Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Nyoman Arianca

NIM : 223221323

Prodi : Sarjana Keperawatan

Kelas : B15 A

SOAL UTS Mata Kuliah : KOMPLEMENTER DAN ALTERNATIF

1. Uraikan secara singkat dan jelas pendapat saudara tentang peran dan fungsi edukasi perawat
dalam keperawatan komplementer ! (bobot Nilai 20%)

2. Uraikan pendapat saudara terkait ruang lingkup : teknik, alat, bahan, keluhan, perbedaan setelah
menjalani terapi komplementer dari pengalaman sendiri atau pengalaman rekan/keluarga yang
pernah menerima pelayanan komplementer ! (bobot Nilai 20%)

3. Sebut dan uraikan : karakteristik terapis, teknik, bahan yang digunakan pada terapis
komplementer maupun terapi alternatif yang ada di sekitar daerah saudara ! (bobot Nilai 20%)

4. Uraikan pendapat saudara tentang analisis salah satu bahan obat Herbal Indonesia dengan salah
satu evidence base (jurnal) terkini! (bobot Nilai 20%)

5. Uraikan pendapat saudara tentang analisis salah satu terapi fisik komplementer (Massage,
Akupunkture, Bekam, Hipnosis lima jari dsbnya) dengan dukungan salah satu evidence base/jurnal!
(bobot Nilai 20%)

Jawaban:

1. Peran dan fungsi edukasi perawat dalam keperawatan komplementer diantaranya: Perawat
sebagai pendamping pasien dalam hal pengambilan keputusan (disamping keluarga yang
mendampingi) terkait penentuan keputusan terhadap terapi yang akan diberikan dan yang
akan dikerjakan oleh pemberi terapi. Dalam hal ini terapi komplementer, dimana terapi
komplementer itu sendiri merupakan terapi pendamping dari terapi medis, tidak bisa
digunakan sebagai terapi pengganti terapi medis. Sedangkan edukasi yang dapat diberikan
oleh perawat berupa promosi Kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rahabilitasi.
Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier
dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok. Peran perawatan yang dapat
dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer diantaranya sebagai konselor,
pendidik Kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, coordinator dan sebagai advokat.
Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi apabila
klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil keputusan. Sebagai pendidik
kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di sekolah tinggi keperawatan.
Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang
dikembangkan dari hasil-hasil evidence-based practice. Perawat dapat berperan sebagai
pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik pelayanan kesehatan yang melakukan
integrasi terapi komplementer. Peran senagai koordinator, perawat lebih banyak
berinteraksi dengan klien sehingga peran coordinator dalam terapi komplementer juga
sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan dokter yang
merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat perawat berperan untuk
memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer yang mungkin diberikan
termasuk perawatan alternatif

2. Teknik terapi komplementer digunakan sesuai dengan keluhan/kondisi pasien yang akan
menjalani terapi komplementer, disini teknik yang digunakan memperhatikan juga kondisi
kesehatan medis pasien. Tidak bisa menggunakan segala macam Teknik yang ada dalam
terapi komplementer. Sebagai contoh, pengalaman sendiri saat keseleo, setelah dipastikan
aman dari segi medis, hasil x-ray tidak menunjukkan adanya fraktur/dislokasi/curiga rupture
tendon, dokter mengijinkan untuk diberikan terapi komplementer, dan terapi yang bis
adiaplikasikan terapi massage, bukan terapi penekanan, dengan menggunakan peralatan
dan bahan seperti minyak urut yang baik, tidak berbau menyengat, tidak terasa panas,
aromanya menenangkan. Setelah diberikan terapi, kaki terasa lebih relaks, sensasi nyeri saat
berdiri berkurang.

3. Karakteristik terapis di daerah sekitar tempat tinggal saya masih berupa pegiat terapi
komplementer dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapatkan,untuk basic
ilmu yang dimiliki, belum ada perawat yang mengaplikasikan terapi komplementer, hanya
orang yang punya kemauan belajar, dan kemampuan spiritual yang diyakini oleh masyarakat
sekitar. Teknik yang digunakan masih sebatas teknik-teknik pengurutan dan pemijatan,
Teknik akupuntur, bekam belum ada yang mengaplikasikannya. Terapi obat herbal hanya
masih sebatas pengalaman-pengalaman orang yang pernah mengalaminya, misalnya
menggunakan olahan daun sembung untuk keluhan sakit perut, daun jambu biji untuk diare,
dsb. Bahan-bahan yang digunakan masih sangat tradisional dan sederhana, seperti minyak
untuk urut, masih menggunakan minyak kelapa olahan sendiri dengan diberikan aroma
tambahan bunga kenanga, bunga cempaka dan bunga tanjong saat proses pembuatannya.

