madya dalam Mohammad Mukhlas, Sofwan Hadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo,
sofwan@iainponorogo.ac.id (2013)
Nurjamal dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume  4 
Nomor 2,  Oktober 2016, ISSN I2302-6405 Faaqih Hidayaturrakhman Herman, Kundharu Saddhono,
Budi Waluyo FKIP Universitas Sebelas Maret  E-mail: hfaaqih@gmail.com
Sherwood dan Best ( 1958 ) dalam dalam Alfaris Sujoko. Peningkatan Kemampuna Guru mata pelajaran
melalui In-House Training. Jurnal Pendidikan Penabur
Wardani,Prof. Dr. IG AK M.Sc.Ed. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka 1 ( 370.7) 1-36. 2014.
Jakarta
Wibawa  dalam Mohammad Mukhlas, Sofwan Hadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo,
sofwan@iainponorogo.ac.id (2013), 

Anda mungkin juga menyukai