Anda di halaman 1dari 11

Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di

STAIN Batusangkar

KONSELING TRAUMATIK MENGGUNAKAN


EGO STATE THERAPY
(Traumatic Counseling Using Ego State Therapy)1

GIAN SUGIANA SUGARA2


1. Disampaikan pada Seminar dan Workshop Internasional Post-Traumatic Counseling Tanggal 6 –
7 Juni 2012 di STAIN Batusangkar-Indonesia.

Abstract: Traumatic experience make people not happy and fears in life. Because of that
needs traumatic counseling to remove and healing trauma symptoms. Ego state
therapy is a powerful and brief therapy based on the premise that personality is
composed of separate parts, rather than being a homogeneous whole. Ego state
therapy could effectively for handling trauma and fears. Based on study, trauma
memories are encoded in the subconscious mind. Traumatic counseling using ego
state therapy technique purpose for remove trauma symptom. Because of trauma
memories encoded in the subconscious mind, then single-session ego state
therapy would effectively using hypnosis condition in therapy. Process of ego
state therapy using hypnosis consist of accessing vaded ego state, doing
regression for knowing the root cause of trigger trauma. Then, doing process of
expression, removal and reliefe of vaded ego state which using mature and
nurturing ego state.
Key Words: Traumatic, Counseling, Ego state therapy.

Abstrak: Pengalaman traumatis membuat seseorang menjadi tidak bahagia dan sering
diliputi rasa takut yang berlebihan. Untuk itu, diperlukan layanan konseling
traumatic untuk menghilangkan gejala-gejala trauma yang dialami oleh konseli.
Ego state therapy merupakan teknik terapi singkat yang berdasar pada premis
kepribadian yang terdiri dari bagian-bagian (parts) terpisah.Ego state therapy
dapat secara efektif menangani kasus trauma dan rasa takut yang berlebihan
Berdasarkan hasil studi menjelaskan memori trauma tersimpan didalam memori
pikiran bawah sadar. Untuk itu, konseling traumatik dengan menggunakan teknik
ego state therapy bertujuan menghilangkan gejala-gejala trauma. Karena memori
trauma tersimpan dalam pikiran bawah sadar, maka satu sesi ego state therapy
akan lebih efektif dengan menggunakan kondisi hipnosis dalam proses terapinya.
Proses ego state therapy dengan menggunakan kondisi hipnosis terdiri dari
mengakses ego state yang terluka, melakukan regresi untuk mengetahui akar
masalah pemicu trauma. Setelah itu, melakukan proses ekpresi, pelepasan dan
penenangan ego state yang terluka dengan mencari ego state yang lebih dewasa
dan mau mengasuh.

Kata Kunci: Trauma, Konseling, Ego state therapy.

A. Pendahuluan yang tinggi, depresi, selalu teringat ke-

P
jadian yang menyakitkan, rasa waspada
engalaman traumatis merupakan
yang berlebihan dan mati rasa emosi (Litz,
pengalaman menyakitkan yang dapat
membuat seseorang tidak bahagia dalam 1992). Pengalaman traumatis terjadi ke-
tika seseorang mengalami atau menyak-
hidupnya.Orang yang mengalami trauma
sikan suatu ancaman yang mengancam
ceerung melakukan penghindaran, cemas
dirinya dan meresponnya dengan rasa
160
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

