Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

Oleh : Eka Intan Aprilyanti


Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri

A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Ilmu Pendidikan Islam
2. Volume :3
3. Nomor :1
4. Halaman : 19
5. Tahun Penerbit : Juni 2017
6. Judul Jurnal : Tantangan Lembaga Pendidikan Islam
7. Nama Penulis : Akmal Hawi

B. ABSTRAK JURNAL
1. Jumlah Paragraf : 1 Paragraf
2. Halaman : Setengah Halaman
3. Ukuran Spasi : 1.0
4. Uraian Abstrak : Abstrak disajikan dalam format bahasa indonesia. Di dalam abstrak sendiri penulis menjelaskan bahwa
penelitian ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian penulis kepada perkembangan lembaga pendidikan islam terkait isu-isu
terkini di dalamnya. Karena penulis beranggapan bahwa lembaga pendidikan islam adalah harapan masyarakat dalam
pembinaan pola hubungan masyarakat yang berakhlakul karimah. Namun, perjuangan yang dilalui lembaga pendidikan
islam untuk sampai ke sana tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak tantangan yang harus dihadapi serta
segera dicarikan solusinya.
5. Keyword Jurnal : Perubahan Sosial, Tantangan Pendidikan Islam.

C. PENDAHULAN JURNAL
Di dalam pendahuluan jurnal, penulis menggambarkan realitas kehidupan global masa kini yang semakin berubah dan
mau tidak mau kita dipaksa ikut dalam perubahan itu. Sekarang ini arus globalisasi tidak terhindarkan. Dimana batas jarak dan
waktu menjadi tiada sebab penggunaan teknlogi. Arus globalisasi ditandai dengan ciri-ciri: menguasai dan mampu
mendayagunakan arus informasi, bersaing, terus- menerus belajar, dan menguasai kemampuan menggunakan berbagai
teknologi. Itulah gambaran era global yang terjadi di depan mata, dan umat manusia harus menghadapinya. Kondisi ini
selanjutnya akan mempengaruhi dunia pendidikan, yang pada gilirannya menjadi tantangan yang harus dijawab oleh dunia
pendidikan khususnya lembaga pendidikan islam. Hal inilah yang menjadi peranan penting. Dengan latar belakang demikian
penulis akan membahas tentang bentuk-bentuk dari tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan islam, serta upaya-
upaya yang dilakukan dalam menghadapi tantangan tersebut.

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Menderkripsikan lembaga pendidikan islam
2. Menderkripsikan tantangan lembaga pendidikan islam
3. Menderkripsikan sikap dalam menghadapi tantangan terhadap pendidikan
4. Menderkripsikan peningkatan mutu pendidikan islam dalam upaya menghadapi tantangan

E. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kajian pustaka yaitu hasil analisa berbagai informasi
konseptual serta data-data kualitatif maupun kuantitatif dari berbagai artikel ilmiah yang terpublikasi sebelumnya. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yang berfungsi sebagai tuntunan dalam mengkaji suatu masalah
penelitian (review of research) (Mulyadi, 2012).

F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Secara keseluruhan di dalam pembahasan, penulis sudah bisa memberikan data sesuai dengan tujuan penelitian yang
dikemukakan yaitu :
1. Lembaga pendidikan islam adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan
perubahan yang dimaksud tentu dilandasi dengan nilai-nilai islam. Jurnal terfokus kepada pendidikan formal namun juga
sedikit menyinggung bentuk pendidikan informal dan nonformal. Lembaga pendidikan islam dalam bentuk formal ini
terdiri dari : pesantren, madrasah, dan perguruan tinggi
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga, karena makin besar kebutuhan anak, maka orang tua
menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam
bentuk mendidik anak. Tugas guru dan pemimpin sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan juga
memberikan bimbingan yang sesuai tuntunan agama.

