Anda di halaman 1dari 8

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

BAB

4
Perkembangan
Kerja Sama dan
Lembaga Internasional
Pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melambat dan disertai risiko
ketidakpastian menjadi fokus pembahasan pada fora multilateral dan regional. Berbagai fora
kerja sama memberikan perhatian khusus pada peningkatan tensi perdagangan AS-Tiongkok
yang telah berdampak negatif bagi ekonomi global, serta memengaruhi keyakinan dunia usaha
dan investor. Secara khusus, IMF menekankan agar setiap negara tidak menggunakan tarif
untuk mengatasi isu neraca perdagangan bilateral atau untuk menekan reformasi negara lain.
Masing-masing negara dihimbau untuk terus menyuarakan pesan positif kepada pasar dan
menerapkan respons kebijakan yang diperlukan untuk menjaga pertumbuhan.

Forum kerja sama internasional berupaya mendorong pertumbuhan dan menjaga


resiliensi sektor keuangan. Forum kerja sama berupaya mencapai level pertumbuhan ekonomi
yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif. Selain itu, untuk memperkuat resiliensi sistem
keuangan di tataran ASEAN, telah ditandatangani kesepakatan protokol ASEAN Framework
Agreement on Services (AFAS) yang bertujuan mendorong liberalisasi perdagangan jasa,
termasuk jasa keuangan. Dalam konteks ini, Indonesia juga terus berupaya untuk mendorong
implementasi LCS dan penguatan fasilitas JPKI.

Dalam merespons fragmentasi pada sektor keuangan, Indonesia berkomitmen


melaksanakan reformasi. Indonesia juga meminta FSB dan Standard Setting Bodies untuk
memerhatikan tantangan dan kondisi suatu negara dalam mengimplementasikan agenda
reformasi keuangan. BI akan terus memantau dampak dari fragmentasi pada area OTC
derivative, serta bersama Kementerian Keuangan dan OJK membentuk task force pendalaman
pasar keuangan.

105
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

Fora ASEAN dan EMEAP secara aktif melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas
anggota, guna merespons perubahan struktural pada sektor keuangan akibat inovasi teknologi.
Bank of Thailand -Chairman ASEAN- menyelenggarakan ASEAN Financial Regulators’ Program
on Cyber Resilience dan Bangkok Fintech Fair 2019 untuk memberi pemahaman terkait risiko dan
tren cyber threat yang dihadapi sektor keuangan. Sementara, fora kerja sama APEC menyusun
Roadmap Ekosistem Data Layanan Keuangan dan Financial Inclusion Capacity Building Package.

4.1. Perkembangan Ekonomi Global masih di bawah output potensial dan tingkat
inflasi masih terkendali, kebijakan moneter
Pertumbuhan ekonomi global
dapat lebih akomodatif baik di negara maju
yang cenderung melambat dengan
maupun negara berkembang. Kebijakan
disertai risiko ketidakpastian menjadi
fiskal perlu menyeimbangkan multiple
salah satu fokus pembahasan pada fora
objectives yakni mendorong permintaan jika
multilateral dan regional. IMF memberikan
diperlukan, meningkatkan pertumbuhan
perhatian khusus pada peningkatan tensi
potensial melalui belanja yang difokuskan
perdagangan AS-Tiongkok karena dinilai
pada reformasi struktural, dan memastikan
telah berdampak negatif bagi ekonomi global
keuangan negara yang berkelanjutan dalam
serta memengaruhi keyakinan dunia usaha
jangka menengah. IMF juga menekankan
dan investor. Bila ketegangan terus berlanjut
pentingnya meningkatkan resiliensi,
tanpa solusi, akan berdampak negatif pada
inklusivitas, dan mengatasi permasalahan
perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
struktural yang menghambat pertumbuhan
IMF menekankan pentingnya kebijakan
output potensial.
multilateral dan kebijakan domestik untuk
menghadapi risiko tersebut, termasuk Forum BIS menaruh perhatian
mengakhiri tensi perdagangan dan teknologi, pada downside risks pertumbuhan
serta menyelesaikan ketidakpastian perjanjian ekonomi global yang berasal dari
perdagangan dengan cepat. ketidakpastian kebijakan ekonomi
terutama kebijakan perdagangan.1
IMF menekankan agar setiap
Dengan terjadinya kondisi tersebut, telah
negara tidak menggunakan tarif untuk
terjadi perubahan yang signifikan pada reaksi
mengatasi isu neraca perdagangan
pasar, posisi kebijakan moneter, dan proyeksi
bilateral atau untuk menekan reformasi
pertumbuhan ekonomi global. Proyeksi
negara lain. Masing-masing negara dihimbau
perekonomian global untuk 2019 dan 2020
untuk terus menyuarakan pesan positif
direvisi ke bawah, terutama sejak akhir 2018
kepada pasar, dan mempersiapkan respons
kebijakan yang diperlukan untuk menjaga
1 BIS Bimonthly Meeting Juni 2019 mengangkat topik
pertumbuhan. Dalam hal ini, jika pertumbuhan “What can policy do when the boom ends?“