takut dan rasa tidak berdaya (Forgash& menarik adalah rata-rata trauma dialami
Knipe, 2008; Carll, 2007). Peristiwa atau oleh siswa yang sedang belajar di sekolah.
kejadian yang menekan diluar pengalaman Seperti yang dilansir www.metro-
manusia pada umunya seperti perkosaan, tvnews.com (Sabtu, 21 April 2012) ten-
bencana alam, kecelakaan, kekerasan tang seorang siswa SD di Bulukumba
seksual, perang atau penyiksaan (Barabaz yang trauma dan tidak mau ke sekolah
et al, 2011; Carll, 2007). Pengalaman karena diinjak oleh guru. Berita lain
traumatis yang dialaminya seolah-olah dimuat oleh www.surabaya.detik.com
menjadi katalisator mengingat kembali (Rabu, 4 April 2012) yang memuat ten-
pengalaman yang menyakitkan yang di- tang siswa SD di Mojokerto yang tidak
alaminya. berani sekolah karena trauma dipukul
Efek lain yang dirasakan ketika guru agama. Fakta yang menarik di-
mengalami trauma adalah dengan tidak temukan bahwa kebanyakan korban
mampunya seseorang dalam mengontrol trauma adalah siswa dan yang menjadi
emosi. Penelitian menunjukkan ketika pelakunya adalah guru sebagai tenaga
seseorang mengalami trauma, ada bagian pendidik. Okawa & Hauss (2007) men-
dari otak yang mengatur emosi menjadi jelaskan bahwa kekerasan (abuse) yang
semakin aktif dan tidak terkendali (Hull, dialami akan menyebabkan trauma yang
2002; Van Der Kolk, 2007; Barabaz et al, ditandai dengan kecemasan yang tinggi,
2011). Untuk itu, orang yang mengalami menghindari situasi sosial, emosi yang
pengalaman traumatis harus segera men- labil dan depresi.
dapatkan pemberian bantuan secara psiko- Untuk itu, konseli yang mengalami
logis untuk menghilangkan gangguan- trauma perlu mendapatkan proses bantuan
gangguan yang dirasakan. Carll (2007) berupa konseling traumatik agar hidupnya
menambahkan peristiwa trauma dapat me- bahagia dan terbebas dari ketakutan dan
nyebabkan seseorang mengalami ganggu- kecemasan yang menghantuinya. Makalah
an stress pasca trauma (Post Traumatic ini menyajikan sebuah pendekatan dan
Stress Disorder / PTSD) meliputi perasa- teknik terapi singkat ego state therapy
an takut yang berlebihan, tidak berdaya yang secara efektif dapat menyembuhkan
dan cemas. Gejala utama bagi orang yang orang yang mengalami trauma. Hasil
mengalami PTSD adalah seolah-olah penelitian menunjukkan bahwa ego state
orang tersebut mengalami dan merasakan therapy secara efektif dapat digunakan
kembali pengalaman yang membuat dalam membantu masalah seperti post
trauma (seperti mimpi buruk, pikiran yang traumatic stress disorder (PTSD), depresi,
terus menganggu, dan selalu teringat ke- multiple personality disorder, adiksi,
jadian trauma); melakukan penghindaran manajemen rasa marah, trauma, panic
terhadap semua hal yang mengingat- attack, obsessive compulsive disorder dan
kannya terhadap kejadian (mengindari kecemasan (Barabaz & Watkins, 2008;
pikiran, orang, aktivitas dan segala hal Watkin & Watkins, 1997; Emmerson;
yang berkaitan dengan kejadian trauma); 2007; Philips, 2008).
sulit untuk konsentrasi, sulit tidur dan
amarah yang meledak-ledak (Herman, B. Pembahasan
1992; Forgash& Knipe, 2008; Carll,
2007). Untuk memahami lebih jauh bagai-
Trauma tidak hanya terjadi dalam mana gambaran konseling traumatik de-
setting masyarakat, karena saat ini trauma ngan menggunakan ego state therapy
juga dapat terjadi dalam setting pendi- berikut ini akan dijelaskan mengenai
dikan khususnya sekolah. Fakta yang definisi ego etate therapy, dasar-dasarego

161
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

state therapy, kondisi alami ego state, menjadi ego state yang matang (Watkins
tujuan dari ego state therapy, teknik- & Watkins, 1997; Emmerson 2007).
teknik terapi dalam ego state dan prosedur Setiap ego state memiliki potensi
praktek konseling traumatik melalui ego untuk konflik dan melakukan sabotase
state therapy. diri. Fenomena ini dapat kita lihat pada
seseorang yang mengalami trauma. Misal-
Definisi Ego state therapy kan korban trauma akibat kekerasan
Ego state therapy merupakan teknik seksual. Ada bagian diri yang berkata
terapi singkat yang berdasar pada premis “saya ingin terbebas dari rasa bersalah dan
kepribadian yang terdiri dari bagian- menjalani hidup lebih baik”. Tetapi bagian
bagian (parts) terpisah dan ini disebut ego diri yang lain merasakan bahwa “saya
state (Emmerson, 2003).Ego state sering- sudah tidak suci lagi. Saya berdosa dan
kali disebut bagian kecil dari kepribadian jijik”. Disini terjadi konflik ego state di-
seseorang. J.G. Watkins & H.H Watkins mana ego state yang merasa bersalah
(1997) mendefinisikan ego state therapy tumbuh dan berkembang diakibatkan dari
sebagai sebuah terapi yang menggunakan perasaan luka yang dalam karena trauma.
pendekatan individu, keluarga, dan terapi Van der Kolk (1994) menjelaskan bahwa
kelompok dalam mengakses dan berhu- ketika seseorang mengalami trauma, me-
bungan dengan ego state yang bertujuan mori yang berkaitan dengan peristiwa
untuk melepaskan dan mengatasi konflik trauma akan menempel di dalam otak
ego state yang terjadi. pada bagian non verbal, tidak sadar dan
Setiap kali kita berbicara “saya se- sangat sulit untuk diakses. Ego state yang
perti ini orangnya” atau “ada bagian saya tumbuh akibat pengalaman traumatis
yang membuat saya tidak tenang” kadangkala melakukan manipulasi dengan
makaitulah ego state. Sebuah ego state cara menekan memori menyakitkan
merupakan satu bagian dari sekumpulan tersebut agar tidak muncul kembali
kelompok yang mempunyai keadaan atau (Hartman & Zimberoff, 2003).
kondisi emosi yang setara, yang dibeda- Strategi konseling dengan meng-
kan berdasarkan tugas khusus, perasaan gunakan ego state therapy adalah dengan
(mood), dan fungsi mental, dimana kesa- cara menemukan ego state yang terluka
daran diasumsikan sebagai identitas dari (vaded) akibat trauma kemudian mencari
orang tersebut (Hartman& Zimberoff, ego state lain yang dapat menenangkan
2003, Emmerson, 2003). Kumpulan dari atau membantunya sehingga menjadi lebih
ego state membentuk kepribadian utuh produktif dan saling melindungi (Watkins
dari seseorang dan jumlahnya tidak dapat & Watkins, 1997; Emmerson, 2003;
dihitung akan tetapi dalam satu minggu Forgas & Knipe, 2008).
ego state seseorang yang muncul berjum-
lah sekitar 5 hingga 15 ego state Dasar-DasarEgo state therapy
(Emmerson, 2003).Ego state mulai ber- Kepribadian bukan merupakan satu
kembang ketika masa kanak-kanak di- kesatuan meskipun kelihatannya sama
mana otak mulai berkembang. Semua ego akan tetapi kepribadian terpisah, berma-
state berkembang untuk memuaskan bebe- cam-macam dan memiliki tujuan yang
rapa kebutuhan (Arif, 2011). Awal mun- berbeda. Istilah ego state memang bukan-
culnya ego state diawali dengan penanam- lah yang pertama kali karena istilah ego
an nilai (imprint) yang diberikan oleh pertama kali muncul dan diperkenalkan
orang tua kepada anak serta penguatan oleh pakar psikoanalisis yaitu Sigmund
berupa penghargaan secara verbal se- Freud. Konsep psikoanalisis menjelaskan
hingga ego state semakin berkembang dan bahwa dinamika kepribadian individu
162
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