2. Tantangan lembaga pendidikan ini dilukiskan sebagai perubahan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, budaya, ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang berpengaruh terhadap sistem pendidikan yang sedang berjalan. Beberapa di antaranya
adalah undang-undang yang sering berubah, tren-tren tidak bermoral pengaruh budaya asing, teknologi yang berkembang
sangat cepat, kehidupan ekonomi bangsa yang hari ini tercemari, pola masyarakat yang jumud akibat keliru dalam
memanfaatkan teknologi, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah.

3. Selama ini ada beberapa sikap yang dipegang oleh institusi pendidikan dalam menghadapi tantangan mengelola
lembaganya, sebagai berikut :
a. Sikap acuh tak acuh. Dimana pendirian ini bersifat pesimis dan nostis (masa bodoh) terhadap perubahan sosial di
masyarakat, sehingga tidak menguntungkan bagi dunia pendidikan.
b. Sikap yang mengakui adanya perubahan sosial akan tetapi menyerahkan pemecahan masalah kepada orang lain. Sikap
demikian bersifat moderat dengan latar belakang pandangan bahwa segala perubahan yang ada itu bukan untuk dijawab
oleh lembaga kependidikan,
c. Sikap yang mengidentifikasikan perubahan dan berpartisipasi dalam perubahan itu. Sehingga lembaga Pendidikan
bertugas untuk mengenalkan perubahan-perubahan itu kepada anak didiknya agar mengenal realitas yang ada, serta
mengenal akan metode apa yang baik untuk menanganinya.
d. Sikap yang lebih aktif yang melibatkan diri dalam perubahan sosial dan menjadikan dirinya sebagai pusat perubahan
sosial. Lembaga kependidikan adalah bagian dari masyarakat, karenanya ia harus terlibat dalam perubahan masyarakat.
Perubahan yang sedang terjadi itu dipandang sebagai sesuatu hal yang lebih penting daripada apa yang harus
dipikirkan.

4. Secara umum kondisi lembaga pendidikan islam di indonesia masih ditandai oleh berbagai kelemahan, beberapa di
antaranya:
a. Kelemahan Sumber Daya Manusia (SDM), manajemen, dan dana
b. Belum mengupayakan dengan optimal bagaimana untuk mencetak generasi muslim yang beriman dan bertaqwa
c. Belum berhasil mewujudkan islam sesuai pesan spiritualitas dan filosofis ketauhidan, namun hanya berhenti pada
tataran simbol dan formalitas.
d. Perguruan tinggi islam belum mampu mewujudkan masyarakat yang madani.
e. Output yang dihasilkan jauh berbeda dengan yang diharapkan masyarakat.