4. Analisis obat herbal “terapi daun salam dalam pengobatan hipertensi”

Pemilihan bahan-bahan dan teknik pengolahan sangat berpengaruh terhadap efektifitas


pengobatan herbal, dalam hal ini pemanfaatan rebusan daun salam dalam pengobatan
hipertensi. Pemantauan juga diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
salah satunya reaksi alergi.
https://journal.umgo.ac.id/index.php/Zaitun/article/view/1671
abstrak:
Hipertensi merupakan gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah dan
menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas normal. Atau melebihi 140/90mmHg.
Hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan sekunder. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui Pengaruh Terapi Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan Hipertensi
Pada Lansia Diwilayah Kerja Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo. Desain penelitian
menggunakan pendekatan eksperimen semu/quasi eksperimen, “One Groups Pretest-
Posttest Design”, yaitu pengamatan pada satu kelompok. Jumlah populasi sebanyak 56
lansia, penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan
menggunakan rumus slovin nilai signifikan 0,5%. Hasil penelitian didapatkan pengaruh terapi
daun salam dapat menurunkan hipertensi pada lansia. Hasil uji stastistik didapatkan nilai t
hitung > t table (11,689 > 0,4132 atau p=0,000<0,05, maka Ha diterima jadi dapat
disimpulkan terdapat pengaruh terapi rebusan daun salam terhadap penuruna hipertensi
pada lansia Diwilayah kerja Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo .
5. Terapi fisik komplementer (Massage)
Rasa nyaman juga sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik pasien, salah satunya
berpengaruh kepada kondisi kardiovaskuler yaitu Tekanan Darah. Maka perlu juga
diperhatikan terkait pemberian rasa nyaman kepada pasien,untuk dapat mengontrol kondisi
tekanan darah nya, salah satunya dengan melakukan pemijatan/massage pada punggung,
yang bisa memberikan rasa nyaman kepada pasien, sehingga mengurangi efek tegang
berlebihan yang berpengaruh kepada peningkatan tekanan darah.
https://repository.poltekkespalembang.ac.id/items/show/2336
Abstrak:
Latar belakang: Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah melebihi 140/90 mmHg
dengan minimal dua kali pengukuran diwaktu yang berbeda. Hipertensi diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer (esensial) yang belum diketahui penyebabnya dan
hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit ginjal, jantung, endokrin, dan gangguan
kelenjar adrenal, Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi.
Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan beberapa komplikasi, Komplikasi yang
sering terjadi akibat hipertensi adalah kerusakan pembuluh darah otak, stroke, gagal ginjal,
gagal jantung, sindrom metabolik dan bahkan kematian. Tujuan: Untuk mengatasi masalah
tekanan darah diperlukan terapi non farmakologi dalam mengatasinya berupa terapi
massage punggung.Metode: Metode penelitian ini menggunkan Studi Literatur review non
sistematic berdasarkan referensi yang relavan dari judul yang terkait. Sumber datanya
berdasarkan jurnal terupdate yang dibatasi penerbitan jurnalnya dari tahun 2015-2019.
Hasil: Berdasarkan hasil lima artikel yang telah di riview tentang pemberian terapi massage
punggung dalam menurunkan tekanan darah bahwa terapi massage punggung ada pengaruh
dalam menurunkan tekanan darah. Kerja pijat punggung dilakukan untuk menurunkan
tekanan darah melalui suatu mekanoroseptor tubuh yang kemudian mengatur tekanan,
sentuhan dan kehangatan menjadi mekanisme relaksasi. Perubahan tekanan darah dalam
massage punggung dikarenakan massage punggung memiliki kelebihan yaitu dapat
merangsang hormon endorfin.

Anda mungkin juga menyukai