terdiri dari tiga komponen yakni id diri yang terdiri dari tiga yaitu ego state
(dorongan biologis), ego (dorongan so- anak, ego state dewasa dan ego state
sial), super ego (dorongan moral). Tetapi orang tua. Sementara dalam konsep ego
konsep ego state berbeda dengan ego dan state therapy, jumlah ego state tidak ter-
super ego yang dalam psikoanalisis. hitung karena ego state merupakan bagian
Orang yang pertama kali memperkenalkan dari kepribadian yang memiliki kondisi
istilah ego state adalah Paul Federn, perasaan yang setara, logika, keterampilan
seorang psikoterapis yang belajar dan terus berkembang (Hartman &
psikoanalis langsung pada Sigmund Freud Zimberoff, 2003).
(Barabasz et all, 2011). Federn berpen- Dalam proses terapinya, J.G.
dapat bahwa kepribadian seseorang terdiri Watkins seringkali menggunakan kondisi
dari bagian-bagian (parts) dan disebut ego hipnosis sehingga memungkinkan untuk
state. Ketika individu melakukan dan membagi ego state yang terluka dengan
merasakannya, maka ini disebut dengan ego state yang lainnya. Kondisi hipnosis
ego identity (Arif, 2011). sangat direkomendasikan dalam ego state
Eloardo Weiss (Barabasz et all, therapy (Barabasz & Watkins, 2008;
2011) yang merupakan murid dari Federn Barabasz et all, 2011; Emmerson, 2003;
mendalami konsep ego state dalam kepri- Watkins & Watkins, 1997).
badian. Tetapi baik Federn maupun Weiss
tidak menggunakan konsep ego state da- Kondisi AlamiEgo state
lam proses terapinya dan masih meng- Dalam melakukan proses konseling
gunakan psikoanalisis dalam melakukan dengan menggunakan teknik ego state
konseling dan terapi. Seorang psikolog therapy diperlukan pemahaman mengenai
berkebangsaan amerika yang bernama kondisi alami sehingga memudahkan kita
Jhon G. Watkins yang belajar psikoana- dalam melakukan intervensi. Bahkan
lisis dari Weiss mengembangkan konsep Helen H. Watkins (1993) mengingatkan
ego state menjadi lebih mudah dipahami. untuk hati-hati dalam melakukan persuasi
Watkins menggunakan konsep ego state dengan ego state dalam kondisi hipnosis
dalam terapi dan melakukan eksperimen karena sugesti yang diberikan dapat mem-
dengan menggunakan kondisi hipnosis, buat ego state baru yang bersipat merusak
berbicara langsung pada bagian kepri- dalam diri individu. Untuk itu, Emmerson
badian (subpersonality) yang bermasalah (2003) menjelaskan ada beberapa kondisi
dan berhasil membantu korban-korban alami ego state yang harus dipahami oleh
trauma perang dunia kedua. Pada tahun seorang konselor :
1970, J.G. Watkins dan istrinya H. H. 1. Ego state tidak dapat dihilangkan atau
Watkins menerbitkan istilah ego state disingkirkan, tetapi dapat kita ganti
therapy di beberapa makalah, jurnal dan tugasnya
menulis buku Ego State: Theory and 2. Normalnya, ego state dapat meng-
Therapy pada tahun 1997. ekspresikan berapa tua umur perasaan
Konsep ego state juga digunakan tersebut
dalam pendekatan Transactional Analysis 3. Ego state dapat memilih untuk ber-
Therapy akan tetapi istilah ego state yang sembunyi atau menjadi tidak aktif dan
dipaparkan Eric Berne (1961) berbeda mereka dapat berubah, mereka biasa-
dengan ego state yang dipaparkan oleh J. nya memilih nama baru, misalkan dari
G Watkins dan H.H Watkins. Ego state cemas menjadi percaya diri
dalam transactional analysis merupakan 4. Ego state pastilah bagian dari orang
konsep komunikasi interaksional bagian tersebut