106
Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

dan diperkirakan baru akan meningkat secara mewaspadai potensi risiko perdagangan
gradual pada akhir 2019 dengan asumsi dan keuangan. Indonesia juga memandang
meredanya tensi perdagangan. Pandangan penting koordinasi kebijakan di tengah
yang sama mengenai kondisi ekonomi global perlambatan ekonomi global, untuk menjaga
juga disampaikan oleh IMF dan AMRO pada stabilitas dan tetap mendorong pertumbuhan.
pertemuan ASEAN Finance Ministers’ and Langkah koordinasi yang diterapkan
Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM).2 Indonesia telah menuai keberhasilan,
terefleksi dari pertumbuhan yang tetap kuat
Sejalan dengan pembahasan pada
di tengah ketidakpastian dan perlambatan
fora BIS dan ASEAN, fora Executives
perekonomian global.
Meeting of East Asia Pacific Central Banks
(EMEAP) juga membahas mengenai
risiko ketidakpastian kebijakan ekonomi
4.2. Kerja Sama untuk Meningkatkan
global yang dapat memengaruhi pasar
Pertumbuhan dan Memperkuat Resiliensi
keuangan di kawasan. Optimisme di
Keuangan
pasar keuangan saat ini cenderung bersifat
temporer di tengah data ekonomi kawasan Forum kerja sama internasional
yang belum menunjukkan perbaikan dan bertujuan untuk mencapai level
pertumbuhan ekonomi dunia yang masih pertumbuhan ekonomi yang kuat,
tertahan. Selain itu, ketegangan perdagangan berkelanjutan, berimbang dan inklusif.
antara AS–Tiongkok yang kembali memanas Guna mencapai tujuan tersebut, setiap
dapat memengaruhi outlook kawasan EMEAP, negara berkomitmen memperkuat kerja sama
sehingga memunculkan kekhawatiran internasional. Penguatan kerja sama antara
ketidakseimbangan pasar keuangan dan lain dilakukan untuk memantau faktor risiko
meningkatkan kerentanan harga aset yang dapat memengaruhi pertumbuhan
terhadap risiko “snapbacks.” ekonomi global, mengatasi excessive
imbalances, mendorong pembangunan
Indonesia merespons peningkatan
infrastruktur, dan mengatasi/mengantisipasi
tensi perdagangan global dengan
aging population.
meningkatkan resiliensi dan menjaga
momentum pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi global
Langkah tersebut ditempuh dengan belakangan ini makin banyak diwarnai
memelihara permintaan domestik, oleh excessive imbalance yang makin
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terkonsentrasi di negara maju. Excessive
dan memperbaiki iklim investasi, dengan imbalances tersebut berpotensi menimbulkan
risiko bagi perekonomian suatu negara dan
berdampak negatif bagi perekonomian
2 Pertemuan dilaksanakan pada di Chiang Rai, Thailand
global, seperti pembalikan arah aliran modal
pada 2-5 April 2019.

