Anda di halaman 1dari 2

Raihannada P.

A / 26

BURUNG CENDERAWASIH

Nasya berlari dengan ceria menuju tempat yang paling ia sukai. Sore ini ia pergi
bersama sahabatnya Deva menuju sebuah taman rindang dengan danau yang sangat
luas,letaknya cukup dekat dari rumah mereka. Setiba di taman itu Nasya dan Deva menuju
ke ujung taman,ada sebuah celah kecil yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang
berkunjung ke sana. Celah itu membawa mereka ke dalam sebuah taman lain yang lebih
indah namun tertutup.

Memasuki taman rahasia itu, Nasya menemukan seekor burung,kepalanya berwarna


kuning keemasan dengan empat sayap yang sangat indah. Burung itu memiliki 2 antena dan 2
ekor panjang dibelakangnya. Nasya dan Deva kagum pada indahnya burung didepan mereka
itu. Ketika mereka ingin mendekat terdengar burung itu berbicara, “Aku cenderawasih, aku
berasal dari surga. Kalian telah menemukanku maka kalian berhak mendapat kitab ini. Aku
turun ke bumi karna waktuku akan segera habis,namun aku datang dari surga untuk
memberikan keberuntungan pada manusia di bumi,” ucap burung itu seraya memberikan
sebuah buku yang terlihat tua.

Nasya yang masih kebingungan menerima kitab itu dengan ragu. Lalu ia keluar
bersama Deva. Mereka membaca kitab itu. Isinya mengenai cenderawasih yang berasal dari
surga. Cenderawasih hanya turun 1 setiap 7 tahun, dan burung ini memiliki banyak sekali
khasiat untuk pengobatan juga untuk pelaris dan berbagai keajaiban lain yang diceritakan
secara detail di dalam kitab itu. Keesokan harinya Nasya dan Deva kembali menemui
cenderawasih itu, “Apa yang kalian inginkan sebagai keberuntungan kalian,?” cenderawasih
itu bertanya. “Tidak ada,kami tidak tahu harus memilih apa,” Nasya dan Deva terlalu polos
untuk memilih keberuntungan yang bisa mereka dapatkan. “Bagaimana jika kamu izinkan
kami bermain disini bersamamu?” tanya Deva pada cenderawasih.

Setelah mendapat izin mereka bermain didekat cenderawasih. Terkadang mereka


meminta cenderawasih menunjukkan beberapa trik indah dengan tubuhnya.cenderawasih
juga menceritakan beberapa hal. “Kami terlahir sebagai burung yang jauh lebih indah dari ini,
ini bukan wujud asliku. Karna jika aku menggunakan wujud asliku maka aku akan langsung
mati saat baru saja melewati atmosphere bumi. Para cenderawasih diciptakan dengan kisaran
umur yang sama dan saat umur kami semakin mendekati ujungnya kami akan turun ke bumi
dengan wujud seperti ini. Dan akan mati perlahan di bumi, selain itu karna kami lahir di surga
kami memliki banyak sekali keajaiban dan itu kami manfaatkan untuk memberi
keberuntungan pada manusia di bumi,” kata cenderawasih. “Wahh itu sangat mengagumkan,”
kata Nasya kagum. “Tapi kenapa harus pergi ke bumi untuk mati,apa tidak boleh datang
sebelum itu,” tanya Deva. “Bisa,tapi sangat jarang” jawab cenderawasih

Mereka menghabiskan berhari hari bercerita dan bermain bersama. Keadaan


cenderawasih semakin lama semakin melemah.Nasya dan Deva mulai merasa sedih. Tidak
mau berpisah dengan cenderawasih. Pagi itu kesedihan Nasya semakin bertambah saat
mengetahui ibunya sakit keras. Ibunya selama ini menutupi penyakitnya karna tak mau Nasya
bersedih.Nasya dan Deva kembali menemui cenderawasih. Setelah mengetahui itu semua
cenderawasih berkata, “Tepat sekali aku akan pergi hari ini, aku akan memberikan obat untuk
ibumu ambillah 1 buluku nanti,” “Apa?! Kamu akan pergi. Jangan bercanda” kata Nasya.
“Tidak kamu tidak boleh pergi!” kata deva menyentak

“Terimakasih dan maaf, aku benar benar harus pergi. Terimakasih kalian benar benar
berbeda dari cerita yang aku dengar tentang manusia. “ kata cenderawasih yang kemudian
merontokan beberapa bulunya hingga jatuh ke tanah sebelum benar benar menghilang.
Kemudian bulunya berubah menjadi beberapa kendi yang berisi obat dan harta yang
banyak.Nasya dan Deva menangis tersedu. Namun mereka berterimakasih pada cenderawasih
yang benar benar penuh keajaiban dan keberuntungannya

Anda mungkin juga menyukai