163
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

5. Ego state mempunyai identitas, jadi terselesaikan. Bila vaded ego state ini
ketika ego state menjadi executive menjadi executive akan membuat
(muncul secara sadar), dia berbicara perasaan orang tersebut menjadi buruk
seperti orang pertama dan membi- bahkan menjadi di luar kendali dan
carakan state yang lain sebagai sesuatu tidak dapat melakukan sesuatu yang
yang lain diinginkannya.
6. Ego state mempunyai perasaan dan 3. Retro ego state yaitu ego state yang
mereka tidak suka dengan komentar muncul dan berkembang di masa lalu,
kasar terhadap mereka, baik secara ego state ini tercipta sejak kita masih
langsung atau melalui state yang lain. kecil dan dulu state ini berguna atau
Bila itu terjadi, mereka menolak untuk digunakan tetapi sekarang sudah tidak
berbicara dan bekerjasama. berguna lagi. Tetapi kadang suka mun-
7. Setiap orang pasti mempunyai ego cul dan menganggu atau menguntukan
state walau jumlah ego state dan seseorang.
bentuknya bisa berbeda antara orang 4. Conflicted ego state yaitu beberapa ego
yang satu dengan orang yang lain state yang saling berkonflik dan
kadang menjadi masalah bagi orang
Kondisi alami ego state yang di-
tersebut. Sebenarnya, conflicted ego
paparkan di atas merupakan bagian pen-
state mempunyai maksud positif tetapi
ting yang harus diperhatikan oleh konselor
kadang mereka bertengkar atau berbeda
dalam melakukan konselingego state
pendapat secara internal. Contoh :
therapy. Arif (2011) menjelaskan bahwa
“saya ingin lepas dari rasa takur naik
kondisi alami ego state ini adalah cara
motor setelah kecelakaan tapi bila naik,
pandang yang harus dimiliki seorang
saya khawatir terjadi kecelakaan lagi”
konselor yang menggunakan ego state
therapy dalam membantu menangani
Tujuan dari Ego State Therapy
permasalahan konseli. Pada akhirnya,
dengan memahami kondisi alami ego state Tujuan inti dari ego state therapy
akan membuat sesi konseling menjadi adalah membuat ego state yang vaded,
efektif dan efisien. retro atau konflik menjadi ego state
Selain memahami kondisi alami ego normal sehingga individu terbebas dari
state yang dapat diaplikasi dalam kon- sabotase diri dan mendapatkan kebahagia-
seling, konselor juga harus memahami an dalam hidupnya (Watkins & Watkins,
empat kondisi ego state berdasarkan pada 1997; Barabasz& Watkins, 2008). Secara
fungsinya. Emmerson (2003) menjelaskan garis besar, Emmerson (2003) merumus-
ada empat kondisi ego state dalam diri kan tujuan ego state therapy meliputi :
kita : 1. Mengalikasikan dimana adanya ke-
1. Normal ego state yaitu ego state yang sakitan, trauma, kemarahan atau
berperan positif. Tujuan inti dari ego frustrasi dalam ego state dan
state therapy adalah untuk membantu memfasilitasi ekspresi, melepaskan
semua state berfungsi menjadi normal emosi negatif, memberikan rasa nya-
kembali. man serta memberdayakan diri
2. Vaded ego state yaitu ego state yang 2. Memfasilitasi fungsi komunikasi di
bersipat menganggu sehingga membuat antara ego state
orang tersebut sering melakukan tin- 3. Menolong klien mengenal ego state
dakan yang tidak ingin dilakukan. mereka sehingga klien dapat memetik
Vaded ego state muncul karena trauma kentungan yang lebih
dan penolakan di masa lalu dan tidak

