Anda di halaman 1dari 8

NAMA KELOMPOK:

1. Aditya Anggara Wijaya (126401213104)


2. Ikhfan Fadilah (126401213112)
3. Meriana Setia Wardhani (126401213121)
4. Miftahul Janah (126401213122)
5. Moudy Nur Widiya (126401213125)
6. Ayu Nabilah (126401213138)

ESAI 1
Nama penulis : Nurul Atqiya

Judul esai : Mahasiswa Dukung Indonesia Berkarakter dengan Gerakan 5M

Alamat situs : https://himapsikafkipunlam.wordpress.com/2016/03/13/tiga-naskah-


esai-pemenang-lomba-esai-mahasiswa-2016/

Tanggal akses : 20 November 2021

Ringkasan isi dari paragraf pendahuluan/pengantar/konteks masalah:

Pada bagian pendahuluan essai ini cukup menarik perhatian pembaca, yang mana dalam
essai ini memuat tentang usaha yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mendukung Indonesia
berkarakter dengan gerakan 5M. Penulis membuat essai ini dengan tujuan untuk
meningkatkan minat pembaca dan mendorong pembaca agar lebih memahami serta
mengetahui pentingnya penanaman karakter yang baik pada setiap individu. Dalam essai ini
penulis mengambil beberapa pernyataan atau gagasan untuk menyusun bagian pendahuluan
yang terdapat pada paragraf 1.

1. Pada paragraf ini, menggunakan cara penjelasan atau gagasan tentang apa itu 5M. Hal
tersebut bisa dilihat pada kalimat, “Salah satu usaha yang dapat dilakukan mahasiswa
sebagai generasi penerus untuk mendukung Indonesia berkarakter yaitu dengan gerakan
5M antara lain menyadari pentingnya karakter, mengembangkan karakter dalam dirinya,
mengamalkan secara konsisten karakter yang baik dalam keseharian, memberikan contoh
(teladan) kepada orang lain, dan mengajak masyarakat untuk mengembangkan karakter
yang baik."
Ringkasan isi paragraf pengembang/badan esai/masalah:

Adapun poin-poin yang dapat diambil, sebagai berikut :

1. Pengertian karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai
tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain. Dengan demikian, karakter merupakan watak atau kepribadian
seseorang dan dapat dibentuk dari lingkungan.
2. Karakter baik apa saja yang diharapkan negara kita? Mengacu pada Undang-undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional, watak atau
karakater yang diharapkan ialah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
3. Jika setiap warga negara kita menjungjung tinggi nilai dan norma serta memiliki karakter
yang kuat, semua orang dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai sebab
karakter yang baik pada setiap individu akan membuatnya melakukan hal-hal yang baik
dan dapat membuahkan hal-hal yang baik pula, tidak akan ada yang namanya
perselisihan, penyimpangan, serta tindakan kriminal.
4. Pada tanggal 30 Januari 2016, Transparency International merilis indeks korupsi negara-
negara dunia tahun 2015 dan Indonesia menempati peringkat 86 dari 168 negara yang
dinilai (www.rmol.co). Akhir-akhir ini kita juga diresahkan dengan kasus LGBT
(Lesbian Gay Biseksual Transgender) yang mulai masuk ke Indonesia dan menyuarakan
persamaan HAM kepada pemerintah di negara kita.
5. Generasi muda khususnya mahasiswa merupakan aset yang akan menentukan bagaimana
kondisi negara ini nantinya, apakah akan tetap berada dalam keterpurukan moral dan
karakter dimana penyimpangan terjadi dimanamana ataukah menjadi negara yang
penduduknya aman, tentram dan sejahtera.

Ringkasan isi paragraf penutup/solusi yang ditawarkan:

Usaha nyata yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk mendukung bangsa Indonesia yang
berkarakter, yaitu melalui gerakan 5M sebagai berikut:

1. Menyadari pentingnya karakter. Mahasiswa harus sadar mengapa karakter itu penting dan
mengetahui akibat apabila karakter yang baik tidak ada dalam dirinya.
2. Mengembangkan karakter dalam dirinya. Banyak nilai-nilai luhur yang bisa
dikembangkan, antara lain kejujuran, kerja keras, keberanian, kepedulian, menghargai
perbedaan, menjaga lingkungan, menghormati orang lain, memegang amanah, bersikap
sopan santun, percaya diri, rajin, dan sebagainya.
3. Mengamalkan secara konsisten karakter yang baik tersebut dalam keseharian.
4. Memberikan contoh (teladan) kepada orang lain. Dengan melakukan perbuatan-perbuatan
yang baik secara tidak langsung kita memberikan teladan kepada orang lain.
5. Mengajak masyarakat untuk menyadari dan mengembangkan karakter yang baik.
Misalkan melalui kegiatan-kegiatan kecil seperti bakti sosial, gerakan peduli lingkungan,
penyuluhan dan sosialisasi pentingnya karakter, maupun kegiatan-kegiatan lain yang
sifatnya mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya karakter dan terus
mengembangkan karakter yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa juga tidak boleh melupakan tugas utamanya yaitu belajar. Dengan bekal-
bekal yang diperoleh selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, karakter yang
mantap serta semangat jiwa muda yang dimilikinya diharapkan mahasiswa dapat memainkan
perannya sebagai agen perubahan, sebagai kaum yang kritis, intelek, dan idealis yang dapat
mengkritisi kondisi yang terjadi pada bangsa kita dan melakukan gerakan-gerakan untuk
memulihkan kondisi yang tidak baik serta mendukung hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur dan cita-cita bangsa kita.