107
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

dari negara berkembang dan penerapan pembangunan infrastruktur; 2) meningkatkan


kebijakan proteksionisme. Meski harus efisiensi biaya; 3) memerhatikan lingkungan
dicermati, Indonesia memandang imbalances dalam pembangunan infrastruktur; 4)
dalam bentuk current account deficit di meningkatkan resiliensi terhadap risiko
negara berkembang, ditimbulkan oleh bencana alam dan risiko lainnya; 5)
kebutuhan pembiayaan pembangunan memastikan dimensi sosial dari pembangunan
seperti infrastruktur yang dalam jangka infrastruktur; dan 6) meningkatkan tata
panjang akan berdampak positif terhadap kelola. Negara G20 juga memandang bahwa
ekonomi. penyediaan quality infrastructure tersebut
sejalan dengan tujuan dari pembentukan
Imbalances perlu diatasi melalui
Roadmap to Infrastructure as an Asset Class.
reformasi struktural.3 Negara-negara G20
Ke depan, negara anggota G20 sepakat untuk
diharapkan dapat melanjutkan reformasi
melanjutkan upaya pengembangan roadmap
struktural dan memastikan fleksibilitas
tersebut, termasuk pengembangan indikator-
nilai tukar sebagai mekanisme automatic
indikator yang terkait dengan QII.
adjustment. IMF juga mendorong debt
sustainability −termasuk mengupayakan Kerja sama global mencatat bahwa
pembiayaan infrastruktur yang aman− untuk perubahan demografi, termasuk aging
menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan population memunculkan tantangan
pembangunan. Terkait mekanisme automatic dan peluang bagi seluruh negara. Negara
adjustment melalui nilai tukar yang fleksibel, anggota G20 perlu menyiapkan aturan yang
Indonesia berpandangan bahwa proses meliputi kebijakan fiskal, moneter, keuangan,
penyesuaian akan beragam sesuai kondisi dan struktural seperti pasar tenaga kerja,
setiap negara. pendidikan dan kesehatan. Forum G20
juga menyambut baik inisiatif G20 Fukuoka
Penyediaan infrastruktur yang
Policy Priorities on Aging and Financial
berkualitas (quality infrastructure)
Inclusion, yang berisi delapan tahapan untuk
merupakan aspek penting dalam
merumuskan kebijakan guna meningkatkan
mengatasi infrastructure gap. Negara
inklusi keuangan di tengah aging society.
G20 telah menyepakati Principles for Quality
Infrastructure Investment (QII), yakni prinsip- Pada lingkup kerja sama
prinsip yang diperlukan dalam mendorong ASEAN, upaya memperkuat resiliensi
penyediaan infrastruktur yang berkualitas. sistem keuangan global ditandai
Prinsip QII yang bersifat voluntary dan non- dengan kesepakatan protokol ASEAN
binding tersebut terdiri dari enam prinsip, Framework Agreement on Services
yaitu 1) memaksimalkan dampak positif dari (AFAS). Penandatanganan perjanjian
protokol AFAS ke-8 yang dilaksanakan oleh
3 Indonesia mendukung upaya reformasi struktural. Menteri Keuangan ASEAN pada 5 April

108
Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

2019 bertujuan untuk mendorong liberalisasi perdagangan yang berkepanjangan, dovish


perdagangan jasa, termasuk jasa keuangan, policy wave, dan ketegangan geopolitik telah
dalam rangka integrasi ekonomi ASEAN. menciptakan tekanan pada nilai tukar rupiah,
Pada protokol AFAS ke-8 tersebut, Indonesia sehingga peran JPKI menjadi makin penting.
menegaskan komitmen pada sektor asuransi Pada fora ASEAN+3 upaya penguatan fasilitas
jiwa (diklasifikasikan atas konvensional dan JPKI dilaksanakan melalui amandemen
takaful) –sejalan dengan komitmen Indonesia Chiang Mai Initiatives Multilateralisation
pada World Trade Organization (WTO). (CMIM).4 Amandemen dilaksanakan agar
Proses negosiasi protokol AFAS ke-9 masih fasilitas CMIM sebagai Regional Financial
berlangsung dan ditargetkan selesai pada Arrangement (RFA) makin selaras dengan
akhir 2019. Protokol AFAS ke-9 merupakan fasilitas IMF sebagai Global Financial Safety
protokol terakhir sebelum mekanisme Net (GFSN). Amandemen tersebut dilakukan
liberalisasi ASEAN Trade in Services Agreement dengan memperhatikan prinsip-prinsip utama
(ATISA) yang menganut sistem negative list” pembentukan CMIM sebagai pusat dari jaring
digunakan. pengaman keuangan regional, mencukupi
secara jumlah, dan dapat ditarik secara
Dalam rangka mendukung
cepat. Selain itu, upaya penguatan CMIM
stabilisasi nilai tukar, Bank Indonesia
juga dilakukan melalui pelaksanaan simulasi
(BI) juga terus berkomitmen untuk
(test run) untuk menguji kesiapan operasional
mendukung implementasi penggunaan
CMIM pada semester ke-2 2019.
Local Currency Settlement (LCS) di
kawasan. Salah satu langkah yang dilakukan
adalah melalui penandatanganan Letter of
4.3. Kerja Sama Merespons Fragmentasi
Intent (LOI) untuk mendorong kerja sama
pada Sektor Keuangan
LCS antara BSP dengan BI pada 5 April 2019
di sela pertemuan tingkat Gubernur dan Implementasi reformasi sektor
Menteri Keuangan ASEAN. Implementasi LCS keuangan yang beragam di berbagai
berperan strategis dalam mendukung efisiensi negara menimbulkan financial market
transaksi, mengembangkan pasar mata fragmentation. Menurut FSB, IOSCO, dan
uang lokal, dan pada akhirnya mendukung FATF, tiga faktor penyebab fragmentasi
stabilisasi nilai tukar Rupiah. adalah inkonsistensi waktu dan substansi
agenda reformasi, implementasi agenda
Upaya untuk menjaga stabilitas
reformasi domestik yang memiliki dampak
makroekonomi dan keuangan juga
ekstrateritorial, dan perbedaan pengaturan
dilakukan melalui penguatan Jaring
Pengaman Keuangan Internasional (JPKI)
pada fora ASEAN dan ASEAN+3. Downside 4 Amandemen CMIM Agreement tersebut telah disetujui
oleh Gubernur dan Menteri Keuangan ASEAN+3 pada
risks ekonomi global yang bersumber dari tensi pertemuan bulan Mei 2019.