164
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

4. Mengatasi konflik diri atau konflik ego therapy, kursi yang dibutuhkan sekitar
state 5 sampai 10 kursi. Tujuan dari kursi
kosong ini adalah sebagai manifestasi
Bagi korban yang mengalami dari ego state dari individu agar dapat
trauma, konseling dengan menggunakan berkomunikasi dan mengubah vaded,
ego state therapy bertujuan untuk mene- retro atau conflicted ego state menjadi
mukan ego state yang terluka (vaded) normal ego state.
kemudian memfasilitasi proses pelepasan b. Conversational Technique yaitu teknik
emosi negatif dan ekspresi setelah itu terapi ego state yang dilakukan se-
mencari ego state lain yang dapat mem- layaknya percakapan biasa. Teknik ini
bantu dan melindungi ego state yang sangat membantu dalam sebagai per-
terluka (Barabasz et all, 2011). Proses siapan melakukan resistence bridging
pelepasan trauma dalam ego state therapy yakni teknik untuk mencari akar
terjadi ketika ego state yang terluka tidak masalah. Teknik percakapan hampir
lagi menjadi ego state yang excecutive. sama dengan teknik kursi kosong, yang
Orang yang mengalami trauma melewati membedakannya adalah disini tidak
rasa takutnya dan secara cepat ego state mencari akar masalah dalam konseling-
menjadi normal dan saling memberikan nya akan tetapi fokus pada komunikasi
penguatan (Barabasz & Watkins, 2008). antara ego state yang terluka (vaded)
dan mencari ego state pelindung
Teknik-Teknik Konseling dalam Ego (protector).
State Therapy
2. Ego State Therapy dengan meng-
Ego state therapy menekankah pada gunakan kondisi hipnosis
analisis komunikasi terhadap fungsi dan
peranan ego state terhadap individu. Ter- Hipnosis adalah suatu keadaan
dapat dua teknik yang sering digunakan fokus, tenang, dan relaks sehingga dapat
dalam ego state therapy (Emmerson, mencerna informasi atau sugesti yang
masuk ke dalam pikiran. Korban yang
2003; Arif, 2011; Watkins & Watkins
mengalami gangauan stress pasca trauma
1997) diantaranya adalah:
(Post Traumatic Stress Disorder) dan
1. Ego state therapy tanpa meng- gangguan stress akut (Acute Stress
gunakan kondisi hipnosis Disorder) memiliki kemampuan masuk
kondisi hipnosis yang sangat tinggi diban-
Adapun teknik yang seringkali
ding dengan orang biasa (Yard, DuHamel,
digunakan dalam terapi ego state yang
& Galynker, 2008).
tidak memanfaatkan kondisi hipnosis
Pendapat lain dikemukakan oleh
dalam proses terapinya adalah
Hilgard (Watkins, 1993) yang menjelas-
a. Empty Chair Technique yaitu teknik kan hipnosis berkaitan dengan fokus yang
terapi ego state dengan menggunakan tinggi dan proses pemisahan diri
kursi sebagai media dalam mem- (disosiative). Melalui hipnosis, konselor
fasilitasi komunikasi antar ego state. dapat secara efektif memanggil dan
Teknik ini sangat cocok bagi individu memisahkan ego state yang terluka serta
yang kurang bisa melakukan imajinasi melakukan proses pelepasan emosi. Kon-
karena dengan menggunakan kursi disi hipnosis merupakan bagian terpenting
kosong seseorang akan terbantu dengan dalam satu sesi ego state therapy
lebih mudah untuk mengakses ego (Emmerson, 2003; Barabasz et all, 2011).
state atau perasaannya. Teknik ini Kondisi hipnosis digunakan untuk
merupakan pengembangan dari gestalt mencari akar masalah (root cause) yang
therapy, yang membedakannya adalah menjadi permasalahan klien. Emmerson
selama sesi konseling ego state (2003) menjelaskan dalam kasus trauma,
165
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

kondisi hipnosis digunakan untuk mencari Traumatic Stress Disorder). Konselor


ego state yang terluka (vaded) kemudian yang menggunakan terapi ego state mem-
melakukan pelepasan emosi melalui bantu untuk menyembuhkan masalah
ekspresi terhadap ego state yang negatif trauma yang dihadapi oleh konseli. Ketika
(maladaptive ego state) yaitu dengan cara masalah trauma terselesaikan, gejala-
melakukan regresi atau kembali kepada gejala trauma seperti kecemasan, takut
memori masa lalu yang menjadi pemicu yang berlebihan mulai menghilang karena
trauma kemudian melakukan rekonstruksi sudah tidak lagi dalam pengendalian ego
yang positif terhadap peristiwa itu state yang negatif (Barabasz et all, 2011).
(Abramowitz & Lichtenberg, 2010; Pengalaman traumatis yang selalu
Watkins&Watkins,1997).
teringat akan ditekan oleh pikiran dan
Barabasz et all (2011) memaparkan
tersimpan di dalam pikiran bawah sadar.
langkah-langkah satu sesi ego state
therapy dengan menggunakan hipnosis Oleh karena itu, ego state yang muncul
yang bisa dilakukan oleh konselor di- akibat trauma akan melakukan manipulasi
antaranya: (1) melakukan induksi secara perilaku dengan cara menghindari
tidak langsung kepada konseli untuk (avoidance) dari segala hal yang berkaitan
memasuki kondisi hipnosis. Setelah itu dengan kejadian yang menjadi pemicu
konseli dibantu untuk mengingat kembali trauma. Forgash& Knife (2008) menjelas-
memori masa lalu yang menjadi pemicu kan manipulasi ego state yang dilakukan
trauma dengan menggunakan teknik reg- untuk menghindari trauma seperti sulit
resi. Emmerson (2003) menjelaskan untuk berkonsentrasi, marah yang meledak-le-
menghindari konseli yang takut dihip- dak, menghindari orang-orang dan segala
nosis, konselor dapat menggunakan teknik hal yang mengingatkan kejadian trauma,
induksi secara tidak langsung (indirect kaku, merasa terisolasi, distress dan ku-
hypnosis) dan teknik resistence bridging rang kepercayaan baik pada diri maupun
sebagai teknik regresi permisif dimana orang lain. Untuk itu, konseling traumatik
konseli tidak tahu sedang dihipnosis. (2) dengan menggunakan ego state therapy
selanjutnya konselor melakukan proses dapat digunakan sebagai intervensi pen-
ekspresi terhadap ego state yang negatif dekatan untuk menghilangkan gejala-
(maladaptive ego state). Ketika proses gejala trauma yang dirasakan oleh konseli.
ekspresi dilakukan konselor membantu Hasil penelitian menunjukkan bah-
konseli untuk melepaskan dan meluapkan wa sindrom trauma seperti gangguan
seluruh emosi yang tersimpan di dalam stress pasca trauma (Post Traumatic
pikiran bawah sadar konseli. (3) tahapan Stress Disorder) dan gangguan stress akut
akhir adalah melakukan penanganan
(Acute Stress Disorder) secara efektif
(reliefe) yakni proses komunikasi antara
dapat dihilangkan dengan menggunakan
ego state dimana ego state yang terluka
dibantu oleh ego state yang lebih dewasa ego state therapy (Watkins & Watkins,
(nurturance). 1997; Barabasz& Watkins, 2008;
Abramowitz & Lichtenberg, 2010; Arif,
Prosedur KonselingTraumatik melalui 2011). Teknik ego state therapy yang
Ego State Therapy secara efektif dapat membantu menangani
trauma adalah dengan menggunakan
Konseling merupakan pemberian kondisi hipnosis (Emmerson, 2003).
bantuan yang sangat tepat bagi korban Melalui kondisi hipnosis, konselor dapat
yang mengalami trauma. Weaver et all secara cepat menemukan akar masalah
(2003) menjelaskan pemberian konseling dan ego state yang terluka serta melaku-
merupakan dukungan utama bagi korban kan proses ekspresi dan pelepasan emosi.
yang mengalami stress pasca trauma (Post Adapun gambaran secara detail mengenai