Pola pengembangan paragraf pendahuluan:

Pola pengembangan paragraf yang digunakan pada bagian pendahuluan adalah pola definisi
luas. Pola pengembangan tersebut merupakan pola yang menjelaskan definisi atau gagasan
abstrak yang luas pada suatu hal. Jadi pada pola ini berisikan tentang definisi atau gagasan
tentang apa yang dibahas dalam essai yaitu gerakan 5M. Hal tersebut bisa dilihat pada
kalimat, "gerakan 5M antara lain menyadari pentingnya karakter, mengembangkan karakter
dalam dirinya, mengamalkan secara konsisten karakter yang baik dalam keseharian,
memberikan contoh (teladan) kepada orang lain, dan mengajak masyarakat untuk
mengembangkan karakter yang baik." Pola ini bertujuan untuk memberikan definisi atau
penjelasan mengenai masalah yang dibahas kepada pembaca agar lebih mengerti dan
memahami permasalahan yang dibahas dalam essai tersebut.

Pola pengembangan paragraf penutup:


Pada bagian penutup esai, penulis menggunakan pola pengembangan paragraf yaitu pola
paragraf pertanyaan-jawaban. Pertanyaan sebagai kalimat topik berupa pokok pikiran
kemudian jawabannya dapat berupa definisi yang diungkapkan dalam kalimat pendukung.
Jadi, paragraf dengan pola pengembangan ini dapat diawali dengan kalimat pertanyaan. Hal
tersebut bisa dilihat pada kalimat, “….apa usaha nyata yang bisa dilakukan oleh mahasiswa
untuk mendukung bangsa Indonesia yang berkarakter? Usaha yang bisa dilakukan yaitu
gerakan 5M sebagai berikut. Pertama, menyadari pentingnya karakter….” dan “….apa
langkah berikutnya jika karakter yang mantap sudah ada dalam diri mahasiswa? Langkah
yang keempat ialah memberikan contoh (teladan) kepada orang lain….”

Kelebihan dan kekurangan esai:

Kelebihan:

1. Menggunakan bahasa yang lugas dan ejaan sesuai KBBI menjadikan essai Iebih menarik
dan mudah dipahami hingga akhir.
2. Kata yang digunakan dalam pembuatan essai sangat mudah dipahami dan tidak
membingungkan para pembaca semua kalangan usia.
3. Di dalam essai juga memberikan banyak ilmu dan menambah wawasan tentang
pentingnya karakter.

Kekurangan:

Di dalam essai yang berjudul "Mahasiswa Dukung Indonesia Berkarakter dengan Gerakan
5M" mudah dipahami karena hampir tidak ada kekurangannya.

ESAI 2

Nama penulis : Ghoffar Albab Maarif

Judul esai : Peran Mahasiswa Melalui Gerakan Indonesia Membaca untuk


Mewujudkan Pendidikan Indonesia yang Berkarakter

Alamat situs : https://himapsikafkipunlam.wordpress.com/2016/03/13/tiga-naskah-


esai-pemenang-lomba-esai-mahasiswa-2016/

Tanggal akses : 20 November 2021

Ringkasan isi dari paragraf pendahuluan/pengantar/konteks masalah:


Ada beberapa cara di sini yang diambil pembuat essai untuk menyusun bagian pendahuluan
terdapat pada paragraf 1 paragraf 2 yakni:

1. Pada paragraf pertama , pembuat essai menggunakan kata “demikian” yang dimana kata
demikian berarti kata yang menunjukan sesuatu yang sudah dibicarakan. Hal tersebut bisa
dilihat pada kalimat “demikian sastrawan senior Taufiq Ismail sampaikan dalam sebuah
audiensi dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tahun
2010.” Pada kata kata selanjutnya pembuat essai menambakan ungkapan atau fakta untuk
meyakinkan para pembaca dari keseriusan persoalan yang diambil . Terdapat pada
kalimat” Tragedi nol buku, sebuah ungkapan keprihatinan dari sesorang sastrawan senior
terhadap budaya bangsa ini. Kalimat tersebut lahir dari kontemplasi beliau melihat budaya
baca bangsa ini. Budaya baca yang sangat rendah.” Dan menambahkan fakta atau kalimat
“Keprihatinan Taufiq Ismail tersebut sangat beralasan, didukung oleh sebuah fakta atau
temuan dari berbagai lembaga yang melakukan studi tentang hal tersebut. Programme for
International Student Assessment (PISA) tahun 2009 melakukan studi tentang minat baca
terhadap 65 negara. Dari studi PISA tersebut, Indonesia menempati urutan ke-57 dari 65
negera yang di survei tentang minat baca……...”
2. Pada paragraf ke 2 . pembuat essai Kembali menggunakan pernyataan terkait masalah
yang dimana langsung masuk ke dalam persoalan Hal tersebut terdapat pada kalimat
“Indonesia masih kalah dengan Thailand, yang menempati posisi ke-50. Bila
dibandingkan dengan Jepang, jarak Indonesia semakin lebih jauh. Jepang menempati
posisi ke-8 dalam hasil survei tersebut”. Pada kalimat selanjut nya pembuat essai
menjelaskan tentang peran mahasiswa pada kalimat “Disinilah seharusnya mahasiswa bisa
mengambil peran penting tersebut. Mahasiswa adalah insan akademis yang juga sebagai
makhluk sosial. Ada dua peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam
hal ini minat baca yakni: (1) berperan sebagai petugas knowledge transfer dari dunia
kampus menuju luar kampus dalam upaya mencerdaskan bangsa dalam berbagai bidang
terutama kalangan menengah ke bawah; (2) sebagai pelopor dalam pembentukan
community development untuk memacu dinamisasi kehidupan masyarakat kelas
menengah ke bawah.”

Ringkasan isi paragraf pengembang/badan esai/masalah:

Adapun poin-poin yang dapat diambil, sebagai berikut:


1. Permasalahan tidak diwajibkan nya membaca buku sastra menjadikan kesadaran minat
baca masyarakat Indonesia menurun tentang pentingnya membaca dan berakibat
meninggalkan tradisi membaca yang sudah tertanam sejak lama.
2. Banyak tokoh kemerdekaan bangsa yang memiliki pemikiran yang visioner yang
mendapatkan ide-ide brilian dari intisari buku yang telah mereka baca dan pahami. 70
tahun sudah meninggalkan tradisi membaca berakibat sangat buruk demi keberlangsungan
bangsa kedepannya.
3. Programs for International Student Assessment melakukan analisis dari 65 negara
mengenai minat baca Indonesia menempati nomor 57 dan membuktikan bahwa sannya
minat baca di Indonesia sudah di titik akhir dan bisa saja menghancurkan karakter serta
mentalitas suatu bangsa itu sendiri.
4. Pembentukan budaya membaca perlu dilakukan agar tidak melupakan tradisi serta sebagai
penyelamat bangsa. Dengan "gerakan Indonesia membaca" harapkan mampu menjadi
perubahan yang lebih baik ke dalam tahun-tahun mendatang.
5. Pentingnya buku sebagai pilar di dalam membangun karakter bangsa serta dengan buku itu
sendiri segudang ilmu pengetahuan didapatkan dan memuaskan rasa ingin tahu mengenai
beberapa hal. Akan tetapi buku juga memiliki peran penting dalam berpikir bertutur serta
berbuat dan ikut andil dalam perubahan besar di muka bumi.
6. Pengaruh buku itu sendiri menjadikan arah sebuah peradaban, serta banyak orang peduli
kepada minat baca suatu bangsa segala upaya yang telah dilakukan bertujuan agar minat
baca warga meningkat. Segala stimulus diberikan agar warga ini memiliki minat membaca
sebagai budaya yang telah diterapkan di negara Jepang.
7. Peran mahasiswa sendiri begitu andil dalam mengubah kehidupan bangsa. Sebagai
mahasiswa merupakan suatu tantangan. Ekspektasi dan tanggung jawab yang dipikul
begitu besar dan sebagai generasi muda yang memiliki peranan penting seharusnya
mempunyai planning ataupun persiapan untuk menuju perubahan sebuah bangsanya.
pemahaman yang baik serta kreatif diberikan kepada masyarakat untuk meningkatkan
minat baca masyarakat itu sendiri.
8. Karena pada dasarnya mahasiswa merupakan pribadi yang diharapkan sebagai penentu
berhasil atau tidaknya suatu bangsa dan diharapkan slogan-slogan yang telah melekat di
dalam diri mahasiswa wa ke harus diterapkan terhadap permasalahan minat baca.
9. Adapun beberapa peran mahasiswa menurut Israji yang pertama sebagai petugas
knowledge transfer dari kampus untuk dunia luar di dalam upaya mencerdaskan bangsa
dan dalam berbagai bidang terutama kalangan menengah ke bawah. Lalu yang kedua
sebagai pelopor pembentukan perubahan community development untuk memacu
kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Ringkasan isi paragraf penutup/solusi yang ditawarkan:

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam minat baca yang ada di
Indonesia yaitu:

1. Sadar bahwa membaca itu penting. Ketika seseorang memiliki kesadaran bahwa membaca
itu penting, maka ia berusaha mencapai sesuatu yang diingikannya, begitupun sebaliknya.
2. Intropeksi diri. sebagai seorang mahasiswa harus benar-benar mengintropeksi dirinya,
membenahi dirinya, sehingga dapat memberikan sejumlah ilmu yang telah diperoleh
kepada masyarakat.
3. Melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah. Sebagai mahasiswa peka terhadap
kebijakan pemerintah dan mengajukan suatu pendapat atau solusi untuk meningkat minat
baca yang ada di Indonesia.
4. Sebagai fasilitator, yakni peran mahasiswa dalam memberi pelayanan.
5. Sebagai pelopor dalam pembentukan kelompok baca.
6. Sebagai pembangkit, pendorong dan memfungsikan kembali terhadap kelompok yang
sudah ada di masyarakat tetapi selama ini belum berfungsi.

Jadi mahasiswa yang nantinya menggantikan pemimpin-pemimpin bangsa diharapkan


dapat menjalankan nilai-nilai dan peran mahasiswa tersebut.

Pola pengembangan paragraf pendahuluan:

“Tragedi nol buku, demikian sastrawan senior Taufiq Ismail sampaikan dalam sebuah
audiensi dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tahun
2010. Tragedi nol buku, sebuah ungkapan keprihatinan dari sesorang sastrawan senior
terhadap budaya bangsa ini. Contoh kalimat yang menyatakan definisi lahir dari kontemplasi
beliau melihat budaya baca bangsa ini. Budaya baca yang sangat rendah.”

Pola pengembangan paragraf yang ditemukan pada paragraf di atas tersebut,yaitu pola
pengembangan dengan cara definisi pada data diatas ditemukan adanya ungkapan yang
menunjukan bahwa paragraf tersebut merupakan paragraf definisi . pengembanagannya yaitu
pada kalimat . Tragedi nol buku, sebuah ungkapan keprihatinan dari sesorang sastrawan
senior terhadap budaya bangsa ini. Pada paragraf tersebut kata ungkapan berfungsi untuk
memberikan definisi atau penjelasan terhadap masalah yang sedang dibahas kepada pemabac
agar Lebih mudah memahami dan mengerti permasalahan yang sedang dibahas tesebut.

Pola pengembangan paragraf penutup:

Pada bagian penutup tersebut, pembuat essai menggunakan pola generalisasi yakni paragraf
yang menggunakan pendekatan indukasi dalam kalimatnya. Dalam paragraf generalisasi,
menyajikan pola yang berisi simpulan umum dari beberapa gagasan khusus. Atau, bisa juga
berisi pengembangan dari gagasan yang bersifat umum. Hal tersebut bisa dilihat pada
kalimat, “……beberapa upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan minat
baca di Indonesia, antara lain: 1. Sadar bahwa membaca itu penting. Kesadaran merupakan
sesuatu hal yang sangat penting dalam kelangsungan hidup. Ketika adanya kesadaran
seseorang bahwa membaca itu penting, maka ia berusaha untuk mencapai sesuatu yang.…..”
“Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin
bangsa nantinya sudah saatnya menjalankan nilai-nilai peran dan fungsi mahasiswa sehingga
diharapkan nantinya nilai tersebut bisa menjadi pengontrol kita kelak ketika pada saatnya
menggantikan posisi para pemimpin bangsa.”

Kelebihan dan kekurangan esai:

Kelebihan:

1. Menggunakan bahasa yang lugas dan ejaan sesuai KBBI menjadikan essai lebih menarik
dan mudah dipahami hingga akhir.
2. Kata yang digunakan dalam pembuatan essai sangat mudah dipahami dan tidak
membingungkan para pembaca semua kalangan usia.
3. Di dalam essai terdapat beberapa bukti riset dan solusi yang menunjukkan bahwasanya
negara Indonesia masih kurang dalam hal minat baca.
4. Di dalam essai juga memberikan banyak ilmu dan menambah wawasan terhadap pembaca
akan pentingnya bagi generasi muda untuk membaca buku.

Kekurangan:

Di dalam essai yang berjudul "Peran Mahasiswa melalui Gerakan Indonesia Membaca untuk
Mewujudkan Pendidikan Indonesia yang Berkarakter" ada beberapa istilah dalam bahasa
asing yang masih kurang dimengerti pembaca.

Anda mungkin juga menyukai