Kemudian, berikut upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi tantangan tersebut, sebagai berikut :
a. Mengembangkan tradisi ilmiah di lembaga pendidikan islam. Memadukan tradisi pesantren dengan ilmu pengetahuan
umum secara seimbang. Lembaga pendidikan islam (pesantren) seharusnya dapat tampil ke depan membuat peluang
dengan memadukan keunggulan dalam bidang akhlak dan moral serta ketaatan menjalankan ibadah yang ada pada
system pendidikan di pesantren dengan keunggulan, keterampilan, kreatifitas, dan sebagainya yang ada pada sekolah
umum.
b. Mengaktifkan setiap komponen kurikulum supaya berfungsi lebih maksimal. Pertama, komponen tujuan (insan kamil
yaitu manusia yang beriman, bertakwa dan berilmu). Kedua, komponen materi yaitu isi dan struktur program yang
diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Materi yang dimaksudkan biasanya berupa
bidang-bidang studi dan materinya diuraikan dalam bentuk topik atau pokok bahasan, misalnya : Matematika, IPA,
IPS, Fiqh, Akidah Akhlak, Bahasa Arab, dan sebagainya. Yang ketiga, komponen strategis. Strategi menunjukkan
pada suatu pendekatan, metode dan peralatan mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Strategi harus
dipahami dan dikuasai oleh guru, dan dalam pengaplikasiannya harus tepat dan akurat. Sebab dengan menggunakan
strategi yang tepat dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Keempat, komponen media yaitu alat bantu
yang memudahkan dalam menyampaikan materi kurikulum agar mudah dimengerti dan dikuasai oleh peserta didik
dalam proses pembelajaran. Kelima, komponen evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana hasil proses
pembelajaran telah dicapai. Dan biasanya evaluasi ini berbentuk tes formatif (jangka pendek) dan tes sumatif.(jangka
panjang).
c. Meningkatkan profesionalitas guru. Guru yang professional paling tidak menguasai 3 hal, yaitu : ahli di bidangnya
(menguasai bidang keilmuan, pengetahuan dan keterampilan), memiliki kemampuan pedagogis (menyampaikan
pengetahuan yang dimilikinya secara efisien dan efektif), memiliki kepribadian dan budi pekerti yang mulia (sehingga
dapat menjadi teladan dan motivasi untuk peserta didik mengamalkan ilmunya).
d. Meningkatkan pengelolaan. Perlu upaya untuk mengatasi masalah kelemahan Sumber Daya Manusia (SDM),
manajemen, dan dana. Kekuatan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), mulai dari tenaga pendidik yang unggul,
pengelolaannya yang professional, dan pengembangannya yang handal. Kemudian kekuatan dalam bidang manajemen
yang didukung oleh peralatan teknologi canggih dapat mendukung efisiensi kerja. Selanjutnya kekuatan dalam bidang
dana yang bersumber dari kekuatan lembaga itu sendiri. Misalnya, dana yang masuk dari sumbangan para siswa dapat
dikelola menjadi modal kerja produksi sehingga lembaga tersebut memiliki sumber dana yang tetap.
e. Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana. Dari segi sarana dan prasarana perlu diciptakan dan disediakan berbagai
peralatan yang diperlukan untuk pengamalan ajaran agama, seperti tempat ibadah lengkap dengan peralatannya,
bimbingan shalat berjama‟ah, menciptakan lingkungan agamis, pembudayaan tradisi ke-islaman, perayaan hari-hari
besar islam, apresiasi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam prakteknya yang aktual dan sebagainya

G. KESIMPULAN
Dari penjelasan yang sudah diuraikan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa jika semua yang dilakukan dalam upaya
menghadapi tantangan lembaga pendidikan islam dapat terwujud dan berhasil, maka dapat dipastikan masa depan akan
dikuasai oleh umat islam. Oleh karena itu madrasah atau pondok pesantren harus mampu meningkatkan kualitasnya menjadi
yang unggul, baik dalam bidang tatanan nilai moral maupun dalam bidang keilmuan.

H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


1. Kelebihan
Secara keseluruhan jurnal memiliki kelebihan yang menonjol, jika dilihat dari pembahasan yang secara aktual atau up to
date dalam memberikan gambaran atas tantangan lembaga pendidikan islam dan solusinya. Selain itu, jurnal ini telah
dilengkapi dengan daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian selain penjelasannya lugas dan mudah
difahami, penggunaan font dan ukuran yang tepat membuat jurnal ini semakin enak dibaca.

2. Kekurangan
Terlepas dari kelebihan yang dimilki, jurnal ini tentunya ada beberapa kekurangan yang mengurangi nilai kesempurnaan
dari jurnal ini yaitu belum dijelaskan secara detail tentang masing-masing contoh lembaga pendidikan (madrasah dan
pondok pesantren). Kemudian ada beberapa kekeliruan dalam penulisan frasa bahasa asing yang tidak ditulis miring,
seperti : sector, factor, cultural, survive, trend sex bebas, faximile, social, accelarated learning, system, symbol, social
change, agricultural, dan negative. Selain itu ada satu frasa yang tidak ditulis secara lengkap, yaitu agent of hange yang
seharusnya agent of chance. Kekeliruan selanjutnya terletak pada dalil Al Quran QS. At-Tahrim ayat 6 dan QS Ar Ra’du
ayat 11 yang hanya tertulis transliterasi bahasa indonesianya saja, tanpa sebelumnya tercantum teks bahasa arabnya.

Anda mungkin juga menyukai