166
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

manual satu sesi konseling traumatik Tujuannya adalah supaya konselor lebih
dengan menggunakan ego state therapy mudah berkomunikasi dengan ego state
adalah sebagai berikut: yang merupakan bagian dari konseli.
Contohnya pada kasus di atas, konseli
1. Tahapan pertama yang harus dilakukan
merasa ketakutan ketika naik motor dan
oleh konselor adalah mengakses ego
memberi namanya dengan “si takut”. Se-
state (Accessing ego state) dengan
telah itu tanyakan pada ego state apa
menggunakan teknik Resistence
fungsi “si takut” untuk konseli. Hal ini di-
Deepening
lakukan agar konselor mengetahui fungsi
Dalam kasus traumatik, konselor ego state bagi konseli. Karena pada dasar-
mengeksplorasi untuk menemukan ego nya setiap ego state memliki niat dan
state yang terluka. Konselor membimging fungsi yang baik bagi dirinya (Emmerson,
konseli untuk memasuki kondisi hipnosis 2003).
dengan teknik resistence deepening yang Kemudian konselor melakukan cek
tanpa disadari konseli sudah berada dalam skala kedalaman dari 1 sampai 10. Angka
kondisi hipnosis. Arif (2011) menjelaskan 10 menandai bahwa emosi sangat terasa
bahwa teknik resistence deepening di- dan 1 jika emosi tersebut tidak terasa.
ciptakan untuk orang yang cenderung Tanyakanlah pada konseli “Ada di angka
menghindar atau takut dihipnosis. berapa emosi yang saat ini anda rasakan
Emmerson (2003) mencipatakan teknik ini ?”, bila angkanya rendah misalkan 6, kon-
dengan memanfaatkan trance atau kondisi selor meminta konseli untuk melipat-
hipnosis dengan mata terbuka. Teknik gandakan perasaan itu sampai sembilan
resistence deepening menekankan pada atau sepuluh.
unsur perasaan saat melakukan peng-
2. Tahapan selanjutnya melakukan regresi
ambilan kondisi hipnosis.
dengan menggunakan teknik
Langkah awal yang dapat konselor
Resistence Bridging
lakukan dalam melakukan teknik adalah
dengan meminta konseli untuk memba- Langkah selanjutnya adalah melaku-
yangkan situasi yang membuat dia trauma kan regresi yaitu membawa konseli ke
dan menanyakan perasaan yang muncul dalam memori situasi atau peristiwa
ketika dalam situasi tersebut. Tahapan pertama kali munculnya ego state yang
pertama ini bertujuan untuk mengakses terluka. Emmerson (2003) menjelaskan
ego state yang terluka atau kondisi yang bahwa teknik resistence bridge adalah
membuat konseli trauma. Pengalaman sebuah teknik hipnosis yang membawa
traumatis biasanya membuat konseli konseli untuk berpindah secara langsung
mengalami ketakutan yang sangat kuat setelah selesai melakukan teknik resisten-
ketika menghadai situasi yang menjadi ce deepening. Penggunaan teknik ini
pemicu trauma dan saat itulah ego state diintegrasikan secara langsung setelah
yang terluka muncul (executive). Misalnya melakukan teknik resistence deepening.
pada kasus trauma naik motor. Dalam Pada kasus di atas, setelah konselor
mengakses ego state yang terluka, kon- membimbing konseli merasakan intensitas
selor dapat meminta konseli untuk mem- emosi sampai angka 10, setelah itu guna-
bayangkan konseli duduk di atas motor kan teknik resistence bridging dengan
dan tanyakan bagaimana pera-saannya. menanyakan konseli sebagai berikut: (a)
Selain itu, konselor memberikana Menurut anda, perasaan (emosi) ini tua
nama kepada ego state yang terluka ter- atau muda?; (b) Pada sekitar umur berapa,
sebut. Konselor menanyakan kepada perasaan ini muncul pertama kali?; (c)
konseli mengenai nama dari ego state ini. Silahkan menjadir umur (sebutkan umur