109
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

antarnegara. BI menyampaikan bahwa melalui penyelenggaraan ASEAN Financial


Indonesia berkomitmen melaksanakan Regulators’ Program on Cyber Resilience yang
reformasi sektor keuangan, dan meminta bertujuan untuk memberi pemahaman terkait
FSB dan Standard Setting Bodies (SSBs) untuk risiko dan tren cyber threat yang dihadapi
memerhatikan tantangan dan kondisi suatu sektor keuangan. BOT juga melaksanakan
negara dalam mengimplementasikan agenda program Bangkok Fintech Fair 2019 yang
reformasi keuangan.5,6 Terkait fragmentasi terdiri dari diskusi panel, technology talk, dan
yang terjadi pada area over the counter (OTC) ASEAN’s Cross-border Innovation & Fintech
derivative, BI akan terus memantau dampak Showcases, yang diikuti 70 pelaku fintech di
dari fragmentasi keuangan untuk mengatasi kawasan.7
kerentanan yang dapat mengemuka, serta
Inovasi teknologi juga menjadi
bersama Kementerian Keuangan dan OJK
fokus pembahasan forum kerja sama
membentuk task force pendalaman pasar
APEC. Di bawah keketuaan Chile, APEC
keuangan, terutama untuk mengatasi
Finance Minister Process (FMP) 2019
permasalahan struktural seperti aspek hukum
mengusung dua tema prioritas yaitu (Pilar
dan struktur pasar.
1) Boosting integration on financial markets
through digital economy; dan (Pilar 2)
Financial inclusion: closing the gap through
4.4. Kerja Sama Merespons Perubahan
digitalization. Pada pertemuan APEC Juli
Struktural di Sektor Keuangan Akibat
2019 telah disampaikan perkembangan
Inovasi Teknologi
penyusunan APEC Economic Policy Report
Perkembangan teknologi yang pesat (AEPR) dengan topik Structural Reform and
menyebabkan peningkatan disrupsi fintech Digital Economy yang merupakan program
dan risiko cyber threat pada era ekonomi dan di bawah Pilar 1. Dalam AEPR 2019 antara
keuangan digital. Upaya untuk meningkatkan lain dibahas mengenai peran ekonomi digital
kapasitas anggota dalam merespons dalam reformasi struktural dan integrasi pasar
perubahan akibat perkembangan teknologi keuangan.
aktif dilakukan oleh fora ASEAN dan EMEAP.
Fora kerja sama APEC juga
Bank of Thailand (BOT) selaku Chairman
menyusun progres Roadmap APEC untuk
ASEAN 2019 menjadikan cyber resilience
Ekosistem Data Layanan Keuangan
sebagai salah satu prioritas keketuaan
(An APEC Roadmap for a New Financial
ASEAN 2019. Salah satunya diwujudkan BOT

7 Pada pertemuan EMEAP tingkat Deputi Gubernur Mei


5 Peraturan/reformasi domestik yang berdampak pada 2019, Working Groups (WGs) on Fintech melaporkan
negara/yurisdiksi lain. berbagai program kerja terkait fintech yang sudah dan
6 Disampaikan pada forum G20 Finance Ministers and akan dilakukan. Selain itu, juga dilaporkan kemajuan
Central Bank Governors pada Juni 2019 di Fukuoka, framework layanan keuangan digital akibat inovasi
Jepang. fintech.

110
Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

Services Data Ecosystem). Roadmap APEC members (Pilar 2). Sejalan dengan hal
tersebut berisi identifikasi hambatan kritikal tersebut APEC juga sedang menyusun Term
dari suatu ekosistem data serta uraian of Reference (TOR) Roadmap on Digital
langkah-langkah dan inisiatif yang dapat Financial Inclusion for APEC Economies,
dilakukan untuk mengatasi hambatan kritikal yang diharapkan dapat membantu members
tersebut. APEC juga sedang menyusun dalam mengidentifikasi peran dari digital
Financial Inclusion Capacity Building Package financial inclusion dalam perekonomian dan
yang memuat informasi mengenai prioritas mengenali tantangan serta opportunities yang
dan tantangan inklusi keuangan pada setiap mengemuka dari digital financial inclusion.

111
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

112

Anda mungkin juga menyukai