167
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

berapa yang muncul dari jawaban b); (d) menanyakan langsung pada konseli. Kon-
Peristiwa ini sepertinya terjadi di dalam selor dapat membantu dengan menanya-
atau diluar ruangan?; (e) sendiri atau kan “Apakah mau ditendang atau ditiup?”
bersama orang lain?; (f) Ceritakan apa atau mau diambil pakai tangan lalu
yang terjadi disana. Pertanyaan-pertanya- dibuang?” (b) bila ego state yang negatif
an tersebut merupakan teknik untuk itu adalah orang tua, dilakukan proses
mengeksplorasi muncul pertama kalinya pemaafan dengan teknik forgiveness
ego state yang terluka. antara konseli dan orang tuanya.
3. Tahapan selanjutnya adalah melakukan 5. Tahapan selanjutnya adalah melakukan
proses ekspresi terhadap ego state yang proses relief atau penenangan
negatif (introject) yang memunculkan
Setelah melakukan proses pelepasan
pengalaman traumatis ego state negatif, langkah selanjutnya
Setelah akar masalah yang menjadi adalah mekakukan proses penenangan
pengalaman traumatis bagi konseli di- (relief) yaitu dengan memanggil ego state
ketahui, langkah selanjutnya adalah me- yang lebih dewasa (mature) dan mau
lakukan proses ekspresi terhadap ego state mengasuh (nurturing) ego state yang
negatif (introject). Dalam tahapan ini, terluka tadi. Bila ego state yang dwasa
konseli harus mengekspresikan dan meng- dan mau mengasuh tidak muncul sama
ungkapkan permasalahan atau emosi yang sekali, maka konselor dapat memanggil
terpendam. Secara khusus ego state yang ego state introject yang lebih dewasa dan
mengekpresikan emosi tersebut harus ego mau mengasuh ego state yang terluka
state yang terluka. Misalkan Si Marah tersebut. Caranya adalah konselor dapat
mengekspresikan kemarahannya pada meminta konseli untuk memanggil bagian
orang yang menabrak motor konseli dari konseli yang lebih dewasa dan
sebagai orang yang telah melukai hatinya matang kemudian beri nama ego state
tanpa ia bisa mengungkapkan dihadapan- tersebut. Misalkan Si Tenang yang mun-
nya secara langsung. Tujuan dari proses cul pada konseli, langkah selanjutnya
ekspresi adalah untuk melepaskan semua konselor membantu konseli untuk melaku-
emosi yang terpendam dalam diri konseli kan proses penenangan dengan cara
dan seringkali menjadi masalah yang meminta ego state “si tenang” untuk mau
memicu untuk munculnya gejala-gejala mengasuh dan menyayangi ego state “si
trauma (Barabasz et all, 2011). takut”. Prosesnya adalah dengan cara
konseli mengungkapkan secara lisan pada
4. Tahapan selanjutnya adalah melakukan
ego state “si takut” dan memfasilitasi
removal atau pelepasan
komunikasi antara ego state yang dewasa
Setelah proses mengekspresikan (mature) dan ego state yang terluka. Bila
perasaan selesai, dilakukan proses remo- ego state “si takut” sudah merasa tenang,
val atau pelepasan rasa kesal. Konselor langkah selanjutnya adalag mengubah
harus membantu ego state yang terluka nama ego state yang terluka (si takut)
untuk melakukan pelepasan dari ego state menjadi nama ego state yang lebih positif,
negatif yang masih melekat. Ada dua cara misalkan ego state “berani”.
yang dapat dilakukan oleh konselor : (a)
bila ego state yang negatif (introject) itu
adalah lain atau sesuatu, buatlah menjadi C. Kesimpulan
sesuatu yang sangat kecil ukurannya dan Konseling bagi konseli yang meng-
konselor membantu konseli untuk meng- alami pengalaman traumatis merupakan
usirnya. Cara mengusinya adalah dengan bantuan utama yang harus segera di-
168
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

berikan. Hal ini dilakukan agar gejala- Kingdom: Greenwood Publishing


gejala trauma yang dirasakan menghilang Group, Inc.
dan konseli dapat menjalani hidup dengan Emmerson, Gordon. (2003). Ego State
bahagia tanpa diikuti rasa takut yang Therapy. Carmethen, United
berlebihan. Ego state therapymerupakan Kingdom: Crown House
teknik yang simple dan luar biasa dapat
secara efektif menangani kasus trauma. Flanagan, Jhon-Sommers & Rika-
Konseling traumatik menggunakan ego Sommers Flanagan. (2004).
state therapy adalah model konseling Counselling and Psychotherapy
yang menyembuhkan pengalaman trauma- Theory In Context and Practice.
tis seseorang melalui proses ekspresi, New Jersey: Jhon Wiley and Son,
pelepasan dan penenangan ego state yang Inc.
terluka. Hal ini dilakukan dengan cara Forgash, Carol & Jim Knipe. (2008).
mencari ego state yang lebih dewasa Integrating EMDR and Ego State
(mature) dan mau mengasuh (nurturing) Therapy for Client with Trauma
ego state yang terluka. Untuk itu, kon- Disorder. In Carol L. Forgash and
seling traumatik dengan menggunakan Margaret Copeley, Healing Trauma
teknik ego state therapy dapat menjadi with EMDR and Ego State Therpay.
solusi dalam menangani kasus-kasus (pp. 91-120). New York, NY :
trauma. Springer Publishing.
Hartman, David & Diane Zimberoff.
DAFTAR PUSTAKA (2003). Ego State In Heart-Centered
Therapies. Journal of Heart-
Abramowitz,E.,&Litchtenberg,P.(2010).A
Centered Therapies, Vol. 6, No. 1,
New Hypnotic Technique For
pp. 47-92
Treating Combat Related Post
Traumatic Stress Disorder:A Hawkins, Peter J. (2000). Hypnosis in
Prospective Open Study. Counselling and Psychotherapy. In
International Journal of Clinical Stephen Palmer, Introduction to
and Experimental Hypnosis, Counselling and Psychotherapy :
58,316–328. Essential Guide. London : Sage
Publication Ltd
Arif, Antonius. (2011). Ego State
Therapy. Jakarta: PT. Gramedia Herman, J. L. (1992). Trauma and
Pustaka Utama recovery: The aftermath of
violence—From domestic abuse to
Barabasz, Arreed, Marianne Barabasz &
political terror. New York: Basic
Jhon G. Watkins. (2011). Single-
Books.
Session Manualized Ego State
Therapy For Combat Stress Injury, Hull,A.M.(2002).Neuroimaging Findings
Post Traumatic Stress Disorder, In Post Traumatic Stress Disorder.
Acuted Stress Disorder, Part 1 : The British Journal of Psychiatry,
Theory. International Journal of 181,102–110.
Clinical and Experimental Litz,B.T.(1992).Emotional Numbering In
Hypnosis, 59, 379-391. Combat Related Post Traumatic
Carll, Elizabeth K. (2007). Trauma Stress Disorder:A Critical Review
Psychology: Issues In Violence, and Reformation.
Disaster, Health, and Illness. United

169
Prosiding International Seminar & Workshop Post Traumatic Counseling” tanggal 6 - 7 Juni 2012 di
STAIN Batusangkar

ClinicalPsychologyReview, 12,417– Disorder.InJ.Panksepp(Ed.), Text


432. Book of Biological Psychiatry
(pp.319–344).NewYork,NY:Wiley-
Lynn, Steve Jay & Judith W. Rhue.
Liss
(1991). Theory of Hypnosis :
Current Models and Perspective. Watkins, Jhon G.& Watkins,Helen H.
New York : The Guilford Press (1997). Ego State: Theory and
Therapy. New York, NY : Norton &
Neukrug, Ed. (2012). The World of
Company
Counselor : An Introduction to The
Counseling Profession. Belmont, Watkins, Jhon G. & Barabasz, Arreed.
CA : Brooks/Cole (2005). Hypnotherapeutic
Techniques 2E. New York, NY :
Okawa, Judy B. & Ronda B Hauss.
Routledge
(2007). The Trauma of Politically
Motivated Torture. In Elizabeth K. Watkins, Jhon G. & Barabasz, Arreed.
Carll, Trauma Psychology : Issues (2008). Advanced Hypnotherapy :
In Violence, Disaster, Health, and Hypnodynamic Technique. New
Illness. (pp. 33-60) United Kingdom York, NY : Routledge
: Greenwood Publishing Group, Inc. Watkins, Helen Huth. (1993). Ego State
Philips, Maggie. (2001). Healing The Therapy : Overview. American
Divided Self. In Raymond J. Journal of Clinical Hypnosis. Vol.
Corsini, Handbook of Innovative 35, No. 4, pp 232–240.
Therapy. (pp. 279-292). New York, Weaver, Andrew J. et all. (2003).
NY : Jhon Wiley & Son, Inc. Counseling Survivors of Traumatic
Philips, Maggie. (2008). Combinging Events : A Handbook for Pastoral
Hypnosis with EMDR and Ego State and Other Helping Professional.
Therapy for Ego Strengthening, In Nashville : Abingdon Press
Carol L. Forgash and Margaret Yard,S.,DuHamel,K.,&Galynker,I.(2008).
Copeley, Healing Trauma with Hypnotizability As APotential Risk
EMDR and Ego State Therpay. (pp. Factor For Post Traumatic Stress : A
91-120). New York, NY: Springer Review of Quantitative Studies.
Publishing International Journal of Clinical
VanderKolk,B.(1994).Psychobiology of and Experimental Hypnosis,
Post Traumatic Stress 56,334–356

170

Anda mungkin juga menyukai